Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KADAR AIR

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kimia

Oleh

Rangga Kusumadani 2210631220015

Kelas A

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Teori

Kadar air merupakan jumlah air yang terkandung dalam bahan pangan. Kadar air
merupakan karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan karena erat hubungannya
dengan penampakan, tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan. Kandungan air dalam bahan
pangan dapat mempengaruhi kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut. Semakin tinggi
kadar air, maka bakteri, kapang dan khamir semakin mudah untuk tumbuh dan berkembang
biak sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan yang akan mempercepat
pembusukan. Oleh sebab itu penting sekali kita mengetahui kadar air dalam bahan pangan.

Kadar air dalam bahan pangan dapat diketahui dengan menggunakan 2 metode,
yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung meliputi Metode
Gravimetri, Metode Destilasi, Metode Karl Fischer, Metode Termogravimetri. Analisa kadar
air metode tidak langsung yaitu dilakukan tanpa mengeluarkan air dari bahan dan tidak
merusak bahan pangan tersebut. Metode yang banyak diterapkan yaitu metode listik-
elektronika, penyerapan gelombang mikro, penyerapan sonik dan ultrasonik, dan metode
spektroskopi. Dalam praktikum analisa kadar air dilakukan dengan menggunakan metode
gravimetri (pengeringan dengan Oven)

Metode pengeringan melalui oven sangat memuaskan untuk sebagian besar


makanan, akan tetapi beberapa makanan seperti silase, banyak sekali bahan-bahan atsiri
(bahan yang mudah terbang) yang bisa hilang pada pemanasan tersebut. Prinsip dari metode
ini yaitu menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jalaan pemanasan dalam oven 100 –
1500C. Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan berarti semua air sudah diuapkan.
Cara ini relatif mudah dan murah.

B. Tujuan Praktikum
 Mengetahui cara penentuan kadar air pada bahan pangan dan hasil pertanian dengan
metode pengeringan (oven)
 Mengetahui cara pengambilan sampel yang akan dianalis.
 Mengetahui metode analisa kadar air sesuai dengan bahan pangan dan hasil pertanian
BAB II
ALAT DAN BAHAN

A. Alat
 Kaca Arloji
 Cawa Penguap / Cawan Kosong
 Sepatula
 Penjepit
 Desikator
 Oven
 Neraca Analitik
B. Bahan
 Mie telor / mie atom
 Susu bubuk
 Biskuit
 Tepung terigu
 supermi
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

1. Jelaskan terkait prinsip kadar air


a. Metode Oven
Prinsip kerja : Pada oven udara bahan dikeringkan dalam oven udara pada suhu
100 – 102°C sampai diperoleh berat konstan dari residu bahan kering yang
dihasilkan. Kehilangan berat selama pengeringan meripakan jumlah air yang
terdapat dalam bahan pangan yang dianalisis. Pada oven vakum prinsip kerjanya
yaitu bahan dikeringkan dalam oven vakum dengan tekanan 25 – 100 mmHg
bergantung jenis bahan, sehingga air dapat menguap pada suhu lebih rendah dari
100°C misalnya pada suhu 60 – 70°C.
b. Metode Solven
Prinsip kerjanya : yaitu ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan
dengan adanya pendingin balik. Metode soxlet ini diaplikaskan dalam bidang
industri untuk ekstraksi glikosida flavonoid.
c. Metode Analizer
Prinsip kerjanya : dari moisture analyzer berdasarkan thermo-gravimetri / Loss on
Drying (LOD) dimana sampel dipanaskan pada suhu tertentu sehingga kandungan
lembab yang ada di dalamnya akan menguap. Penguapan tersebut akan
menyebabkan massa sampel berkurang sampai proses penguapan selesai yang
ditandai dengan tidak adanya perubahan massa.

