Anda di halaman 1dari 8

Nama asisten : Laksmi Putri

Tanggal Praktikum : 18 Januari 2021


Tanggal Pengumpulan : 25 Januari 2021

PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR AIR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Zahida Rahmi (240210180086)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022) 7798844,
779570 Fax. (022) 7795780 Email: zahida18001@mail.unpad.ac.id

ABSTRACT
Moisture content have a big impact to the food’s shelf life and its quality. The purpose of
this practicum is to determine the water content of food and calculated as the percentage of the
moisture content of a material that is expressed wet base or dry base. The samples that used in
this practicum are two samples of bee pollen. The method used in this practicum are drying the
samples (thermogravimetry). The results showed that the water content of code A had a higher
water content than code B and dry base has more bigger percentage than wet base.
Keywords : thermogravimetry, dry base, wet base
PENDAHULUAN Air dalam bahan pangan tersimpan
dalam berbagai bentuk seperti air bebas, air
Air bersifat tidak berwarna, tidak terikat secara lemah dan air dalam keadaan
berasa dan tidak berbau pada kondisi terikat kuat. Air yang terdapat dalam bentuk
standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) bebas dapat membantu terjadinya proses
dan temperature 273,15 K (0ºC). Air kerusakan bahan makanan misalnya proses
merupakan pelarut yang kuat, melarutkan mikrobilogis, kimiawi, ensimatik, bahkan
banyak zat kimia. Zat-zat yang larut dengan oleh aktivitas serangga perusak
baik dalam air (misalnya garam-garam) (Sudarmadji, 2003).
disebut sebagai zat-zat “hidrofilik” (pencinta Jumlah air bebas dalam bahan pangan
air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur yang dapat digunakan oleh mikroorganisme
dengan air (misalnya lemak dan minyak), dinyatakan dalam besaran aktivitas air (Aw
disebut sebagai zat-zat “hidrofobik” (takut = water activity). Mikroorganisme
air). memerlukan kecukupan air untuk tumbuh
Air merupakan bahan yang sangat dan berkembang biak. Seperti halnya pH,
penting bagi kehidupan manusia dan mikroba mempunyai nilai Aw minimum,
fungsinya tidak pernah dapat digantikan maksimum dan optimum untuk tumbuh dan
oleh senyawa lain. Air juga merupakan berkembang biak (Ahmadi & Estiasih,
komponen penting dalam bahan makanan. 2009).
Kandungan air dalam bahan makanan ikut Terdapat beberapa metode
menentukan acceptability, kesegaran dan pengukuran kadar air dalam bahan pangan
daya tahan bahan tersebut. Selain itu, seperti metode pengeringan
merupakan bagian dari suatu bahan (thermogravimetri(, metode destilasi
makanan, air merupakan pencuci yang baik (thermovolumetri), metode fisis, dan metode
bagi bahan makanan tersebut alat-alat yang kimiawi (Karl Fischer Method). Umumnya,
akan digunakan dalam pengolahannya. metode yang digunakan untuk mengukur
Sebagian dari perubahan-perubahan bahan kadar ari adalah metode thermogravimetri
makanan terjadi dalam media air yang yang dilakukan dengan cara mengeringkan
ditambahkan atau yang berasal dari bahan bahan dalam oven bersuhu 105 – 1100°C
itu sendiri (Winarno, 2002). selama 3 jam atau hingga diperoleh berat
konstan. Metode pengeringan ini mengacu METODOLOGI
pada SNI 01-2891-1992. (Daud et al., 2019).
Menurut Andarwulan et al (2011), Alat dan Bahan
terdapat 2 metode untuk menentukan kadar Alat – alat yang digunakan dalam
air dalam bahan pangan yaitu: praktikum ini adalah cawan aluminium,
1. Metode Langsung desikator, krustang, neraca analitik, dan
Metode langsung dilakukan dengan oven.
Bahan-bahan yang digunakan dalam
cara mengeluarkan air dari bahan pangan
percobaan ini adalah bee pollen dengan
dengan bantuan pengeringan oven, desikasi,
distilasi, ekstraksi, dan teknik fisika-kimia berbagai kode sampel.
lainnya. Jumlah air dapat diketahui dengan
cara penimbangan, pengukuran volume, atau Prosedur
Persiapan Cawan
cara langsung lainnya. Metode ini
mempunyai ketelitian yang tinggi, tetapi Pengkondisian atau pengonstanan
pada umumnya memerlukan perlakuan yang berat cawan dimulai dengan menimbang
relatif lama dan pengerjaannya kebanyakan berat cawan alumunium kosong
bersifat manual. menggunakan neraca analitik. Kemudian,
cawan dipanaskan dalam oven bersuhu
2. Metode Tidak Langsung
105°C selama 10 menit lalu didinginkan
Pengukuran kadar air dengan metode
tidak langsung dilakukan tanpa dalam desikator selama 15 menit sebelum
dilakukan penimbangan cawan kembali.
mengeluarkan air dari bahan pangan atau
Pemanasan dilakukan hingga mendapatkan
merusak bahan pangan sehingga pengukuran
ini tidak bersifat merusak. Berbagai metode berat cawan konstan.
tidak langsung, antara lain: metode listrik-
Penentuan Kadar Air Sampel dengan
elektronika (konduktivitas DC-AC dan
konstanta dielektrik), penyerapan Metode Thermogravimetri
gelombang mikro, penyerapan sonik dan Setiap sampel ditimbang sebanyak 2
ultrasonik dan metode spektroskopi gram dengan menggunakan neraca analitik.
(spektroskopi inframerah dan spektroskopi Sampel yang sudah ditimbang, dimasukkan
ke dalam cawan alumunium lalu ditimbang
NMR).
kembali. Kemudian, cawan yang berisi
Sampel yang digunakan dalam
praktikum ini adalah Bee pollen merupakan sampel tersebut dimasukkan ke dalam oven
serbuk sari tanaman yang terkumpul di dengan suhu 1050C selama 3 jam. Setelah 3
jam, cawan dimasukkan ke dalam desikator
kantong yang terletak di kaki lebah, juga
selama 15 menit. Cawan tersebut kemudian
memiliki kandungan gizi yang baik,
didalamnya terkandung berbagai macam ditimbang pada neraca analitik. Cawan
asam amino yang dibutuhkan lebah untuk dikeringkan kembali pada oven selama 1
bertahan hidup (Attia et al., 2014). Bee jam, kemudian ditimbang. Perlakuan
pollen dapat dimanfaatkan dalam pembuatan tersebut diulangi sampai diperoleh berat
berbagai produk seperti food supplement yang konstan.
peningkat stamina dan crackers untuk balita. Apabila belum mendapatkan berat
Tujuan dari dilakukannya pengujian sampel yang konstan, dilakukan kembali
terhadap kadar air bee pollen ini untuk pengovenan selama 30 menit hingga
mencapai berat konstan. Berat konstan yang
mengetahui kadar air pada berbagai sampel
bee pollen dengan metode wet base dan dry didapatkan kemudian dicatat dan dihitung
base serta mengetahui proses penguapan air menggunakan rumus perhitungan kadar air
dalam bahan pangan tertentu. wet base dan dry base. Rumus keduanya
sebagai berikut :

