Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM PERBANYAKAN TANAMAN

PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN METODE GRAFTING

LAPORAN

OLEH:

RICKY DWI SEPTIAN SITANGGANG


190301142
AGROTEKNOLOGI 3

LABORATORIUM PERBANYAKAN TANAMAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021

PRAKTIKUM PERBANYAKAN TANAMAN


i
PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN METODE GRAFTING

LAPORAN

OLEH:

RICKY DWI SEPTIAN SITANGGANG


190301142
AGROTEKNOLOGI 3

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi KomponenPenilaian


Di Laboratorium Perbanyakan Tanaman Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

LABORATORIUM PERBANYAKAN TANAMAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul laporan : Perbanyakan Tanaman Dengan Metode Grafting


Nama : Ricky dwi septian sitanggang
Nim : 190301142
Program Studi : Agroteknologi

Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab Laboratorium

( Ir. Irsal, M.P. )


NIP. 196301311989031004

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul Laporan Praktikum ini adalah “Perbanyakan Tanaman

Dengan Metode Organ Khusus” yang merupakan salah satu syarat dalam

memenuhi komponen nilai di Laboratorium Perbanyakan Tanaman Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Penulis Mengucapkan terimakasih kepada Ir. Irsal M. P., Rosita Sipayung,

Ir., M.P., Mariati, Dr. Ir., M.Sc., Antonio Marro Sipayung, , S.P. , M.Agr., Hafnes

Wahyuni, , S. P., M. P. selaku dosen mata kuliah Perbanyakan Tanaman yang

telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Praktikum ini. Penulis menyadari

bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan

praktikum ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga Laporan Praktikum

ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan

Medan, Maret 2021

Penulis

DAFTAR ISI

iv
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................iii

KATA PENGANTAR...............................................................................................iv

DAFTAR ISI..............................................................................................................v

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang........................................................................................................1

Tujuan Penulisan.....................................................................................................3

Kegunaan penulisan................................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA 4

BAHAN DAN METODE 7

Tempat dan waktu praktikum.................................................................................7

Alat dan Bahan Praktikum.....................................................................................7

Prosedur Praktikum...............................................Error! Bookmark not defined.

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Hasil........................................................................................................................8

Pembahasan............................................................................................................8

KESIMPULAN 12

DAFTAR PUSTAKA 13

v
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tanaman merupakan bahan pokok untuk melakukan kegiatan dalam bidang

pertanian. Bidang pertanian sendiri cukup luas yaitu mencakup perikanan,

kehutanan, perkebunan, dan peternakan sehingga negara Indonesia disebut sebagai

negara maritim karena memang mayoritas masyarakat Indonesia bekerja di

bidang pertanian. Sedangkan dalam arti yang sempit pertanian adalah kegiatan

bercocok tanam, membudidayakan, dan merawat tanaman dengan tujuan

memperoleh keuntungan komersial dari produk tanaman tersebut. Jadi pertanian

hanyalah kegiatan seputar tanaman dan hubungannya dengan hal-hal yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.

Tanaman merupakan salah satu organisme yang mampu melakukan

pembiakan guna mempertahankan diri dan memperbanyak dengan cara vegetatif

dan generatif. Pembiakan pada tanaman pada umumnya dapat terjadi secara alami

maupun dengan bantuan manusia. Pada permbiakan dengan cara vegetatif

biasanya dan sebagian besar dilakukan oleh manusia agar anakan sesuai dengan

harapan (Satiaderadja, 1978).

Reproduksi tumbuhan adalah suatu proses dimana tumbuhan memperoleh

organisme baru yang sesuai dengan induknya. Tujuan reproduksi (berkembang

biak) untuk memperbanyak keturunan sehingga tidak punah, dengan kata lain

melestarikan keturunannya. Dedi dan Wawa (2007, h 295).. Perkembangan

makhluk hidup pada tumbuhan dengan cara vegetatif (tidak kawin) dan generatif

(kawin).

Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif.

