Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH ALELOPATI TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL

TANAMAN
LAPORAN
OLEH:
EFRON CHRISTIAN TARIGAN
220301226
AGROTEKNOLOGI-5

LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
PENGARUH ALELOPATI TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL
TANAMAN
LAPORAN

OLEH:
EFRON CHRISTIAN TARIGAN
220301226
AGROTEKNOLOGI 5

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Kompenen Penilaian
di Laboratorium Ekologi Tanaman Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
Judul : Pengaruh Alelopati Terhadap Pertumbuhan Awal Tanaman
Nama : Efron Christian Tarigan
NIM : 220301226
Kelas : Agroteknologi-5

Mengetahui
Dosen Pengampu

(Prof. Dr. Ir. Rosmayati MS)


NIP. 19581071984032001
i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya.
Adapun judul dari laporan ini adalah “Pengaruh Alelopati Terhadap
Pertumbuhan Awal Tanaman” yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi
komponen penilaian di Laboratorium Ekologi Tanaman Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Penyelesaian penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan partisipasi
semua pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih pada Dr. Ir. Haryati M.P.,
Dr. Nini Rahmawati S.P., M.Si., Ir. Razali M.P., Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum M.S.,
Nursa’adah S.ST., M. Agr., Dr. Ir. Yaya Hasanah M.Si, Prof. Dr. Ir Rosmayati MS.,
Ir. Irsal M.P., selaku dosen mata kuliah Ekologi Tanaman serta abang kakak asisten
Laboratorium Ekologi Tanaman yang telah membimbing dalam penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini mh jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat diharapkan demi
perbaikan penulisan. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 16 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang .......................................................................................................... 1
Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2
Kegunaan Penulisan .................................................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) ................................................... 3
Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) ..................................... 4
Iklim ....................................................................................................................... 4
Tanah ...................................................................................................................... 4
Alelopati .................................................................................................................... 5
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Praktikum ................................................................................... 7
Bahan dan Alat .......................................................................................................... 7
Prosedur Praktikum ................................................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil........................................................................................................................... 8
Pembahasan ............................................................................................................. 11
KESIMPULAN.......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 15
LAMPIRAN ............................................................................................................... 17

ii
DAFTAR TABEL

No. Judul Hal.

Tabel 1 Data Tinggi Tanaman 10


Tabel 2 Data Diameter Batang 10
Tabel 3 Data Jumlah Daun 10
Tabel 4 Data Bobot Segar Tajuk 11
Tabel 5 Data Bobot Segar Akar 11

iii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Hal.

Lampiran 1 Persiapan Alat dan Bahan 17

Lampiran 2 Pengisian Media Tanam 17


Lampiran 3 Penanaman Benih 18
Lampiran 4 Penyiraman Air 18
Lampiran 5 Penyiraman Ekstrak Alang-Alang 18
Lampiran 6 Penyiraman Ekstrak Umbi Teki 19
Lampiran 7 Penyiraman Ekstrak Bandotan 19
Lampiran 8 Pemeliharaan Tanaman 19
Lampiran 9 Pengambilan Data Tinggi Tanaman 20
Lampiran 10 Pengambilan Data Jumlah Daun 20
Lampiran 11 Pengambilan Data Diameter Batang 20
Lampiran 12 Pengamatan Bobot Segar Tajuk 21
Lampiran 13 Pengamatan Bobot Segar Akar 22
Lampiran 14 Pengamatan Visual Morfologi 22

