Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA KOORDINASI

ACARA 2

(PEMBENTUKAN SENYAWA KOMPLEKS LIGAN KHELAT)

DISUSUN OLEH:

NAMA : DIANA APRILIA

NIM : K1A018032

KELAS :B

ASISTEN : ADES OKTAVIANI

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2020
PEMBENTUKAN SENYAWA KOMPLEKS LIGAN KHELAT

I. TUJUAN
Mempelajari pembuatan senyawa kompleks Nikel dengan ligan khelat
etilendiamin dan oksalat.

II. LATAR BELAKANG


Senyawa koordinasi merupakan salah satu senyawa yang memegang
peranan penting dalam kehidupan manusia. Senyawa kompleks nikel telah
terbukti dapat digunakan pada proses katalitik dalam beberapa reaksi organik.
Senyawa kompleks yang bisa dijadikan katalis harus memiliki sifat yang stabil.
Salah satu senyawa kompleks yang stabil adalah senyawa kompleks yang
membentuk khelat. Nikel etilendiamin merupakan senyawa kompleks yang
memiliki tingkat kestabilan cukup tinggi(Lailis dan Murwani, 2010). Oleh karena
itu pada percobaan ini akan mempelajari pembuatan senyawa kompleks nikel
dengan ligan khelat etilendiamin dan asam oksalat.

III. DASAR TEORI


Senyawa koordinasi atau senyawa kompleks dapat didefinisikan sebagai
senyawa yang tersusun atas atom pusat yang mengikat secara koordinasi sejumlah
molekul netral. Molekul netral yang terikat pada atom pusat dalam suatu ion
kompleks dinamakan dengan Ligan. Ligan berperan sebagai donor pasangan
elektron dan atom pusatnya berperan sebagai aseptor pasangan elektron. Senyawa
kompleks apabila senyawa bermuatan listrik disebut juga sebagai ion kompleks.
Ligan yang mempunyai lebih dari satu atom donor disebut dengan ligan khelat,
contohnya etilendiamin dan oksalat(Day dan Selbin, 1993).
Teori ikatan dalam senyawa-senyawa kompleks mula-mula diperkenalkan
oleh Lewis Sidwich. Teori ini digagalkan karena tidak dapat menjelaskan bentuk
geometri senyawa-senyawa kompleks. Tiga teori kemudian muncul, salah satunya
yaitu teori Medan Ligan. Teori medan ligan menjelaskan pembentukkan kompleks
atas dasar elektrostatik yang diciptakan oleh ligan-ligan terkoordinasi di sekeliling
bulatan sebelah dalam dari atom pusat. Medan ligan menyebabkan pengurangan
tingkat energi orbital-orbital di atom pusat yang kemudian menghasilkan energi
untuk menstabilkan kompleks itu(Vogel, 1990).
Senyawa kompleks terbentuk atas dua rumus umum, yaitu pertama ion
pusat menerima elektron sehingga membentuk orbital yang stabil dan tiap orbit
yang stabil ini memiliki sepasang elektron dengan spin yang berlawanan. Kedua
ion pusat menerima molekul-molekul koordinasi yang cukup sehingga molekul-
molekul yang mengelilingi ion pusat tadi membentuk struktur yang simetris.
Senyawa koordinasi terbentuk dari reaksi antara asam lewis (atom logam atau ion
logam) dengan basa lewis (ligan netral atau ligan negatif). Atom logam dalam
senyawa kompleks berfungsi sebagai atom pusat yang dikelilingi oleh ligan.
Ikatan antara atom pusat dengan ligan-ligan merupakan ikatan kovalen koordinasi
dengan semua elektron yang digunakan untuk membentuk ikatan berasal dari
ligan-ligan(Effendy, 2007).
Ethylenediamine merupakan senyawa organik dengan rumus C2H4(NH2)2.
Cairan tak berwarna dengan bau seperti amonia ini adalah amina yang sangat
basa. Ethylenediamine adalah ligan pengkhelat bidentat yang dikenal untuk
senyawa koordinasi, dengan dua atom nitrogen menyumbangkan pasangan
elektron bebasnya. Senyawa ini sering disingkat "en" dalam kimia anorganik.
Turunan terkait dari ethylenediamine termasuk asam ethylenediaminetetraacetic
(EDTA), tetramethylethylenediamine (TMEDA), dan tetraethylethylenediamine
(TEEDA)(Cotton dan Wilkinson, 1976).
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan
nama lain asam etanadioat. Senyawa ini merupakan asam organik yang relatif
kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Banyak ion logam yang
membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat, contohnya adalah
Oksalatonikel (NiOOC-COONi). Oksalatonikel adalah golongan senyawa yang
mengandung nikel yang dikomplekskan oleh gugus oksalat. Oksalat disini
berfungsi sebagai ligan bidentat(Cotton dan Wilkinson, 1976).
IV. METODOLOGI PERCOBAAN
4.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu gelas beker, batang
pengaduk, dan gelas arloji.
Bahan kimia yang digunakan dalam percobaan ini adalah
etilendiamin, asam oksalat, NiCl2.6H2O, dan etanol.