2. Apa saja metode yang digunakan untuk mengukur kadar air


Pengukuran kadar air dalam bahan pangan dapat ditentukan dengan beberapa metode,
yaitu:
 Metode pengeringan (thermogravimeri)
Thermogravimetri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar
air suatu bahan. Metode ini biasanya digunakan pada alat mouisture
analyzer dan moisture balance untuk mengukur kelembapan.
 Metode destilasi (thermovolumetri)
Metode destilasi adalah menguapkan air bahan pangan dengan cara
destilasi yang menggunakan pelarut immicible, kemudian air ditampung dalam
tabung yang diketahui volumenya. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih
lebih besar dari pada air, tetapi mempunyai Berat Jenis BJ lebih kecil dari air.
 Metode kimiawi (Karl Fischer Method)
Titrasi Karl Fischer adalah metode penentuan kadar air khusus untuk air
dan cocok untuk sampel dengan kadar air tinggi (titrimetri) dan juga untuk sampel
dengan kadar air dalam kisaran ppm (koulometri).
 Metode fisis

3. Kadar air mie instan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI)? Jelaskan definisi
mie instan berdasarkan SNI
Menurut SNI 01-2974-1996, mie instan didefinisikan sebagai produk makanan
kering yang dibuat dari tepung terigu dengan penambahan bahan makanan lain dan
bahan tambahan makanan yang diizinkan, berbentuk khas mie. Batas maksimum kadar
air pada mie instan berdasarkan SNI 3551-2012 adalah 8%.

4. Kadar air susu bubuk berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI)? Jelaskan definisi
susu bubuk berdasarkan SNI
Syarat mutu untuk susu bubuk yang telah ditetapkan berdasarkan Standar
Nasional Indonesia (SNI) adalah kadar protein minimal 25%, lemak 3%, karbohidrat
35%, abu maksimum 6% dan kandungan air maksimum 4%
BAB IV
REVIEW VIDEO

1. Beri review terkait video


Video I
Melakukan uji proksimat salah satunya adalah uji kadar air, tujuannya adalah untuk
menentukan kadar air dari suatu bahan atau sample. Prinsip dari kadar air ini adalah
dengan memanaskan sample ke dalam oven pada suhu 105o Celcius selama enam jam
sampai didapatkan berat yang konstan.
Alat dan bahan yang dibutuhkan:

a) Eksikator

b) Tang crush

c) Tebel

d) Crusible Porslen

e) Neraca analitis

f) Bahan (sample bahan pakan)

Cara kerja yang dilakukan meliputi:

a. Cuci crusible porselen, lalu keringkan dalam oven selama satu jam pada suhu 105o
Celcius.

b. Ambil crusible porselen dengan tang crus dan dinginkan dalam eksikator selama
15 menit.

c. Selanjutnya timbang crussible porselen hingga menghasilkan berat X gram.

d. Timbang sample misalnya Y gram.

e. Keringkan sample dalam oven selama enam jam pada suhu 105o Celcius.

f. Keluarkan sample dari oven kemudian dinginkan dengan eksikator selama 15


menit.

g. Timbang sample hingga menghasilkan berat z gram.

h. Proses pengeringan sample ini dilakukan berulang sampai didapat berat sample
yang konstan.

i. Selisih penimbangan dengan sebelumnya maksimal 0,1 mg.


Hasil Analisis Kadar Air

Rumus kadar air

 Video I
Penentuan kada air

a. arah teknis yang sesua dengan SNI nomor 0637 30 tahun 1995

Adapun peralatan yang diperlukan yaitu

a. yang pertama ada satu buah kaca arloji

b. Selanjutnya ada tiga buah cawan penguap satu buah

c. Spatula ada satu gua penjepit 21

d. Desikator ada oven dan alat yang

e. Terakhir yaitu neraca analitik Hai


Bahan yang diperlukan

a. Sampel

b. arah aktif yang sudah digerus dan diayak


Pengerjaannya

a. Pertama cawan porselinl dipanaskan di dalam oven dengan suhu 180 derajat Celsius
selama satu jam

b. Setelah satu jam keluarkan contoh Celine dari oven dan didinginkan dalam
desikator selama 30 menit.

c. Setelah 30 menit cawan penguap dikeluarkan dari desikator dan ditimbang


menggunakan neraca analitik.

d. Setelah ketiga calon penguasa ditimbang maka diulangi lagi proses dari awal yaitu
calon pengorder masukkan ke dalam oven selama satu jam dengan suhu 100%
minus 5° Celcius lalu dimasukkan kembali ke dalam desikator selama 30 menit dan
ditimbang lagi menggunakan neraca analitik nah proses ini dilakukan secara
berulang-ulang sampai didapat berat konstan dari calon penguap berat konsen.

e. itu merupakan berat yang diperoleh dari penimbangan berulang sehingga secara
didapatkan selisih berat 0,0002 G telah diperoleh berat konstan dari dari calon
penguasa tersebut

f. Calon penguap selanjutnya sampel ditimbang

g. Telah diperoleh berat sampel sebanyak satu gram maka selanjutnya sampel
dimasukkan kembali ke dalam oven dengan suhu 180 derajat Celsius selama satu
jam.

h. Setelah satu jam cawan penguap yang bersih sampel dikeluarkan dari oven dan
didinginkan di dalamnya keluarkan cawan penguap yang berisi sampel dalam
desikator lalu ditimbang menggunakan neraca analitik yang telah diperoleh berat
dari calon pengawak dan sampel maka dilakukan pengulangan kembali dimulai dari
tahapan awal yaitu calon pengawak dan sampel dimasukkan ke dalam oven dengan
suhu 175 derajat Celcius selama satu jam Setelah satu jam maka jangan pungut dan
sampel ini didinginkan ke dalam desikator selama 30 menit lalu ditimbang lagi
menggunakan neraca analitik sampai dapat berat dari cawan dan sampel pengerjaan
ini dilakukan secara berulang-ulang sampai diperoleh berat konstan dari cawan dan
sampel sesuai dengan SNI

2. Cantumkan hasil perhitungan yang telah ditugaskan saat responsi (berikan cara
perhitungan, tulis tangan, dan sisipkan pada lembar praktikum ini). Apakah nilai kadar
air dari hasil lembar kerja praktikum sesuai dengan kadar air mie telor dan susu bubuk
menurut SNI? Jelaskan
Bobot cawan dan Kadar Air (g/100g)
Ulanga Bobot Cawan Bobot Sampel
Sampel sampel setelah dioven g/100g Rata-rata (x̄) + Sd
n (gram) (gram)
(gram) BB BK BB BK
Mie atom / Mie telor 1 2,1963 1,5388 3,5884 9,54 10,54 Rata-rata Rata-rata

2 2,2008 1,6664 3,6008 15,98 19.03 10,88 12,413

3 2,1789 1,5897 3,6553 7,13 7,67 Standar Standar


Devisiasi
Devisiasi
5,9071
4,5768
Susu bubuk 1 2,4268 1,4377 3,7683 6,69 7,2 Rata-rata Rata-rata

2 2,4888 1,0473 3,4383 9,34 10,30 8,52 9,35

3 2,1963 1,5388 3,5884 9,53 10,54 Standar Standar


Devisiasi Devisiasi
1,587 1,862
Hasil Kadar Air
BAB V
SIMPULAN
 Kadar air merupakan karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan karena
erat hubungannya dengan penampakan, tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan.
 Kandungan air dalam bahan pangan dapat mempengaruhi kesegaran dan daya awet
bahan pangan
 Semakin tinggi kadar air, maka bakteri, kapang dan khamir semakin mudah untuk
tumbuh dan berkembang biak
 Kadar air dalam bahan pangan dapat diketahui dengan menggunakan 2 metode,
yaitu metode langsung dan metode tidak langsung
 Prinsip dari metode gravimetri (oven) yaitu menguapkan air yang ada dalam bahan
dengan jalan pemanasan dalam oven 100 – 1500C. Kemudian menimbang bahan
sampai berat konstan berarti semua air sudah diuapkan
 Analisa kadar air pada setiap bahan pangan yang digunakan umumnya memiliki
hasil yang sesuai dengan literatur.
DAFTAR PUSTAKA
Rukmana, R. 1995. Bertanam Wortel. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Winarno, F.G . 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Purwono. 2009. Budidaya 8 Jenis Tanaman Unggul. Jakarta : Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai