BIOKIMIA FISIK
SIFAT-SIFAT PROTEIN
DISUSUN OLEH:
NIM : K1A018032
JURUSAN KIMIA
LABORATORIUM BIOKIMIA
PURWOKERTO
2020
SIFAT-SIFAT PROTEIN
I. TUJUAN
1. Memperlihatkan bahwa sebagai makromolekul yang larut dalam bentuk larutan
koloid, protein dapat dipisahkan satu dari yang lain, dengan menggunakan
ammonium sulfat konsentrasi tinggi.
2. Memperlihatkan proses denaturasi protein dapat terjadi menggunakan panas
dan pH.
3.2. Bahan
a. Pengendapan protein dengan larutan garam konsentrasi tinggi
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah putih telur,
kasein 0,5% dalam aguades, larutan ammonium sulfat (NH4)2SO4 jenuh,
larutan NaOH 10%, dan larutan CuSO4 0,1%.
b. Proses denaturasi dengan menggunakan Panas dan pH
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan
protein (gelatin 0,5%; pepsin 0,5%; dan kasein 0,5%; semua dilarutkan
dalam NaCl 0,5%), larutan HCl 0,5 mol/l, larutan NaOH 0,5 mol/l, kertas
pH, dan asam nitrat pekat.
PERLAKUAN PENGAMATAN
- Sebanyak 3 buah tabung reaksi Tabung 1 : tidak berwarna
yang bersih dan kering masing- Tabung 2 : tidak berwarna
masing tabung diisi oleh 2 mL Tabung 3 : tidak berwarna
putih telur, 2 mL kasein, dan 2
mL aquades.
- Sebanyak 2 mL ammonium
sulfat jenuh ditambahkan tetes Tabung 1 : terbentuk endapan
demi tetes kedalam tabung 1 Tabung 2 : tidak terbentuk endapan
dan 2. Tabung 3 tidak
ditambahkan.
- Larutan disaring untuk Terdapat endapan dan filtrate
memisahkan endapan dengan berwarna biru muda
filtratnya
- Hasil endapan dan filtrat tabung Filtrat 1 : terdapat lapisan berwarna
1 dan 2, dan aquades pada biru muda
tabung 3 di lakukan uji biuret Filtrat 2 : terdapat lapisan berwarna
biru muda
Endapan 1 : berwarna biru-ungu
Endapan 2 : berwarna biru-ungu
Tabung 3 : tidak berwarna dan tidak
ada endapan
b. Proses Denaturas dengan menggunakan Panas dan pH
PERLAKUAN PENGAMATAN
Kasein Gelatin Pepsin
Dipipet 2 ml Tidak Tidak Tidak berwarna
larutan protein dan berwarna berwarna
dimasukkan
kedalam 3 tabung
reaksi
Tabung yang Menjadi keruh Menjadi keruh Menjadi keruh
ditambah 0,3 ml
HCl 0,5 mol/L
Tabung yang Tidak terjadi Menjadi Tidak terjadi
ditambah 0,3 ml perubahan bening perubahan
NaOH 0,5 mol/L
Tabung yang Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
ditambah 0,3 ml perubahan perubahan perubahan
aquades
Larutan protein + Larutan keruh Larutan keruh Larutan keruh
HCL setelah
dipanaskan
Larutan protein + Larutan keruh Larutan Larutan berwarna
NaOH setelah berwarna keruh
dipanaskan cokelat
Larutan protein + Larutan keruh Larutan keruh Larutan keruh
akuades setelah
dipanaskan
Larutan protein + Larutan Larutan Larutan berwarna
HCl dan Larutan berwarna ungu berwarna ungu ungu
protein + NaOH
ditambah indikator
PP
Larutan protein + Larutan keruh Larutan keruh Larutan keruh
HCl dinetralkan
dengan NaOH
Larutan protein + Larutan keruh Larutan keruh Larutan keruh
NaOH dinetralkan
dengan HCl
Larutan protein + Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
asam nitrat pekat perubahan perubahan perubahan
4.2. Pembahasan
Protein merupakan polimer yang terdiri dari monomer-monomer
asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Protein adalah senyawa organik kompleks yang tersusun atas atom Karbon
(C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan terkadang mengandung
zat Belerang (S) dan Fosfor (P). Masing-masing asam amino mngandung
satu atom Karbon (C) yang mengikat satu atom Hidrogen (H), satu gugus
amin (NH2), satu gugus karboksil (-COOH), dan lain-lain (gugus R).