4.2. Cara Kerja


1. Sebanyak 0,5 g NiCl2.6H2O dilarutkan dalam 5 mL etanol (jika sukar
larut, dipanaskan dalam penangas air), pecobaan ini dilakukan secara
diplo (Larutan I ).
2. Sebanyak 0,5 g Asam oksalat dilarutkan dalam 10 mL akuades (Larutan
II).
3. Larutan II ditambahkan ke dalam larutan I, lalu diamati yang terjadi .
4. Sebanyak 1 mL etilendiamin ditambahkan ke dalam Larutan I, diamati
yang terjadi.
5. Endapan dicuci dengan etanol :air (1:1) .
6. Endapan yang terbentuk disaring dan dikeringkan.
7. Hasil yang diperoleh ditimbang dan hitung rendemennya.

4.3. Skema Kerja


(Terlampir)
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Data percobaan

PERLAKUAN PENGAMATAN
1. Sebanyak 0,5 g NiCl2.6H2O dilarutkan - Massa = 0,5 g
dalam 5 mL etanol (Larutan I ). - Larutan tidak hijau.
2. Sebanyak 0,5 g Asam oksalat dilarutkan - Massa = 0,5 g
dalam 10 mL akuades (Larutan II). - Larutan tidak berwarna.
3. Larutan II ditambahkan ke dalam larutan - Larutan berwarna hijau tosca.
I, lalu diamati yang terjadi (Larutan Ia)
4. Sebanyak 1 mL etilendiamin - Larutan berwarna ungu.
ditambahkan ke dalam Larutan I, diamati
yang terjadi (Larutan Ib)
5. Endapan dicuci dengan etanol: air (1:1). - Larutan Ia: endapan berwarna
6. Endapan yang terbentuk disaring dan biru muda.
dikeringkan. - Larutan Ib: endapan berwarna
7. Hasil yang diperoleh ditimbang dan ungu.
hitung rendemennya.
5.2. Pembahasan
Senyawa kompleks adalah senyawa yang terjadi karena adanya
ikatan kovalen koordinasi antara logam transisi dengan satu atau lebih ligan.
Ikatan koordinasi terbentuk antara pasangan elektron bebas yang dikenal
sebagai ligan dan akseptor pasangan elektron yang dapat berupa atom atau
ion logam. Atom logam dalam senyawa kompleks berfungsi sebagai atom
pusat yang dikelilingi ligan. Berdasarkan teori Asam-Basa Lewis, maka
atom pusat bersifat sebagai asam lewis sedangkan ligan berberan sebagai
basa lewis. Atom pusat „wajib‟ untuk bisa menerima pasangan elektron
bebas, sementara ligan „wajib‟ memiliki pasangan elektron bebas untuk
didonorkan dan digunakan secara bersama membentuk ikatan kovalen
koordinasi dengan atom pusat(Day dan Selbin, 1993).
Atom pusat (logam) yang nantinya membentuk senyawa kompleks
adalah logam-logam transisi karena memiliki peluang untuk bisa
menangkap pasangan elektron bebas. Donasi pasangan elektron ligan
kepada ion logam pusat menghasilkan ikatan kovalen koordinasi sehingga
senyawa kompleks disebut juga senyawa koordinasi. Senyawa kompleks
melarutkan asam dan basa lewis. Ion atau atom pusat penerima pasangan
elektron bebas yang disumbangkan oleh ligan disebut asam lewis. Ligan
mempunyai paling sedikit sepasang elektron bebas yang disumbangkan
kepada ion atau atom pusat. Reaksi asam-basa lewis daat dituliskan sebagai
berikut(House, 2008):
A + :B → A:B
Asam Basa Senyawa kovalen koordinasi
Ligan berdasarkan jumlah donor pasangan elekton yang
dimilikinya, dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu Ligan Monodentat,
Ligan Bidentat, dan Ligan Polidentat. Ligan monodentat hanya memiliki
satu donor pasangan elektron seperti H2O, NH3 dan CO. Ligan Bidentat
memiliki dua donor pasangan elekton, biasanya berupa senyawa netral atau
anion (seperti oksalat, karboksilat, ion glisinat dan lain lain). Ligan
Polidentat mempunyai lebih dari dua donor pasangan elektron. Ligan
polidentat dinamakan dengan nama lain tergantung pada jumlah donor
pasangan elektron yang disumbangkan, seperti tridentat, tetradentat,
pentadentat, dan heksadentat(Effendy, 2007).
Etilendiamina adalah senyawa organik dengan rumus C2H4(NH2)2.
Senyawa ini berbentuk cair tak berwarna dengan bau seperti-amonia.
Etilendiamina ini merupakan basa amina yang sangat kuat. Anggota
pertama dari polietilena amina ini adalah ligan pengkhelat bidentat yang
dikenal untuk senyawa koordinasi. Senyawa ini sering disingkat "en" dalam
kimia anorganik. Turunan terkait dari ethylenediamine termasuk asam
ethylenediaminetetraacetic (EDTA), tetramethylethylenediamine (TMEDA),
dan tetraethylethylenediamine (TEEDA)( Cotton dan Wilkinson, 1976).

