1 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2 Universitas Sriwijaya
2.3. Kadar Air
Air merupakan salah satu unsur terpenting pada makanan. Kadar air adalah
komponen dalam bahan makanan yang memengaruhi tampilan, tekstur dan cita
rasa. Semakin tinggi kadar air pada makanan maka tekstur semakin lunak
sebaliknya jika kadar air dalam bahan pangan sedikit maka akan semakin keras.
Proses pengukuran kadar air biasanya dilakukan dengan metode pengeringan atau
dengan menggunakan alat khusus seperti analisis termal atau sensor kelembaban.
Metode pengeringan melibatkan pemanasan sampel bahan pada suhu tertentu
untuk menghilangkan air, kemudian mengukur beratnya sebelum dan sesudah
pengeringan untuk menentukan persentase air yang hilang. Kadar air penting
dalam banyak aplikasi, termasuk dalam industri makanan, pertanian, farmasi, dan
konstruksi. Misalnya, dalam industri makanan, kadar air yang tepat dalam produk
dapat memengaruhi masa simpan, tekstur, dan rasa (Nurhidayah et al., 2019).
2.4. Metode Oven
Pengukuran adalah membandingkan nilai suatu besaran yang diukur dengan
menggunakan besaran sejenis dan ditetapkan sebagai satuan. Adapun kegiatan
pengukuran seperti di pasar, SPBU, rumah sakit maupun di industri dan
sebagainya. Salah satu alat ukur yang ada dan terus berkembang adalah pengukur
kadar air yang dapat berguna bagi manusia, khususnya para pelaku di industri
pertanian. Pengukuran kadar air umumnya dilakukan menggunakan alat ukur dan
metode oven. Metode oven, atau sering disebut metode pengeringan, merupakan
salah satu teknik yang digunakan untuk mengukur kadar air dalam suatu bahan
pangan. Prinsip dasarnya adalah bahwa air yang terkandung dalam bahan akan
menguap saat bahan tersebut dipanaskan pada suhu tertentu, biasanya sekitar
105°C, selama periode waktu tertentu. Perbedaan berat sampel sebelum dan
setelah dipanaskan kemudian diukur, dan selisihnya digunakan untuk menghitung
kadar air dalam bahan tersebut. Metode pengukuran kadar air dengan oven telah
diakui dan dijadikan acuan dalam Standar Nasional Indonesia, namun proses ini
memang relatif rumit dan memakan waktu yang cukup lama. Meskipun demikian,
ketelitian dan ketepatan penentuan kadar air menggunakan metode oven sangat
penting, terutama dalam industri pangan dan bidang lainnya di mana kadar air
yang tepat sangat berpengaruh terhadap kualitas produk (Prasetyo et al., 2019).
4 Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
5 Universitas Sriwijaya
6. Sampel tersebut kering dan konstan beratnya, apabila tidak ada penurunan
berat sampel pada beberapa kali penimbangan setelah pemanasan. Sampel
beserta cawan dipindahkan ke dalam desikator sampai dingin (15-30 menit).
7. Timbang sampel bersama cawan tersebut (Bcawan+sampel). Jumlah air
dalam bahan adalah selisih berat sampel setelah dikeringkan dengan berat
sampel segar.
8. Perhitungan persentase kadar air adalah :
Bsegar −Bkering
Kadar air (%,BasisBasah ) = x 100
Bsegar
6 Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah :
Tabel 1. Pengukuran Kadar Air
Berat cawan dan Kadar air (%)
Berat Berat
Kelompok sampel yang telah
Cawan (g) Sampel (g) BB
kering (g)
Beras 41,6251 3,0028 44,2469 12,69
Kacang tanah 40,3358 3,0562 43,2183 5,68
7 Universitas Sriwijaya
6
4.1. Pembahasan
Praktikum kali ini akan membahas tentang pengukuran kadar air. Sampel
yang digunakan pada praktikum ini ada dua macam yaitu beras dan kacang tanah.
Tahap awal yang dilakukan pada kedua sampel adalah sampel dihaluskan
menggunakan alu dan mortar, sampel dihaluskan agar memiliki luas permukaan
yang lebih besar. Sampel yang dihaluskan dengan baik memiliki luas permukaan
yang lebih besar, sehingga memungkinkan penguapan air menjadi lebih efisien.
Partikel-partikel yang halus akan mempercepat penetrasi panas ke dalam sampel
selama proses pengeringan, memastikan bahwa air di seluruh sampel dapat
terbuang dengan baik. Sampel yang memiliki kepadatan yang tidak merata atau
konsistensi yang buruk, ada risiko bahwa beberapa bagian dari sampel akan lebih
lama keringnya daripada yang lain, hal inilah yang akan menyebabkan proses
pengeringan akan lebih lama. Pengeringan yang tidak merata juga akan
mempengaruhi nilai dari pengukuran kadar air yang tidak tepat ataupun akurat.
Setelah proses penghalusan dengan alu dan mortar kemudian sampel
dilakukan proses pengovenan pada suhu 105ºC selama 1 jam. Pengovenan pada
suhu 105ºC karena suhu tersebut merupakan suhu yang diatas titik didih air,
sehingga kandungan air yang terkandung pada bahan atau sampel akan menguap.
Suhu 105°C sering digunakan dalam metode standar yang telah ditetapkan untuk
pengukuran kadar air dalam berbagai jenis sampel oleh organisasi standar seperti
ASTM (American Society for Testing and Materials) atau ISO (International
Organization for Standardization), dengan menggunakan suhu yang konsisten
dengan metode standar, hasil pengukuran menjadi lebih dapat diandalkan dan
dapat dibandingkan dengan data dari laboratorium lain atau studi sebelumnya.
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini menunjukan kadar air basis basah dari
kedua bahan tersebut. Hasil dari praktikum ini menyatakan bahwa beras memiliki
berat 3,0028 g dengan kadar air sebesar 12,69% dalam kondisi basis basah (BB),
ini menunjukkan bahwa dari total berat beras (3,0028 g), 12,69% atau sekitar
0,3808 g adalah air, sedangkan sampel kacang tanah memiliki berat 3,0562 g
dengan kadar air sebesar 5,68% dalam kondisi basis basah (BB). Ini menunjukkan
bahwa dari total berat kacang tanah (3,0562 g), 5,68% atau sekitar 0,1735 g
adalah air, dari hasil ini menandakan beras memiliki kadar air yang lebih tinggi.
BAB 5
KESIMPULAN
7 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA.
Daud, A., Suriati, S., dan Nuzulyanti, N. 2019. Kajian Penerapan Faktor yang
Mempengaruhi Akurasi Penentuan Kadar Air Metode
Thermogravimetri. Lutjanus. 24 (2), 11-16.
Lubis, N., Nuari, D. A., Suryana, S., Ganenggara, V. P., dan Rahmayanti, R.
2021. Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma Dosis 7 Kgy terhadap Kualitas
Mikrobiologi Biskuit Pati Umbi Taka (Tacca leontopetaloides (L.). Jurnal
Sains dan Kesehatan, 3 (4), 569-575.
Nurhidayah B., Soekendarsi, E., dan Erviani A. E. 2019. Kandungan Kolagen
Sisik Ikan Bandeng Chanos-Chanos dan Sisik Ikan Nila Oreochromis
Niloticus. BIOMA : Jurnal Biologi Makassar, 4 (1), 39-47.
Prasetyo, T. F., Isdiana, A. F., dan Sujadi, H. 2019. Implementasi Alat Pendeteksi
Kadar Air pada Bahan Pangan Berbasis Internet Of Things. SMARTICS
Journal. 5 (2), 81-96.
Saputra, W. D., dan Kurniawati, Y. 2021. Desain Media Pembelajaran Berbasis
Android pada Materi Praktikum Pengenalan Alat Laboratorium Kimia
Sekolah Menengah Atas. Journal of Natural Science and Integration. 4
(2), 268-276.
Wijaya, A., dan Noviana, N. 2022. Penetapan Kadar Air Simplisia Daun Kemangi
(Ocimum basilicum L.) Berdasarkan Perbedaan Metode
Pengeringan. Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia. 4 (2), 185-194.
8 Universitas Sriwijaya