Perbanyakan tanaman secara generatif biasanya dilakukan melalui biji dan

1
mengalami penyerbukan alami dengan bantuan angin atau serangga. Menurut

Nursyamsi (2010) menjelaskan bahwa, perbanyakan tanaman secara generatif

memiliki kelebihan yaitu penanganan yang praktis atau mudah dengan harga yang

relatif murah dan tidak memerlukan keahlian yang khusus. Namun, perbanyakan

secara generatif memiliki beberapa kelemahan seperti penanaman dilakukan pada

saat musimnya, keturunan yang dihasilkan kemungkinan tidak sama dengan

induknya, persentase berkecambah yang rendah dan membutuhkan waktu yang

agak lama untuk berkecambah.

Menyambung adalah cara perbanyakan tanaman dengan cara menyambung

pucuk (batang atas) yang berasaldari suatu tanaman induk pada tanaman lain

(batang bawah). Batang ataslah yangakan memberikan hasil sesuai dengan sifat

induk yang diinginkan. Batang bawahhanyalah sebagai tempat untuk tumbuh dan

mengambil makanan dari dalam tanah.Oleh sebab itu kriteria pemilihan batang

atas dan batang bawah berbeda.Pengadaan batang bawah dan batang atas Batang

bawah disiapkan sesuai dengankriteria batang bawah. Batang bawah diperoleh dari

semai. Pengadaan semaiuntuk batang bawah dapat dilihat pada bab perbanyakan

tanaman dengan biji.Batang atas dipilih sesuai dengan kriteria batang atas. Kriteria

batang atas: cukuptua, sudah berbuah minimal 3 kali, berbuah lebat, buah manis,

buah enak, buah besar, dan sehat. Kriteria batang bawah: sistem perakaran kuat,

tahan terhadaphama dan penyakit, tahan terhadap kekurangan air, sesuai dengan

kondisisetempat (Purnomosidhi et al., 2002).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari laporan ini adalah untuk mengetahui

bagaimana perkembangbiakan tanaman dengan metode grafting

2
Kegunaan penulisan

Adapun kegunaan penulisan dari laporan ini adalah sebagai salah satu

syarat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Perbanyakan tanaman

program studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

TINJAUAN PUSTAKA

Grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif menyambungkan

batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa

3
sehingga tercapai persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk

tanaman baru (Hidayat et al., 2002). Grafting ini bukanlah sekedar pekerjaan

menyisipkan dan menggabungkan suatu bagian tanaman, seperti cabang, tunas

atau akar pada tanaman yang lain. Melainkan sudah merupakan suatu seni yang

sudah lama dikenal dan banyak variasinya (Hidayat et al., 2002). Wudianto (2002)

menyatakan bahwa seni grafting ini telah digemari sejak dua abad yang lalu, yaitu

sekitar abad ke-15 dia menggambarkan betapa pelik dan banyaknya ragam dari

seni grafting ini, ada 119 bentuk grafting dari sekian banyak grafting ini

digolongkan menjadi tiga golongan besar, yaitu : 1) Bud-grafting atau budding

yang kita kenal dengan istilah okulasi, 2) Scion grafting, lebih populer dengan

grafting saja, yaitu sambung pucuk, atau enten dan 3) Grafting by approach atau

inarching, yaitu cara menyambung tanaman sehingga batang atas dan batang

bawah masih berhubungan dengan akarnya masing-masing.

Faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit

dengan metode grafting yaitu: (1) Faktor tanaman (genetik, kondisi tumbuh,

panjang entris), (2) Faktor lingkungan (ketajaman/kesterilan alat, kondisi cuaca,

waktu pelaksanaan grafting, dan (3) Faktor keterampilan orang yang melakukan

grafting. Panjang entris berkaitan dengan kecukupan cadangan makanan/energi

untuk pemulihan sel-sel yang rusak akibat pelukaan, makin panjang entris

diharapkan makin banyak pula cadangan energinya. Sedangkan kondisi cuaca atau

waktu pelaksanaan grafting berkaitan dengan tingginya laju transpirasi, yakni

penguapan air dari permukaan tanaman (Wudianto, 1998).

