Disusun oleh:
Nama : Eka Widianingsih
Nim : 4442210036
Kelas :4F
Kelompok : 3 (Tiga)
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur akan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya.
Sehingga penulis dapat diberikan kelancaran dan kemudahan dalam menyusun
Laporan Praktikum Fisiologi dan Teknologi Benih yang berjudul “Teknik
Pengukuran Kadar Air Benih” bisa terselesaikan dengan baik. Adapun laporan ini
disusun sebagai salah satu syarat bagian dari tugas mata kuliah Fisiologi dan
Teknologi Benih.
Dalam menyusun laporan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
laporan ini. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain: Ibu Prof. Dr. Kartina A.M.,
M. P., Bapak Dr. Rusmana, Ir., M.P., Ibu Kirana Nugraha Lizansari, S.P., M.Si.,
dan Ibu Imas Rohmawati, S.P., M. Si., selaku tim dosen pengampu mata kuliah
Fisiologi dan Teknologi Benih; serta Saudari Puspita Sri Rahayu, selaku asisten
laboratorium Fisiologi dan Teknologi Benih.
Demikian laporan yang penulis buat ini. Penulis menyadari bahwa laporan
praktikum ini belumlah dikatakan sempurna. Untuk itu, dengan sangat terbuka
penulis menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian. Semoga laporan
praktikum ini bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Benih......................................................................................... 2
2.2 Definisi Kadar Air Benih............................................................................ 2
2.3 Metode Uji Kadar Air Benih....................................................................... 3
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat...................................................................................... 4
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................ 4
3.3 Cara Kerja................................................................................................... 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil............................................................................................................ 7
4.2 Pembahasan................................................................................................. 8
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan................................................................................................... 11
5.2 Saran......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk melatih cara pengukuran
kadar air benih dengan metode langsung dan tidak langsung.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.3 Metode Uji Kadar Air Benih
Adapun metode dalam menguji kadar air benih sebagai berikut.
1. Secara Langsung
Metode secara langsung atau pengeringan merupakan metode yang
menggunakan alat oven untuk mengeringkan kadar air dalam benih. Hal ini
dilakukan pada suhu rendah (103°C) dan suhu tinggi (130°C) (Asril, et al., 2023).
Pada uji suhu tinggi dilakukan selama 1-4 jam dan bersifat tidak wajib, biasanya
hanya yang ingin menyertakannya saja. Sedangkan pada uji suhu rendah
dilaksanakan selama 17 jam dan bersifat wajib, karena sudah menjadi komoditas
yang tertera dalam ISTA. Dalam uji secara langsung ini benih perlu dipotong atau
dihaluskan sebelum pengovenan, tergantung jenuh benihnya. Hal ini bersifat wajib
dalam persyaratan ISTA (Kusumawardana dan Nanda, 2019). Adapun perhitungan
kadar air benih secara langsung sebagai berikut.
(𝑀2 − 𝑀1) − (𝑀3 − 𝑀1)
𝐾𝐴(%) = × 100%
(𝑀2 − 𝑀1)
3
BAB III
METODE PRAKTIKUM
4
6. Dilakukan pengujian dengan 2 ulangan dan hitung rata-rata. Batas
toleransi antara 2 ulangan adalah 0,2%. Apabila lebih dari 0,2% maka
harus di ulang. Khusus benih tanaman keras, apabila sulit didapatkan
nilai tersebut maka kisaran dapat diperbesar 0,3-2,5%.
5
3. Dimasukkan benih kacang tanah ke dalam steinlite moisture meter dengan
dua ulangan secara bergantian.
