Anda di halaman 1dari 5

Acara 7 protein tulis

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein merupakan senyawa yang penting bagi struktur, fungsi, dan
reproduksi makhluk hidup. Dalam makhluk hidup, protein berperan sebagai
pembentuk struktur sel dan beberapa jenis protein memiliki peran fisiologis. Protein
merupakan polimer alami, terdiri atas sejumlah unit asam amino yang berikatan satu
sama lain melalui ikatan peptida. Karena setiap protein berbeda baik dalam jumlah
dan jenis asam amino penyusunnya, maka setiap protein mempunyai sifat fisika dan
kimia yang semuanya hampir berbeda kecuali dalam hal tertentu.

Sifat fiskokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis
asam aminonya. Protein memiliki berat molekul yang sangat besar sehingga bila
protein dilarutkan dalam air akan membentuk suatu dispersi koloidal. Protein
dapat dihidrolisis oleh asam, basa, atau enzim tertentu dan menghasilkan
campuran asam-asam amino. Beberapa protein mudah larut
dalam air, tetapi ada pula yang sukar larut. Namun, semua protein tidak dapat
larut dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, atau benzena.

Pada umumnya, protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh fisik dn zat


kimia, sehingga muda mengalami perubahan bentuk. Perubahan atau modifikasi
pada struktur molekul protein disebut denaturasi. Protein yang mengalami
denaturasi akan menurunkan aktivitas biologi protein dan berkurangnya kelarutan
protein, sehingga protein mudah mengendap. Bila dalam suatu larutan
ditambahkan garam, daya larut protein akan berkurang, akibatnya protein akan
terpisah sebagai endapan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum tentang protein kali ini yakni :
1. Untuk mengetahui dan mempelajari sifat- sifat protein

BAB 2 METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Alat Dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum protein yaitu:
2.1.1 Alat
Adapun alat – alat yang digunakan pada saat praktikum protein yaitu :
1. Tabung reaksi
2. Gelas ukur
3. Mortar dan alu
4. Pemanas atau waterbath
5. Pipet ukur
6. Vortex
7. Spatula
8. Kapas
9. Pisau
10. Talenan
11. Sticky note

2.1.2 Bahan
Adapun bahan - bahan yang digunakan pada saat praktikum protein yaitu :
1. Albumin
2. Buffer Ph 4,7
3. HCl 0,1 N
4. HNO3 Pekat
5. Comassie blue
6. Tempe
7. Kecambah
8. NaOH 0,1 N

2.2 Skema Kerja

Skema udah tinggal nulis

2.3 Fungsi Perlakuan


Pada percobaan praktikum tentang protein tahap pertama yang dilakukan adalah
memersiapkan alat dan bahan. Alatdan bahan yang digunakan meliputi tabung reaksi,
beaker glas, waterbath, pipet ukur, mortar dan alu, vortex, pisau, talenan, sticky note,
spatula, dan kapas. Sedangkan bahan meliputi albumin, buffer pH 4,7, HCl 0,1 N,
HNO3 pekat, comassie blue, tempe, kecambah, NaOH 0,1 N. Kemudian pada percobaan
protein menggunakan kecambah, hal pertama yang dialkukan adalah memasukkan
albumin ke dalam gelas ukur sebanyak 9 ml. Lalu kecambah dihaluskan menggunakan
alat mortar dan alu sehingga memiliki tekstur yang tidak terlalu kasar juga tidak terlalu
halus. Kecambah yang sudah memiliki tekstur yang sesuai dimasukkan ke dalam 4
tabung reaksi sebanyak 2 spatula. Kemudian setiap tabung reaksi diberi albumin
sebanyak 9 ml. Setelah itu setiap tabung reaksi diberi larutan HNO3 pekat sebanyak 2
ml, larutan HCl sebanyak 1 ml, larutan NaOH 1 ml, dan larutan Buffer Ph 4,7 sebanyak
1 ml, dan tiap – tiap tabung reaksi diberi label nama masing – masing larutan
menggunakan sticky note.
Pada percobaan protein menggunakan tempe, tahap pertama yang dilakukan yaitu
potong tempe berukuran kecil – kecil. Setelah itu dilakukan penghalusan menggunakan
mortar dan alu sampai bertekstur halus. Kemudian jika dirasa sudah cukup bertekstur
halus dimasukkan kedalam tabung rekasi sebanyak 2 spatula. Kemudian albumin diukur
sebanyak 9 ml menggunakan gelas ukur. Setelah itu setiap tabung reaksi diberi larutan
HNO3 pekat sebanyak 2 ml, larutan HCl sebanyak 1 ml, larutan NaOH 1 ml, dan
larutan Buffer Ph 4,7 sebanyak 1 ml dan tiap – tiap tabung reaksi diberi label nama
masing – masing larutan menggunakan sticky note. Lalu semua tabung reaksi dari
percobaan menggunakan kecambah dan percobaan menggunakan tempe diletakkan
kedalam rak tabung rekasi kemudian tutup menggunakan kapas dan jangan sampai
terkena sampel percobaan.
Tahap selanjutnya masukkan tabung reaksi ke dalam waterbath untuk dilakukan
pemanasan dengan suhu 60°C selama 10 menit. Setelah itu keluarkan semua tabung
reaksi dari waterbath dan tunggu hingga benar – benar dingin. Apabila sudah dingin
dilakukan penambahan Comassie blue ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet ukur
sebanyak 1 ml. Lalu dilakukan homogenisasi menggunakan vortex, saat menghomogen
bagian atas tabung reaksi ditutup menggunakan jari tangan, dilakukan penutupan agar
larutan tidak tumpah. Langkah ini dilakukan pada setiap tabung reaksi dan amati setiap
perbedaan atau perubahan pada masing – masing sampel.

BAB 3. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan (Berupa Tabel sesuai format yg dikasih)


1. Tempe + 9 ml Albumin 0,2 % + 1 ml Buffer pH 4,7
Membentuk 4 lapisan. Pada lapisan bawah terjadi sedikit penggumpalan dan berwarna
putih keruh. Pada lapisan kedua terdapati gumpalan dengan warna putih kekuningan.
Pada lapisan ketiga teradapat gumpalan berwarna putih bercampur warna biru.Pada
lapisan keempat tidak terdapat gumpalan dan berawarna biru.
2. Tempe + 9 ml Albumin 0,2 % + 1 ml HCl 0,1 N
3. Tempe + 9 ml Albumin 0,2 % + 1 ml NaOH 0,1 N
4. Tempe + 9 ml Albumin 0,2 % + 2 ml HNO3 pekat
5. Kecambah + 9 ml Albumin 0,2 % + 1 ml Buffer Ph 4,7
6. Kecambah + 9 ml Albumin 0,2 % + 1 ml HCl 0,1 N
7. Kecambah + 9 ml Albumin 0,2 % + 1 ml NaOH 0,1 N
8. Kecambah + 9 ml Albumin 0,2 % + 2 ml HNO3 pekat
(Di lembar acc !)

3.2 Hasil Pembahasan (Semua Sempel Ada 8)


Denaturasi dan koagulasi merupakan aspek termostabilitas yang dapat dikaitkan dengan
susunan dan urutan asam amino dalam protein. Perbedaan antara denaturasi dan
koagulasi terletak pada pengaruhnya terhadap struktur protein. Denaturasi dapat
didefinisikan sebagai perubahan signifikan dalam struktur alami tanpa perubahan urutan
asam amino. Sedangkan koagulasi adalah keadaan di mana protein tidak lagi terdispersi
sebagai koloid karena ada begitu banyak unit pengikat yang terbentuk. Koagulasi protein
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu tinggi, pH dan bahan kimia (Buckle
et al, 2014 dalam Marfira dkk, 2018)
Jika ikatan elektrostatiknya terganggu, maka protein dapat
terdenaturasi. Protein yang terdenaturasi dapat dicirikan dengan terbentuknya
gumpalan/endapan. Jika konsentrasi protein dalam larutan kecil atau asam dan basa
yang digunakan bersifat lemah/konsentrasi encer maka akan terbentuk koloid putih
(Deman, 2016 dalam Marfira dkk, 2018).

