Anda di halaman 1dari 13

01/12/2020

Volume Molar Parsial

Volume molar parsial


• Volume molar parsial dapat diartikan suatu kontribusi sebuah
komponen terhadap volume sampel dengan volume totalnya.
• Volume molar parsial suatu campuran dapat berubah – ubah
komponennya tergantung pada komposisi campuran tersebut.
• Perubahan lingkungan dan gaya – gaya antara molekul suatu
campuran itu sendiri yang dapat menyebabkan variasi sifat
termodinamika campuran jika berubah komposisinya

1
01/12/2020

• Misalkan air murni ditambahkan 1 mol H2O, maka volumenya


bertambah 18 cm3. Jadi 18 cm3/mol merupakan volume molar air
murni.
• Jika 1 mol H2O ditambahkan ke etanol perubahan volumenya adalah
14 cm3.
• Perbedaan kenaikan volume antara air dan molekul
disebabkan berbedanya volume molar.
• Pada dasarnya volume yang ditempati air bergantung pada molekul –
molekul yang mengelilinginya.
• Sehingga H2O dikelilingi oleh etanol, hal inilah yang
menyebabkan etanol hanya menempati ruang sebesar 14 cm3.
• Jadi volume molar parsial air dalam etanol adalah volume campuran
yang dianggap dari satu komponen

Volume molar
• Sejumlah air murni pada 298,16 K dan 1 atm. Kerapatan air
pada keadaan ini adalah ρ = 0,997 g cm-3.

• Untuk mencari volum molar (volum 1 mol zat) dari data kerapatan maka
massa yang digunakan adalah massa molar, M, massa dari 1 mol zat
tersebut. Untuk air (H2O) massa molarnya adalah 18,0 g/mol sehingga
volum molar air murni, V*m pada 298,16 K dan 1 atm adalah :

2
01/12/2020

• Jika kita tambahkan 1 mol air pada sejumlah air maka volumnya akan
bertambah sebesar 0,018 liter.
• Peningkatan volum ini sesuai dengan volum
molar air. Volum suatu zat merupakan besaran ekstensif, akan tetapi volum
molarnya adalah besaran intensif.
• Oleh karena itu, berapa pun jumlah air
yang kita miliki, volum molarnya pada 298,16 K dan 1 atm berharga sama,
yakni 0,018 liter.

• Hal yang berbeda akan terjadi jika Anda memasukkan 1 mol (0,018 L)
air pada sejumlah besar etanol.
• Peningkatan volum yang terjadi hanya 0,014 liter.
• Volum sebesar 0,014 liter ini merupakan volum molar parsial dari air
dalam etanol pada komposisi tertentu, yakni, volume dari 1 mol air
dalam sejumlah besar etanol pada komposisi tersebut.
• Demikian pula jika Anda menyimak dan meninjau sejumlah besar
etanol pada 298,16 K dan 1 atm, dengan kerapatan ρ = 0,785 g cm–3
maka kalau Anda tambahkan 1 mol etanol ke dalamnya, terjadi
pertambahan volum sebesar 58,7 cm3 = 0,0587 liter, yakni sesuai
dengan volum molar etanol pada kondisi tersebut. (Metanol = 46,1g
mol–1).
• Akan tetapi, apabila 1 mol etanol ini (0,0589 L) Anda tambahkan pada
sejumlah besar air, peningkatan volum yang terjadi hanya 0,0542 liter.
• Jadi, volum molar parsial dari etanol pada komposisi tersebut adalah
0,0542 liter.

3
01/12/2020

• Dari uraian di atas, dapat simpulkan bahwa volum total dari suatu
larutan yang mengandung dua komponen tidak dapat dituliskan
sebagai penjumlahan dari volum masing-masing komponen A dan B,
jadi:

V ≠VA + VB

Voluma molar parsial (VA , VB)


Misal : Dalam campuran VA dan VB dari zat A dan zat B

 dV   dV 
VA =( ) VB = ( ) (1)
 dnA p,T,nB  dnB p,T,n A

Untuk campuran : dV = VA dnA + VB dnB (2)


(3)
Vcampuran = n AVA +nBVB

ket : V A , V B : volume molar parsial A


dV : perubahan volume campuran
dn A : perubahan mol A

Bila terjadi perubahan komposisi : Vcamp = 0, nAVA = -nBVB


Artinya : bila VA bertambah maka VB akan berkurang

4
01/12/2020

• Contoh jika 50,0 cm3 air dicampurkan dengan 50,0 cm3 etanol
pada 20oC dan 1 atm, ternyata volum larutan yang diperoleh bukan
100 cm3 melainkan hanya 96,5 cm3 .
• Perbedaan ini disebabkan oleh karena ada perbedaan gaya
antarmolekul dalam larutan dan dalam komponen murninya, dan
adanya perbedaan penataan molekul dalam larutan dan dalam
komponen murninya yang disebabkan oleh perbedaan ukuran dan
bentuk molekul dari komponen yang dicampurkan.

