Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun oleh:

Nama : Pandu Ali Abdullah


NPM : E1G021054
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok : 2 (Dua)
Hari/tanggal : Jum’at/30 September 2022
Dosen : 1. Devi Silsia, Dra., M.Si
: 2. Syafnil, Drs., M.Si
Ko – Ass : 1. Aditya Rahmadan
Objek praktikum : UJI KELARUTAN DAN
PENGENDAPAN

LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protein adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris


keseluruhannya terdiri atas karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein
biasanya suatu polimer yang tersusun atas banyak subunit (monomer) yang
dikenal sebagai asam amino.Hampir setiap fungsi dinamik dalam makhluk hidup
bergantung pada protein.. Beberapa protein mempercepat reaksi kimia, sedangkan
yang lain berperan dalam penyokongan struktural, penyimpanan, transpor,
komunikasi selular, pergerakan, serta pertahanan melawan zat asing. Di samping
itu, hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi
sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah
satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri
penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu protein

Dalam sebuah molekul protein rantai polipeptida memiliki satu


konformasi yang sudah tertentu pada suhu dan pH normal. Konformasi ini disebut
konformasi asli, sangat stabil sehingga memungkinkan protein biasa diisolasi
dalam konformasi aslinya itu. Dalam struktur protein, tulang rangka dari rantai
peptida terdiri dari sebuah seri bidang datar kaku yang dipisahkan oleh gugus –
CHR-. Struktur dari sebuah protein dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ikatan
peptida yang terletak pada satu bidang datar, rotasi sumbu Cα¬-N dan rotasi Cα-C
dan gugus –R yang berupa bagian dari asam amino polar, polar tanpa muatan dan
bermuatan negatif atau positif.

1.2 Tujuan

1. mengetahui daya larut terhadap pelarut tertentu


2. mengetahui pengaruh larutan garam konsentrasi tinggi terhadap sifat
kelarutan protein.
3. mengetahui pengaruh logam berat dan asam organik terhadap sifat
kelarutan protein
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Protein merupakan makromolekul yang paling melimpah di dalam sel


dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada semua organisme. Sebagai
makro molekul, protein merupakan senyawa organik yang mempunyai berat
molekul tinggi dan berkisar antara beberapa ribu sampai jutaan dan tersusun dari
C, H, O dan N serta unsur lainnya seperti S yang membentuk asam-asam amino.
Semua protein pada semua makhluk, dibangun oleh oleh susunan dasar yang
sama, yaitu 20 macam asam amino baku yang molekulnya sendiri tidak
mempunyai aktivitas biologis sedang protein sebagai enzim dan hormon
mempunyai fungsi khusus. Disamping itu protein dapat berfungsi sebagai
pembangun struktur, sumber energi, penyangga racun, pengatur pH dan bahkan
sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi (Patong, dkk., 2012).

Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula.


Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim,
suatu protein berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu, hemoglobin dalam
butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen
dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian
pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut
antigen, juga suatu protein (Kuchel dan Ralston 2012).

Protein merupakan molekul yang dikenal mempunyai struktur yang


paling rumit. Sesuai dengan fungsinya yang beragam itu, molekul protein sangat
beragam itu, molekul protein sangat beragam bentuknya, setiap jenis protein
memiliki bentuk tiga dimensi atau konfirmasi yang unik. Meskipun protein
beragam, semua molekul protein merupakan polimer yang dibangun dari
kumpulan 20 asam amino yang sama. Polimer asam amino disebut polipeptida.
Suatu protein terdiri atas satu atau lebih polipeptida yang terlipat dan terbelit
membentuk suatu kesesuaian yang spesifik (Anwar Dkk.2013).

Denaturasi adalah proses yang mengubah struktur molekul tanpa


memutuskan ikatan kovalen. Proses ini bersifat khusus untuk protein dan
mempengaruhi protein yang berlainan dan sampai yang tingkat berbeda pula.
Denaturasi dapat terjadi oleh berbagai penyebab yang paling penting adalah
bahan, pH, garam, dan pengaruh permukaan. Denaturasi biasanya dibarengi oleh
hilangnya aktivitas biologi dan perubahan yang berarti pada beberapa sifat fisika
dan fungsi seperti kelarutan (Deman, 2012).

Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa


dengan senyawa yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda
terjadinya reaksi, yaitu: adanya perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan
suhu, dan adanya endapan. Pencampuran yang tidak disertai dengan tanda
demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi kimia. Ada beberapa reaksi khas dari
protein yang menunjukkan efek/tanda terjadinya reaksi kimia, yang berbeda-beda
antara pereaksi yang satu dengan pereaksi yang lainnya. Semisal reaksi uji protein
(albumin) dengan Biuret test yang menunjukkan perubahan warna, belum tentu
sama dengan pereaksi uji lainnya (Ariwulan, 2012).
BAB III

METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. tabung reaksi
2. rak tabung reaksi
3. pipet ukur
4. pipet tetes

3.1.2 Bahan

1. larutan NaOH 40%


2. larutan HCL 10 %
3. aquades
4. larutan ( NH4)2SO4 jenuh
5. larutan HgCL 5%
6. larutan CuSO4 5%
7. larutan CaCL2 5 %
8. larutan Pb-asetat 5%
9. asam trikolroasetat 10%
10. asam sulsosalisilat 5%
11. larutan MgSO4 5%
12. larutan NaCL 5%
13. larutan BaCL 5%
14. albumin telur

3.2 Prosedur Kerja

A.  Uji Kelarutan Protein


1. sediakan 5 tabung reaksi, masing masing di isi dengan aquades, HCL 10
%, NaOH 40%, alkohol 96%, dan kloroform sebanyak 1 ml.
2. tambahkan 2 ml albumin telur pada setiap tabung reaksi
3. kocoklah dengan kuat, kemudian amati sifat kelarutannya.

B.   Uji Pengendapan Protein Dengan Garam


1. sediakan 5 tabung reaksi msing masing di isis dengan 2 ml albumin telur
2. pada tabung 1,2,3,4 dan 5 berturut turut tambahkan larutan NaCL 5%,
BaCL2 5%, CaCL2 5%, dan (NH4)2SO4 jenuh setetes demi stetes sampai
timbul endapan.
3. selanjutnya tambahkan kembali larutan garam secara berlebihan.
4. kocoklah tabung reaksi tersebut, kemudian amati perubahan yang terjadi.

C.  Uji Endapan Protein Dengan Logam Dan Asam Organik


1. sediakan tabung reaksi masing masing di isi dengan 2 ml albumin telur
2. pada tabung 1,2,3,4 dan 5 berturut turut tambahkan 10 tetes larutan asam
trikloroasetat 10%,asam sulsosilat 5%, CuSO4 5%, HgCL2 5%, dan Pb-
asetat 5%.
3. kocoklah tiap tabung dan amati perubahan yang terjadi

D. Denaturasi
1. tuangkan 3 ml albumin telur kedalam tabung reaksi
2. panaskan sampai mendidih selama beberapa menit dengan api kecil
3. amati apa yang terjadi
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Uji kelarutan protein

Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5


Albumin 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
telur
Aquades 1 ml
HCL 10% 1 ml
NaOH 40% 1 ml
Alcohol 1 ml
96%
Kloroform 1 ml
Kocok tabung reaksi denngan kuat
Hasil : Larut Larut Tidak larut Tidak larut Larut
Larut/tidak
larut
B. Uji pengendapan protein dan garam

Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5


Albumin telur 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
NaCI 5% Berlebih
BaCI2 5% Berlebih
CaCI2 5% Berlebih
MgSO4 5% Berlebih
(NH4)2SO4 Berlebih
jnh
Kocok tabung reaksi denngan kuat
Hasil : Sedikit Banyak Banyak Sedikt Sedikit
Endapan
banyak/sedikit
C. Uji pengendapan protein dengan logam dan asam organik

Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5


Albumin telur 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
TCA 10% 10 tetes
As.Sulfosalisilat 10 tetes
CuSO4 5% 10 tetes
HgCI 5% 10 tetes
Pb-asetat % 10 tetes
Kocok tabung reaksi denngan kuat
Hasil : Tidak ada ada - -
Endapan
ada/tidak
D. Denaturasi protein

Bahan uji dan perlakuan Pengamatan


Albumin telur dipanaskan Sebelum dipanaskan putih telur
berwarna kuning dan cair, setelah
dipanaskan berubah warna menjadi
putih dan terdapat endapan
BAB V

PEMBAHASAN

pada saat melakukan uji pelarutan protein pada masing masing tabung
sudah di beri 2 ml albumin telur, dimana pada semua bahan telah di campurkan
dan pada aquades dan NaOH 40% tidak terjadi adanya pelarutan atau pun endapan
yang ada pada reaksi tersebut, namun untuk HCL 10% dan alkohol 96% terjadi
pelarutan atau terdapat adanya endapan pada reaksi tersebut, sehingga uji
kelarutan ini dapat dikatakan kurang sempurna, karena seluruh bahan tidak dapat
larut semua.

pada uji pengendapan protein dengan garam pada masing masing tabung
sudah di beri 2 ml albumin telur dimana pada beberapa bahan tidak terjadi
pengendapan yaitu, NaCL 5%,CaCL 5%, MgSO4 5% dan (NH4)SO4 ini merupak
bahan yang tidak dapat adanya endapan, dan untuk BaCL 5% terjadi dalam
larutan albumin menyebabkan terjadinya reaksi sehingga larutan yang sebelumnya
jernih berubah menjadi keruh dan terdapat endapan.

pada uji pengendapan protein dengan logam dan asam organik pada
masing masing tabung telah di beri albumin telur dan di berikan campuran CuSO4
5%, HgCL 5%, Pb-asetat 5% dan terjadi endapan yang terikat dalam reaksi ini
ditandai dengan adanya endapan putih. Adanya endapan disebabkan karena
adanya kemampuan protein atau asam amino untuk berikatan dengan ion logam

untuk uji denaturasi albumin telur di masukkan ke dalam tabung reaksi


yang kemudian di panaskan, reaksi tersebut berubah yang sebelumnya bening
agak kuning, mennjadi warna putih susu dan juga terdapat endapan. proses
tersebut adalah yang mengubah struktur molekul protein tanpa memutuskan
ikatan kovalen.
BAB VI

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. berdasarkan beberapa reaksi yang telah di lakukan daya larut pada protein
dengan masing masing bahan yang berbeda di dapat karena suatu protein
yang mempunyai kemampuan untuk berikatan dengan zat zat asam.Daya
kelarutan proteinjuga berbeda di dalam air, asam, dan basa. Sifat ini
dipengaruhi oleh gugus yang mengikat protein tersebut yaitu gugus
aldehid (-COOH) yang bersifat asam dan gugus amina (-NH3) yang
bersifat basa
2. untuk mengetahui pengaruh tersebut diketahui bahwa pengaruh
penambahan garam terhadap kelarutan protein tergantung pada konsentrasi
dan jumlah muatan ionnya. Semakin tinggi konsentrasinya dan jumlah
muatan ionnya maka semakin efektif garam dalam mengendapkan protein.

4.2 Saran

Dalam praktikum peserta praktikan harus memperhatikan objek reaksi bahan


yang di uji dengan baik, agar dapat memahami materi yang di uji sehingga
tidak mengalami kesulitan saat membuat laporan.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairil. Dkk. 2013. Pengantar Praktikum KimiaOrganik. Yogyakarta:


Universitas Gajah Mada

Ariwulan, R.R. Dyah Roro, 2012, Uji Reaksi Protein (online),


(http://pustakabiolog. wordpress.com),
Deman, M. John, 2012, Kimia Makanan, Institut Teknologi Bandung ,
Bandung.
Kuchel, P. dan Ralston G. B., 2012, Biokimia Schaum’s Easy Outlines,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Patong, A.R., dkk., 2012, Biokimia Dasar, Lembah Harapan Press, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai