ACARA I
AIR
Disusun oleh :
Annida Rachma Wijaya
H0920010
Kelompok 15
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Analisis Pangan Acara 1 “Air” adalah:
1. Mengetahui prinsip dan prosedur pengujian kadar air dengan metode
thermogravimetri.
2. Mengetahui kadar air produk tepung.
3. Mengetahui standar kadar air produk sampel tepung.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan zat vital yang sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk
hidup agar keberlangsungan hidupnya terjamin. Dalam bahan pangan, air
menjadi salah satu komponen yang sangat penting. Air dapat menjadi
komponen intraseluler atau ekstraseluler dari bahan nabati maupun hewani.
Sebagai fase terdispersi, air bermanfaat dalam produk emulsi. Sementara dalam
fase pendispersi, air dapat digunakan sebagai pelarut bahan pangan. Air dalam
bahan pangan berpengaruh dalam penentuan tingkat kesegaran, kestabilan,
keawetan, aktivitas enzim, pertumbuhan mikroba, dan lain sebagainya
(Kusnandar, 2019).
Kadar air merupakan persentase kandungan air dalam suatu bahan yang
dapat dinyatakan secara berat basah (wet basis) atau berat kering (dry basis).
Secara teori, kadar air secara berat basah dalam suatu bahan memiliki nilai
tertinggi sebesar 100%, tetapi kadar air secara berat kering dapat melebihi
angka 100% (Istianah et al., 2019). Kadar air dalam bahan pangan dapat
ditentukan melalui metode pengeringan. Kadar air merupakan faktor penting
penentu penampakkan, tekstur, cita rasa, nilai gizi bahan pangan, serta aktivitas
mikroorganisme. Analisis kadar air dapat digunakan untuk mengetahui apakah
suatu bahan sudah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan
(Kumesan et al., 2017).
Ubi jalar ungu merupakan tanaman yang berasal dari Amerika tengah
dan ditanam di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Warna ungu pada ubi jalar
ungu disebabkan karena adanya pigmen ungu antosianin yang menyebar dari
bagian kulit hingga daging ubinya. Ubi jalur ungu berpotensi menjadi
komoditas pangan yang bermanfaat karena banyak mengandung senyawa
bioaktif (Santoso dan Estiasih, 2014). Salah satu produk olahan ubi jalar ungu
adalah tepung ubi ungu. Dalam pengolahan menjadi tepung, ubi jalar ungu
melalui proses pengeringan baik menggunakan sinar matahari ataupun dioven
untuk meningkatkan daya simpannya. Tepung ubi ungu yang diolah dengan
pengeringan matahari mengandung 77,89% karbohidrat, 8,99% protein, 0,45%
lemak, 11,17% kadar air, dan 1,49% abu (Rijal et al., 2019).
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Botol timbang
b. Cawan porselen
c. Desikator
d. Eksikator
e. Oven
f. Penjepit
2. Bahan
a. Tepung beras
b. Tepung maizena
c. Tepung tapioka
d. Tepung terigu
e. Tepung ubi ungu
3. Cara kerja
Cawan porselen
E. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum Analisis Pangan Acara 1 “Air” dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Thermogravimetri merupakan metode pengeringan dengan prinsip
menguapkan air yang terdapat di dalam bahan dengan cara melakukan
pemanasan pada bahan, kemudian ditimbang hingga bobot konstan
diperoleh. Pada thermogravimetri, sampel dalam bentuk bubuk ditimbang
dalam botol timbang yang telah diketahui bobot keringnya, kemudian
sampel dioven selama 3-5 jam dengan suhu 100-105oC. Setelah dioven,
botol timbang dan sampel didinginkan di dalam eksikator, serta ditimbang.
Dilakukan pemanasan kembali di dalam oven selama 1 jam, kemudian
didinginkan dan ditimbang kembali. Perlakuan oven dan pendinginan ini
diulang hingga tercapai bobot konstan sebesar <0,2 mg secara berturut-
turut.
2. Kadar air berat basah (wb) tepung ubi ungu adalah 9,37% dan berat
keringnya sebesar 90,62%.
3. Kisaran kadar air tepung ubi ungu di Indonesia adalah sebesar 6,77-10,99%
dengan rekomendasi maksimal 10% untuk mutu yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarsari, I., Sarjana, S., & Choliq, A. (2009). Rekomendasi dalam penetapan
standar mutu tepung ubi jalar. Jurnal standardisi, 11(3), 212-219.
Daud, A., Suriati, S., & Nuzulyanti, N. (2019). Kajian Penerapan Faktor yang
Mempengaruhi Akurasi Penentuan Kadar Air Metode Thermogravimetri.
Lutjanus, 24(2), 11-16.
Guiné, R. (2018). The drying of foods and its effect on the physical-chemical,
sensorial and nutritional properties. International Journal of Food
Engineering, 2(4), 93-100.
Gultom, S. S., Ambarita, H., Gultom, M. S., & Napitupulu, F. H. (2019).
RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN PENGERING BIJI KOPI
TENAGA LISTRIK DENGAN PEMANFAATAN ENERGI SURYA.
DINAMIS, 7(4), 10-10.
Hariyadi, T. (2018). Pengaruh Suhu Operasi terhadap Penentuan Karakteristik
Pengeringan Busa Sari Buah Tomat Menggunakan Tray Dryer. Jurnal
Rekayasa Proses, 12(2), 104-113.