% Kadar Air (Wet base)

𝑊𝑠 − (𝑊2 − 𝑊1 )
𝑥 100
𝑊𝑠
kadar air dengan metode ini, yaitu bahan lain
% Kadar Air (Dry base) selain air juga ikut menguap dan ikut hilang
bersama dengan uap air. Kelemahan lain
𝑊𝑠 − (𝑊2 − 𝑊1 ) yaitu dapat terjadi reaksi selama pemanasan
𝑥 100 yang menghasilkan air atau zat mudah
𝑊2 − 𝑊1
menguap lainnya dan juga bahan yang
Keterangan: mengandung zat pengikat air akan sulit
Ws = berat sampel melepaskan airnya meskipun sudah
W1 = berat cawan kosong dipanaskan (Sudarmadji et al., 2010).
W2 = berat cawan + sampel Analisis kadar air dengan metode
oven didasarkan atas berat yang hilang, oleh
karena itu sampel seharusnya mempunyai
HASIL DAN PEMBAHASAN kestabilan panas yang tinggi dan tidak
mengandung komponen yang mudah
Kadar air merupakan salah satu sifat menguap (Andarwulan et al., 2011).
fisik dari bahan yang menunjukkan Analisis metode gravimetri dapat digunakan
banyaknya air yang terkandung di dalam pada semua bahan pangan kecuali bahan
bahan. Kadar air merupakan salah satu sifat pangan yang mengandung senyawa volatile
fisik dari bahan yang menunjukkan dan bahan pangan yang mudah mengalami
banyaknya air yang terkandung di dalam kerusakan akibat pemanasan. Sampel yang
bahan. Kadar air biasanya dinyatakan digunakan dalam praktikum ini ialah bee
dengan persentase berat air terhadap bahan pollen dengan berbagai perlakuan sampel.
basah atau dalam gram air untuk setiap 100 Sebelum mengukur kadar air sampel,
gram bahan yang disebut dengan kadar air mula – mula dilakukan pengonstanan berat
basis basah (wb). Berat bahan kering atau cawan kosong terlebih dahulu. Cawan yang
padatan (db) adalah berat bahan setelah digunakan berbahan alumunium.
mengalami pemanasan beberapa waktu Pengonstanan berat cawan kosong ini
tertentu sehingga beratnya tetap atau bertujuan agar kadar air sampel yang
konstan (Safrizal, 2010). didapatkan nantinya lebih akurat tanpa
Hubungan kadar air dengan aktivitas adanya pengaruh dari kadar air cawan
air (aw) ditunjukkan dengan kecenderungan maupun senyawa baru yang dapat
bahwa semakin tinggi kadar air maka mempengaruhi hasil analisis.
semakin tinggi pula nilai aw nya. Kadar air Setelah didapatkan berat cawan
dinyatakan dalam persen (%) pada kisaran kosntan, sampel bee pollen kemudian
skala 0-100, sedangkan nilai Aw dinyatakan ditimbang sebanyak 2 gram menggunakan
dalam angka desimal pada kisaran skala 0- neraca analitik untuk selanjutnya dilakukan
1,0. pemanasan pada suhu 105°C selama 3 jam
Air sangat berpengaruh terhadap dalam oven. Menurut Daud et al (2019),
kualitas dan umur simpan bahan pangan. semakin tinggi suhu akan mempercepat
Penentuan kadar air pada praktikum kali ini waktu pengeringan. Namun, pada
menggunakan metode langsung dengan praktikum ini digunakan suhu 105°C karena
bantuan pengeringan oven. Prinsip metode sudah cukup untuk menguapkan air. Apabila
penentuan kadar air dengan oven atau suhu terlalu tinggi, sampel bee pollen
thermogravimetri yaitu menguapkan air berpotensi akan ikut menguap. Tahap
yang ada dalam bahan pangan dengan jalan selanjutnya dilanjutkan dengan pendinginan
pemanasan. air yang terkandung dalam suatu selama 15 menit menggunakan desikator.
bahan akan menguap bila bahan tersebut Cawan dipindahkan menggunakan krustang
dipanaskan pada suhu 105°C selama waktu untuk menjaga berat cawan konstan. Tujuan
tertentu Kehilangan bobot selama dari dilakukannya pendinginan cawan
pemanasan merupakan kadar air bahan adalah agar suhu wadah sampel menurun
tersebut (Sudarmadji et al, 2010). sehingga saat ditimbang suhu dalam
Metode ini relatif mudah dan murah. keadaan stabil. Desikator berfungsi sebagai
Namun, terdapat kelemahan dari penentuan penyerap uap air yang terkandung dalam