Beberapa protein mempercepat reaksi kimia dan yang lain berperan dalam
penyimpanan, penyokongan struktural, transpor, komunikasi selular serta
pertahanan melawan zat asing. Oleh karena itu, diperlukan pengujian
protein untuk mengetahui sifat-sifat dan jenis-jenis asam amino pada
protein(Kimball, 2007).
Protein berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut dan
penyimpan molekul lain seperti oksigen, mendukung secara mekanis sistem
kekebalan (imunitas) tubuh, sebagai transmitor gerak syaraf serta
mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan. Protein merupakan
komponen utama dalam semua hal hidup, baik tumbuhan maupun hewan.
Protein dalam tubuh berguna sebagai zat pembangun atau pertumbuhan
karena protein merupakan pembentuk jaringan baru dalam tubuh terutama
pada bayi, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui dan orang yang baru sembuh
dari penyakit. Hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen ke seluruh bagian tubuh, adalah salah
satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan
bakteri penyakit atau yang disebut antigen juga suatu protein(Poedjiadi,
2007).
Salting-in dan salting-out adalah cara yang dapat dipakai untuk
pemisahan protein dalam campuran karena tiap jenis protein mempunyai
respons yang berbeda-beda terhadap konsentrasi garam netral. Proses
salting-in merupakan suatu proses pengendapan protein dengan cara
penambahan garam. Pada konsentrasi garam yang rendah, kelarutan protein
bertambah sedikit. Penambahan kelarutan protein ini disebut dengan salting-
in. Cara ini dilakukan berdasarkan pengaruh yang berbeda-beda dari
penambahan garam tersebut pada kelarutan beberapa protein globular dan
tidak dipengaruhi oleh sifat garam netral, konsentrasi, dan jumlah muatan
pada tiap ion dalam larutan. Efek salting-in disebabkan oleh perubahan
kecenderungan berdisosiasi gugus-gugus dalam protein. Salting-out terjadi
bila konsentrasi garam netral yang ditambahkan tersebut dinaikkan terus,
maka kelarutan protein menjadi berkurang sampai pada konsentrasi garam
yang sangat tinggi menyebabkan protein akan mengendap(Kimball, 2007).
Kasein adalah zat yang digunakan sebagai stabilisator emulsi air
susu. Kasein merupakan golongan protein yang komposisinya mencapai
80% dari komposisi keseluruhan protein susu. Protein kasein terbagi
menjadi beberapa komponen, komponen yang umum dijumpai yaitu αs1-
kasein, αs2-kasein, β-kasein, dan κ-kasein. Kasein merupakan proteida
fosfor yang dijumpai dalam endapan koloid air susu. Kasein merupakan
hasil pengolahan susu yang larut dalam larutan alkali dan asam pekat,
mengendap dalam asam lemak serta tidak larut dalam air. Kasein didalam
susu merupakan partikel yang besar yang didalamnya mengandung zat-zat
anorganik seperti kalsium, phosphor,dan magnesium(Lehninger, 1982).
Pepsin merupakan enzim proteolitik yang memiliki pH optimum
karena pada pH 5 menjadi tidak aktif dan pada medium bersifat alkalis,
enzim akan rusak. Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa
pepsinogen yang selanjutnya pepsinogen bereaksi dengan asam lambung
menjadi pepsin. Pepsin adalah enzim yang memecah protein menjadi
peptida yang lebih kecil. Enzim ini diproduksi di lambung dan merupakan
salah satu enzim pencernaan utama dalam sistem pencernaan manusia dan
banyak hewan lainnya yang membantu mencerna protein dalam makanan.
Pepsin memiliki struktur tiga dimensi, satu atau lebih rantai polipeptida
terpelintir dan terlipat, menyatukan sejumlah kecil asam amino untuk
membentuk situs aktif, tempat substrat berikatan dan reaksi terjadi(Krejpcio
dkk., 2002).
Gelatin adalah senyawa turunan protein yang diperoleh dengan cara
mengekstrak kolagen hewan dan mengeringkannya. Gelatin merupakan
campuran antara peptida dengan protein yang diperoleh dari hidrolisis
kolagen yang secara alami terdapat pada tulang atau kulit binatang. Gelatin
dapat diperoleh dari jaringan kolagen hewan yang terdapat pada kulit, tulang
dan jaringan ikat. Gelatin banyak digunakan dalam industri farmasi,
kosmetika, fotografi, dan makanan. Penggunaan gelatin dalam produk murni
bersifat sebagai penjernih. Istilah gelatin terkadang digunakan mengacu
pada pembentukan gel lain, namun secara tepat hanya digunakan untuk
bahan-bahan protein yang diperoleh dari kolagen(Poppe, 1992).
a. Pengendapan protein dengan larutan garam konsentrasi tinggi (salting
out)
Percobaan pertama yaitu memisahkan protein dengan cara
pengendapan dengan penambahan larutan garam berkonsentrasi tinggi
yang biasa disebut dengan salting out. Putih telur mengandung air,
protein, karbohidrat, dan mineral. Protein pada putih telur terdiri dari 5
bentuk yang berbeda-beda, yaitu ovalbumin, ovomukoid, ovomusin,
ovokonalbumin dan avoglobumin. Ovalbumin paling banyak terdapat
pada bagian putih telur, yaitu sekitar 75%(Lehninger, 1982).