Istianah, N., Fitriadinda, H., & Murtini, E. S. (2019). Perancangan Pabrik untuk
Industri Pangan. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Jading, A. (2021). Buku Ajar Pengantar Dan Aplikasi Perancangan Pengering Pati
Sagu. Deepublish.
Kumesan, E. C., Pandey, E. V., & Lohoo, H. J. (2017). Analisa total bakteri, kadar
air, dan pH pada rumput laut (Kappaphycus alvarezii) dengan dua metode
pengeringan. Media Teknologi Hasil Perikanan, 5(1), 30-35.
Kusnandar, Feri. (2019). Kimia Pangan Komponen Makro. Jakarta Timur: PT Bumi
Aksara.
Lestari, L. A., Lestari, P. M., & Utami, F. A. (2018). Kandungan zat gizi makanan
khas Yogyakarta. Yogyakarta: Ugm Press.
McCabe, Warren L. 2002. Unit Operation of Chemical Engineering (4th Edition).
Singapura: McGraw Hill International Book Co.
Nuryanti, A. D., Melani, V., Kuswari, M., Ronitawati, P., & Angkasa, D. (2019).
Pemanfaatan Tepung Ubi Ungu dan Tepung Kacang Hijau dalam
Pembuatan Snack Bar Olahraga. J. Chem. Inf. Model, 53, 1689-1699.
PENGARUH KADAR AIR DAN PERSAMAAN MODEL BET UNTUK
PREDIKSI
MASA SIMPAN KAKAO (Theobroma cacao L.)
Prasetyo, T. F., Isdiana, A. F., & Sujadi, H. (2020). Measure Device of Water
Content On Food Materials Based On Internet of Things. IJISTECH
(International Journal of Information System and Technology), 3(2), 234-
245.
Ramli, I. A., & Yanto, S. (2020). Laju pengeringan gabah menggunakan pengering
tipe efek rumah kaca (ERK). Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 3,
158-164.
Rezaei, F., & VanderGheynst, J. S. (2010). Critical moisture content for microbial
growth in dried food‐processing residues. Journal of the Science of Food
and Agriculture, 90(12), 2000-2005.
Rijal, M., Natsir, N. A., & Sere, I. (2019). Analisis Kandungan Zat Gizi pada
Tepung Ubi Ungu. Jurnal Biotek, 7(1):48-57.
Rolle, F., Beltramino, G., Fernicola, V., Sega, M., & Verdoja, A. (2015). Moisture
determination for food quality assessment. In 17th International Congress
of Metrology (p. 15006). EDP Sciences.
Santoso, W. E. A., & Estiasih, T. (2014). Jurnal Review: Kopigmentasi Ubi Jalar
Ungu (Ipomoea Batatas ver. Ayamurasaki) dengan Kopigmen Na-Kaseinat
dan Protein Whey serta Stabilitasnya terhadap Pemanasan [In Press Oktober
2014]. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2(4), 121-126.
Susana, T. (2003). Air sebagai sumber kehidupan. Oseana, 28(3), 17-25.
Zambrano, M. V., Dutta, B., Mercer, D. G., MacLean, H. L., & Touchie, M. F.
(2019). Assessment of moisture content measurement methods of dried food
products in small-scale operations in developing countries: A review.
Trends in Food Science & Technology, 88, 484-496.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
TEPUNG TERIGU
Berat Sampel Kering
Berat kering = berat cawan & sampel setelah dioven – berat cawan
= 20,5266 - 16,1439
= 4,3827
Kadar Air
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Kadar air (wb) = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
5,0044−4,3827
= 𝑥 100%
5,0044
= 12,22%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Kadar air (db) = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
4,3827
= 𝑥 100%
5,0044
= 87,58%
TEPUNG BERAS
Berat Sampel Kering
Berat kering = berat cawan & sampel setelah dioven – berat cawan
= 22,6688 – 18,2972
= 4,3716
Kadar Air
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Kadar air (wb) = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
5,0017−4,3716
= 𝑥 100%
5,0017
= 12,6%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Kadar air (db) = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
4,3716
= 𝑥 100%
5,0017
= 87,40%
TEPUNG TAPIOKA
Berat Sampel Kering
Berat kering = berat cawan & sampel setelah dioven – berat cawan
= 21,2442 – 16,6478
= 4,5964
Kadar Air
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Kadar air (wb) = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
5,0012−4,5964
= 𝑥 100%
5,0012
= 8,09%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Kadar air (db) = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
4,5964
= 𝑥 100%
5,0012
= 91,90%
TEPUNG MAIZENA
Berat Sampel Kering
Berat kering = berat cawan & sampel setelah dioven – berat cawan
= 21,3574 - 16,8800
= 4,4774
Kadar Air
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Kadar air (wb) = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
5,0004−4,4774
= 𝑥 100%
5,0004
= 10,46%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Kadar air (db) = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
4,4774
= 5,0004 𝑥 100%
= 89,54%
TEPUNG UBI UNGU
Berat Sampel Kering
Berat kering = berat cawan & sampel setelah dioven – berat cawan
= 20,6246 - 16,0930
= 4,5316
Kadar Air
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Kadar air (wb) = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
5,0006−4,5316
= 𝑥 100%
5,0006
= 9,37%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Kadar air (db) = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
4,5316
= 𝑥 100%
5,0006
= 90,62%
LAMPIRAN DOKUMENTASI