4. Dimasukkan juga benih padi dengan dua ulangan secara bergantian.
5. Dicatat hasil yang ditunjukkan pada alat.
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengukuran Kadar Air Benih
Metode
Bukan
Oven
Kel Kom. U Oven
7
2 2,183 12,406 10,685 16% 2,175 11,487 9,763 18%
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini membahas tentang "Teknik Pengujian Kadar Air Benih"
dengan tujuan untuk melatih cara pengukuran kadar air benih dengan metode
langsung dan tidak langsung. Menurut Syamsia (2023) berdasarkan undang-undang
RI No. 12 tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman Bab I ketentuan umum
pasal 1 ayat 4 mengenai benih, benih tanaman yang selanjutnya disebut benih
adalah tanaman atau budidaya yang dipergunakan sebagai perbanyakan atau
pengembangbiakan tanaman. Pada benih terdapat kadar air untuk menentukan
komoditas waktu penyimpanan benih. Untuk menentukan kadar air benih tersebut
dapat dilakukan dengan beberapa metode. Sebagaimana hal ini disampaikan oleh
Kusumawardana dan Nanda (2019) bahwa terdapat beberapa metode yang
digunakan untuk menentukan kadar air benih, yakni metode secara langsung dan
tidak langsung. Hal ini diperkuat oleh Asril et al (2023) bahwa metode secara
langsung merupakan metode yang menggunakan alat oven untuk mengeringkan
kadar air benih dalam suhu rendah dan tinggi, sedangkan metode tidak langsung
ialah metode yang diterapkan dengan menggunakan alat pengukur digital, seperti
moisture meter.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada praktikum ini menggunakan
metode secara langsung dan tidak langsung, dimana secara langsung metode ini
dilakukan pada suhu rendah (103°C) maupun tinggi (130°C), sedangkan secara
tidak langsung menggunakan alat stainlite moisture meter. Menurut ISTA (2017)
mengatakan bahwa pada umumnya prosedur pengujian kadar air dalam benih hanya
dilakukan pada metode secara langsung dengan suhu rendah dan tidak bersifat
wajib untuk menguji di suhu tinggi. Meskipun begitu, pengujian ini dilakukan untuk
membandingkan kadar air benih pada suhu rendah dan suhu tinggi. Hal ini
dilakukan karena keduanya memiliki perbedaan masing-masing. Pada pengujian
suhu rendah diketahui bahwa membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini
diperkuat oleh ISTA (2017) bahwa umumnya tanaman yang tidak diatur dengan
jelas dapat menggunakan metode oven pada suhu rendah dengan membutuhkan
waktu pengovenan selama 17 jam, sedangkan pada suhu tinggi lebih efisien waktu.
8
Dalam ketentuan uji kadar air benih, biasanya benih perlu dihaluskan atau
dipotong sesuai jenis benih yang digunakan sebelum pengovenan. Sebagaiman hal
ini disampaikan oleh Apriyani (2014) mengatakan bahwa untuk membuat
permukaan benih menjadi luas saat suhu tinggi dapat dilakukan dengan cara
pengirisan, atap pemotongan, sehingga daerah permukaan luas akan penguapan dan
proses keluarnya molekul air menjadi mudah. Pada pengujian kadar air benih ini
dilakukan dengan menggunakan benih padi dan kacang tanah. Kedua benih tersebut
diberikan perlakuan yang berbeda. Pada benih padi, sebelum pengovenan perlu
dihaluskan terlebih dahulu, sedangkan kacang tanah dapat dilakukan dengan
dipotong-potong karena adanya kandungan minyak didalamnya. Hal ini diperkuat
oleh Agustin dan Yudha (2017) bahwa benih yang memiliki kandungan minyak
yang tinggi perlu dilakukan dipotong secara kecil, agar tidak menghambat
keluarnya air dalam benih. Pendapat lain dari Sa'diyah (2008) mengungkapkan
bahwa benih yang melalui proses penghalusan atau dipotong sebelum pengovenan
berdampak pada oksidasi yang berpengaruh terhadap bobot benih, bahkan
berpotensi terjadinya kegagalan dalam menentukan kadar air benih. Hal ini
diperjelas oleh Arif dan Nur (2018) bahwa perbedaan potensi yang dihasilkan perlu
diketahui agar terhindar dari kesalahan dalam membaca kadar air benih yang
berdampak pada rendahnya daya kecambah benih.
Berdasarkan dengan pengujian yang dilakukan sebanyak dua kali ulangan.
Benih yang sudah dihaluskan atau dipotong kecil diletakkan pada wadah. Sebelum
diletakkan dalam wadah, wadah aluminium yang sudah di oven selama 10 menit
perlu ditimbang terlebih dahulu sebagai bobot (M1), hingga (M2) diperoleh bobot
dari wadah dengan benih. Setelah itu, masukkan ke dalam oven sesuai suhu rendah
(103°C) selama 17 jam dan suhu tinggi (130°C) dengan waktu ditentukan
tergantung jenis benih. Untuk benih padi selama 1 jam dan kacang tanah selama 4
jam. Sebagaimana cara ini pernah dilakukan oleh Arif dan Nur (2018) bahwa dalam
metode oven benih yang berada dalam (M2) dimasukkan ke dalam oven sesuai suhu
dan waktu yang telah ditetapkan, dimana suhu rendah 103 ± 2°C selama 17 ± 1 jam
dan suhu tinggi 130 + 3°C selama 3 jam ± 9 menit. Kemudian, setelah melewati
masa pengovenan, didinginkan terlebih dahulu pada desikator dan timbang bobot
yang diperoleh sebagai (M3). Untuk perhitungan kadar air benih dapat
9
menggunakan dasar bobot yang sesuai dengan rumus standar yang diberikan ISTA
(2010).
Berdasarkan tabel di atas mengenai hasil pengukuran kadar air benih baik
metode secara langsung dan tidak langsung pada masing-masing benih padi dan
kacang tanah. Dalam metode secara langsung (oven) terdiri dari dua bagian, yakni
suhu rendah dan suhu tinggi. Pada tanaman padi suhu rendah didapat KA tertinggi
oleh K1U1 dan K1U2 dengan nilai 29%, dan KA terendah oleh K3U1 dan K3U2
sebesar 11%. Sedangkan untuk suhu tinggi pada padi didapat KA tinggi oleh K1U1
dan K1U2 sekitar 12% dan KA terendah didapat pada K6U1 dan K6U2 dengan 9%.
Kemudian dilanjut pada tanaman kacang tanah dengan suhu rendah didapat KA
tertinggi oleh K2U1 dan K2U2 sebesar 20% dan KA terendah diperoleh K3U2
sekitar 10%. Sedangkan untuk suhu tinggi pada tanaman kacang tanah didapat KA
tinggi oleh K6U1 dan K6U2 sekitar 18% dan KA terendah didapat pada K2U2 dan
K5U2 dengan 9%.
Menurut Tefa (2017) benih padi dengan penyimpanan pada kadar air 12-14%
mampu menurunkan Viabilitas secara cepat dan membuat tumbuhnya cendawan
yang merusak benih. Hal ini dapat dikatakan bahwa benih padi dengan kadar air >
12% sudah dapat menurunkan komoditas benih. Sama halnya dengan tanaman
kacang tanah. Sebagaimana disampaikan oleh Antriana (2016) bahwa kadar air
yang optimal untuk kacang tanah berkisar 6-8%, lebih dari itu akan menurunkan
Viabilitas dan memicu tumbuhnya cendawan aktif. Selain itu, pada metode tidak
langsung (bukan oven) didapat pada tanaman padi hasil tertinggi sebesar 8,6% dan
rendah 8,2%. Sedangkan pada tanaman kacang tanah hasil tertinggi sekitar 0,9%
dan rendah 0,8%. Selisih antar ulangan pada tanaman padi didapat 0,4% dan kacang
tanah diperoleh 0,1%. Menurut Arif dan Nur (2018) adanya selisih antar ulangan
akan masuk ke dalam hasil pengujian kadar air benih dan mewakili populasi benih
yang diuji.
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini dimana berdasarkan Undang-undang RI
No. 12 tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman Bab I ketentuan umum pasal
1 ayat 4 mengenai benih, benih tanaman yang selanjutnya disebut benih adalah
tanaman atau budidaya yang dipergunakan sebagai perbanyakan atau
pengembangbiakan tanaman. Untuk menentukan kadar air dalam benih perlu
dilakukan dengan cara beberapa metode yang terdiri dari metode secara langsung
dan secara tidak langsung. Pengujian dilakukan menggunakan benih padi dan
kacang tanah yang masing-masing dilakukan ulangan sebanyak 2 kali. Pada metode
secara langsung dilakukan pengovenan pada suhu rendah (103°C) dan suhu tinggi
(130°C). Sedangkan metode secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
menggunakan bantuan alat berupa stainlite moisture meter. Benih yang melebihi
kada air optimal, maka akan menurunkan Viabilitas benih dan timbulnya cendawan
yang dapat merusak benih.
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum ini diharapkan praktikan memahami terlebih
dahulu materi yang diberikan asisten laboratorium dan untuk menguji kadar air
benih ini perlu diperhatikan prosedur yang telah ditetapkan, agar data yang
diperoleh valid.
11
DAFTAR PUSTAKA
Asril, M., et al. 2023. Teknologi dan Produksi Benih. Jakarta: Yayasan Kita
Menulis.
Arif, M., dan Nur. M. Akbar Ilahi. 2018. Aplikasi Metode Oven Suhu Tinggi Tetap
dan Benih Utuh Dalam Pengujian Kadar Air Benih Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis L. Jacq.). J. Pen. Kelapa Sawit, vol. 26(3): 153-159.
Agustin, H., dan Yudha. P. 2017. Pengembangan Metode Penetapan Kadar Air
Benih Sagapohon (Adenanthera pavoninaL) dengan Metode Oven Suhu
Rendah dan Tinggi. Agrin, Vol. 21(1): 17-25.
Antriana, N. 2016. Kadar Air, Kualitas Fisik Biji dan Serangan Cendawan
Pascapanen pada Kacang Tanah yang Diperoleh Dari Pasar Tradisional
Ciampea Bogor. Biologi Sel, vol. 5(2): 133-143.
Apriyani, S. N. 2014. Pengembangan metode uji kadar air benih pala
(Myristicaspp). Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Dewi, K. T. 2015. Pengaruh Kombinasi Kadar Air Benih dan Lama Penyimpanan
terhadap Viabilitas dan Sifat Fisik Benih Padi Sawah Kultivar Ciherang.
Jurnal Agrorektan, Vol. 2(1): 53-61.
ISTA InternasionaI Seed Testing Association. 2017. International Rules for Seed
Testing 2017.The International Seed Testing Association. Switzerland
(CH): ISTA.
ISTA (International Seed Testing Association). 2010. Determination of moisture
content. Dalam: ISTA. International rules for seed testing edition 2010. hh.
9.1 – 9.20. Zurich. Swiss.
Kusumawardana, A., dan Nanda. H. 2019. Uji Cepat Mutu Benih. Malang: CV.
Multimedia Edukasi.
Mira, S., E. Estrelles, dan M. E. Gonzalez Benito. 2014. Effect of water content and
temperature on seed longevity of seven brassicaceae species after 5 years
of storage. Plant Biol (Stuttg), vol. 17(1): 153-62.
Syamsia. 2023. Teknologi Produksi Benih Refugia. Jakarta: PT. News Media
Indonesia Anggota IKAPI.
12
Savero, E., Farida. A. S., dan Hudiono. 2018. Uji Kualitas Kadar Air Benih Jagung
dengan Metode Kapasitif Berbasis Web. Jurnal JARTEL, Vol. 7(2): 48-53.
Sa’diyah, P.F. 2008. Teknik pengukuran kadar air benih jarak pagar (Jatropha
curcas Linn.) dengan menggunakan metode langsung dan tidak langsung.
Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Tefa, A. 2017. Uji Viabilitas dan Vigor Benih Padi (Oryza sativa, L.) selama
Penyimpanan pada Tingkat Kadar Air yang Berbeda. Portal Jurnal Unimor,
vol. 2(3): 48–50.
13
LAMPIRAN