LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Retensi Air, Equllibrium Moisture Content (EMC))
Oleh :
Nama : Ilham Firman Syah
NPM : 240110180006
Hari, Tanggal Praktikum : 16 Oktober 2019
Waktu / Shif : 09.30 WIB – 11.30 WIB/A1
Co.Ass : 1. A. Zahra Nursyifa
2. Maya Irmayanti
3. Nunung Nurhaijah Hudairiah
4. Zhaqqu Ilham Alhafid
2.4 Pengeringan
Proses pengeringan di dalam industri pertanian merupakan salah satu
tahapan yang cukup penting dari beberapa proses lainnya dalam penanganan
bahan hasil pertanian. Pengeringan dapat membantu menghambat kerusakan yang
terjadi pada bahan hasil pertanian, karena bahan yang telah dipanen masih
melakukan proses respirasi sehingga apabila disimpan dalam waktu yang lama
akan mengalami pembusukan. Dengan proses pengeringan, kadar air bahan hasil
pertanian dapat dikurangi sampai tingkat kadar air kesetimbangan dengan kondisi
udara luar normal atau tingkat kadar yang setara dengan aktivitas air sehingga
bahan hasil pertanian akan aman dari kerusakan mikrobiologi, enzimatis dan
kimiawi. (Zain, 2005).
Tujuan pengeringan bahan hasil pertanian adalah untuk mengurangi
kandungan air bahan sampai dengan kadar air aman, baik untuk proses
pengolahan maupun penyimpanan. Menurut Henderson (1976), pengeringan
adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari
bahan dengan menggunakan media pengering (udara, cair, padat) sampai pada
tingkat kadar air kesetimbangan (equilibrium moisture content = EMC) dengan
kondisi udara luar (atmosfer) normal atau tingkat kadar air yang setara degnan
nilai aktivitas air (aw) yang aman dari kerusakan oleh mikrobiologi, enzimatis, dan
kimia. (Zain, 2005)
BAB III
METODOLOGI
4.1 Tabel
Tabel 1. Penurunan dan Peningkatan Kadar Air
Nama Perlakuan Kadar Kadar Air Akhir
Bahan Waktu Air Awal Penurunan Peningkatan
(5gr) (Menit) (%) (Oven) (Refrigerator)
5 9,2 9,0
Kacang
10 9,1 9,1 9,2
Hijau
15 8,4 8,9
5 9,5 10,6
Kacang
10 10,8 9,5 10,4
Kedelai
15 9,0 10,3
5 13,2 13,3
Kacang
10 13,3 12,1 13,5
Tanah
15 12,3 13,0
5 10,4 12,1
Jagung 10 11,4 10,9 12,1
15 8,6 11,5
5 8,7 9,2
Kacang
15 9,1 8,8 9,3
Hijau
15 82 8,8
Tabel 2. Hasil Pengukuran Suhu dan RH
Pengukuran Ruangan Refrigerator Oven
ke RH T RH T RH T
(%) (oC) (%) (oC) (%) (oC)
1 48 26,6 32 22,4 48.7 59
2 46 27,1 30 3,9 58 64,4
3 46 27,8 37 4,4 63,1 59
Rata – Rata 46,67 27,16 33 10.22 56,6 60,8
2. Kelompok 2
3. Kelompok 3
4. Kelompok 4
5. Kelompok 5
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah :
1. nilai dari retensi air terus meningkat dari proses pengeringan ke proses
pendinginan;
2. Proses pendinginan dan pengeringan dapat meningkatkan lama waktu
penyimpanan bahan hasil pertanian dan juga dapat mengurangi kerusakan
yang dapat terjadi pada bahan hasil pertanian;
3. Kesaahan pengukuran yang dilakukan oleh praktikan dikarenakan adanya
selang waktu pada saat bahan sudah di keringkan lalu di dinginkan namun
tidak langsung dilakukan pengukuran, bahan tersebut malah di diamkan; dan
4. bahan hasil pertanian yang memiliki kadar air paling besar dari sampel yang
digunakan adalah kadar air pada jagung, sedangkan kadar air terkecil terdapat
pada bahan kacag hijau.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah :
1. Bahan yang digunakan dapat lebih beragam, sehingga setiap kelompok
melakukan pada bahan yang berbeeda; dan
2. Terdapat sebuah kegiatan ataupun penjelasan untuk mengisi waktu luang pada
saat menunggu waktu bahan di keringkan dan di dinginkan, kegiatan tersebut
dapat berupa penjelasan mengenai manfaat ataupun metode lain yang dapat
digunakan untuk menentukan kadar air bahan.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyani, 2012. Kapasitas air Bahan Hasil Pertanian. Terdapat di Jurnal FATETA UNAND
Vol. XI No. 3.
Irawati. 2011. Aktivitas Air dalam Bahan Pertanian. Mediyatama Sarana Perkasa:
Jakarta.
Dokumentasi Praktikum