3.2.1

. Hal
ini menunjukan bahwa kelarutan protein
dalam pelarut dapat meningkat dengan
penambahan konsentrasi NaOH (Jannah , 2015)
3.2.8

. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya denaturasi protein yaitu


suhu, pH, tekanan, aliran listrik, adanya campuran bahan kimia,alkohol, dan
agen pereduksi.. Proses denaturasi berlangsung secara tetap, dan tidak
berubah, suatu protein yang mengalami proses denaturasi akan
berkurangnya kelarutan cairannya sehingga mudah mengendap ( Aditya dkk,
2015)

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum tentang protein yakni :
1. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengamatan
yang telah dilakukan pada penentuan konsentrasi protein yaitu semakin tinggi
konsentrasi semakin tinggi pula nilai absorbansinya artinya berbanding lurus, akan
tetapi pada praktikum yangkami lakukan itu tidak sesuai dengan teori karena pada
saat kami praktikum nilai konsentrasi tidak menentukan tinggi rendahnya nilai
asorbansi
2. Denaturasi adalah suatu keadaan telah terjadinya perubahan struktur protein yang
mencakup perubahan bentuk dan lipatan molekul tanpa menyebabkan pemutusan atau
kerusakan lipatan antar asam amino dan struktur primer protein. Faktor yang
menyebabkan denaturasi adalah panas dan pH ekstrem.
3. Koagulasi (penggumpalan) Koagulasi merupakan proses lanjutan yang terjadi ketika
molekul protein yang didenaturasi membentuk suatu masa yang solid. Koagulasi ini
terjadi selama rentang waktu temperatur yang lama dan dipengaruhi oleh faktor-
faktor diantaranya panas, pengocokan, pH, dan garam

4.2 Saran
Adapun saran yang diberikan adalah sebaiknya praktikum dilaksanakan
secara bergantian sehingga semua praktikan dapat mengetahui percobaan praktikum
protein. Sehingga semua praktikan dapat memahami secara langsung tentang sifat – sifat
protein. Dan diharapkan praktikan tetap mematuhi prosedur yang ada sehingga
tidak terjadi kecelakaan kerja. Dan keterbatasan alat – alat laboratorium seperti mortar
dan alu sehingga harus bergantian dan menyita waktu cukup lama.

DAFTAR PUSTKA

Aditya, M. R. T., Marisa, D., & Suhartono, E. (2015). Potensi Antiinflamasi Jus Buah
Manggis (Garcinia Mangostana) Terhadap Denaturasi Protein In Vitro. Berkala
Kedokteran, 11(2), 149-156.

Alyani, F., Ma'ruf, W. F., & Anggo, A. D. (2016). Pengaruh lama perebusan ikan
bandeng (Chanos chanos Forsk) pindang goreng terhadap kandungan lisin dan protein
terlarut. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan, 5(1), 88-93.

Jannah, A. (2015). Isolation and Characterization of Rice Bran Protein Using NaOH
Solution. ALCHEMY, 4(1), 1-5.
Marfira, N., Giga, G. G., & Puspa, J. P. (2018). Pengendapan, Koagulasi dan Denaturasi
pada Protein. Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Reliantari, I. F., Evanuarini, H., & Thohari, I. (2017). Pengaruh Konsentrasi NaOH
terhadap pH, Kadar Protein Putih Telur dan Warna Kuning Telur Pidan. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Hasil Ternak (JITEK), 12(2), 69-75.

Setiani, B. E., Bintoro, V. P., & Fauzi, R. N. (2021). Pengaruh Penambahan Sari Jeruk
Nipis (Citrus aurantifolia) sebagai Bahan Penggumpal Alami terhadap Karakteristik Fisik
dan Kimia Tahu Kacang Hijau (Vigna radiata). Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil
Pertanian, 16(1), 18-34.

Anda mungkin juga menyukai