Batang atas berasal dari cabang pohon yang kuat, pertumbuhannya normal

dan bebas dari serangan hama dan penyakit, bentuk cabang lurus, diameternya

4
disesuaikan dengan batang bawah, yaitu sama atau lebih kecil dari diameter batang

bawah. Diameter paling besar ± 1 cm, cabang dari pohon induk yang sifatnya

benarbenar seperti yang dikehendaki, misalnya berbuah lebat dan berkualitas

tinggi (untuk tanaman buah-buahan), berbatang lurus, batang bulat, pertumbuhan

diameter cepat (jika jenis tanaman kehutanan), bisa menyesuaikan diri dengan

batang bawah sehingga sambungan kompatibel (Syah et al., 2011).

Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukanantara

dua varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya

penyambungan antar varietas pada tanaman durian. Kadang-kadang bisa juga

dilakukan penyambungan antara dua tanaman yang berlainan spesiesnya

tetapimasih dalam satu famili. Tanaman mangga (Mangifera indica) disambung

dengatanaman kweni (Mangifera odorata). Manfaat sambungan pada

tanaman:memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan gabungan

tanaman baru yang mempunyai keunggulan dari segi perakaran dan produksinya,

juga dapat mempercepat waktu berbunga dan berbuah (tanaman berumur

genjah)serta menghasilkan tanaman yang sifat berbuahnya sama

denganinduknya,·mengatur proporsi tanaman agar memberikan hasil yang lebih

baik,tindakan ini dilakukan khususnya pada tanaman yang berumah dua, misalnya

tanaman melinjo, peremajaan tanpa menebang pohon tua, sehingga

tidakmemerlukan bibit baru, danmenghemat biaya eksploitasi. Peremajaan total

berlaku sebaliknya (Prastowo et al, 2006).

Beberapa kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah penyambungan

adalah : a) setelah scion mengeluarkan tunas dengan ketinggian tunas ± 3 cm

plastik yang mengkerudungi grafting dibuka dengan cara menggunting sudut

5
plastik sedikit demi sedikit supaya tunas yang baru tumbuh tersebut tidak

kepanasan, sampai tunas itu kuat terhadap terik matahari, b) usahakan rootstock

dalam kondisi lembab, jangan sampai kekeringan dengan menyiram bila rootstock

kering, c) lepaskan pita pengikat sambungan pada saat sambungan telah bertunas

dan telah bersatu antara kambium batang bawah dengan kambium batang atas, d)

hilangkan tunas-tunas yang tumbuh pada rootstocknya sehingga makanan dan

energi bisa terfokus untuk keberhasilan penyambungan, dan e) sangga tanaman

sambungan jika tanaman tersebut tidak cukup kuat untuk menyangga dirinya

sendiri (Wudianto, 2002)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan waktu praktikum

Adapun tempat yang digunakan untuk tempat praktikum adalah alamat Jl

abadi kecamatan medan sunggal kelurahan tanjung rejo , ketinggian 23 mdpl dan

waktu pelaksaan praktikum adalah 17 Mei 2021.

Alat dan Bahan Praktikum

Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah

handphone berfungsi sebagai memfoto dan memvideo kegiatan perbanyakan,

nampan berfungsi untuk meletakkan tanah yang akan dijadikan media tanam,

pisau cutter untuk memotong batang bawah dan cabang entress, tali plastik untuk

6
mengikat cabang bawah dan cabang atas. Adapun bahan yang digunakan pada

praktikum ini adalah tanah berfungsi sebagai media tanam, cabang mangga

sebagai bahan entress, bibit manga sebagai stock..

Prosedur Praktikum

1. Disiapkan bibit manga dan cabang entress manga

2. Dipotong batang bibit durian

3. Dibelah batang bibit durian yang telah dipotong.

4. Dikupas cabang entress durian

5. Dimasukkan cabang entress ke cabang bawah

6. Diikat kedua batang tersebut

7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

Pembahasan

Grafting adalah salah satu perbanyakan vegetative tanaman dengan cara

menyambung batang bawah yang berasal dari biji dengan cabang atau batang atas

dari tanaman induk. Hal ini sesuai dengan literatur Hidayat et al (2002) yang

8
menyatakan bahwa, Grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif

menyambungkan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda

sedemikian rupa sehingga tercapai persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh

membentuk tanaman baru .

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Grafting adalah 1)

inkompatibilitas (ketidaksesuaian) antara batang atas atau entres (scion) dengan

batang bawah (rootstock), (2) perbedaan jenis dan umur tanaman, (3) jenis/tipe

okulasi atau grafting, dan faktor lingkungan (suhu, kelembaban, cahaya, dll). Hal

ini sesuai dengan literatur Wudainto (1998) yang menyatakan bahwa Faktor yang

sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan metode

grafting yaitu: (1) Faktor tanaman (genetik, kondisi tumbuh, panjang entris), (2)

Faktor lingkungan (ketajaman/kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu pelaksanaan

grafting, dan (3) Faktor keterampilan orang yang melakukan grafting. Panjang

entris berkaitan dengan kecukupan cadangan makanan/energi untuk pemulihan sel-

sel yang rusak akibat pelukaan, makin panjang entris diharapkan makin banyak

pula cadangan energinya. Sedangkan kondisi cuaca atau waktu pelaksanaan

grafting berkaitan dengan tingginya laju transpirasi, yakni penguapan air dari

permukaan tanaman

Syarat dari batang atas yaitu berasal dari cabang pohon yang kuat,

pertumbuhannya normal dan bebas dari serangan hama dan penyakit, cabangnya

lurus, diameternya sama atau lebih kecil dari batang bawah. Hal ini sesuai dengan

literatur Syah et al (2011) yang menyatakan bahwa, Batang atas berasal dari

cabang pohon yang kuat, pertumbuhannya normal dan bebas dari serangan hama

dan penyakit, bentuk cabang lurus, diameternya disesuaikan dengan batang bawah,

9
yaitu sama atau lebih kecil dari diameter batang bawah. Diameter paling besar ± 1

cm, cabang dari pohon induk yang sifatnya benar-benar seperti yang dikehendaki,

misalnya berbuah lebat dan berkualitas tinggi (untuk tanaman buah-buahan),

berbatang lurus, batang bulat, pertumbuhan diameter cepat (jika jenis tanaman

kehutanan), bisa menyesuaikan diri dengan batang bawah sehingga sambungan

kompatibel .

Keuntungan perbanyakan dengan grafting adalah tanaman yang dihasilkan

akan memiliki kualitas yang tinggi. buah yang dihasilkan akan besar" pertumbuhan

nya juga lebih cepat. Hal ini sesuai dengan literatur Prastowo et al (2006) yang

menyatakan bahwa Manfaat sambungan pada tanaman:memperbaiki kualitas dan

kuantitas hasil tanaman, dihasilkan gabungan tanaman baru yang mempunyai

keunggulan dari segi perakaran dan produksinya, juga dapat mempercepat waktu

berbunga dan berbuah (tanaman berumur genjah)serta menghasilkan tanaman yang

sifat berbuahnya sama 12 denganinduknya,·mengatur proporsi tanaman agar

memberikan hasil yang lebih baik,tindakan ini dilakukan khususnya pada tanaman

yang berumah dua, misalnyatanaman melinjo, peremajaan tanpa menebang pohon

tua, sehingga tidakmemerlukan bibit baru, danmenghemat biaya eksploitasi.

Hal yang perlu dilakukan saat pemelihaaran grafting yaitu saat scion

mengeluarkan tunas sepanjang 3 cm plastik yang melindungi tanaman dibuka,

rootstock dalam keadaan lembab, tali pengikat dibuka ketika batang atas dan

batang bawah menyatu, dihilangkan tunas yang ada di rootstock jika ada yang

tumbuh, sangga tanaman jika tidak mampu tegak sendiri. Hal ini sesuai dengan

literatur Wudianto (2002) yang menyatakan bahwa, telah Beberapa kegiatan

pemeliharaan yang dilakukan setelah penyambungan adalah : a) setelah scion

10
mengeluarkan tunas dengan ketinggian tunas ± 3 cm plastik yang mengkerudungi

grafting dibuka dengan cara menggunting sudut plastik sedikit demi sedikit supaya

tunas yang baru tumbuh tersebut tidak kepanasan, sampai tunas itu kuat terhadap

terik matahari, b) usahakan rootstock dalam kondisi lembab, jangan sampai

kekeringan dengan menyiram bila rootstock kering, c) lepaskan pita pengikat

sambungan pada saat sambungan telah bertunas dan telah bersatu antara kambium

batang bawah dengan kambium batang atas, d) hilangkan tunas-tunas yang tumbuh

pada rootstocknya sehingga makanan dan energi bisa terfokus untuk keberhasilan

penyambungan, dan e) sangga tanaman sambungan jika tanaman tersebut tidak

cukup kuat untuk menyangga dirinya sendiri.

11
KESIMPULAN

1. Grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif menyambungkan

batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa

sehingga tercapai persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk

tanaman baru.

2. Keuntungan perbanyakan dengan grafting adalah tanaman yang dihasilkan

akan memiliki kualitas yang tinggi. buah yang dihasilkan akan besar"

pertumbuhan nya juga lebih cepat

3. Grafting digolongkan menjadi 3 golongan besar yakni bud grafting, scion

grafting, dan grafting by approach

4. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Grafting adalah 1) inkompatibilitas

(ketidaksesuaian) antara batang atas atau entres (scion) dengan batang bawah

(rootstock), (2) perbedaan jenis dan umur tanaman, (3) jenis/tipe okulasi atau

grafting, dan faktor lingkungan (suhu, kelembaban, cahaya, dll)

5. Hal yang perlu dilakukan saat pemelihaaran grafting yaitu saat scion

mengeluarkan tunas sepanjang 3 cm plastik yang melindungi tanaman dibuka,

rootstock dalam keadaan lembab, tali pengikat dibuka ketika batang atas dan

batang bawah menyatu, dihilangkan tunas yang ada di rootstock jika ada yang

tumbuh, sangga tanaman jika tidak mampu tegak sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

Angkasa, S dan Nazaruddin, 1994. Sukun dan Keluwih.Penebar Swadaya. Jakarta.

Delina, E, Y. Tambing dan M. S. Saleh. 2009. Potensi pengembangan perbanyakan

vegetatif durian. In Hasil-Hasil Penelitian dan Pengembangan Di Sulawesi

Tengah, pp:122–`129

Dedi M. Rachmandan Wawa Wibawa. (2007) Inti Sari Biologi. Bandung:

PustakaSetia.

Harjadi, Sri Setyati dan Winarso D, Ketty Suketi. 2010. Aspek – Aspek Penting

Budidaya Tanaman Buah–Buahan .http:/pomology-

id.org/wpcontent/uploads/2010/09/ASPEK-buah.pdf

Hidayat, R., A. Surkati, R. Poerwanto, L.K. Darusman, B.S. Purwoko. 2002.

Kajian periode dormansi dan ritme pertumbuhan tunas dan akar tanaman

manggis (Garcinia mangostana L.). Bul. Agron. 33:16-22.

Nursyamsi, 2010. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Pada Perbanyakan Jati Muna

Secara Kultur Jaringan. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. Vol.

4, No. 4, Hal. 365-390. Balai Penelitian Kehutanan Makasar

Prastowo, N., J.M. Roshetko. 2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetati

Tanaman Buah. World Agroforestry Centre (ICRAF) dan Winrock

International. Bogor, Indonesia. p. 100. Bogor

Satiadiredja, S. 1978. Holtikultura: Pekarangan dan Buah-buahan. Jakarta: C.V.

13
Yasagura.

Syah, M Anwarudin, R Poerwanto, T Purnama, F Usman & I Muas. 2011.

Pengaruh posisi sayatan dan penyisipan entris pada batang bawah terhadap

keberhasilan Penyambungan dan kecepatan pertumbuhan benih manggis.

Jurnal Hortikultura 17 (4): 328–34. https://doi.org/10.21082/jhort.v17n4 .

2007.p.

Wudianto, R. 1998. Membuat Stek, Cangkok dan Okulasi. Jakarta. Penebar

Swadaya

Wudianto, R. 2002. Membuat Sambung Pucuk, Cangkok dan Okulasi. Penebar

Swadaya. Jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai