Anda di halaman 1dari 9

TITIK BEKU DAN TITIK DIDIH

I. TUJUAN
1. Menunjukkan hubungan antara konsentrasi larutan dengan penurunan titik
beku larutan
2. Menunjukkan hubungan antara konsentrasi larutan dengan kenaikan titik
didih larutan

II. DASAR TEORI


Titik didih suatu larutan adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh itu sama
dengan tekanan atmosfer lingkungan sekitar. Pada keadaan tersebut, akan terjadi
perubahan wujud zat dari cair menjadi gas. Suatu zat cair dikatakan mendidih jika
tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer (tekanan udara luar) di atas
permukaan cairan. Oleh karena tekanan uap larutan zat non-volatil lebih rendah dari
pelarut murninya, maka untuk mendidihkan larutan perlu energi lebih dibandingkan
mendidihkan pelarut murninya. Akibatnya, titik didih larutan akan lebih tinggi
daripada pelarut murninya.
Untuk titik beku, suatu zat dikatakan membeku jika partikel-partikel zat itu
berada dalam kisi-kisi kesetimbangan sehingga tidak terjadi gerakan partikel, selain
getaran di tempatnya. Penambahan zat terlarut non-volatil juga dapat menyebabkan
penurunan titik beku larutan. Gejala ini terjadi karena zat terlarut tidak larut dalam
fasa padat pelarutnya.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat : Bahan :
- Ember plastik - Aquadest
- 7 tabung reaksi dan rak - Larutan urea (CO(NH2)2) 1m
- Pengaduk kaca dan 2m
- Sendok plastik - Larutan gula (C12H22O11) 1m
- Termometer dan 2m
- 7 buah gelas kimia 100 mL - Larutan garam dapur (NaCl)
- Kasa dan kaki tiga 1m dan 2m
- Pembakar spiritus - Es batu
- Garam grasak (kasar)

IV. CARA KERJA


1. TITIK BEKU
- Memasukkan butiran kecil es batu ke dalam ember plastik kurang lebih
sampai ¾ nya.
- Menambahkan 8 sendok garam grasak, lalu mengaduknya.
- Mengisi tabung reaksi dengan aquades sampai setinggi 4cm.
- Memasukkan tabung ke dalam campuran es batu dengan garam.
- Mengaduk aquades dengan pengaduk kaca sampai aquadest membeku.
- Mengeluarkan tabung dari campuran es batu dengan garam sampai
aquades yang sudah menjadi es sedikit mencair.
- Memasukkan termometer ke dalam tabung reaksi dan mengukur
suhunya.
- Mengulangi langkah-langkah tersebut dengan mengganti aquadest
menggunakan larutan urea 1m dan 2m, larutan gula 1m dan 2m, serta
larutan garam daput NaCl 1m dan 2m.

2. TITIK DIDIH
- Menyiapkan gelas kimia 100 mL sebanyak 7 buah, lalu menempelkan
kertas bertuliskan nama larutannya ke masing-masing gelas kimia.
- Mengisi gelas kimia 1 dengan aquadest, sebanyak 25 mL.
- Memanaskan gelas kimia 1 hingga aquadestnya mendidih (kurang
lebih 4 menit), lalu mencatat suhunya.
- Mengulangi langkah tersebut dengan gelas kimia 2-7 yang masing-
masing telah diisi dengan larutan yang berbeda (urea 1m dan 2m,
larutan gula 1m dan 2m, serta larutan garam daput NaCl 1m dan 2m).
V. HASIL PENGAMATAN
1. TITIK BEKU
TITIK BEDA
NO. LARUTAN MOLALITAS BEKU TITIK
(0C) BEKU
1 Aquadest 0 -
2 Larutan Gula 1m - 0,5 0,5
3 Larutan Gula 2m -1 1
4 Larutan Urea 1m -1 1
5 Larutan Urea 2m -2 2
6 Larutan Garam 1m -2 2
7 Larutan Garam 2m -5 5

2. TITIK DIDIH
TITIK BEDA
NO. LARUTAN MOLALITAS DIDIH TITIK
(0C) DIDIH
1 Aquadest 90 -
2 Larutan Gula 1m 92 2
3 Larutan Gula 2m 95 5
4 Larutan Urea 1m 91 1
5 Larutan Urea 2m 94 4
6 Larutan 1m 95 5
Garam
7 Larutan 2m 99 9
Garam

VI. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


Sifat koligatif larutan adalah suatu sifat larutan yang tidak bergantung pada
macamnya zat terlarut, tetapi semata-mata hanya bergantung pada banyaknya mol
partikel dan jumlah dari pelarut yang ada. Titik didih suatu cairan adalah suhu pada
saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar. Biasanya yang
dimaksud dengan titik didih adalah titik didih normal, yaitu titik didih pada tekanan
udara luar 1 atm. Titik didih normal air adalah 100°C. Titik beku adalah suhu pada
saat larutan mulai mambeku pada saat tekanan udara luar sama dengan 1 atm. Titik
beku normal air adalan 0°C. Jika air murni didinginkan pada suhu 0°C, maka air
tersebut akan membeku dan memiliki tekanan luar sebesar 1 atm. Tetapi, bila
kedalamnya dilarutkan zat terlarut yang sukar menguap, maka pada suhu 0°C belum
membeku dan tekanan luarnya akan lebih kecil dari 1 atm.

