Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRATIKUM

SATUAN OPERASI
“Pengeringan Bahan”

Disusun Oleh :

Nama : Pandu Ali Abdullah


NPM : E1G021054
Shift : Rabu, 08.00-10.00
Kelompok : 2 (dua)
Dosen : 1. Ir. Marniza, M.Si.
2. Drs. Bosman Sidebang, M.Si
Ko- Ass : Iman Darmatama, S.T.

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Peranan air dalam berbagai produk hasil pertanian dapat dinyatakan sebagai kadar air
dan aktivitas air. Air merupakan faktor yang berpengaruh terhadap penampakan, tekstur, cita
rasa, nilai gizibahan pangan, dan aktivitas mikroorganisme. Karakterisitik hidratasi bahan
pangan merupakan karakterisitk fisik yang meliputi interaksi antara bahan pangan dengan
molekul air yang terkandung di dalamnya dan molekul air di udara sekitarnya. Penyimpanan
bahan pangan atau hasil pertanian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengolahan,
khususnya pengawetan dan pengemasan bahan pangan. Bila kita berbicara tentang proses
pengeringan dan pengemasan bahan maka akan sangat erat hubungannya dengan kadar air
bahan. Kadar air merupakan salah satu sifat fisik dari bahan yang menunjukan banyaknya air
yang terkandung di dalam bahan. Kadar air biasanya dinyatakan dengan persentase berat air
terhadap bahan basah atau dalam gram air untuk setiap 100 gram bahan yang disebut dengan
kadar air basis basah (bb). Berat bahan kering atau padatan adalah berat bahan setelah
mengalami pemanasan beberapa waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan). Konsep
sederhana tentang kadar air bahan pangan menyatakan bahwa bahan pangan terdiri dari bahan
kering ditambah sejumlah air. Pemikiran yang demikian memang praktis, akan tetapi pada
kenyataannya air yang terkandung di dalam bahan makanan bisa merupakan bagian seutuhnya
dari bahan pangan itu sendiri. Aira dalam bahan pangan bisa terdapat di antara sel-sel maupun
terdapat di dalam sel. Air bebas terdapat di dalam jaringan, sedangkan air terikat biasanya di
dalam sel. Ada banyak konsep tentang macam-macam kandungan air yang terdapat di dalam
bahan pangan. Secara konvensional air dibagi tiga jenis yaitu air terikat secara kimia, air
terikat secara fisik dan air bebas. Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi
kualitas dan daya simpan dari pangan tersebut. Oleh karena itu, penentuan kadar air dari suatu
bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun pendistribusian
mendapat penanganan yang tepat. Penentuan kadar air dalam bahan pangan dapat dilakukan
metode pengeringan dan salah satunya adalah Tray Dryer.
1.2. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menghitung laju pengeringan pada alat pengering.
2. Mahasiswa dapat menghitung laju pengeringan air pada alat pengering dan
membuat grafik serta menghitung kadar air yang ada pada bahan selama
pengeringan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Satuan operasi merupakan mata kuliah dasar bagi mahasiswa semester III di Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu. Mata kuliah ini membahas tentang ruang lingkup dan
batasan satuan operasi, kesetimbangan materi, pemisahan secara kontak keseimbangan,
pemisahan secara kimia, pengecilan ukuran, aliran bahan, transfer panas, pendinginan dan
pengeringan. Selain perkuliahan di kelas, mahasiswa akan melakukan praktikum di
laboratorium untuk membantu pemahaman dan aplikasi terhadap teori yang telah disampaikan
(jtp.fp.unib.ac.id, 2017).