Gambar 1. Struktur kimia Etilendiamin


Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4
dengan nama lain asam etanadioat. Asam oksalat dapat ditemukan dalam
bentuk bebas ataupun dalam bentuk garam. Asam oksalat membentuk
garam netral dengan logam logam berat, mempunyai kelarutan yang sangat
kecil dalam air. Senyawa ini merupakan asam organik yang relatif kuat,
10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Banyak ion logam yang
membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat, contohnya adalah
Oksalatonikel (NiOOC-COONi). Oksalatonikel adalah golongan senyawa
yang mengandung nikel yang dikomplekskan oleh gugus oksalat. Oksalat
disini berfungsi sebagai ligan bidentat(Cotton dan Wilkinson, 1976).

Gambar 2. Struktur kimia asam oksalat


Khelasi merupakan proses dimana ligan polidentat mengikat ion
logam membentuk suatu cincin. Kompleks yang dihasilkan melelui proses
ini disebut khelat, dan ligan polidentat disebut sebagai agen khelasi. Contoh
ligan yang mampu membuat khelasi adalah EDTA. Susunan urutan ligan
berdasarkan besar atau kecilnya energi pembelahan orbital d pada senyawa
kompleks dapat dijelaskan pada Deret Spektrokimia. Deret Spektrokimia
pada umumnya disusun dari kiri ke kanan, dimana ligan pada sisi kiri
mempunyai pembelahan yang paling kecil (medan ligan kuat) dan ligan
pada sisi kanan mempunyai pembelahan yang paling besar (medan ligan
lemah). Deret spektrokimia ligan adalah I- < Br- < Cl- < F- < OH- < C2O4 2- <
H2O < -NCS - < py < NH3 < en < bipy < o-phen < NO2- < CN- (Cotton dan
Wilkinson, 1976).
Percobaan pembentukan senyawa kompleks ligan khelat ini
menggunakan ligan etilendiamin dan asam oksalat dengan senyawa logam
NiCl2.6H2O. Percobaan diawali dengan menimbang sebanyak 0,5 gram
NiCl2.6H2O kemudian dilarutkan dalam 5 mL etanol. Larutan ini disebut
Larutan I, yang menghasilkan larutan berwarna hijau. Selanjutnya sebanyak
0,5 gram asam oksalat yang telah ditimbang dilarutkan dalam 10 mL
aquades. Larutan yang dihasilkan tidak berwarna, kemudian larutan ini
disebut sebagai larutan II.
NiCl2 adalah garam anhidrat berwarna kuning, tetapi lebih dikenal
hidratnya yaitu NiCl2.6H2O yang berwarna hijau. Menurut Day dan Selbin
(1993), perbedaan warna larutan kompleks dapat disebabkan oleh perbedaan
jumlah ligan yang ada dan mengelilingi atom pusat. Senyawa kompleks
yang berwarna ditimbulkan oleh adanya absorpsi di daerah sinar tampak
oleh elektron yan dieksitasi oleh cahaya tampak dari tingkat energi orbital
molekul kompleks yang diisi elektron ke tingkat energi yang kosong. Hal ini