Kelarutan protein akan berkurang bila kedalam larutan protein
ditambahkan garam-garam anorganik. Pengendapan terus terjadi karena
kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi
antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.
Karena garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia
untuk molekul protein akan berkurang(Wirahadikusumah, 1989).
Garam anorganik yang digunakan dalam percobaan ini adalah
ammonium sulfat. Menurut Poedjiadi (2007), ammonium sulfat memiliki
tingkat kelarutan yang lebih tinggi daripada protein, sehingga ketika
ditambahkan kedalam protein ammounium sulfat akan melarut dalam air
dan mendesak protein keluar kembali dalam bentuk solidnya, sehingga
terbentuklah protein yang terendapkan. Berikut struktur molekul
ammonium sulfat:
Krejpcio Z., dkk. 2002. “The Influence of Al3+ Ions on Pepsin and Trypsin Activity in
Vitro”. Polish Journal of Environmental Studies. 11: 251-254.
Poppe J. 1992. Gelatin in Thickening and Gelling Agent for Food. ed: A . Imeson. New
York: Academic Press.
Sumarno,dkk. 2002. “Estimasi Kadar Protein dalam Bahan Pangan Melalui Analisis
Nitrogen Total dan Analisis Asam Amino”. Majalah Farmasi Indonesia. 3(1):
DATA PENGAMATAN
PERLAKUAN PENGAMATAN
- Sebanyak 3 buah tabung reaksi yang Tabung 1 : tidak berwarna
bersih dan kering masing-masing Tabung 2 : tidak berwarna
tabung diisi oleh 2 mL putih telur, 2 Tabung 3 : tidak berwarna
mL kasein, dan 2 mL aquades.
- Sebanyak 2 mL ammonium sulfat Tabung 1 : terbentuk endapan
jenuh ditambahkan tetes demi tetes Tabung 2 : tidak terbentuk endapan
kedalam tabung 1 dan 2. Tabung 3
tidak ditambahkan.
- Larutan disaring untuk memisahkan Terdapat endapan dan filtrate berwarna
endapan dengan filtratnya biru muda
- Hasil endapan dan filtrat tabung 1 Filtrat 1 : terdapat lapisan berwarna biru
dan 2, dan aquades pada tabung 3 di muda
lakukan uji biuret Filtrat 2 : terdapat lapisan berwarna biru
muda
Endapan 1 : berwarna biru-ungu
Endapan 2 : berwarna biru-ungu
Tabung 3 : tidak berwarna dan tidak ada
endapan
b. Proses Denaturas dengan menggunakan Panas dan pH
PERLAKUAN PENGAMATAN
Kasein Gelatin Pepsin
Dipipet 2 ml larutan protein Tidak Tidak berwarna Tidak berwarna
dan dimasukkan kedalam 3 berwarna
tabung reaksi
Tabung yang ditambah 0,3 Menjadi keruh Menjadi keruh Menjadi keruh
ml HCl 0,5 mol/L
Tabung yang ditambah 0,3 Tidak terjadi Menjadi bening Tidak terjadi
ml NaOH 0,5 mol/L perubahan perubahan
Tabung yang ditambah 0,3 Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
ml aquades perubahan perubahan perubahan
Larutan protein + HCL Larutan keruh Larutan keruh Larutan keruh
setelah dipanaskan
Larutan protein + NaOH Larutan keruh berwarna Larutan
setelah dipanaskan cokelat berwarna keruh
Larutan protein + akuades Larutan keruh Larutan keruh Larutan keruh
setelah dipanaskan
Larutan protein + HCl dan Larutan Larutan Larutan
Larutan protein + NaOH berwarna ungu berwarna ungu berwarna ungu
ditambah indikator PP
Larutan protein + HCl Larutan keruh Larutan keruh Larutan keruh
dinetralkan dengan NaOH
Larutan protein + NaOH Larutan keruh Larutan keruh Larutan keruh
dinetralkan dengan HCl
Larutan protein + asam Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
nitrat pekat perubahan perubahan perubahan