Pengeringan merupakan salah satu metode pengawetan makanan dengan cara
memindahkan air dari makanan sehingga menghambat pertumbuhan bakteri. Pengeringan
telah dipraktikan di seluruh dunia sejak zaman kuno untuk mengawetkan makanan. Praktik
pengeringan paling awal yang diketahui adalah pengeringan yang dilakukan penghuni
kawasan Timur Tengah dan Asia diperkirakan bertanggal tahun 12000 SM (id.wikipedia.org,
2022).
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian
besar air dari bahan dengan menggunakan energi panas. Pengeluaran air dari bahan dilakukan
sampai kadar air keseimbangan dengan lingkungan tertentu dimana jamur, enzim,
mikroorganisme, dan serangga yang dapat merusak menjadi tidak aktif.
Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kandungan air bahan sampai batas
tertentu sehingga aman disimpan sampai pemanfaatan yang lebih lanjut. Dengan pengeringan,
bahan menjadi lebih tahan lama disimpan, volume bahan lebih kecil, mempermudah dan
menghemat ruang pengagukutan, mempermudah transportasi, dan biaya produksi menjadi
murah.
Prinsip pengeringan adalah proses penghantaran panas dan massa yang terjadi secara
serempak. Dalam pengeringan, air dihilangkan dengan prinsip perbedaan kelembaban antara
udara pengering dengan bahan yang dikeringkan.
Terdapat 3 periode dalam proses pengeringan, yaitu periode awal (initial period),
dimana panas sensibel digunakan untuk menaikkan temperatur bijian, laju penguapan air
meningkat seiring dengan waktu, periode laju konstan (constant rate period), dimana terjadi
proses penguapan air bebas dari permukaan bijian, laju penurunan kadar air bijian konstan,
dan periode laju menurun (falling rate period), dimana pada tahap ini laju pengeringan
menurun. Pergerakan air dari bagian dalam bijian menuju ke permukaan menjadi faktor
penentu kecepatan penurunan kadar air (Dr. Sri Rahayoe, S.TP., M.P, 2017).
(backsekolah, 2018) Selain mengawetkan , pengeringan pada makanan juga
mempunyai manfaat lain yang bisa kalian lihat di bawah ini :
1. Mengurangi kerusakan makanan Karena Mikroba
Mikroba membutuhkan air untuk tumbuh dan berkembang, maka dari itu, jika air dalam
makanan tersebut berkurang ataupun kering, maka aktivitas tumbuh kembang mikroba
dapat dihentikan.
2. Menghemat biaya pengangkutan
Karena air dalam makanan tersebut telah dikeringkan, otomatis berat atau volumenya
berkurang, maka biaya pengangkutan atau distribusinya bisa lebih murah.
3. Pengawetan dengan cara dikeringkan lebih mudah
Pengeringan makanan sudah dikenal sejak 1200 SM yang dilakukan penduduk Timur
tengah dan asia, jadi cara ini memang lebih diminati karena mudah dan murah karena
hanya membutuhkan panas matahari.
4. Menghemat tempat penyimpanan
Tempat penyimpanan makanan karena yang diawetkan pengeringan cenderung lebih hemat
daripada makanan yang diawetkan dengan cara lain seperti pendinginan,pemanisan, dan
lain lain. Karena volume air sudah hilang dan membuat makanan menyusut hingga mudah
untuk dikemas.
Proses utama dalam pengeringan adalah proses penguapan air maka perlu terlebih
dahulu diketahui karakteristik hidratasi bahan pangan yaitu sifat-sifat bahan yang meliputi
interaksi antara bahan pangan dengan molekul air yang dikandungnya dan molekul air di
udara sekitarnya. Peranan air dalam bahan pangan dinyatakan dengan kadar air dan aktivitas
air, sedangkan peranan air di udara dinyatakan dengan kelembaban relatif dan kelembaban
mutlak (myteknikkimiablogaddress, 2018).

Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah sebagai berikut:

a) Air bergerak melalui tekanan kapiler.


b) Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian bahan.
c) Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-lapisan
permukaan komponen padatan dari bahan.
d) Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap
(wikipedia.org, 2022) Beberapa metode pengeringan yang umum:

a) Penjemuran
b) Aplikasi udara panas (pengeringan secara konveksi). Udara yang dipanaskan
meningkatkan kelembaban relatif udara, sehingga mampu mengangkat uap air dari
bahan yang terpanaskan oleh udara.
c) Pengeringan kontak (melalui dinding yang terpanaskan) pada pengeringan drum dan
pengeringan vakum. Pengeringan dielektrik, di mana frekuensi radio atau gelombang
mikro diserap oleh bahan.
d) Pengeringan beku di mana cairan dibekukan sebelum dikeringkan secara sublimasi (es
langsung menjadi uap).
e) Pengeringan superkritis

(brainly, 2020) terdapat beberapa factor yang mempengaruhi laju pengeringan suatu produk
pertanian antara lain :

Faktor insternal :

a) Luas permukaan dari bahan pangan


b) Kadar air awal bahan pangan
c) Komposisi kimia bahan
d) Ukuran bahan pangan
e) Tekanan parsial dalam bahan pangan

Faktor eksternal :

a) Suhu
b) Tekanan
c) Kelembaban udara
d) Kecepatan volumetrik aliran udara pengering
BAB III
METODOLOGI

3.1.Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
 Timbangan  Cabe Merah
 Alat pengeringan  Cabe Rawit
 Pisau  Jahe
 Nampan  Kunyit
 Talenan  Lengkuas

3.2. Cara Kerja


1. Menyiapkan kotak/piring (tempat) pengeringan
2. Menimbang bahan yang telah disiapkan (3 bagian/tempat bahan yang sudah
disiapkan kemudian beri keterangan pada setiap bagian tempat bahan
3. Melakukan pengeringan, penimbangan dan pengamatan penampakan dari hari
ke 0 sampai ke 3 dengan selang waktu pengeringan 2 jam
4. Membuat grafik laju pengeringan
5. Menghitung kadar air bahan
Berat Awal−Berat akhir
Kadar air = ×100 %
Bahan Baku
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan shif Jum’at jam 10.00 WIB

A. Hari ke-0

 Tabel Data Pengeringan Bahan.

Pengeringan Berat (gram)


(jam ke-) 1 2 3
0 (14.00) 26,86 23,13 18,96
2 (16.00) 25,34 22,75 18,63

 Perhitungan Kadar Air Bahan


Berat Awal−Berat akhir
Kadar air = ×100 %
berat awal

26,86−25,34
Kadar air rak 1 = ×100 % = 5,658 %
26,86
23,12−22,75
Kadar air rak 2 = × 100 % = 1,600 %
23,13
18,96−18,63
Kadar air rak 3 = ×100 % = 1,740%
18,96
 Grafik Laju Pengeringan Bahan

HARI KE-0
80
18.96 18.63
70
60 23.13 22.75
50
40
30 26.86 25.34
20
10
0
0 (14.00) 2 (16.00)

Rak 1 Rak 2 Rak 3

B. Hari ke-1

 Tabel Data Pengeringan Bahan.

Pengeringan Berat (gram)


(jam ke-) 1 2 3
0 (14.00) 17,79 16,50 12,09
2 (16.00) 15,54 14,18 11,86

 Perhitungan Kadar Air Bahan.

Berat Awal−Berat akhir


Kadar air = ×100 %
berat awal

17,79−15,54
Kadar air rak 1 = ×100 % = 12,647 %
17,79
16,50−14,18
Kadar air rak 2 = × 100 % = 14,060%
16,50
12,09−11,86
Kadar air rak 3 = ×100 % = 1,902%
12,09
 Grafik Laju Pengeringan Bahan

Hari Ke-1
50 12.09
45 11.86
40 16.5
35 14.18
30
25
20 17.79
15.54
15
10
5
0
0 (14.00) 2 (16.00)

Rak 1 Rak 2 Rak 3

C. Hari ke-2

 Tabel Data Pengeringan Bahan.

Pengeringan Berat (gram)


(jam ke-) 1 2 3
0 (14.00) 13,69 11,12 8,94
2 (16.00) 11,39 10,88 8,02

 Perhitungan Kadar Air Bahan.

Berat Awal−Berat akhir


Kadar air = ×100 %
berat awal

13,65−11,39
Kadar air rak 1 = × 100 % = 16,800 %
13,69
11,12−10,88
Kadar air rak 2 = × 100 % = 2,458%
11,12
8,54−8,02
Kadar air rak 3 = ×100 % = 10,290%
8,54
 Grafik Laju Pengeringan

Hari ke-2
40
35 8.94
8.02
30
11.12
25 10.88
20
15 13.69
11.39
10
5
0
0 (14.00) 2 (16.00)

Rak 1 Rak 2 Rak 3

Tabel Pengamatan shif Selasa 08.00-12.00

A.Hari ke-0

 Tabel Data Pengeringan Bahan.

Pengeringan Berat (gram)


(jam ke-) 1 2 3
0 (12.00) 56,52 58,98 58,67
2 (14.00) 48,64 49,98 49,8

 Perhitungan Kadar Air Bahan.

Berat Awal−Berat akhir


Kadar air = ×100 %
berat awal

56,52−48,64
Kadar air rak 1 = ×100 % = 13,94 %
56,52
58,98−49,98
Kadar air rak 2 = ×100 % = 15,25 %
58,98
58,67−49,8
Kadar air rak 3 = ×100 % = 15,11 %
58,67
 Grafik Laju Pengeringan Bahan.

Hari ke-0
200
58.67 rk 3
150 49.8
rak 2
58.98
100 49.98 rak 1

50 56.52 48.64

0
0 (12.00) 2 (14.00)

B.Hari ke-1

 Tabel Data Pengeringan Bahan.

Pengeringan Berat (gram)


( Jam ke- ) 1 2 3
0 ( 08.00 ) 46,33 48,37 48,3
1 ( 10.00 ) 45,92 46,05 46,44
2 ( 12.00 ) 44,03 45,14 44,29
3 ( 14.00 ) 42,1 43,88 42,93
4 ( 16.00 ) 30,61 28,76 31,45

 Perhitungan Kadar Air Bahan

46,33−30,61
Kadar air rak 1 = ×100 % = 33,93 %
46,33
48,37−28,67
Kadar air rak 2 = × 100 % = 40,72 %
48,37
48,3−31,45
Kadar air rak 3 = ×100 % = 34,88 %
48,3
 Grafik Laju Pengeringan Bahan.

Hari ke-1
160
140 48.3 46.44 44.29 42.93
120 rak 3
100 48.37 rak 2
46.05 45.14 43.88 31.45
80 rak 1
60 28.76
40 46.33 45.92 44.03 42.1
30.61
20
0
0 ( 08.00 ) 1 ( 10.00 ) 2 ( 12.00 ) 3 ( 14.00 ) 4 ( 16.00 )

C.Hari ke-2

 Tabel Data Pengeringan Bahan.

Pengeringan Berat (gram)


(jam ke-) 1 2 3

0 ( 08.00 ) 48,57 gram 51,68 gram 49,79 gram

1 ( 10.00 ) 46,46 gram 49,52 gram 47,51 gram

2 ( 12.00 ) 42,23 gram 45,09 gram 43,4 gram

3 ( 14.00 ) 37,22 gram 39,5 gram 38,21 gram

4 ( 16.00 ) 34,48 gram 36,33 gram 35,79 gram

 Perhitungan Kadar Air Bahan

48,57−34,48
Kadar air rak 1 = ×100 % = 29,00 %
48,57
51,68−36,33
Kadar air rak 2 = × 100 % = 29,70 %
51,68
49,79−35,79
Kadar air rak 3 = ×100 % = 28,11 %
49,79
 Grafik Laju Pengeringan Bahan.

100
90 31.5
80
70 25.39
60 27.76
19.1 rak 3
50 rak 2
19.81 15.56
40 rak 2
16.52
30 30.65 14.37
23.97 13.03
20 18.67
15.18
10 12.22
0

0
0 ( 08.00 ) 1 ( 10.00 ) 2 ( 12.00 ) 3 ( 14.00 ) 4 ( 16.00 )

Tabel Pengamatan shif Rabu 08.00-10.00

A. Hari ke-

 Tabel Data Pengeringan Bahan.