• Oleh karena volum molar parsial bergantung pada komposisi larutan


maka volum molar parsial suatu komponen lalu didefinisikan sebagai
perubahan volum suatu larutan jika 1 mol komponen tersebut
dilarutkan pada T dan P tetap ke dalam sejumlah besar larutan
dengan komposisi tertentu yang dengan penambahan komponen
tersebut komposisinya tidak berubah.

5
01/12/2020

Contoh : Gbr A,
18;0,88
dicampurkan 1 mol
H2O = 18 cm3, VH2O =
18 cm3 dengan 1 mol
etanol = 58 cm3 ,
Vetanol = 58 cm3
V molar air akan
53,6;0,12
berkurang bila ditambah
0,8
Fraksi mol H2O
0,6 0,4 0,2
etanol karena untuk
campuran 1 mol
molekul2 air sangat
Kurva A : Hubungan mol fraksi sedikit bila dibandingkan
dengan volume molar dengan etanol
komponen air dan ethanol

VA : volume molar parsial air


VB : volume molar parsial
etanol
X : mol raksi

1. 70 cm3 air dicampur dengan 30 cm3 etanol, kerapatan


masing-masing 0.999 gcm-3 dan 0.785 gcm-3. Bila Mr air
18 g/mol dan etanol 46.1 g/mol. Tentukan volume molar
masing-masing komponen dan V campuran

18;0,88

53,6;0,12

Fraksi mol H2O


0,8 0,6 0,4 0,2

6
01/12/2020

g ρ.V
jawab : n = , ρ = g sehingga n =
Mr V Mr
0.999g.cm3 .70cm3 0.785g/cm3 .30cm3
n air = = 3.88mol ; n etanol = = 0.51mol
18 g/mol 46.1g/mol
3.88 dan xeta nol = 1 0.88 =0.12
x air = = 0.88
3.88 + 0.51

Dari kurva A :
Untuk xair : 0.88  Vair = 18 cm3mol-1 ; Xet : 0.12  Vet = 53.6
cm3mol-1
Vcamp : nair Vair + net Vet
: 3.88 mol x 18 cm/mol + 0.51mol x 53.6 cm3/mol
: 97.3 cm3

2. Campuran larutan A (Mr = 58,08 g/mol) dan B (Mr


=119,4 g/mol) fraksi mol B = 0,4693, Valume molar parsial
A dan B adalah 74,166 cm3 mol -1 dan 80,235 cm3 mol -1 ,
hitung volume larutan yang massanya 1000 g
Jawab : nA MrA + nB MrB = 1000 g

nA
XA = → X A (n A + n B ) = n A → X nA + XA nB =nA
nA +nB
A

n A - XA n A = XA n B
XA
nA = n B → X B = 0,4693→ X A = 0,5307
XB
XA
n B MrA + nB MrB = 1000 g
XB

nB = 5,40 mol nA = 6,11 mol


Vcamp = nA VA + nB VB
Vcamp = 6,11 mol x 74,166 + 5,40 x 80,235 =
886,42 cm3

7
01/12/2020

b. Fungsi Gibbs molar parsial (Gm)

Kuantitas molar yang lain adalah Fungsi Gibbs


molar parsial dengan nama lain : potensial kimia (μ)
Gm = μ = G/n
G = Gm n = n μ (4)
Pada campuran biner : mis : komponen A dan B
Fungsi Gibbs total campuran :
G = n A μ A + nBμB (5)
nA, nB = mol A dan B pada komposisi campuran
μA, μB = pot. kimia A dan B pada komposisi campuran
Bila terjadi perubahan komposisi
n A μ A + nBμB = 0
→ ∑n j d μ j = 0 Pers Gibbs Duhem (6)

…….Kuantitas molar parsial

nAdμA = - nBdμB
Artinya :
Dalam larutan biner perubahan kimia tidak bisa bebas ,
kuantitas molar parsial suatu komponen sangat
tergantung pada komposisinya saat itu yaitu bila salah
satu komponen bertambah yang lain berkurang.
Akibatnya :
Untuk volume molar parsial Vj dalam campuran biner juga
berlaku
∑njdVj = 0
Karena nAdVA = -nBdVB
(bila vol molar parsial A bertambah, B akan berkurang)