bahan karena terdapat silika gel dibawahnya. Pertama – tama, dilakukan penimbangan
Di dalam desikator akan terjadi penyerapan berat cawan hingga konstan menggunakan
uap air bebas dari udara, karena jika oven bersuhu 105°C selama 10 menit yang
pendinginannya di udara terbuka sampel bertujuan untuk mencegah adanya
terusi tadi akan mudah menyerap air dari penambahan kadar air selain dari sampel
udara dalam jumlah yang tidak tentu yang menyebabkan ketidakakuratan hasil
(Khopkar, 2002). yang diperoleh.
Bahan pangan yang telah mengalami Cawan yang telah dipanaskan
pengeringan lebih bersifat higroskopis kemudian didinginkan dalam desikator
daripada bahan asalnya. Oleh karena itu selama 15 menit guna menurunkan suhu
selama pendinginan sebelum penimbangan, cawan sehingga tercapai berat cawan
bahan telah ditempatkan dalam ruang konstan. cawan dipindahkan menggunakan
tertutup kering misalnya dalam desikator krustang untuk menjaga kadar air cawan dari
yang telah diberi zat penyerap air. kontaminasi lain yang dapat mempengaruhi
Penyerapan air atau uap dapat menggunakan hasil Analisa. Prosedur diatas dilakukan
kapur aktif, asam sulfat, silika gel, klorida, berulang hingga mendapatkan berat yang
dan lain-lain (Sudarmadji et al., 2010). konstan, yang ditandai dengan selisih berat
Cawan yang sudah dikeringkan di hasil pemanasan dengan berat awal tidak
dalam oven dan didinginkan di dalam melebihi 0,0002 gram. Berikut hasil
desikator dilakukan perlakuan yang sama perhitungan kadar air dari 2 sampel produk
berulang kali sampai berat konstan yang bee pollen yang tercantum pada tabel 1
berarti selisih berat hasil pemanasan dengan dibawah ini.
berat awal hanya berbeda 0,0002 gram.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kadar Air Bee Pollen
Kode % Kadar
Kode Sampel W cawan W sampel Wc+s
Cawan WB DB
B1 42,1994 2,0002 43,8903 15,46 18,29
B B2 42,7900 2,0002 44,4684 16,09 19,17
B3 41,9905 2,0005 43,6728 15,90 18,91
A1 44,2152 2,0002 45,8523 18,15 22,17
A A2 42,9196 2,0006 44,5588 18,06 22,05
A3 43,0176 2,0004 44,6529 18,43 22,55
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)
Menurut SNI 8664-2018, kadar air dalam
Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat produk madu dan olahannya tidak boleh
dilihat baik pada kode sampel B maupun A lebih dari 22% b/b
memiliki kesamaan, yaitu memiliki nilai Menurut Andarwulan et al. (2011),
kadar air dry base yang lebih besar ketelitian analisis kadar air dengan metode
dibandingkan dengan kadar air wet base. hal pengeringan dipengaruhi oleh beberapa
ini disebabkan karena berat residu lebih faktor diantaranya suhu dan waktu
kecil dibandingkan dengan berat sampel pengeringan, suhu dan kelembaban ruang
awal. Nilai kadar air wet base maupun dry pengeringan, kecepatan pergerakan udara di
base terbesar ada pada kode cawan A3 dalam ruang pengeringan, kondisi vakum,
sebesar 18,43% (wb) dan 22,55% (db) kedalaman dan ukuran partikel sampel,
sedangkan nilai kadar air terkecil ada pada konstruksi oven serta posisi sampel dalam
kode cawan B1 sebesar 15,46% (wb) dan oven. Penyerapan uap air dari udara sekitar
18,29%. Secara keseluruhan kode sampel, oleh sampel yang telah kering dapat
dapat teramati bahwa kode sampel A menyebabkan kesalahan pengukuran yang
memiliki kadar air yang lebih besar cukup nyata. Sehingga umumnya dalam
dibandingkan dengan kode sampel B. analisis bahan pangan skala penelitian, kadar
air bahan dinyatakan dalam persen berat dry base terbesar ada pada kode cawan A3
kering. Hal ini disebabkan perhitungan sebesar 18,43% (wb) dan 22,55% (db)
berdasarkan berat basah mempunyai sedangkan nilai kadar air terkecil ada pada
kelemahan yaitu berat basah bahan selalu kode cawan B1 sebesar 15,46% (wb) dan
berubah sedangkan berat kering bahan 18,29%. Secara keseluruhan kode sampel,
bersifat tetap (Rahmawan, 2001). dapat teramati bahwa kode sampel A
Kadar air basah (wet base) dapat memiliki kadar air yang lebih besar
menggambarkan seberapa banyak dibandingkan dengan kode sampel B. factor
mikroorganisme yang dapat tumbuh dalam – factor yang mempengaruhi perbedaan
kadar air basah (wet base) tersebut. Kadar air kadar air antara lain suhu, waktu, kondisi
kering (dry base) adalah komponen utama lingkungan, kemampuan pengeringan,
dalam melakukan pengeringan sehingga kandungan air bebas dan terikat serta
didapatkan kadar air minimal dari bahan aktivitas air dalam bahan.
tersebut. Kadar air kering (dry base) dan
basah (wet base) dapat menjadi indikator
waktu simpan bahan pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Mikroorganisme dapat hidup dengan baik Ahmadi, K. dan Estiasih, T. 2009. Teknologi
pada Aw yang tinggi atau pada bahan Pengolahan Pangan. Bumi Aksara.
pangan dengan kadar air tinggi, jadi pada Jakarta.
bahan pangan dengan wet base dan dry base
Andarwulan, N., Feri K., Dian H.. 2011.
tinggi memiliki umur simpan yang lebih
Analisis Pangan. Penerbit Dian
pendek dibandingkan dengan bahan yang
Rakyat, Jakarta.
memiliki dry base dan wet base yang rendah.
Kelebihan dari metode penentuan Attia YA, Abd Al-hamid AE, Ibrahim MS,
kadar air metode termogravimetri adalah Al-Harthi MA, Bovera F, Elnaggar
relatif murah dan mudah dilakukan. Namun, AS. 2014. Productive performance,
metode ini juga memiliki kelemahan dalam biochemical and hematological traits
menganalisis kadar air, yakni bahan lain of broiler chickens supplemented with
selain air akan turut menguap (hilang) propolis, bee pollen, and mannan
bersamaan dengan uap air. Bahan yang oligosaccha- rides continuously or
dikeringkan dapat kehilangan komponen intermittently. Livest Sci 164: 87-95.
volatil dan berat yang didapatkan juga dapat
Badan Standardisasi Nasional. (1992), SNI
meningkat karena oksidasi dari asam lemak
01-2891-1992: Cara Uji Makanan dan
tak jenuh dan senyawa-senyawa lainnya
Minuman. Jakarta.
sehingga menyebabkan analisis
thermogravimetri tidak dapat digunakan Badan Standardisasi Nasional. (2018), SNI
pada bahan pangan yang mengandung 01-8664-2018 : Madu. Jakarta.
senyawa volatile dan sensitif terhadap panas Daud Ahmad, Suriati, Nuzulyanti. 2019.
(Nielsen, 2010). Selain itu, dapat terjadi Kajian Penerapan Faktor yang
reaksi lain selama pemanasan yang Mempengaruhi Akurasi Penentuan
menghasilkan air atau zat mudah menguap, Kadar Air Metode Thermogravimetri.
dan bahan yang dapat mengikat air secara Lutjanus 24(2) : 11-16. p-ISSN:0853
kuat sulit melepaskan airnya meskipun -7658.
sudah dipanaskan (Sudarmadji, 2003).
Dr. Ir. Slamet Sudarmadji, I. B.
(2003). Analisa Bahan Makanan
KESIMPULAN dan Pertanian (Edisi ke 2 ed.,
Berdasarkan hasil yang didapatkan Vol. III). Yogyakarta, DIY,
dari analisis kadar air kode sampel B dan A Indonesia: Liberty Yogyakarta.
bee pollen, dapat disimpulkan bahwa kedua Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia
sampel memiliki kadar air dry base yang Analitik. U.I. Press, Jakarta
lebih tinggi dibandingkan dengan kadar air
wet base. Nilai kadar air wet base maupun
Nielsen, S. S. 2010. Food Analysis, Fourth
Edition. Springer : United States.
Rahmawan, 2001. Prinsip Dasar
Pengeringan. Jurusan Teknologi
Industri Pertanian Bogor. IPB, Bogor.
Refli, Safrizal. 2010. Kadar Air Bahan.
Teknik Pasca Panen. Jurusan
Teknik Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Syiah
Kuala.
Sudarmadji. S., Haryono, B., Suhardi. 2010.
Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty Yogyakarta,
Yogyakarta.
Winarno, FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi.
Gramedia. Jakarta.
LAMPIRAN

𝑊𝑠 − (𝑊2 − 𝑊1 )
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (𝑤𝑒𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑒) = 𝑥 100
𝑊𝑠
𝑊𝑠 − (𝑊2 − 𝑊1 )
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (𝑑𝑟𝑦 𝑏𝑎𝑠𝑒) = 𝑥 100
𝑊2 − 𝑊1
1. Sampel B
Kode B1
2,0002 − (43,8903 − 42,1994)
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (𝑤𝑏) = 𝑥 100
2,0002
= 15,46 %
2,0002 − (43,8903 − 42,1994)
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (𝑑𝑏) = 𝑥 100
43,8903 − 42,1994
= 18,29 %
Kode B2
2,0002 − (44,4684 − 42,7900)
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (𝑤𝑏) = 𝑥 100
2,0002
= 16,09 %
2,0002 − (44,4684 − 42,7900)
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (𝑑𝑏) = 𝑥 100
44,4684 − 42,7900
= 19,17 %
Kode B3
2,0005 − (43,6728 − 41,9905)
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (𝑤𝑏) = 𝑥 100
2,0005
= 15,90 %
2,0002 − (43,6728 − 41,9905)
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (𝑑𝑏) = 𝑥 100
43,6728 − 41,9905
= 18,91 %

2. Sampel A
Kode A1
2,0002 − (45,8523 − 44,2152)
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (𝑤𝑏) = 𝑥 100
2,0002
= 18,15 %
2,0002 − (45,8523 − 44,2152)
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (𝑑𝑏) = 𝑥 100
45,8523 − 44,2152
= 22,17 %
Kode A2
2,0006 − (44,5588 − 42,9196)
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (𝑤𝑏) = 𝑥 100
2,0006
= 18,06 %
2,0002 − (44,5588 − 42,9196)
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (𝑑𝑏) = 𝑥 100
44,5588 − 42,9196
= 22,05 %
Kode A3
2,0004 − (44,6529 − 43,0176)
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (𝑤𝑏) = 𝑥 100
2,0004
= 18,43 %
2,0002 − (44,6529 − 43,0176)
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (𝑑𝑏) = 𝑥 100
44,6529 − 43,0176
= 22,55 %

Anda mungkin juga menyukai