dapat dijelaskan dengan teori medan kristal, ikatan anatara atom pusat
dengan ligan dalam senyawa kompleks merupakan ikatan ion, sehingga
gaya-gaya yang ada hanya berupa gaya elektrostatik.
Pelarutan dengan aquades bertujuan untuk melarutkan senyawa
kompleks sehingga senyawa tersebut dapat terturai menjadi ion-ion dalam
larutan, sedangkan pelarutan dengan etanol berfungsi untuk mendisosiasi
senyawa awal. Beberapa garam kompleks dapat dikristalkan dari larutan dan
kristal ionnya membentuk hidrat. Pada beberapa kasus, molekul air
merupakan ligan yang terikat langsung dalam logam. Kemampuan lain
molekul air yaitu dapat bergabung dalam posisi tertentu pada kristal padat
tetapi tidak berhubungan dengan anion tertentu(Vogel, 1990). Berikut ini
reaksi yang terjadi saat pelarutan:
NiCl2.6H2O + CH3CH2OH → Ni2+ + H2O
2H2C2O4 + H2O → 2C2O4- + H2O
Percobaan dilanjutkan dengan memasukkan Larutan II kedalam
Larutan I sedikit demi sedikit. Larutan terus diaduk hingga endapan yang
muncul hilang lagi. Hasil yang diperoleh yaitu warna larutan menjadi biru
muda. Berikut adalah gambar larutan yang dihasilkan:

Gambar 3. Campuran larutan I dan larutan II


Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa larutan berwarna biru muda.
Menurut Day dan Selbin (1993), perubahan warna pada larutan disebabkan
oleh penggantian ligan yang mengikat atom pusat. Walaupun demikian,
bilangan oksidasi ion pusat tetaplah sama. Apabila oksalat ditambahkan
kedalam Ni(II) akan terbentuk Ni(II) oksalat seperti reaksi berikut:
Ni2+ + 2C2O4- → [Ni(C2O4)2]2-↓
Larutan tersebut kemudian disaring menggunakan kertas saring
untuk memisahkan endapan dan filtratnya. Setelah itu endapan dicuci
dengan etano:air (1:1). Menurut Saputro (2015), pencucian ini bertujuan
untuk menghilangkan pengotor, serta mengikat ligan-ligan yang tidak
membentuk kompleks seperti H2O dan H2. Endapan yang terbentuk
merupakan endapan yang sedikit larut pada pelarut air maupun perlarut
polar lainnya, sehingga pencucian akan melarutkan dan membawa senyawa
lain yang tidak membentuk kompleks. Selanjutnya endapan yang telah
dicuci dikeringkan didalam oven hingga benar-benar kering. Berikut adalah
gambar endapan senyawa kompleks yang telah dikeringkan:

Gambar 4. Endapan senyawa kompleks Nikel oksalat


Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa endapan kering yang
dihasilkan berwarna biru muda. Endapan inilah yang merupakan senyawa
kompleks ligan khelat hasil percobaan. Berikut adalah gambar struktur
kompleks ligan khelat nikel oksalat:

