Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS GIZI

ANALISIS KADAR AIR METODE DESTILASI & METODE OVEN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Analisis Gizi

Dosen Pengampu : Angga Hardiansyah, M.Si.

Nama : Tri Rahayu Retnowati

NIM : 2207026025

Kelas : Gizi 4A

Rombel/Kelompok : Rombel 2 Kelompok 3

Asisten Praktikum : 1. Hasna Nurfiani

2. Nikmatul Luailiya

JURUSAN GIZI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2024
A. Tujuan

1. Mengetahui kadar air dalam suatu bahan pangan


2. Melakukan analisis kadar air dalam suatu bahan pangan metode destilasi
3. Melakukan analisis kadar air dalam suatu bahan pangan metode oven
4. Mengetahui jenis bahan makanan yang dapat diukur kadar airnya menggunakan
metode analisis destilasi dan metode oven

B. Dasar Teori

Air merupakan salah satu elemen paling penting dalam bahan pangan.
Keberadaannya memiliki dampak signifikan terhadap kualitas bahan pangan, yang
tercermin dalam kesegaran, tekstur, warna, dan cita rasa. Oleh karena itu, penentuan
kadar air dalam produksi pangan memiliki peranan yang sangat vital. Kelebihan kadar
air dalam suatu bahan pangan dapat menyebabkan kerusakan, karena memungkinkan
pertumbuhan bakteri, kapang, dan khamir secara mudah. Oleh karena itu, pengendalian
kadar air sangat penting terutama dalam pengolahan bahan yang cenderung kering,
seperti dalam penggilingan serealia, pencampuran adonan dengan konsentrasi tertentu,
dan produksi roti dengan daya tahan dan tekstur yang optimal.

Air berada dalam bentuk cair pada rentang suhu 0 hingga 100°C pada tekanan
atmosfer. Perubahan suhu pada air menyebabkan perubahan fisik pada air tersebut.
Ketika air dipanaskan, jumlah rata-rata molekul air dalam suatu kelompok mengurang,
menyebabkan ikatan hidrogen antar molekul air putus, dan kemudian terbentuk kembali
dengan cepat. Ketika suhu pemanasan semakin tinggi, gerakan molekul air menjadi
semakin cepat, dan ketika tekanan uap air melebihi tekanan atmosfer, sejumlah molekul
dapat terlepas dari permukaan air dan berubah menjadi gas. Perubahan fisik dari air
berubah dari keadaan cair menjadi gas ini menjadi prinsip dasar dalam proses
penghilangan air dari bahan pangan, terutama dalam penentuan kadar air bahan pangan
melalui metode pengeringan.

a) Definisi Kadar Air

Kadar air mengindikasikan jumlah air yang terdapat dalam suatu bahan,
diukur dalam persentase. Kadar air menjadi salah satu karakteristik yang sangat
penting dalam bahan pangan karena memiliki dampak signifikan terhadap
penampilan, tekstur, dan rasa makanan. Selain itu, kadar air juga memengaruhi
kesegaran dan daya tahan bahan pangan, dimana kadar air yang tinggi dapat
memicu pertumbuhan bakteri, kapang, dan khamir yang menyebabkan
perubahan pada bahan pangan (Aditya, 2021)

Kadar air merupakan faktor yang menentukan kualitas suatu bahan, baik
dalam bentuk simplisia maupun bahan makanan, dan memainkan peran penting
dalam keselamatan penyimpanan serta daya tahan produk. Selain itu, kadar air
juga memiliki dampak signifikan pada proses pengolahan dan distribusi bahan,
yang memerlukan penanganan yang tepat. Ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk menentukan kadar air dalam suatu bahan, termasuk metode
pengeringan menggunakan oven, destilasi, metode kimia, dan metode khusus
lainnya. Penentuan kadar air dalam bahan pangan bergantung pada karakteristik
khas bahan tersebut. Proses penentuan kadar air kadang-kadang kompleks
karena beberapa bahan cenderung menguap dengan mudah, terdapat air yang
terurai dalam bahan, dan juga terjadinya oksidasi lemak dalam bahan tersebut
(Aditya, 2021)

b) Penentuan Kadar Air

Penentuan kadar air dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :

 Prinsip analisis air metode oven


Penentuan kadar air menggunakan metode oven dilakukan dengan
menghilangkan air dari bahan menggunakan panas dalam proses yang
disebut pengeringan. Analisis kadar air dengan metode oven didasarkan
pada perubahan berat sampel setelah proses pengeringan, oleh karena itu
penting bahwa sampel memiliki stabilitas panas yang tinggi dan tidak
mengandung komponen yang mudah menguap. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi analisis kadar air dengan metode oven termasuk
penimbangan sampel, kondisi oven, pengeringan sampel, dan perlakuan
pasca-pengeringan. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi oven,
seperti suhu, gradien suhu, kecepatan aliran, dan kelembaban udara, sangat
penting untuk diperhatikan dalam proses pengeringan dengan menggunakan
oven (Agustin et al., 2017)
Metode penetapan kadar air dengan oven menggunakan prinsip
pemanasan untuk menguapkan air yang terkandung dalam bahan. Proses ini
melibatkan timbangan bahan hingga mencapai berat konstan, menandakan
bahwa seluruh air telah menguap, dan metode ini dianggap relatif mudah
dan ekonomis. Untuk mempercepat penguapan air dan mencegah reaksi lain
yang mungkin terjadi selama pemanasan, dapat dilakukan pemanasan
dengan suhu rendah atau di bawah vakum. Namun, ada kelemahan dalam
analisis menggunakan metode oven, yaitu kemungkinan terjadinya reaksi
yang menghasilkan air atau zat lain yang mudah menguap, serta kesulitan
dalam melepaskan air dari bahan yang mengandung zat pengikat air
meskipun telah dipanaskan (Elfiana, 2021)
Setelah mengalami proses pengeringan, sebuah bahan menjadi lebih
cenderung menyerap air dibandingkan dengan keadaan semula. Oleh karena
itu, sebelum ditimbang, bahan tersebut dibiarkan pendinginannya di
ruangan yang tertutup dan kering, seperti dalam desikator yang telah diisi
dengan zat penyerap air. Zat-zat penyerap air ini dapat berupa kapur aktif,
asam sulfat, silica gel, klorida, kalium hidroksida, kalium sulfat, atau
bariumoksida (Ahmad, 2014)
 Prinsip analisis metode destilasi

Prinsip analisis kadar air menggunakan metode destilasi melibatkan


pemisahan air dari sampel melalui proses pemanasan, diikuti oleh
kondensasi uap air dan pengukuran volume kondensat. Tujuan dari proses
ini adalah untuk mengestimasi jumlah air dalam sampel dengan
memanfaatkan perbedaan volume. Prinsip ini bergantung pada sifat fisik
uap air yang memungkinkan pemisahan dari bahan lain melalui proses
penguapan dan kondensasi.

Dalam proses analisis, sampel dipanaskan untuk menghasilkan uap


air, yang kemudian dikembalikan ke bentuk cair melalui kondensasi.
Volume uap air yang terkondensasi kemudian diukur, dan dari sini, kadar
air dalam sampel dapat dihitung. Prinsip ini didasarkan pada fakta bahwa
air memiliki titik didih yang lebih rendah dibandingkan dengan sebagian
besar komponen lain dalam sampel (Kusuma, 2015)
C. Alat dan Bahan

Alat

1. Heating mantle
2. Tabung distilat
3. Kondensor tipe cold finger
4. Labu didih
5. Timbangan analitik
6. Oven
7. Cawan
8. Desikator
9. Penjepit cawan
10. Mortal dan alu
11. Spatula
12. Corong kaca
13. Thermometer

Bahan
1. Sampel 1 biskuit biskuat
2. Sampel 2 tepung terigu bogasari
3. Sampel 3 susu cair greenfields
4. Sampel 4 susu cair cimory
5. Pelarut toluena
6. Es batu
D. Prosedur dan Langkah Kerja

a) Langkah kerja analisis kadar air metode oven

Menyiapkan alat dan bahan untuk metode oven.

Menimbang dan menghaluskan sampel dengan seksama seberat 5 gr pada sebuah botol
timbang yang sudah diketahui bobotnya.

Menimbang cawan kosong yang sebelumnya telah dikeringkan dalam oven selama 15
menit.

Mengeringkan sampel pada oven dengan suhu 110°𝐶 selama 6 jam.

Mendinginkan cawan sampel di dalam desikator selama 15 menit.

menimbang cawan+sampel hingga diperoleh bobot tetap.

Menentukan kadar air menggunakan rumus.


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙+𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛)−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟(𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙+𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛)
% Kadar air = × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
b) Langkah kerja analisis kadar air metode destilasi

Menyiapkan alat dan bahan untuk metode destilasi.

Mempersiapkan labu didih atau Erlenmeyer yang sudah dikeringkan dalam oven
bersuhu 105°𝐶.

Menimbang sampel secukupnya (5 ml) dan dipindah ke labu didih.

Memanaskan sampel ke dalam labu didih diatas, kemudian ditambahkan 100 ml


pereaksi toluena.

Memanaskan campuran tersebut dengan heating mantle dan refluks perlahan-lahan


dengan suhu rendah 40°𝐶 selama 45 menit, lalu menaikkan suhu lagi ke lebih tinggi 80-
90°𝐶 selama 60-90 menit.

Membaca volume air yang terdestilasi pada tabung distilat.

Menentukan kadar air menggunakan rumus.


𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟
% Kadar air = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑙) × 100%
E. Hasil Pengamatan

a) Hasil pengamatan kelompok 1 metode oven : sampel biskuit

Berat cawan I : 17 gr

Berat cawan II : 18 gr

Berat sampel biskuit : 5 gr

Berat awal (sampel+cawan I) : 5 + 17 = 22 gr

Berat awal (sampel+cawan II) : 5 + 18 = 23 gr

Berat akhir (sampel+cawan I) : 21,26 gr

Berat akhir (sampel+cawan II) : 23,80 gr

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙+𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛)−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟(𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙+𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛)


 % Kadar air I = × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

22−21,26
= × 100%
5

0,74
= × 100%
5

= 14,8 %

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙+𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛)−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟(𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙+𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛)


 % Kadar air II = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100%

23−23,80
= × 100%
5

−0,8
= × 100%
5

= -16 %
b) Hasil pengamatan kelompok 2 metode oven : sampel tepung terigu

Berat cawan I : 17 gr

Berat cawan II : 16 gr

Berat sampel tepung terigu : 5 gr

Berat awal (sampel+cawan I) : 5 + 17 = 22 gr

Berat awal (sampel+cawan II) : 5 + 16 = 21 gr

Berat akhir (sampel+cawan I) : 21,34 gr

Berat akhir (sampel+cawan II) : 20,64 gr

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙+𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛)−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟(𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙+𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛)


 % Kadar air I = × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

22−21,34
= × 100%
5

0,66
= × 100%
5

= 13,2 %

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙+𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛)−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟(𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙+𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛)


 % Kadar air II = × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

21−20,64
= × 100%
5

0,36
= × 100%
5

= 7,2 %

c) Hasil pengamatan kelompok 3 metode destilasi : sampel susu cair

Berat sampel : 5 ml

Volume air destilasi : 2,3 ml

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟
% Kadar air = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑙) × 100%
2,3
= 5
× 100%
= 46 %

d) Hasil pengamatan kelompok 4 metode destilasi : sampel susu cair

Berat sampel : 5 ml

Volume air destilasi : 2,3 ml

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟
% Kadar air = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑙) × 100%
1,8
= × 100%
5