13

8
01/12/2020

VOLUME MOLAR PARSIAL NEGATIF

Contoh :
Vol molar parsial MgSO4
dalam air = -1.4 cm3/mol
Artinya :
Vm dan Sm selalu positif
Penambahan 1 mol
tetapi : kuantitas molar
MgSO4 kedalam suatu
parsialnya tidak selalu
volume air akan
positif.
mengurangi volume air
sebesar 1.4 cm3 (terjadi
penyusutan)

Parameter termodinamika yang berhubungan dengan perubahan


komposisi dalam pencampuran adalah :

∆Gcamp ∆Scamp ∆Hcamp ∆Vcamp ∆Ucamp

Perubahan dalam
campuran menuju kepada
perubahan komposisi
spontan

9
01/12/2020

Misal :Gas ideal A dan B dicampur pada p,T = konstan


Mula-mula :

A(p,T, nA) B(p,T, nB)

GA =nAμA GB= nB μB
p
=nA [ μA+RT ln
p
] =nB [ μB +RT ln ]
p
o po

 p   p
G i = G to t = n A  μ A o + R T l n o  + n B  μ B o + R T l n o 
 p   p 

Saat sekat dibuka :


▪ Terjadi pencampuran gas → Gcamp < 0
▪ Masing-masing gas memberikan tekanan parsial pA dan pB
▪ Saat itu po = tekanan gas murni = 1 atm
 p   p 
GA = n A  μ A + RTln Ao  G B = n B μ B + RTln oB 
 p   p 
 o pA   o pB 
G f = G tot = n A  μ A + RTln o  + n B  μ B + RTln o 
 p   p 
pA p
Gcamp = G f - G i = n A RT ln + n B RT ln B (7)
p p
Untuk menentukan pA, pB
pA
Hukum Raoult : pA = XA.p camp → X A =
p cam p → pcamp = p
pB
pB = XB.pcamp → X B =
p ca m p Rumus p,T konstan
∆Gcamp= - ,
G camp = nX A .RT ln X A + nX B .RT ln X B pencamp gas spontan

G cam p = nRT X A ln X A + X B ln X B  (7a)

10
01/12/2020

Catatan :
Rumus (7a) dipakai untuk camp gas tekanan sama
Rumus (7) dipakai untuk tekanan berbeda , pakai hkm
Raoult untuk mencari pA dan pB

7. a. Diket : Pada 25°C

∆Gcamp = nRT [XA ln XA + XB ln XB]

∆Gcamp = (3+1)mol x 0.082 l.atm.mol-1K-1 x (25+ 273K)(3/4 ln3/4 + 1/4


ln1/4)

= 97.74 (-0.216 -0.347)

= 97.74 x -0.56

= -54.98 l.atm

7. b. Diket : Pada 25°C, p gasA dan B berbeda


Gas A Gas B
n = 3 mol n = 1 mol
19
p = 1 atm p = 3 atm
pA pB
 G ca m p = n A RT ln + n B RT ln
p p
Vcamp = n A VA + n BVB
-1
RT RT 3 RT 1RT 10 molatm RT
= nA + nB = + =
p p 1 3 3
n RT 3 atm
p camp = = 4 mol RT x = 1.2 atm
Vcamp 10 mol RT
p A = x A . p camp pB = x B . pcamp

= 0.75 x 1.2 atm = 0,9 atm = 0.25 x 1.2 atm = 0.3 atm

0.9 0.3
G camp = 3 mol x RT ln + 1 mol x RT ln
1 3
= -6,5 kJ

11
01/12/2020

HukumThermodinamika: 
dG 
 = −S
 dT  p,n
 ΔG c a m p 
→ ΔS c a m p = -   (7b)
T
 ΔS camp

 
= − n R x A l n x A + x B l n xB  (8)
Artinya : Bila ΔS > 0 → gas tersebar kedalam gas lain
Untuk contoh 7.b :
 ΔG c a m p 
→ ΔS c a m p = -  = 6,5 kJ = + 22 J K -1
T 
  298 K

c. Entalpi (∆H), ∆V dan ∆U


campuran.
21

Rumus dasar : ∆G = ∆H - T ∆S
Untuk campuran gas :
∆Hcamp = ∆Gcamp + T . − G
T
∆Hcamp = 0

 d G  Gas ideal dG tidak


= Vm tergantung pada tekanan
 dp  T

∆Vcamp = 0

∆Hcamp = ∆Ucamp + p ∆Vcamp = ∆Ucamp + p.0 = 0

∆Ucamp = 0
Pada p,T → ∆Hcamp , ∆Ucamp dan ∆Vcamp = 0

12
01/12/2020

∆Gcamp ∆Scamp ∆Hcamp ∆Vcamp ∆Ucamp

13

Anda mungkin juga menyukai