A. TITIK BEKU
Untuk uji titik beku, dalam ember plastik dimasukkan es batu hingga hampir
penuh lalu dicampurkan dengan garam grasak. Penambahan garam disini
merupakan salah satu penerapan dari sifat koligatif larutan. Garam berfungsi
sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga es batu tidak cepat
mencair, karena apabila tidak ada penambahan garam pada es batu, suhu di dalam
es batu akan lebih tinggi dari 0°C (yaitu pada saat es berubah menjadi cair). Pada
percobaan ini kita mengetahui adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah
menguap sehingga tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut
murni.
1. Aquades
Aquades atau air suling yang diuji memiliki titik beku kurang lebih 0°C.
2. Larutan gula 1 m 5. Larutan gula 2 m
Analisa perhitungan: Analisa perhitungan:
∆Tf = m . Kf . i ∆Tf = m . Kf . i
= 1 . 0,52 . 1 = 2 . 0,52 . 1
= 0,52°C = 1,04°C
Tf = 0 - 0,52 = -0,52°C Tf = 0 - 1,04 = -1,04°C
Hasil pengukuran: -0,5°C Hasil pengukuran: -1°C
3. Larutan urea 1 m 6. Larutan urea 2 m
Analisa perhitungan: Analisa perhitungan:
∆Tf = m . Kf . i ∆Tf = m . Kf . i
= 1 . 0,52 . 1 = 2 . 0,52 . 1
= 0,52°C = 1,04°C
Tf = 0 - 0,52 = -0,52°C Tf = 0 - 1,04 = -1,04°C
Hasil pengukuran: -1°C Hasil pengukuran: -2°C
4. Larutan NaCl 1 m 7. Larutan NaCl 2 m
Analisa perhitungan: Analisa perhitungan:
∆Tf = m . Kf . i ∆Tf = m . Kf . i
= 1 . 0,52 . 2 = 2 . 0,52 . 2
= 1,04°C = 2,08°C
Tf = 0 - 1,04 = -1,04°C Tf = 0 - 2,08 = -2,08°C
Hasil pengukuran: -2°C Hasil pengukuran: -5
Sehingga melalui perhitungan dan pengukuran, bisa diketahui bahwa
penambahan zat lain ke dalam aquades akan menurunkan titik beku. Apabila zat itu
merupakan elektrolit, penurunan titik bekunya akan semakin besar.

B. TITIK DIDIH
Untuk uji titik didih, pertama kami mendidihkan aquades dengan spiritus
lalu mengukur suhunya. Setelah itu kami mendidihkan larutan-larutan lain dan
mengukur suhunya ketika mendidih.
1. Aquades
Aquades atau air suling yang diuji memiliki titik didih kurang lebih 90°C.
2. Larutan gula 1 m 5. Larutan gula 2 m
Analisa perhitungan: Analisa perhitungan:
∆Tb = m . Kb . i ∆Tb = m . Kb . i
= 1 . 1,86 . 1 = 2 . 1,86 . 1
= 1,86°C = 3,72°C
Tb = 90 + 1,86 = 91,86°C Tb = 90 + 3,72 = 93,72°C
Hasil pengukuran: 92°C Hasil pengukuran: 95°C
3. Larutan urea 1 m 6. Larutan urea 2 m
Analisa perhitungan: Analisa perhitungan:
∆Tb = m . Kb . i ∆Tb = m . Kb . i
= 1 . 1,86 . 1 = 2 . 1,86 . 1
= 1,86°C = 3,72°C
Tb = 90 + 1,86 = 91,86°C Tb = 90 + 3,72 = 93,72°C
Hasil pengukuran: 91°C Hasil pengukuran: 94°C
4. Larutan NaCl 1 m 7. Larutan NaCl 2 m
Analisa perhitungan: Analisa perhitungan:
∆Tb = m . Kb . i ∆Tb = m . Kb . i
= 1 . 1,86 . 2 = 2 . 1,86 . 2
= 3,72°C = 7,44°C
Tb = 90 + 3,72 = 93,72°C Tb = 90 + 7,44 = 97,44°C
Hasil pengukuran: 95°C Hasil pengukuran: 99°C
Sehingga melalui perhitungan dan pengukuran, bisa diketahui bahwa
penambahan zat lain ke dalam aquades akan menaikkan titik beku. Apabila zat itu
merupakan elektrolit, kenaikan titik didihnya akan semakin besar.

Ternyata dari analisa, terdapat beberapa hasil mengukur yang kurang pas
dengan hasil perhitungan. Hasil perhitungan dan pengukuran yang kurang sesuai
itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Ketidaktelitian saat mengukur.
2. Proses pendidihan dan pembekuan masing-masing larutan tidak sama
dilihat dari parameter yang tidak sama, sehingga dalam pengukuran titik
beku tidak diperoleh data yang akurat.
3. Kadar kemurnian larutan tercampur sehingga titik didih larutan tidak
mencapai 100°C mungkin disebabkan alat dan bahan yang dicuci kurang
steril.
4. Termometer yang digunakan belum dalam keadaan yang stabil, misalnya
ketika mengukur suhu larutan, besar kemungkinan terjadi penambahan suhu
dari dimana ketika tabung reaksi dikeluarkan dari es lalu terkena suhu luar
atau suhu tangan kita sendiri serta terjadi kekurang telitian dalam
pembacaan skala termometer.
5. Untuk titik beku, kemungkinan lainnya adalah es batu yang digunakan telah
mencair, sehingga memperlambat proses pembekuan larutan.
VII. PERTANYAAN
1. Bagaimana titik beku larutan dibanding titik beku pelarut murni? Lebih
tinggi, lebih rendah, atau sama?
 Titik beku larutan lebih rendah dibanding titik beku pelarut murni.
2. Bagaimana pengaruh molalitas larutan gula terhadap titik beku larutan dan
penurunan titik beku larutan?
 Semakin besar molalitas larutan gula, maka titik bekunya semakin
rendah.
3. Bagaimana pengaruh molalitas larutan urea terhadap titik beku larutan dan
penurunan titik beku larutan?
 Semakin besar molalitas larutan urea, maka titik bekunya semakin
rendah.
4. Bagaimana pengaruh molalitas larutan NaCl terhadap titik beku larutan
dan penurunan titik beku larutan?
 Semakin besar molalitas larutan NaCl, maka titik bekunya semakin
rendah.
5. Pada kemolalan yang sama, bagaimana pengaruh larutan NaCl (elektrolit)
dibandingkan dengan pengaruh larutan urea (non elektrolit) terhadap titik
beku larutan dan penurunan titik beku larutan?
 Lebih besar, karena larutan NaCl merupakan elektrolit yang memiliki
faktor Van Hoff.
6. Sebutkan faktor-faktor yang menentukan harga penurunan titik beku
larutan!
 Molalitas larutan campuran (dipengaruhi besar massa, massa molekul
relatif, massa pelarut) dan jenis larutan tersebut (elektrolit/non
elektrolit) serta konstanta titik beku dimana larutan itu dilarutkan.
7. Bagaimana titik didih larutan dibanding titik didih pelarut murni (lebih
tinggi, lebih rendah, atau sama)?
 Titik didih larutan lebih tinggi dibanding titik didih pelarut murni.
8. Bagaimana pengaruh molalitas larutan gula terhadap titik didih larutan dan
kenaikan titik didih larutan?
 Semakin besar molalitas larutan gula, maka titik didihnya semakin
tinggi.
9. Bagaimana pengaruh molalitas larutan urea terhadap titik didih larutan dan
kenaikan titik didih larutan?
 Semakin besar molalitas larutan gula, maka titik didihnya semakin
tinggi.
10. Bagaimana pengaruh molalitas larutan NaCl terhadap titik didih larutan
dan kenaikan titik didih larutan?
 Semakin besar molalitas larutan gula, maka titik didihnya semakin
tinggi.
11. Sebutkan faktor-faktor yang menentukan harga kenaikan titik didih
larutan!
 Molalitas larutan campuran (dipengaruhi besar massa, massa molekul
relatif, massa pelarut) dan jenis larutan tersebut (elektrolit/non
elektrolit) serta konstanta titik didih dimana larutan itu dilarutkan.

VIII. KESIMPULAN
Melalui percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Konsentrasi larutan berpengaruh terhadap penurunan titik beku. Semakin
besar konsentrasinya, semakin besar penurunan titik beku larutan
dibanding pelarut murni.
2. Konsentrasi larutan berpengaruh terhadap kenaikan titik didih. Semakin
besar konsentrasinya, semakin besar kenaikan titik didih larutan dibanding
pelarut murni.
3. Selain konsentrasi, jenis larutan yaitu elektrolit dan non elektrolit juga
mempengaruhi kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan.
DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Anonim. Sifat Koligatif Larutan. (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sifat_koligatif_larutan, diakses pada Minggu, 15
September 2013 pukul 08.40).
Cassiopeia Yun. Laporan Kenaikan Titik Didih Larutan. (Online),
(http://humanosinalma.blogspot.com/2013/04/laporan-kenaikan-titik-didih-
larutan_6.html, diakses pada Minggu, 15 September 2013 pukul 08.50).

Anda mungkin juga menyukai