= 36 %

Table Hasil Pengamatan Analisis Kadar Air

Persen kadar air


Kelompok Sampel Metode analisis
(%)
1 Biskuit Biskuat I Metode oven 14,8 %
Biscuit Biskuat II Metode oven -16 %
Tepung terigu Metode oven 13,2 %
2
Bogasari I
Tepung terigu Metode oven 7,2 %
Bogasari II
3 Susu cair greenfields Metode destilasi 46 %
4 Susu cair cimory Metode destilasi 36 %
F. Pembahasan

Kadar air dalam suatau bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya tahan
dari bahan pangan tersebut. Oleh karena itu, penentuan kadar air dalam suatu bahan pangan
sangatlah penting agar dalam proses pengolahan maupun pendistribusian mendapat
penanganan yang tepat. Penentuan kadar air dapat dilakukan menggunakan berbagai metode,
tergantung pada jenis bahan yang akan dianalisis. Dalam eksperimen ini, penentuan kadar air
dilakukan menggunakan metode gravimetri, yang menggunakan oven biasa, dan metode
thermovolumetri, yang menggunakan metode destilasi. Kedua metode ini memiliki kelebihan
dan kelemahan masing-masing. Metode gravimetri rentan terhadap pengaruh bahan tambahan
yang menguap selama pemanasan dalam oven, dekomposisi karbohidrat, dan adanya air yang
terikat kuat dalam sampel. Sementara itu, metode destilasi memiliki keunggulan karena dapat
menentukan kadar air secara langsung, lebih akurat daripada metode gravimetri, tidak
menyebabkan oksidasi sampel, dan prosesnya relatif sederhana dan cepat.

Penentuan kadar air menggunakan metode oven biasa didasarkan pada prinsip penguapan
air dalam bahan melalui pemanasan, diikuti dengan penimbangan bahan hingga mencapai berat
konstan, menandakan bahwa seluruh air telah menguap. Metode ini dianggap relatif mudah dan
ekonomis, dan pemilihan penggunaan metode oven bergantung pada sifat bahan yang diuji.
Metode oven biasa umumnya digunakan untuk sampel uji yang tidak banyak mengandung
komponen kimia lain yang mudah menguap (volatile). Namun, metode oven biasa kurang
cocok untuk sampel uji yang banyak mengandung zat yang mudah menguap, karena hasil
analisisnya mungkin lebih tinggi dari yang sebenarnya (Fikriyah, 2021)

Penentuan kadar air pada bahan-bahan dengan kadar air tinggi dan mengandung
senyawa-senyawa yang mudah menguap, seperti sayuran dan susu, dilakukan melalui metode
destilasi menggunakan pelarut tertentu seperti toluena, xilol, dan heptana, yang memiliki berat
jenis lebih rendah daripada air. Proses penetapan kadar air ini berdasarkan pemisahan air dari
komponen lainnya dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti ukuran partikel bahan, suhu
pengeringan, kondisi fisiko-kimia air dalam bahan, waktu pengeringan, dan penggunaan atau
pencampuran dengan bahan atau zat pendorong tertentu. Pada percobaan penentuan kadar air
ini digunakan berbagai jenis sampel dari biscuit, tepung terigu, dan susu cair.
1. Metode Gravimetri (Oven)
Metode analisis kadar air menggunakan metode gravimetri (oven) didasarkan pada
perbedaan berat sebelum dan setelah pemanasan sampel. Sebelum analisis dilakukan, cawan
yang akan digunakan untuk mengeringkan sampel ditimbang terlebih dahulu. Pada proses
penentuan kadar air dengan metode oven, sampel dimasukkan ke dalam cawan yang sudah
dipanaskan selama 15 menit pada suhu 110°C untuk menguapkan air yang ada di dalam dan
di luar dinding cawan, sehingga diperoleh berat cawan yang bebas dari air. Suhu 110°C
dipilih karena pada suhu ini semua air telah menguap dan tidak terjadi perubahan sifat pada
bahan. Selanjutnya, cawan didinginkan dalam desikator selama 15 menit untuk mengurangi
sifat higroskopisnya, dan sampel dipanaskan dalam oven pada suhu 110°C selama 6 jam.
Setelah pemanasan, sampel dan cawan didinginkan dalam desikator untuk mencegah
penyerapan air dari udara. Penimbangan dilakukan setiap 3 jam sampai diperoleh berat yang
konstan, menandakan bahwa air dalam sampel telah menguap dan yang tersisa hanya
padatan dan air yang terikat kuat dalam sampel. Dari hasil penimbangan ini, dapat dihitung
persentase kadar air dalam bahan (Riadijayani, 2017)

a) Hasil pengamatan Kelompok 1 sampel Biskuit Biskuat


Dari hasil pengamatan yang diperoleh, kadar air pada sampel I sebesar 14,8 % dan
sampel II sebesar -16 %. Sedangkan pada pengujian kadar air, dapat diketahui di
dalam SNI 01-2973-1992 bahwa kandungan maksimal kadar air dalam biskuit
adalah 5%. Perbedaan kadar air pada sampel yang sama dan berat yang sama dalam
metode oven bisa terjadi karena beberapa faktor yang memengaruhinya. Pertama,
kondisi lingkungan seperti kelembaban udara dan suhu dapat berubah dari satu
percobaan ke percobaan lainnya. Variasi ini dapat mempengaruhi kadar air yang
terperangkap dalam sampel selama proses pengeringan di oven. Selain itu,
pengukuran yang tidak konsisten atau teknik pengambilan sampel yang tidak akurat
dapat menyebabkan perbedaan hasil. Selanjutnya, perbedaan dalam komposisi
sampel, seperti distribusi air yang tidak merata dalam sampel, atau adanya zat lain
yang menguap pada suhu pengeringan tertentu, juga dapat berkontribusi pada
variasi kadar air yang diamati. Terakhir, faktor-faktor instrumental seperti
ketepatan oven atau kestabilan suhu juga dapat memengaruhi hasil pengukuran.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan faktor-faktor ini dan mengikuti
prosedur yang konsisten serta memastikan pengambilan sampel yang representatif
untuk meminimalkan perbedaan kadar air yang tidak diinginkan (Ahmad, 2014)
b) Hasil pengamatan Kelompok 2 sampel Tepung Terigu Bogasari
Dari hasil pengamatan yang diperoleh, kadar air pada sampel I sebesar 13,2 % dan
sampel II sebesar 7,2 %. Hasil pengujian kadar air yang dilakukan telah memenuhi
persyaratan kadar air tepung terigu sebagai bahan makan yang telah ditetapkan
dalam SNI No. 3751: 2009 yaitu sebesar maksimal 14,5 %. Jika terjadi perbedaan
kadar air pada sampel maka yang diambil adalah yang mendekati SNI.

2. Metode Thermovolumetri (Destilasi)


Penentuan kadar air menggunakan metode destilasi melibatkan analisis berdasarkan
pengukuran volume, sehingga tidak diperlukan prosedur pengkonstanan. Dalam metode
destilasi untuk penentuan kadar air, digunakan pelarut yang tidak bercampur dengan air,
memiliki massa jenis lebih rendah daripada air, dan memiliki titik didih yang lebih tinggi
daripada air. Contoh pelarut yang memenuhi syarat tersebut adalah toluena, xilen, benzena,
dan xilol, dan dalam eksperimen ini, pelarut yang digunakan adalah toluena.
Proses yang dilakukan melibatkan penempatan sampel dalam labu didih, diikuti dengan
penambahan pelarut (toluena) sebanyak 100 mL, kemudian dipanaskan untuk menginduksi
penguapan. Uap yang terbentuk akan naik dan melewati kondensor untuk dikondensasi
kembali menjadi cairan, yang kemudian ditampung dan diukur kadar airnya. Pelarut yang
ditambahkan berfungsi untuk mengambil uap air dari bahan, yang kemudian akan masuk ke
dalam kondensor dan dikondensasikan, kemudian ditampung dalam tabung penampung.
Karena berat jenis air lebih besar daripada pelarut, maka air akan terpisah di bagian bawah
tabung penampung. Tabung penampung yang digunakan dilengkapi dengan skala sehingga
jumlah air yang tertampung, yang merupakan kadar air dari bahan, dapat diukur secara
langsung (Kusuma, 2015)
Setelah penambahan pelarut dan batu didih, labu didih dihubungkan dengan perangkat
destilasi dan penampung uap air yang dilengkapi dengan skala. Penambahan batu didih
bertujuan untuk mengurangi risiko bumping (letupan) selama proses pemanasan. Proses
destilasi dilakukan selama 1 jam, dihitung dari saat larutan mulai mendidih. Pelarut yang
memiliki titik didih di atas air akan menguap bersama dengan uap air dari bahan, kemudian
uap pelarut dan uap air akan masuk ke dalam kondensor dan mengalami proses
pengembunan. Embun yang terbentuk akan ditampung dalam penampung berskala yang
disebut sterling-bidwell. Karena perbedaan berat jenis yang signifikan, pelarut dan air akan
terpisah menjadi dua lapisan yang berbeda. Air, yang berat jenisnya lebih besar daripada
pelarut, akan terdapat di lapisan paling bawah, sementara pelarut akan berada di lapisan
paling atas. Setelah proses destilasi selama 1 jam selesai, peralatan destilasi dibiarkan
sampai benar-benar dingin sebelum pembacaan skala dilakukan. Pembacaan skala
sebaiknya dilakukan saat peralatan sudah dingin karena pada suhu tinggi, peralatan yang
dilengkapi dengan skala dapat mengalami perluasan yang dapat memengaruhi hasil
pengukuran menjadi tidak akurat.
a) Hasil pengamatan Kelompok 3 sampel Susu Cair Greenfields putih
Dari hasil pengamatan yang diperoleh, kadar air pada sampel sebesar 46 %. Hasil
pengujian kadar air yang dilakukan belum memenuhi persyaratan kadar susu cair
sebagai bahan makan yang telah ditetapkan dalam Susu Cair Plain (SNI 8984:2021)
Kadar air minimum sebesar : 87% . Selisih perbedaan antara hasil praktikum dengan
SNI dikarenakan pada saat mengukur volume air terjadi kebocoran sehigga
beberapa air hilang dan tidak terhitung.
b) Hasil pengamatan Kelompok 4 sampel Susu Cair Cimory
Dari hasil pengamatan yang diperoleh, kadar air pada sampel sebesar 36 %. Hasil
pengujian kadar air yang dilakukan belum memenuhi persyaratan kadar susu cair
sebagai bahan makan yang telah ditetapkan dalam Susu Cair Plain (SNI 8984:2021)
Kadar air minimum sebesar : 87% . Selisih perbedaan antara hasil praktikum dengan
SNI dikarenakan pada saat mengukur volume air terjadi kebocoran sehigga
beberapa air hilang dan tidak terhitung.
G. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

 Analisis kadar air digunakan untuk mengetahui dan menentukan tingkat mutu
atau kualitas dari suatu bahan.
 Metode analisa kadar air dengan menggunakan oven berdasarkan pada
gravimetri sesuai sesuai untuk bahan-bahan yang berbentuk kering atau serbuk,
metode ini tidak terlalu sesuai untuk bahan yang bersifat cair dan metode analisa
kadar air dengan menggunakan destilasi berdasarkan pada volumetri, metode
ini dapat dipergunakan dan sesuai untuk bahan baik yang bersifat cair maupun
yang kering.
 Kadar air tebesar untuk metode gravimetri untuk sampel I biscuit sebesar 14,8%
dan sampel I tepung terigu sebesar 13,2%
 Kadar air tebesar untuk metode destilasi untuk sampel susu cair greenfields
sebesar 46% dan sampel susu cair cimory sebesar 36%

H. Saran

Untuk analisis kadar air, disarankan untuk mempertimbangkan beberapa faktor


sebelum memilih metode oven atau destilasi. Pertama, pertimbangkan sifat dan
komposisi sampel. Metode oven lebih cocok untuk sampel yang relatif kering dan tidak
sensitif terhadap suhu tinggi, sementara metode destilasi lebih sesuai untuk sampel
yang mungkin mengandung zat-zat volatil atau mengalami azeotropi dengan air.
Selanjutnya, perhatikan akurasi dan kebutuhan spesifik. Jika akurasi yang tinggi
diperlukan, metode destilasi mungkin lebih disukai meskipun memerlukan lebih
banyak waktu dan peralatan yang lebih canggih.
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Y. S. 2021. Analisis Kadar Air Dan Kadar Abu Pada Tepung Buah Sirsak
Gunung (Annona montana Macf.) (Doctoral dissertation, Akademi Analis
Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang).

Agustin, Heni dan Yudha P. 2017. Pengembangan Metode Penetapan Kadar Air Benih
Saga Pohon (Adenanthera Pavoninal) Dengan Metode Oven Suhu Rendah Dan
Tinggi. Jurnal Agrin. Vol. 21(1)

Ahmad, Nurjana Ahmad. 2014. Kajian Terhadap Kadar Air Tepung Jagung Dan
Tepung Karaginan Sebagai Bahan Baku Puding Jagung. Skripsi. Universitas
Negeri Gorontalo

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 01-2973-1992. Syarat Mutu dan Cara
Uji Biskuit. Jakarta. Badan Standarisasi Nasional.

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2021. SNI 8984-2021. Tentang syarat mutu susu
cair plain. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2009. SNI 01-3751-2009. Tepung Terigu sebagai
Bahan Makanan. Jakarta Badan Standarisasi Nasional.

Elfiana, E., Usman, U., Sami, M., Ridwan, R., Intan, S. K., Rahmawati, C. A., ... &
Pardi, P. 2021. Desiminasi Oven Drying Vacuum (ODV) Untuk Pengeringan
Rempah Bandrek Siap Saji Di Desa Kumbang Kecamatan Syamtalira Aron
Kabupaten Aceh Utara. In Prosiding Seminar Nasional Politeknik Negeri
Lhokseumawe (Vol. 5, No. 1, pp. 147-154).

Fikriyah, Y. U., & Nasution, R. S. 2021. Analisis Kadar Air Dan Kadar Abu Pada Teh
Hitam Yang Dijual Di Pasaran Dengan Menggunakan Metode Gravimetri.
AMINA, 3(2), 50-54.

Kusuma, Aventi. 2015. Penelitian Kadar Air Buah. Jurnal teknik kimia. Vol. 13(2):37-
44

Riadijayani, D. 2017. Pengaruh Pengeringan Oven Dan Sinar Matahari Terhadap


Tepung Singkong Mentega Dengan Penambahan Natrium Metabisulfit (The
Effect of Oven Drying and Sunrays on Cassava Butter Flour with Addition of
Sodium Metabiculfit) (Doctoral dissertation, undip).
LAMPIRAN

memasukkan sampel ke

persiapan alat dan penimbangan dalam oven


penghancuran penimbangan
bahan metode oven sampel sampel oven biskuit sampel oven
tepung

hasil oven sampel

menunggu sampel mendinginkan pengambilan mengukur sampel dan


samapai 6 jam sampel di dalam sampel susu memasukkan ke dalam
desiator metode destilasi labu

memasang labu ke memasang alat memberi petroleum merangkai merangkai tabung


heating mantle destilasi jelly agar mudah tabung destilat destilat
dimasukkan tabung
destilat

alat destilat siap memasang memasukkan menyuling mengukur kadar air


digunakan erlenmeyer larutan toluena kadar air

Anda mungkin juga menyukai