ANALISIS PANGAN
Disusun oleh:
Katarina Vania Ayu
H0920050
Kelompok 3
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum Analisis Pangan Acara 1 “Air” adalah:
1. Mengetahui prinsip dan prosedur pengujian kadar air dengan metode
thermogravimetri.
2. Mengetahui kadar air produk tepung.
3. Mengetahui standar kadar air produk sampel tepung.
B. Tinjauan Pustaka
Kadar air didefinisikan sebagai teknik analisis sejumlah air yang terkandung
di dalam suatu bahan pangan atau bahan pertanian dan sebagainya. Penentuan
kadar air bahan pangan berguna untuk mengetahui pengolahan dan
pendistribusian bahan dalam penanganan yang tepat. Jika penanganan yang
bahan pangan tersebut tidak tepat dalam pengolahannya, maka penentuan kadar
air salah harus dilakukan dan dapat terjadi kerusakan pada pangan. Kerusakan
bahan pangan juga dapat membahayakan kesehatan. Alat ukur kadar air sudah
sangat berkembang, saat ini menggunakan basis android yang memberikan data
berupa informasi kadar air dalam bahan pangan yaitu berbasis IoT atau Internet
of Thing (Prasetyo et al., 2019).
Kadar air juga dapat diuji dalam laboratorium kimia pada industri pangan
untuk menentukan kualitas dan ketahanan pangan terhadap kerusakannya.
Pengujian kadar air dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan beberapa
metode yaitu dengan metode pengeringan (thermogravimeri), metode destilasi
(thermovolumetri), metode fisis dan metode kimiawi (karl fischer). Penentuan
kadar air bahan pangan dilakukan dengan mengeringkan bahan pangan dalam
oven pada suhu 105-110oC selama 5 jam hingga mendapatkan bobot konstan
(Daud et al., 2013). Kadar air juga dapat mendeteksi kelembaban tanah yang
ditumbuhi oleh bahan pangan dari olahan pertanian. Kadar air digunakan untuk
bahan pangan dalam rasio dari 0 dengan bentuk kering total hingga nilai jenuh
air. Nilai kadar air dapat dianalisis secara volumetrik maupun gravimetrik dalam
satuan massa melalui basis basah atupun basis kering (Kristina, 2018).
Bahan pangan yang dianalisis biasanya merupakan kebutuhan pokok
manusia yang harus diketahui kadar airnya. Sehingga bahan pangan pokok
tersebut dapat berkembangbiak dan menghasilkan energi untuk melakukan
kegiatan di setiap kehidupan manusia (Prasetyo et al., 2019). Bahan pangan tidak
hanya mengandung dari air, namun terdiri dari protein, karbohidrat, lemak,
vitamin dan mineral. Bahan pangan dengan kadar air yang tinggi juga dapat juga
menjadi media pertumbuhan mikroba. Mikroba dapat membusukkan karena
bahan pangan yang terlalu lembab dan mengakibatkan rusaknya bahan pangan.
Mikroba pencemar yang berasal dari air dapat mengakibatkan kerusakan dan
mengakibatkan keracunan makanan (Waluyo, 2004).
C. Metodologi
1. Alat
- Desikator
- Krus
- Mortar dan alu
- Oven
- Penjepit
- Timbangan analitik
2. Bahan
- Tepung beras
- Tepung tapioca
- Tepung terigu
- Tepung maizena
- Tepung ubi ungu
3. Cara kerja
a. Cara Kerja
= 12,86%
Perhitungan %kadar air (dry basis)
berat sampel kering
% kadar berat kering (db) = 𝑥100%
berat sampel basah
4,3632
= 5,0070 𝑥100%
= 87,14%
- Sampel Tepung Beras
Diketahui:
Berat Krus = 16,8567 gr
Berat Sampel Basah = 5,0023 gr
Berat Krus+Sampel setelah dioven = 21,2425 gr
Tanya:
Berat sampel kering?
% Kadar air (wb)?
% Kadar air (db)?
Jawab:
Perhitungan Berat Sampel Kering
Berat sampel kering = (bobot cawan + sampel stlh dioven) - bobot cawan
= 21,2425 - 16,8567 gr
= 4,3858 gr
Perhitungan %kadar air (wet basis)
berat sampel basah−berat sampel kering
% kadar air (wb) = 𝑥100%
berat sampel basah
5,0023−4,3858
= 𝑥100%
5,0023
= 12,32%
Perhitungan %kadar air (dry basis)
berat sampel kering
% kadar berat kering (db) = 𝑥100%
berat sampel basah
4,3858
= 5,0023 𝑥100%
= 87,68%
- Sampel Tepung Tapioka
Diketahui:
Berat Krus = 16,2953 gr
Berat Sampel Basah = 5,0053 gr
Berat Krus+Sampel setelah dioven = 20,6805 gr
Tanya:
Berat sampel kering?
% Kadar air (wb)?
% Kadar air (db)?
Jawab:
Perhitungan Berat Sampel Kering
Berat sampel kering = (bobot cawan + sampel stlh dioven) - bobot cawan
= 20,6805 - 16,2953 gr
= 4,3852 gr
Perhitungan %kadar air (wet basis)
berat sampel basah−berat sampel kering
% kadar air (wb) = 𝑥100%
berat sampel basah
5,0053−4,3852
= 𝑥100%
5,0053
= 12,39%
Perhitungan %kadar air (dry basis)
berat sampel kering
% kadar berat kering (db) = 𝑥100%
berat sampel basah
4,3852
= 5,0053 𝑥100%
= 87,61%
- Sampel Tepung Maizena
Diketahui:
Berat Krus = 17,3945 gr
Berat Sampel Basah = 5,0056 gr
Berat Krus+Sampel setelah dioven = 21,8642 gr
Tanya:
Berat sampel kering?
% Kadar air (wb)?
% Kadar air (db)?
Jawab:
Perhitungan Berat Sampel Kering
Berat sampel kering = (bobot cawan + sampel stlh dioven) - bobot cawan
= 21,8642 - 17,3945 gr
= 4,4697 gr
Perhitungan %kadar air (wet basis)
berat sampel basah−berat sampel kering
% kadar air (wb) = 𝑥100%
berat sampel basah
5,0056−4,4697
= 𝑥100%
5,0056
= 10,71%
Perhitungan %kadar air (dry basis)
berat sampel kering
% kadar berat kering (db) = 𝑥100%
berat sampel basah
4,4697
= 5,0056 𝑥100%
= 89,29%
- Sampel Tepung Ubi Ungu
Diketahui:
Berat Krus = 16,1051 gr
Berat Sampel Basah = 5,0019 gr
Berat Krus+Sampel setelah dioven = 20,6391 gr
Tanya:
Berat sampel kering?
% Kadar air (wb)?
% Kadar air (db)?
Jawab:
Perhitungan Berat Sampel Kering
Berat sampel kering = (bobot cawan + sampel stlh dioven) - bobot cawan
= 20,6391 - 16,1051 gr
= 4,5340 gr
Perhitungan %kadar air (wet basis)
berat sampel basah−berat sampel kering
% kadar air (wb) = 𝑥100%
berat sampel basah
5,0019−4,5340
= 𝑥100%
5,0019
= 9,35%
Perhitungan %kadar air (dry basis)
berat sampel kering
% kadar berat kering (db) = 𝑥100%
berat sampel basah
4,5340
= 5,0019 𝑥100%
= 90,65%
LAMPIRAN DOKUMENTASI