LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Retensi Air, Equilibrium Moisture Content (EMC))
Oleh:
2.3 Pengeringan
Pengeringan adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam
jumlah yang relatif kecil dari bahan dengan menggunakan energi panas. Hasil dari
proses pengeringan adalah bahan kering yang mempunyai kadar air setara dengan
kadar air keseimbangan udara normal atau setara dengan nilai aktivitas air (aw)
yang aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis, dan kimiawi. Pengeringan
merupakan salah satu proses pengolahan pangan yang sudah lama dikenal. Tujuan
dari proses pengeringan adalah menurunkan kadar air bahan sehingga bahan
menjadi lebih awet, mengecilkan volume bahan untuk memudahkan, menghemat
biaya pengangkutan, pengemasan, dan penyimpanan. Meskipun demikian ada
kerugian yang ditimbulkan selama pengeringan yaitu terjadinya perubahan sifat
fisik dan kimiawi bahan serta terjadinya penurunan mutu bahan (Anton, 2011).
2.4 Kelembaban Relatif (RH)
Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan
relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat
digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan
dengan sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan
sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian
uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara
pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak
melebihi 0,5% pada 0 °C (Handoko, 1994).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat
dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit
tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan
dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi
membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan
jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara
untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu
udara. Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh
dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut
mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas
(Handoko,1994).
Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan.Penguapan
adalah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan
diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas.
Seperti diketahui, penguapan tidak hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka
saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuh-
tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu disebut dengan Evaporasi.
BAB III
ALAT DAN BAHAN
4.2 Perhitungan
8.3−8.26
= x 100%
8.3−2.96
=%
b−c
2 BK = x 100%
c−a
8.3−8.26
= x 100%
8.26−2.96
= 0.75%
4.2.2 Perhitungan Data Kelompok 2
b−c
1. BB = x 100%
b−a
8.08−8.08
= x 100%
8.08−2.96
= 0%
b−c
2. BK = x 100%
c−a
8.08−8.08
= x 100%
8.08−2.96
=%
4.2.3 Perhitungan Data Kelompok 3
b−c
1. BB = x 100%
b−a
8.02−7.95
= x 100%
8.02−2.93
=%
b−c
2. BK = x 100%
c−a
8.02−7.95
= x 100%
7.95−2.93
= 140%
4.2.4 Perhitungan Data Kelompok 4
b−c
1. BB = x 100%
b−a
8.3−8.26
= x 100%
8.3−2.96
= 0.75%
b−c
2. BK = x 100%
c−a
8.3−8.26
= x 100%
8.26−2.96
= 0.75%
4.3 Grafik
4.3.1 Kacang Kedelai (Kelompok 2)
8.55
8.5
Kadar Air (%)
8.5
8.45
8.4
8.4
8.35
8.3
5 10 15
Waktu (Menit)
8.7
8.6
8.58.4
8.4
8.3
8.2
8.1
1 2 3
Waktu (Menit)
9.3
Kadar Air (%)
9.2
9.1
9.1
9
9
8.9
8.8
5 10 15
Waktu (Menit)
10.6
10.4 10.3
Kadar Air (%)
10.2
10
10
9.8
9.6
5 10 15
Waktu (Menit)
12.5
12.4
12.3
12.3
12.2
12.1
5 10 15
Waktu (Menit)
13.45
13.4
13.35 13.3
13.3
13.25
13.2
13.15
5 10 15
Waktu (Menit)
4.3.4 Jagung
Kadar Air Jagung Dalam Oven
14
11.9
12
10.9
9.6
10
Kadar Air (%)
8
0
5 10 15
Waktu (Menit)
12.2
Kadar Air (%)
12.1
12
12
11.9
11.8
5 10 15
Waktu (Menit)
8.4
8.3
8.2 8.2
8.2
8.1
8
7.9
5 10 15
Waktu (Menit)
9.05
9
Kadar Air (%)
8.95
8.9
8.9
8.85
8.8
5 10 15
Waktu (Menit)
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Kadar air merupakan salah satu sifat fisik dari bahan hasil pertanian.
2. Kadar air bahan sangat mempengaruhi umur simpan dan juga kualitas
yang terdapat pada bahan tersebut.
3. Mengetahui kadar air dapat dimanfaatkan untuk perlakuan pengolahan
lanjutan serta cara pendistribusian bahan dengan cara yang tepat dan
sesuai.
4. Penurunan kadar air dilakukan dengan cara memanaskan bahan
sedangkan untuk meningkatkan kadar air dilakukan dengan cara
pendinginan bahan.
5. Berdasarkan grafik hasil praktikum, penurunan kadar air bahan yang
paling mendekati benar adalah bahan kacang hijau oleh kelompok 5
6.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah penggunaan moisture tester
yang lebih banyak atau setiap kelompok satu supaya pengukuran terhadap
moisture tester tidak terlalu lama karena mengantri sehingga suhu bahan tidak
sempat dipengaruhi oleh suhu ruangan sehingga mempengaruhi kadar air yang
ada.
DAFTAR PUSTAKA
Sukrisno, 2011. Karakteristik Isoterm Sorpsi Air Biji Kopi Dengan Model Bet dan
Gab. AGRITECH, Vol. 31, No. 3, AGUSTUS 2011
Kadir, S., M.A. Nur, dan Syachri, M., 1982. Pengontrolan dan pengukuran aw
(aktivitas air) dari ikan pindang dalam rangka meningkatkan mutu dan
stabilitasnya dengan menggunakan NaCl sebagai humectant. Laporan
Penelitian. Bagian Kimia. Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN