ANALISIS GIZI
NIM : 2207026025
Kelas : Gizi 4A
2. Nikmatul Luailiya
JURUSAN GIZI
SEMARANG
2024
A. Tujuan
B. Dasar Teori
Air merupakan salah satu elemen paling penting dalam bahan pangan.
Keberadaannya memiliki dampak signifikan terhadap kualitas bahan pangan, yang
tercermin dalam kesegaran, tekstur, warna, dan cita rasa. Oleh karena itu, penentuan
kadar air dalam produksi pangan memiliki peranan yang sangat vital. Kelebihan kadar
air dalam suatu bahan pangan dapat menyebabkan kerusakan, karena memungkinkan
pertumbuhan bakteri, kapang, dan khamir secara mudah. Oleh karena itu, pengendalian
kadar air sangat penting terutama dalam pengolahan bahan yang cenderung kering,
seperti dalam penggilingan serealia, pencampuran adonan dengan konsentrasi tertentu,
dan produksi roti dengan daya tahan dan tekstur yang optimal.
Air berada dalam bentuk cair pada rentang suhu 0 hingga 100°C pada tekanan
atmosfer. Perubahan suhu pada air menyebabkan perubahan fisik pada air tersebut.
Ketika air dipanaskan, jumlah rata-rata molekul air dalam suatu kelompok mengurang,
menyebabkan ikatan hidrogen antar molekul air putus, dan kemudian terbentuk kembali
dengan cepat. Ketika suhu pemanasan semakin tinggi, gerakan molekul air menjadi
semakin cepat, dan ketika tekanan uap air melebihi tekanan atmosfer, sejumlah molekul
dapat terlepas dari permukaan air dan berubah menjadi gas. Perubahan fisik dari air
berubah dari keadaan cair menjadi gas ini menjadi prinsip dasar dalam proses
penghilangan air dari bahan pangan, terutama dalam penentuan kadar air bahan pangan
melalui metode pengeringan.
Kadar air mengindikasikan jumlah air yang terdapat dalam suatu bahan,
diukur dalam persentase. Kadar air menjadi salah satu karakteristik yang sangat
penting dalam bahan pangan karena memiliki dampak signifikan terhadap
penampilan, tekstur, dan rasa makanan. Selain itu, kadar air juga memengaruhi
kesegaran dan daya tahan bahan pangan, dimana kadar air yang tinggi dapat
memicu pertumbuhan bakteri, kapang, dan khamir yang menyebabkan
perubahan pada bahan pangan (Aditya, 2021)
Kadar air merupakan faktor yang menentukan kualitas suatu bahan, baik
dalam bentuk simplisia maupun bahan makanan, dan memainkan peran penting
dalam keselamatan penyimpanan serta daya tahan produk. Selain itu, kadar air
juga memiliki dampak signifikan pada proses pengolahan dan distribusi bahan,
yang memerlukan penanganan yang tepat. Ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk menentukan kadar air dalam suatu bahan, termasuk metode
pengeringan menggunakan oven, destilasi, metode kimia, dan metode khusus
lainnya. Penentuan kadar air dalam bahan pangan bergantung pada karakteristik
khas bahan tersebut. Proses penentuan kadar air kadang-kadang kompleks
karena beberapa bahan cenderung menguap dengan mudah, terdapat air yang
terurai dalam bahan, dan juga terjadinya oksidasi lemak dalam bahan tersebut
(Aditya, 2021)
Alat
1. Heating mantle
2. Tabung distilat
3. Kondensor tipe cold finger
4. Labu didih
5. Timbangan analitik
6. Oven
7. Cawan
8. Desikator
9. Penjepit cawan
10. Mortal dan alu
11. Spatula
12. Corong kaca
13. Thermometer
Bahan
1. Sampel 1 biskuit biskuat
2. Sampel 2 tepung terigu bogasari
3. Sampel 3 susu cair greenfields
4. Sampel 4 susu cair cimory
5. Pelarut toluena
6. Es batu
D. Prosedur dan Langkah Kerja
Menimbang dan menghaluskan sampel dengan seksama seberat 5 gr pada sebuah botol
timbang yang sudah diketahui bobotnya.
Menimbang cawan kosong yang sebelumnya telah dikeringkan dalam oven selama 15
menit.
Mempersiapkan labu didih atau Erlenmeyer yang sudah dikeringkan dalam oven
bersuhu 105°𝐶.
Berat cawan I : 17 gr
Berat cawan II : 18 gr
22−21,26
= × 100%
5
0,74
= × 100%
5
= 14,8 %
23−23,80
= × 100%
5
−0,8
= × 100%
5
= -16 %
b) Hasil pengamatan kelompok 2 metode oven : sampel tepung terigu
Berat cawan I : 17 gr
Berat cawan II : 16 gr
22−21,34
= × 100%
5
0,66
= × 100%
5
= 13,2 %
21−20,64
= × 100%
5
0,36
= × 100%
5
= 7,2 %
Berat sampel : 5 ml
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟
% Kadar air = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑙) × 100%
2,3
= 5
× 100%
= 46 %
Berat sampel : 5 ml
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟
% Kadar air = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑙) × 100%
1,8
= × 100%
5
= 36 %
Kadar air dalam suatau bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya tahan
dari bahan pangan tersebut. Oleh karena itu, penentuan kadar air dalam suatu bahan pangan
sangatlah penting agar dalam proses pengolahan maupun pendistribusian mendapat
penanganan yang tepat. Penentuan kadar air dapat dilakukan menggunakan berbagai metode,
tergantung pada jenis bahan yang akan dianalisis. Dalam eksperimen ini, penentuan kadar air
dilakukan menggunakan metode gravimetri, yang menggunakan oven biasa, dan metode
thermovolumetri, yang menggunakan metode destilasi. Kedua metode ini memiliki kelebihan
dan kelemahan masing-masing. Metode gravimetri rentan terhadap pengaruh bahan tambahan
yang menguap selama pemanasan dalam oven, dekomposisi karbohidrat, dan adanya air yang
terikat kuat dalam sampel. Sementara itu, metode destilasi memiliki keunggulan karena dapat
menentukan kadar air secara langsung, lebih akurat daripada metode gravimetri, tidak
menyebabkan oksidasi sampel, dan prosesnya relatif sederhana dan cepat.
Penentuan kadar air menggunakan metode oven biasa didasarkan pada prinsip penguapan
air dalam bahan melalui pemanasan, diikuti dengan penimbangan bahan hingga mencapai berat
konstan, menandakan bahwa seluruh air telah menguap. Metode ini dianggap relatif mudah dan
ekonomis, dan pemilihan penggunaan metode oven bergantung pada sifat bahan yang diuji.
Metode oven biasa umumnya digunakan untuk sampel uji yang tidak banyak mengandung
komponen kimia lain yang mudah menguap (volatile). Namun, metode oven biasa kurang
cocok untuk sampel uji yang banyak mengandung zat yang mudah menguap, karena hasil
analisisnya mungkin lebih tinggi dari yang sebenarnya (Fikriyah, 2021)
Penentuan kadar air pada bahan-bahan dengan kadar air tinggi dan mengandung
senyawa-senyawa yang mudah menguap, seperti sayuran dan susu, dilakukan melalui metode
destilasi menggunakan pelarut tertentu seperti toluena, xilol, dan heptana, yang memiliki berat
jenis lebih rendah daripada air. Proses penetapan kadar air ini berdasarkan pemisahan air dari
komponen lainnya dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti ukuran partikel bahan, suhu
pengeringan, kondisi fisiko-kimia air dalam bahan, waktu pengeringan, dan penggunaan atau
pencampuran dengan bahan atau zat pendorong tertentu. Pada percobaan penentuan kadar air
ini digunakan berbagai jenis sampel dari biscuit, tepung terigu, dan susu cair.
1. Metode Gravimetri (Oven)
Metode analisis kadar air menggunakan metode gravimetri (oven) didasarkan pada
perbedaan berat sebelum dan setelah pemanasan sampel. Sebelum analisis dilakukan, cawan
yang akan digunakan untuk mengeringkan sampel ditimbang terlebih dahulu. Pada proses
penentuan kadar air dengan metode oven, sampel dimasukkan ke dalam cawan yang sudah
dipanaskan selama 15 menit pada suhu 110°C untuk menguapkan air yang ada di dalam dan
di luar dinding cawan, sehingga diperoleh berat cawan yang bebas dari air. Suhu 110°C
dipilih karena pada suhu ini semua air telah menguap dan tidak terjadi perubahan sifat pada
bahan. Selanjutnya, cawan didinginkan dalam desikator selama 15 menit untuk mengurangi
sifat higroskopisnya, dan sampel dipanaskan dalam oven pada suhu 110°C selama 6 jam.
Setelah pemanasan, sampel dan cawan didinginkan dalam desikator untuk mencegah
penyerapan air dari udara. Penimbangan dilakukan setiap 3 jam sampai diperoleh berat yang
konstan, menandakan bahwa air dalam sampel telah menguap dan yang tersisa hanya
padatan dan air yang terikat kuat dalam sampel. Dari hasil penimbangan ini, dapat dihitung
persentase kadar air dalam bahan (Riadijayani, 2017)
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Analisis kadar air digunakan untuk mengetahui dan menentukan tingkat mutu
atau kualitas dari suatu bahan.
Metode analisa kadar air dengan menggunakan oven berdasarkan pada
gravimetri sesuai sesuai untuk bahan-bahan yang berbentuk kering atau serbuk,
metode ini tidak terlalu sesuai untuk bahan yang bersifat cair dan metode analisa
kadar air dengan menggunakan destilasi berdasarkan pada volumetri, metode
ini dapat dipergunakan dan sesuai untuk bahan baik yang bersifat cair maupun
yang kering.
Kadar air tebesar untuk metode gravimetri untuk sampel I biscuit sebesar 14,8%
dan sampel I tepung terigu sebesar 13,2%
Kadar air tebesar untuk metode destilasi untuk sampel susu cair greenfields
sebesar 46% dan sampel susu cair cimory sebesar 36%
H. Saran
Aditya, Y. S. 2021. Analisis Kadar Air Dan Kadar Abu Pada Tepung Buah Sirsak
Gunung (Annona montana Macf.) (Doctoral dissertation, Akademi Analis
Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang).
Agustin, Heni dan Yudha P. 2017. Pengembangan Metode Penetapan Kadar Air Benih
Saga Pohon (Adenanthera Pavoninal) Dengan Metode Oven Suhu Rendah Dan
Tinggi. Jurnal Agrin. Vol. 21(1)
Ahmad, Nurjana Ahmad. 2014. Kajian Terhadap Kadar Air Tepung Jagung Dan
Tepung Karaginan Sebagai Bahan Baku Puding Jagung. Skripsi. Universitas
Negeri Gorontalo
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 01-2973-1992. Syarat Mutu dan Cara
Uji Biskuit. Jakarta. Badan Standarisasi Nasional.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2021. SNI 8984-2021. Tentang syarat mutu susu
cair plain. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2009. SNI 01-3751-2009. Tepung Terigu sebagai
Bahan Makanan. Jakarta Badan Standarisasi Nasional.
Elfiana, E., Usman, U., Sami, M., Ridwan, R., Intan, S. K., Rahmawati, C. A., ... &
Pardi, P. 2021. Desiminasi Oven Drying Vacuum (ODV) Untuk Pengeringan
Rempah Bandrek Siap Saji Di Desa Kumbang Kecamatan Syamtalira Aron
Kabupaten Aceh Utara. In Prosiding Seminar Nasional Politeknik Negeri
Lhokseumawe (Vol. 5, No. 1, pp. 147-154).
Fikriyah, Y. U., & Nasution, R. S. 2021. Analisis Kadar Air Dan Kadar Abu Pada Teh
Hitam Yang Dijual Di Pasaran Dengan Menggunakan Metode Gravimetri.
AMINA, 3(2), 50-54.
Kusuma, Aventi. 2015. Penelitian Kadar Air Buah. Jurnal teknik kimia. Vol. 13(2):37-
44
memasukkan sampel ke