Pengeringan Berat (gram)


(jam ke-) 1 2 3
0 (12.00) 59,96 61,4 52,12
2 (14.00) 54,54 58,21 49,58
3 ( 16.00) 49,5 51,63 41,38

 Perhitungan Kadar Air Bahan

59,96−49,5
Kadar air rak 1 = ×100 % = 17,52 %
59,96
61,4−51,63
Kadar air rak 2 = ×100 % = 15,91 %
61,4
52,12−41,38
Kadar air rak 3 = ×100 % = 20,60 %
52,12

 Grafik Laju Pengeringan Bahan.

Hari Ke- 0
250

200 57.47
rak 2
150 rak 2
66.56 37.62 rak 1
100
54.02 19.23
66.83 43.7
50
33
23.04
0
0 (10.00) 2 (12.00) 3 ( 14.00)

B. Hari ke-1

 Tabel Data Pengeringan Bahan.


Pengeringan Berat (gram)
(jam ke-) 1 2 3
0 ( 08.00 ) 30,41 38,05 28,14
1 ( 10.00 ) 27,68 34,87 25,86
2 ( 12.00 ) 21,04 27,09 19,73
3 ( 14.00 ) 17,93 20,05 15,47
4 ( 16.00 ) 17,34 19,95 15,03

 Perhitungan Kadar Air Bahan

30,41−17,34
Kadar air rak 1 = ×100 % = 42,97 %
30,41
38,05−19,95
Kadar air rak 2 = × 100 % = 47,56 %
38,05
28,14−15,03
Kadar air rak 3 = ×100 % = 29,10 %
28,14

 Grafik Laju Pengeringan Bahan.

Hari Ke-1
100
90 21.49
80
70
40.68 rak 3
60 13.59 11.9 rak 2
13.94
50 35.82 rak 1
32.8 13.27
40 26.17
18.15
30
25.03
20
15.06 16.53 15.67
13.24
10
0
0 ( 08.00 ) 1 ( 10.00 ) 2 ( 12.00 ) 3 ( 14.00 ) 4 ( 16.00 )

C. Hari ke-2

 Tabel Data Pengeringan Bahan


Pengeringan Berat (gram)
( Jam ke-) 1 2 3
0 ( 08.00 ) 19,4 20,49 16,55
1 ( 10.00 ) 18,02 19,11 15,36
2 ( 12.00 ) 17,94 18,97 15,33
3 ( 14.00 ) 17,95 18,97 15,33
4 ( 16.00 ) 17,86 18,61 15,19

 Perhitungan Kadar Air Bahan

19,4−17,86
Kadar air rak 1 = ×100 % = 7,93 %
19,4
20,49−18,61
Kadar air rak 2 = × 100 % = 9,17 %
20,49
16,55−15,19
Kadar air rak 3 = × 100 % = 8,21 %
16,55

 Grafik Laju Pengeringan Bahan.

Hari Ke- 0
60

50
14.52
13.59 13.27 12.95 12.91
40 rak 3
16.69 rak 2
30 14.77 13.91 rak 1
13.44 13.47

20
17.06 16.01 15.66 15.35 15.33
10

0
0 ( 08.00 ) 1 ( 10.00 ) 2 ( 12.00 ) 3 ( 14.00 ) 4 ( 16.00 )

Tabel Pengamatan shif Selasa 08.00-10.00

A. Hari ke-0

 Tabel Data Pengeringan

Pengeringan Berat (gram)


(jam ke-) 1 2 3
0 (10.00) 66,83 66,56 57,47
2 (12.00) 33 54,02 37,62
3 ( 14.00) 23,04 43,7 19,23
 Perhitungan Kadar Air Bahan

66,83−23,043
Kadar air rak 1 = × 100 % = 65,52 %
66,83
66,56−43,7
Kadar air rak 2 = × 100 % = 34,34 %
66,56
57,47−19,23
Kadar air rak 3 = ×100 % = 66,53 %
57,47

 Grafik Laju Pengeringan Bahan.

Hari Ke- 0
250

200
57.47
rak 3
150 rak 2
66.56 rak 1
37.62
100
54.02 19.23
66.83 43.7
50
33
23.04
0
0 (10.00) 2 (12.00) 3 ( 14.00)

B. Hari ke-1

 Tabel Data Pengeringan Bahan.

Pengeringan Berat (gram)


(jam ke-) 1 2 3
0 ( 08.00 ) 25,03 40,68 21,49
1 ( 10.00 ) 15,06 32,8 13,59
2 ( 12.00 ) 13,24 35,82 11,9
3 ( 14.00 ) 16,53 26,17 13,94
4 ( 16.00 ) 15,67 18,15 13,27
 Perhitungan Kadar Air Bahan

25,03−15,67
Kadar air rak 1 = ×100 % = 38,19 %
25,03
40,68−18,15
Kadar air rak 2 = ×100 % = 55,38 %
40,68
21,49−13,27
Kadar air rak 3 = ×100 % = 38,25 %
21,49

 Grafik Laju Pengeringan Bahan.

Hari Ke- 1
100
90 21.49
80
70
40.68 rak 3
60 13.59 11.9 rak 2
13.94
50 35.82 rak 1
32.8 13.27
40 26.17
18.15
30
25.03
20
15.06 16.53 15.67
13.24
10
0
0 ( 08.00 ) 1 ( 10.00 ) 2 ( 12.00 ) 3 ( 14.00 ) 4 ( 16.00 )

C. Hari ke-2

 Tabel Data Pengeringan Bahan.


Pengeringan Berat (gram)
( Jam ke-) 1 2 3
0 ( 08.00 ) 17,06 16,69 14,52
1 ( 10.00 ) 16,01 14,77 13,59
2 ( 12.00 ) 15,66 13,91 13,27
3 ( 14.00 ) 15,35 13,44 12,95
4 ( 16.00 ) 15,33 13,47 12,91
 Perhitungan Kadar Air Bahan

17,06−15,33
Kadar air rak 1 = ×100 % = 10,14 %
17,06

16,69−13,47
Kadar air rak 2 = ×100 % = 19,29 %
16,69

14,52−12,91
Kadar air rak 3 = ×100 % = 11,08 %
14,52

 Grafik Laju Pengeringan Bahan.

Hari Ke- 2
60

50
14.52
13.59 13.27 12.95 12.91
40 rak 3
16.69 rak 2
30 14.77 13.91 rak 1
13.44 13.47

20
17.06 16.01 15.66 15.35 15.33
10

0
0 ( 08.00 ) 1 ( 10.00 ) 2 ( 12.00 ) 3 ( 14.00 ) 4 ( 16.00 )

BAB V
PEMBAHASAN
Menurut Dr. Sri Rahayoe, S.TP., M.P, 2017 pengeringan adalah suatu cara untuk
mengeluarkan atau menghilangkan sebagian besar air dari bahan dengan menggunakan energi
panas. Pengeluaran air dari bahan dilakukan sampai kadar air keseimbangan dengan
lingkungan tertentu dimana jamur, enzim, mikroorganisme, dan serangga yang dapat merusak
menjadi tidak aktif.
Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kandungan air bahan sampai batas
tertentu sehingga aman disimpan sampai pemanfaatan yang lebih lanjut. Dengan pengeringan,
bahan menjadi lebih tahan lama disimpan, volume bahan lebih kecil, mempermudah dan
menghemat ruang pengagukutan, mempermudah transportasi, dan biaya produksi menjadi
murah.
Prinsip pengeringan adalah proses penghantaran panas dan massa yang terjadi secara
serempak. Dalam pengeringan, air dihilangkan dengan prinsip perbedaan kelembaban antara
udara pengering dengan bahan yang dikeringkan.
Terdapat 3 periode dalam proses pengeringan, yaitu periode awal (initial period),
dimana panas sensibel digunakan untuk menaikkan temperatur bijian, laju penguapan air
meningkat seiring dengan waktu, periode laju konstan (constant rate period), dimana terjadi
proses penguapan air bebas dari permukaan bijian, laju penurunan kadar air bijian konstan,
dan periode laju menurun (falling rate period), dimana pada tahap ini laju pengeringan
menurun. Pergerakan air dari bagian dalam bijian menuju ke permukaan menjadi faktor
penentu kecepatan penurunan kadar air.
Menurut www.backsekolah.com, 2018 Selain mengawetkan , pengeringan pada
makanan juga mempunyai manfaat lain yang bisa kalian lihat di bawah ini :
1. Mengurangi kerusakan makanan Karena Mikroba
Mikroba membutuhkan air untuk tumbuh dan berkembang, maka dari itu, jika air dalam
makanan tersebut berkurang ataupun kering, maka aktivitas tumbuh kembang mikroba
dapat dihentikan.
2. Menghemat biaya pengangkutan
Karena air dalam makanan tersebut telah dikeringkan, otomatis berat atau volumenya
berkurang, maka biaya pengangkutan atau distribusinya bisa lebih murah.
3. Pengawetan dengan cara dikeringkan lebih mudah
Pengeringan makanan sudah dikenal sejak 1200 SM yang dilakukan penduduk Timur
tengah dan asia, jadi cara ini memang lebih diminati karena mudah dan murah karena
hanya membutuhkan panas matahari.
4. Menghemat tempat penyimpanan
Tempat penyimpanan makanan karena yang diawetkan pengeringan cenderung lebih hemat
daripada makanan yang diawetkan dengan cara lain seperti pendinginan,pemanisan, dan
lain lain. Karena volume air sudah hilang dan membuat makanan menyusut hingga mudah
untuk dikemas.
Dalam menghitung persentasi proses pengeringa dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Berat Awal−Berat akhir
Kadar air = ×100 %
Bahan Baku

BAB IV
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat di simpulkan laju pengeringan suatu
produk pertanian dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Berat Awal−Berat akhir
Kadar air = ×100 %
Bahan Baku
6.2. Saran
Dalam melakukan praktikum ada baiknya laporan laporan sementara tiap-tiap acara
lebih baik tidak dikumpulkan di waktu yang sama, supaya praktikan tidak kebingugan dalam
membuat laporan praktium. Dan hasil pengamatan tiap shift juga lebih baik di pisah tidak di
gabung karena ada saja kelompok shift yang belum menyelesaikan hasil penngamatan
sehingga penyelesaian laporan praktikum menjadi terhambat dan rumit.

DAFTAR PUSTAKA

Sri Rahayoe. (2017). Teknik Pengeringan. www.kanalpengetahuan.tp.ugm.ac.id.


https://kanalpengetahuan.tp.ugm.ac.id/menara-ilmu/2017/755-teknik-
pengeringan.html
Backsekolah. (2018). Manfaat Pengawetan Makanan dengan dikeringkan.
www.backsekolah.com. https://www.backsekolah.com/2018/10/manfaat-
pengawetan-makanan-dengan.html
raudhatul raihan. (2019). Teknik Pengeringan dan Aplikasinya.
www.myteknikkimiablogaddress.blogspot.com.
http://myteknikkimiablogaddress.blogspot.com/2018/11/teknik-pengeringan-dan-
aplikasinya.html
Wikipedia. (2022). Pengeringan Makanan. www.wikipedia.org.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengeringan_makanan
Wikipedia. (2022). Pengeringan. www.wikipedia.org.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengeringan#:~:text=Pengeringan%20adalah%20proses
%20perpindahan%20massa,semi%20padat%20dengan%20menggunakan
%20penguapan
Brainly. (2020). Faktor yang Mempengaruhi Laju Pengeringan. www.brainly.com.
https://brainly.co.id/2020/Faktor-Yang-Mempengaruhi-Laju-Pengeringan/29564628
Unib. (2017). Satuan Operasi. www.unib.ac.id. http://jtp.fp.unib.ac.id/satuan-operasi/

Anda mungkin juga menyukai