Gambar 5. Senyawa Kompleks Nikel(II)oksalat


(House, 2008).
Hampir semua senyawa kompleks mempunyai warna tertentu. Hal
ini disebabkan oleh ligan-ligan pada senyawa kompleks yang berikatan
dengan atom pusat menyebabkan terjadinya splitting atau pemecahan orbital
d dari atom pusat. Splitting ini tergantung pada kekuatan medan ligan, jika
ligan yang mendekati atom pusat termasuk medan ligan lemah, maka terjadi
pemecahan high spin. Berdasarkan deret spektrokimia, oksalat sebagai ligan
termasuk dalam ligan medan kuat dibandingkan dengan H2O sehingga
pemecahan low spin dengan energi antara orbital t2g dan eg (Δt) besar . Hal
ini menyebabkan elektron dari Ni lebih suka berpasangan dengan elektron
dari oksalat, karena energi berpasangan lebih kecil dari energi H2O. Ketika
terjadi transisi elektron dari t2g ke eg diperlukan energi yang cukup besar
dengan menyerap energi radiasi pada cahaya tampak, hal ini menyebabkan
senyawa kompleks berwarna(Sukardjo, 1992).
Langkah selanjutnya yaitu menambahkan 1 mL etilendiamin ke
dalam Larutan I, sampai terbentuk endapan. Hasil yang diperoleh yaitu
warna larutan menjadi ungu. Berikut adalah gambar larutan yang dihasilkan:

Gambar 6. Campuran etilendiamin dan Larutan I


Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa larutan berwarna ungu. Menurut
Day dan Selbin (1993), perbedaan warna kompleks ini terjadi karena
perbedaan tingkat energi yang disebabkan oleh penggantian ligan yang
mengikat atom pusat. Walaupun demikian, bilangan oksidasi ion pusat
tetaplah sama. Apabila etilendiamin ditambahkan kedalam Ni(II) akan
terbentuk Ni(II) etilendiamin seperti reaksi berikut:
Ni2+ + 2C2H4(NH2) → [Ni(en)2]2+↓
Perlakuan yang sama seperti larutan sebelumnya, larutan tersebut
disaring menggunakan kertas saring untuk memisahkan endapan dari
filtratnya. Endapan yang terbentuk dicuci dengan etano:air (1:1). Fungsi
pencucian ini sama yaitu untuk menghilangkan pengotor, serta mengikat
ligan-ligan yang tidak membentuk kompleks. Endapan yang telah dicuci,
kemudian dikeringkan didalam oven hingga benar-benar kering. Berikut
adalah gambar endapan senyawa kompleks yang telah dikeringkan:

Gambar 7. Endapan senyawa kompleks nikel(II)-etilendiamin


Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa endapan kering yang
dihasilkan berwarna ungu. Endapan inilah yang merupakan senyawa
kompleks ligan khelat hasil percobaan. Berikut adalah gambar struktur
kompleks ligan khelat nikel(II)etilendiamin:

Gambar 8. Senyawa Kompleks nikel(II)etilendiamin


(House, 2008).
Ion unsur-unsur transisi dapat mengikat molekul-molekul atau ion-
ion yang memiliki pasangan elekron tak berikatan (ligan) dengan istilah
kovalen koordinasi yang membentuk ion kompleks. Ion kompleks adalah
gabungan ion (atom pusat) dengan ion atau molekul lain (ligan) membentuk
ion baru. Berdasarkan ligan yang diikat oleh atom pusat dalam ion
kompleks, maka ada dua macam ion kompleks(Vogel, 1990):
a. Ion kompleks positif: terbentuk apabila ion logam transisi (atom pusat)
berikatan dengan ligan yang merupakan molekul netral, sehingga ion
kompleks yang terbentuk bermuatan positif. Contohnya ion kompleks
Nikel(II)etilendiamin atau [Ni(en)2]2+.
b. Ion kompleks negatif: terbentuk apabila ion logam transisi (atom pusat)
berikatan dengan ligan yang merupakan ion negatif. Contohnya
Nikel(II)oksalat atau [Ni(C2O4)2)2-.
Senyawa kompleks memiliki peranan penting dalam kehidupan
sehari-hari. Aplikasi senyawa ini meliputi bidang kesehatan, farmasi,
industri, lingkungan, pertanian dan bidang lainnya. Senyawa kompleks
dalam industri digunakan untuk pemisahan logam dan bijihnya. Sulfadiazin
digunakan untuk mengikat oksigen oleh Fe menjadi senyawa kompleks
untuk bernapas, sulfamerazin juga merupakan ligan yang sering digunakan
untuk obat antibakteri. Senyawa kompleks dalam bidang kesehatan
digunakan untuk penggantian Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang
dapat memperjelas visualisasi jaringan tubuh manusia. Kegunaan yang
paling mutakhir senyawa kompleks yaitu sebagai material magnetik
(terutama senyawa kompleks inti ganda), hal ini karena sifat kemagnetannya
yang lebih baik dibanding senyawa kompleks berinti tunggal. Penggunaan
senyawa kompleks untuk material magnetik, antara lain media perekaman
magnetik, peralatan medis, dan tinta cetak(Saputro, 2015).
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
senyawa kompleks merupakan senyawa yang terdiri atas atom pusat (yang
umumnya logam) dan ion atau molekul yang mengelilinginya sebagai ligan. Ligan
yang mempunyai lebih dari satu atom donor disebut dengan ligan khelat,
contohnya etilendiamin dan oksalat. Ion unsur-unsur transisi dapat mengikat
molekul-molekul atau ion-ion yang memiliki pasangan elekron tak berikatan
(ligan) dengan istilah kovalen koordinasi yang membentuk ion kompleks. Ion
kompleks adalah gabungan ion (atom pusat) dengan ion atau molekul lain (ligan)
membentuk ion baru. Percobaan ini menggunakan atom pusatnya yaitu
NiCl2.6H2O dengan etilendiamin dan asam oksalat sebagai ligan khelat.
Pembuatan senyawa kompleks ligan khelat ini yaitu dengan mencampurkan
larutan NiCl2.6H2O dengan masing-masing ligannya yaitu asam oksalat dan
etilendiamin sampai membentuk endapan. Endapan yang terbentuk disaring dan
dikeringkan. Senyawa atau ion kompleks yang terbentuk yaitu [Ni(C2O4)2]2- (ion
kompleks negatif) dan [Ni(en)2]2+(ion kompleks positif).
DAFTAR PUSTAKA

Cotton, F. Albert dan Wilkinson. 1976. Basic Inorganic Chemistry. Jakarta: UI Press

Day, F.A dan J. Selbin. 1993. Kimia Anorganik Teori. Yogyakarta: UGM Press.

Effendy. 2007. Perspektif Baru Kimia Koordinasi Jilid I. Malang: Bayumedia.

House, J.E. 2008. Inorganic Chemistry. London: Elsevier Inc.

I. Lailis N. C. dan Murwani I. K. 2010. “Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks


Nikel(II) dengan Ligan Etilendiamintetraasetat (EDTA)”. Seminar Nasional
Kimia,Surabaya: 23 November 2010. ISBN 978-602-98130-0-5.

Saputro, Agung N.C. 2015. Konsep Dasar Kimia Koordinasi. Yogyakarta: Deepublish.

Sukardjo. 1992. Kimia Koordinasi. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta:
PT Kalman Media Pustaka.
LAMPIRAN

SKEMA KERJA

0,5 g NiCl2.6H2O 0,5 g Asam Oksalat


- Dilarutkan dalam 10 - Dilarutkan ddalam 10
mL etanol. mL akuades.
- Larutan I (2 kali) - Larutan II

- Ditambahkan Larutan II ke dalam larutan I,


lalu diamati yang terjadi .
- Ditambahkan 1 mL etilendiamin ke dalam
Larutan I, diamati yang terjadi.
- Dicuci endapan yang terbentuk dengan
etanol:air (1:1) .
- Disaring endapan, kemudian dikeringkan.
- Ditimbang hasil yang diperoleh dan dihitung
rendemennya.

HASIL
JAWABAN PERTANYAAN

1. Gambarkan struktur ion kompleks Ni dengan ligan etilendiamin!


Jawab:

2. Gambarkan struktur ion kompleks Ni dengan ligan oksalat!


Jawab:
REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai