BAB I
PENDAHULUAN
1 Universitas Sriwijaya
Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari cara mengukur kadar air pada
beberapa jenis komoditi pangan.
1 Universitas Sriwijaya
BAB 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. Hasil
Tabel 1. Hasil Analisa Kadar Air
Kelompok Berat Berat Berat cawan dan Kadar air (%)
Cawan (g) Sampel (g) sampel yang telah
kering (g) BB
Kacang tanah 25,9983 3,0013 25,8470 6,42 %
Beras 23,2243 3,0017 28,8068 12,62 %
2 Universitas Sriwijaya
4
2.2. Pembahasan
Kandungan air bahan pangan mempengaruhi daya tahan terhadap serangan
mikroba untuk pertumbuhannya, sehingga dilakukan pengeringan untuk
memperoleh kadar airnya (Fikiriyah dan Nasution, 2021). Penentuan kadar air
pada bahan pangan memerlukan ketetapan standar pengujian, seperti suhu yang
harus diperhatikan. Metode yang biasa digunakan di laboratorium yaitu metode
pengeringan oven. Langkah paling awal yang harus kita lakukan sebelum
melakukan pengukuran kadar air ialah memberi tanda atau label pada cawan.
Biasanya, cawan ditandai dengan pensil karena pensil tidak dapat mempengaruhi
berat bahan dan porselen saat ditimbang maupun dipanaskan. Penulisan tanda
pada cawa porselen dilakukan dibagian bawah dasar cawan karena permukaannya
kasar, dan tidak ditulis penandaan disamping cawan karena sisi samping cawan
tersebut licin. Sebelum mengeringkan bahan, cawan yang akan digunakan selalu
dipanaskan dulu selama 15 menit dalam oven supaya mendapatkan berat asli dari
cawan sampel tersebut. Saat pengeringan bahan di dalam bahan, terjadi human
error karena oven hanya berada pada suhu 84°C, yang dimana suhu seharusnya
adalah 105°C. Kegagalan suhu tersebut menjadi menurun karena oven yang selalu
dibuka tutup sehingga suhu didalam tidak stabil karena banyaknya udara yang
masuk ke dalam oven. Kadar air (w) didefinisikan sebagai rasio massa fase air
terhadap fase padatan, yang dinyatakan sebagai persentase (Togubu et al., 2021).
Luas permukaan bahan yang tinggi atau ukuran bahan yang semakin kecil
menyebabkan permukaan yang dapat kontak dengan medium pemanas menjadi
lebih baik, luas permukaan yang tinggi juga menyebabkan air lebih mudah
berdifusi atau menguap dari bahan pangan sehingga kecepatan penguapan air
lebih cepat dan bahan menjadi lebih cepat kering. Salah satu faktor yang
mempengaruhi dalam kecepatan pengeringan adalah: Luas permukaan pada bahan
pangan yang dikeringkan harus mengalami mengalami pengecilan ukuran baik
dengan cara diiris, dipotong, atau digiling. Pengecilan ukuran pada sampel bahan
dilakukan dengan tujuan untuk memperluas permukaan bahan. Ukuran kecil
menyebabkan penurunan jarak yang harus ditempuh oleh panas. Panas pada alat
harus bergerak cepat menuju pusat bahan pangan yang dikeringkan. Demikian
Universitas Sriwijaya
5
juga jarak pergerakan air dari pusat bahan pangan ke permukaan bahan menjadi
lebih pendek.
Universitas Sriwijaya
BAB 3
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Proses analisis kadar air dan kadar abu bahan pangan hendaknya
menggunakan wadah atau cawan yang seragam, begitupula dengan ukuran
partikel contoh yang diuji.
2. Perlakuan variasi suhu, ukuran partikel, dan ukuran wadah atau cawan
mempengaruhi akurasi penetapan kadar air dan kadar abu pada bahan pangan.
3. Prinsip pengeringan biasanya akan melibatkan dua kejadian, yaitu panas
harus diberikan pada bahan yang akan dikeringkan, dan air harus dikeluarkan
dari dalam bahan.
4. Pengecilan ukuran memperluas permukaan bahan. Luas permukaan bahan
yang tinggi atau ukuran bahan yang semakin kecil menyebabkan permukaan
yang dapat knytak dengan medium pemanas menjadi lebih baik.
5. Dilakukan pemanasan pada tahap awal terhadap cawan kosong selama 15
menit untuk menghilangkan kadar air cawan tersebut.
4 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Daud, A., Suriati, S., dan Nuzulyanti. N. 2020. Kajian Penerapan Faktor yang
Mempengaruhi Akurasi Penentuan Kadar Air Metode
Thermogravimetri. Lutjanus Journals, 24 (2) : 11-16.
Fikriyah, Y. U., dan Nasution, R. N. 2021. Analisis Kadar Air dan Kadar Abu
pada Teh Hitam yang Dijual di Pasaran dengan Menggunakan Metode
Gravimetri. Amina, 3 (2) : 50-54.
Prasetyo, T. F., Isdiana, A. F., dan Sujadi, H. 2019. Implementasi Alat Pendeteksi
Kadar Air pada Bahan Pangan Berbasis Internet Of Things. Smartics
Journal, 5 (2) : 81-96.
Sasongko, E. B., Widyastuti, E., dan Priyono, R. E. 2014. Kajian Kualitas Air dan
Penggunaan Sumur Gali oleh Masyarakat di Sekitar Sunga Kaliyasa
Kabupaten Cilacap. Jurnal Ilmu Lingkungan, 12 (2) : 72-82.
Togubu, J., Tuhuteru, E., Firman, dan Ishak. 2021. Analisis Perbandingan Kadar
Air Pada Endapan Nikel Laterit Zona Limonit dan Saprolit Daerah Obi.
Jurnal Geomining, 2 (2) : 49-54.
5 Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
6 Universitas Sriwijaya