iv
v
0

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kacang hijau merupakan tanaman semusim yang cukup banyak dibudidayakan
di Indonesia. Kacang hijau sendiri termasuk dalam tanaman tropis dan budidayanya
cukup mudah. Kacang hijau (Vigna radiata L.) sebagai salah satu sumber protein
nabati, kacang hijau merupakan komoditas strategis karena permintaannya yang cukup
besar setiap tahun sebagai bahan pangan dan kebutuhan industri. Keunggulan lain
tanaman kacang hijau adalah berumur genjah atau pendek, tanaman kacang hijau juga
toleran terhadap kekeringan karena berakar dalam dan dapat tumbuh pada lahan yang
miskin unsur hara sehinga dapat dibudidayakan pada lahan marginal. Kondisi iklim
yang dikehendaki oleh tanaman kacang hijau untuk dapat tumbuh dan berproduksi
dengan baik di daerah dataran rendah hingga ketinggian 500 mdpl dengan curah hujan
optimal 50 - 200 mm/bln, temperatur 25 - 27 ⁰C, kelembaban udara 50 - 80% dan cukup
sinar matahari (Afif et al., 2014).
Kecambah merupakan bentuk pertumbuhan dari biji kacang-kacangan dan
serelia utuh sebelum menjadi tanaman baru. Pada proses perkecambahan akan terjadi
metabolism biji hingga menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah. Selama
proses germinasi (perkecambahan) terjadi, peningkatan aktivitas mmetabolisme pada
biji-bijin (serelia). Perkecambahan sangat dipengaruhi leh ketersediaan air dalam
medium ertumbuhan. Air akan diabsorbsi dan digunakan untuk memacu aktivitas
enzim-enzim perkecambahan (Agustina 2018)
Perkecambahan merupakan salah satu fase yang penting pada pertumbuhan
suatu tanaman. Fase perkecambahan merupakan fase waktu mulai terbentuknya organ
tanaman, seperti mulai dari akar, batang, dan daun untuk pertaa kaalinya. Fase
kecambah sangat aktif menumbuhkan tunas-tunas yang baru. Proses perkecamahan
merupakan tahap awal dari proses terbentuknya individu baru pada segala tumbuhan
yang berbiji (Mudiana, 2016)
1

Gulma adalah tumbuhan yang dapat merugikan tanaman yang berada


disekitarnya karena memberikan pengauh negative terhadap tanaman yaitu sebagai
alelopati, alelomediasi, dan allelopoli. Alelopati merupakan senyawa kimia yang
dihasikan oleh tanaman sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan serta
menurunkan produksi tanaman (Mushtaq dan Siddiqui, 2017).
Kemampuan alelopati yang dihasilkan tanaman dalam mengendalikan
pertumbuhanrumput liar dapat dimanfaatkan sebagai herbisida alami dalam system
pertanian yang kemampuan sama denga herbisida sistetis. Alelopati sebagai pengaruh
langsung maupun tidak langsung dari satu tumbuhan terhadap pertumbuhan lainnya,
baik yang bersifat positing maupun negative melalui pelepasan senyawa kimia
kelingkungannya (Junaedi et al., 2016).
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari praktikum penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui
pengaruh Alelopati rhizome alang-alang (Imperata cylindrica), umbi teki (Cyperus
rotundus), bandotan (Ageratum conyzoides) terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.).
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi komponen
penilaian di Laboratorium Ekologi Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Sumatra Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
2

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Kacang hijau merupakan tanaman berbentuk semak yang tumbuh tegak.
Tanaman kacang hijau diduga berasal dari India, kemudian menyebar ke berbagai
Negara Asia tropis, termasuk ke Indonesia di awal abad ke-17. Di Indonesia, kacang
hijau juga dikenal sebagai tanaman sayuran semusim. Kacang hijau termasuk jenis
tanaman yang termasuk relatif mudah untuk ditanam kacang hijau berumur pendek
(kurang dari 60 hari) berbentuk polong,adapun klasifikasi botani tanaman kacang hijau
sebagai berikut Divisi : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kelas :
Dicotyledoneae Ordo : Leguminales Famili : Leguminosae Genus : Vigna Spesies :
Vigna radiata L. (Fitriani, 2014).
Perakaran kacang hijau memiliki akar yang disebut dengan sistem meshopytes
dan xerophytes. Pengertian dari xerophytes yang merupakan akar yang tumbuh di awal
mula benih berkecambah sedangkan akar tunggang merupakan akar yang tumbuh ke
arah bawah untuk memperkuat posisi tanaman. Tanaman kacang hijau memiliki akar
lateral atau akar sekunder berupa cabang yang tumbuh pada akar primer. Pertumbuhan
pada akar, akar sekunder tumbuh dengan cara menyamping yang disebut dengan
mesophytes (Rohmanah, 2016).
Daun pada tanaman kacang hijau tersusun dari tiga helai anak daun di setiap
tangkai. Helaian daun tanaman kacang hijau berseling dengan helaian lainnya. Daun
tanaman kacang hijau berwarna hijau sampai hijau tua dengan bentuk tangkai daun
yang melebihi panjang daunnya. Helai daunnya berbentuk oval dengan bagian ujung
lancip dan berwarna hijau muda hingga tua (Marwanto, 2019).
Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman berbatang tegak
dengan tinggi tegak 30-110 cm yang memiliki bentuk bulat dan berbuku-buku,ukuran
batangnya kecil dan berbulu,setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun. Ciri
batang tanaman kacang hijau ini berwarna cokelat dengan sedikit kemerahan. Batang
tanaman utama ditumbuhi tangkai serta cabang-cabang dari daun-daun pada tanaman
kacang hijau (Setiawan, 2019).
3

Biji tanaman kacang hijau berbentuk bulat dengan warna hijau gelap. Warna
biji menyesuaikan warna kulitnya. Biji tanaman kacang hijau termasuk dalam biji
berkeping dua yang dibungkus dengan kulit. Bagian biji terdiri dari kulit, keping biji,
pusar biji dan embrio yang terletak di antara keping biji. Keping biji ini yang nantinya
akan menjadi sumber makanan (Fitriani, 2014).
Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Iklim
Kacang hijau merupakan jenis tanaman yang tumbuh pada iklim sub-tropis
dengan kecenderungan dapat tumbuh pada suhu berkisar antara 25 – 27 °C dengan RH
50 - 89 %. Tanaman yang tergolong dalam tanaman C3 ini memiliki panjang hari
berkisar antara 9 - 10 jam. Hal tersebut menyebabkan tanaman ini dikategorikan dalam
tanaman hari pendek (Pandjaitan, 2019).
Tanaman kacang hijau dapat tumbuh baik dan produksinya akan tinggi
memerlukan curah hujan antara 600-2.400 mm/tahun atau 50-200 mm/bulan. Jika
curah hujan terlalu tinggi, kacang hijau akan mudah rebah, terserang penyakit dan
terserang hama. Keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kacang hijau adalah daerah
bersuhu 25-270C kelembaban udara sekitar 65-75% (Kementrian Pertanian, 2016).
Kondisi iklim yang dikehendaki oleh tanaman kacang hijau untuk dapat tumbuh
dan berproduksi dengan baik di daerah dataran rendah hingga ketinggian 500 mdpl
dengan curah hujan optimal 50 - 200 mm/bln, temperatur 25 - 27 0C, kelembaban udara
50 - 80% dan cukup mendapat sinar matahari (Alfandi, 2015).
Tanah
Kacang hijau (Vigna radiata L.) adalah tanaman berumur genjah (pendek),
toleran terhadap kekeringan karena berakar dalam, dapat tumbuh pada lahan yang
miskin unsur hara. Cara budidaya tanaman kacang hijau ini relatif mudah, hama yang
menyerang relatif sedikit, dan harganya relatif stabil. Pertumbuhan kacang hijau
kurang baik pada tanah yang berpasir. Tanaman kacang hijau dapat tumbuh pada jenis
tanah alluvial, regosol, grumusol, latosol, dan andosol (Alfandi, 2015).
Kacang hijau dapat tumbuh baik pada tanah dengan tekstur liat berlempung
yang mengandung banyak bahan organik, aerasi dan drainase yang baik. Struktur tanah
4

gembur dengan tingkat kemasaman pH 5,0-7,0. Jika pH kurang dari 5,0 atau lebih dari
7,0 pertumbuhan kacang hijau akan kerdil, menguning dan polong yang terbentuk
kecil (Ridwan, 2017).
Tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman kacang hijau adalah tanah yang
gembur dengan struktur tanah lempung berdebu. tanah disebut memiliki drainase yang
baik dalam mengikat air dengan demikian akan memudahkan perkecambahan benih
dan memudahkan pertumbuhannya baik secara perakaran maupun pertumbuhan
keseluruhan. Hal itu didasari pada tanaman kacang hijau yang masih bisa dan dapat
tumbuh dengan kondisi tanah yang bertekstur lempung dan berdebu (Giarto, 2018).
5

Alelopati
Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara
makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia.
Alelopati juga merupakan suatu peristiwa dimana suatu indiividu tumbuhan yang
menghasilkan zat kimia (senyawa-senyawa kimia) dan dapat menghambat
pertumbuhan jenis yang lain tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut (Wilis, 2017)
Senyawa-senyawa kimia yang mempunyai potensi alelopati dapat ditemukan di
setiap organ tumbuhan antara lain: daun, batang, akar, rizoma, umbi, bunga, buah, dan
biji serta bagian-bagian tumbuhan yang membusuk. Senyawa alelopati dapat
dilepaskan dari jaringan-jaringan tumbuhan dalam berbagai cara termasuk melalui
penguapan, eksudat akar, pencucian, pembusukan organ tumbuhan (Rahayu, 2013).
Kemampuan daun bandotan (Ageratum conyzoides) sebagai alelopati
diidentifikasi karena adanya 3 phenolic acidi yaitu gallic acid, coumalic acid, dan
protocatechuic acid, yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa gulma atau
tanaman budidaya. Bandotan diketahui mempunyai senyawa alelopati yang bisa
menghambat pertumbuhan tanaman tertapi tumbuhan ini juga dalam bidang pertanian
dapat meningkatkan kandungan nitrogen dalam tanah yang sangat diperlukan bagi
pertumbuhan tanaman sehingga bisa dijadikan pupuk organic. Melimpahnya tanaman
ini sering kali hanya dianggap sebagai gulma dapat menjadi pupuk kompos yang baik
bagi tanaman dan lingkungan (Fitiani, 2014).
Rumput teki (Cyperus rotundus) yang masih hidup dan yang sudah mati dapat
mengeluarkan senyawa alelopati lewat organ yang berada diatas tanah maupun yang di
bawah tanaman. Rumput teki (Cyperus rotundus) menyaingi tanaman lain dengan
mengeluarkan senyawa beracun dari umbi akarnya dan dari pembusukan bagian
vegetative. Alelopati pada rumput teki dilepas ke lingkungan dan mencapai sasaran
melalui eksudasi akar (Rahayu, 2013).
6

Alang-alang (Imperata cylindrica) adalah jenis tanaman pionir yang


mempunyai sinar matahari dengan bagian yang mudah terbakar di atas tanah dan akar
rimpang yang menyebar luas di bawah permukaan tanah. Alang-alang memiliki
ketahanan yang tinggi, sehingga tanaman lain harus bersaing dalam memperoleh air,
unsur hara, dan cahaya matahari. Jenis tanaman tersebut memberikan pengaruh
negative terhadap pertumbuhan dan perkembangantanaman lain si sekitarnya, hal ini
dikarenakan alang-alang merupakan tumbuhan pengganggu yang melepaskan senyawa
alelopati (Odum, 2013).
7

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Praktikum
Adapun praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada ketinggian ± 25 mdpl pada hari
Kamis, 26 oktober 2023 pada pukul 09.50 WIB sampai dengan 11.40 WIB.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah benih Kacang Hijau
(Vigna radiata L.) sebagai sampel yang akan diamati pertumbuhannya, rhizome dari
alang-alang (Imperata cylindrica) umbi teki (Cyperus rotundus), dan tanaman
bandotan (Ageratum conyzoides) yang akan di ambil ekstraknya sebagai bahan
praktikum, pasir yang steril sebagai media tanam, cup plastic sebanyak 4 buah sebagai
tempat menanam bnih kacang hijau, dan kertas label untuk menandai perlakuan pada
cup plastik.
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini buku data sebagai tempat
untuk menuliskan data hasil pengamatan, penggaris atau meteran sebagai alat untuk
mengukur tinggi tanaman, jangka sorong sebagai alat mengukur diameter batang
tanaman, timbangan untuk menimbang bobot tanaman, dan kamera sebagai alat
dokumentasi serta alat tulis yang membantu dalam proses pencatatan hasil pengamatan.
Prosedur Praktikum
Adapun prosedur percobaan dalam praktikum ini sebagai berikut :
1. Disediakan 50 gram rhizome alang, umbi teki, dan bandotan yang telah dicuci
bersih. Kemudian potong-potong untuk memudahkan peghancuran.
2. Blender (ditumbuk jika tidak ada blender) rhizome alang-alang, umbi teki, dan
bandotan tersebut dengan terlebih dahulu, lalu ditambahkan 100 ml air.
3. Dimasukkan tanah kedalam cup plastik
4. Ditanam 2 benih tanaman pada setiap cup plastik
5. Disiramkan air pada perlakuan P0 dan ekstrak larutan alelopati disiramkan pada
perlakuan P1, P2, dan P3.
8

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil

Perlakuan : Kontrol

Komoditi : Kacang Hijau (Vigna radiata L.)

Tanggal Tanam : 26 Oktober 2023

Persentase Perkecambahan

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ


= × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚

2
= × 100%
2

= 100%

Perlakuan : Ekstrak Alang-Alang

Komoditi : Kacang Hijau (Vigna radiata L.)

Tanggal Tanam : 26 Oktober 2023

Persentase Perkecambahan

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ


= × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚

2
= × 100%
2

= 100%
9

Perlakuan : Ekstrak Umbi Teki

Komoditi : Kacang Hijau (Vigna radiata L.)

Tanggal Tanam : 26 Oktober 2023

Persentase Perkecambahan

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ


= × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚

2
= × 100%
2

= 100%

Perlakuan : Ekstrak Bandotan

Komoditi : Kacang Hijau (Vigna radiata L.)

Tanggal Tanam : 26 Oktober 2023

Persentase Perkecambahan

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ


= × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚

2
= × 100%
2

= 100%
10

Data Tinggi Tanaman


Tabel 1. Data Tinggi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) (P0 : Kontrol,
P1 : Ekstrak alang- alang, P2 : Ekstrak umbi teki, P3 : Ekstrak Bandotan)
Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan Total Rataan
U1 U2 U3 U4 U5
P0 28,1 25,85 23,5 16,15 28,7 122,3 24,46
P1 24,55 27,3 21,85 23,05 24,1 121,8 24,36
P2 26,2 23,55 26,8 20,75 24,35 121,65 24,33
P3 27,35 19,25 22,5 21,00 31,85 121,95 24,39
Rataan 26,55 23,9875 23,6625 20,2375 27,25 121,6875 24,337

Data Diameter Batang


Tabel 2. Data Diameter Batang Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
(P0 : Kontrol, P1 : Ekstrak alang- alang, P2 : Ekstrak umbi teki, P3 : Ekstrak Bandotan)
Diameter Batang (mm)
Perlakuan Total Rataan
U1 U2 U3 U4 U5
P0 2,0 1,85 1,9 1,2 1,15 8,1 1,62
P1 1,5 1,6 1,95 1,2 1,3 7,55 1,51
P2 1,2 1,35 1,7 1,25 1,1 6,6 1.1
P3 1.8 1,6 1,4 0,9 1,15 6,85 1,41
Rataan 3,25 1,6 1,7375 1,1375 1,175 8,9 1,78

Data Jumlah Daun


Tabel 3. Data Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) (P0 : Kontrol,
P1 : Ekstrak alang- alang, P2 : Ekstrak umbi teki, P3 : Ekstrak Bandotan)
Jumlah Daun (helai)
Perlakuan Total Rataan
U1 U2 U3 U4 U5
P0 0 0 0 0 0 0 0
P1 0 0 0 0 0 0 0
P2 0 0 0 0 0 0 0
P3 0 0 0 0 0 0 0
Rataan 0 0 0 0 0 0 0
11

Data Bobot Segar Tajuk Tanaman


Tabel 4. Data Bobot Segar Tajuk Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
(P0 : Kontrol, P1 : Ekstrak alang- alang, P2 : Ekstrak umbi teki, P3 : Ekstrak Bandotan)
Bobot Segar Tajuk (gram)
Perlakuan Total Rataan
U1 U2 U3 U4 U5
P0 0,33 0,23 0,29 0,27 0,37 1,49 0,298
P1 0,26 1,15 0,3 0,3 0,32 1,295 0,259
P2 0,27 0,22 0,24 0,14 0,21 1,08 0,216
P3 0,25 0,27 0,25 0,3 0,42 1,49 0,298
Rataan 0,27 0,4675 0,27 0,2525 0,33 1,59 0,318

Data Bobot Segar Akar Tanaman


Tabel 5. Data Bobot Segar Akar Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiara L.)
(P0 : Kontrol, P1 : Ekstrak alang- alang, P2 : Ekstrak umbi teki, P3 : Ekstrak Bandotan)
Bobot Segar Akar (gram)
Perlakuan Total Rataan
U1 U2 U3 U4 U5
P0 0,14 0,17 0,2 0,11 0,07 0,69 0,138
P1 0,10 0,25 0,13 0,08 0,07 0,63 0,126
P2 0,04 0,13 0,12 0,07 0,03 0.44 0,08
P3 0,04 0,07 0,15 0,12 0,08 0,46 0,092
Rataan 0,092 0,155 0,15 0,095 0,062 0,4711 0,094

Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan di ketahui bahwa pemberian alelopati pada awal
tanaman sangat berpebgaruh terhadap pertumbuhan tanamaan. Adanya tekanan
terhadap pertumbuhan kecambah akibat dari zat kimia yang berpengaruh tidak baik
terhadap perkecambahan sehingga pertumbuhannya menjadi terhambat. Hal ini sesuai
dengan literatur Wilis (2017) Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa
bentuk interaksi antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya
12

melalui senyawa kimia. Alelopati juga merupakan suatu peristiwa dimana suatu
indiividu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia (senyawa-senyawa kimia) dan dapat
menghambat pertumbuhan jenis yang lain tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa pemberian ekstrak alelopati


juga berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Tinggi tanaman yang sangat berpengaruh
adalah pada perlakuan P2 ekstrak Umbi teki (Cyperus rotundus). Hal tersebut
dikarenakan rumput teki yang masih hidup maupun mati dapat mengeluarkan senyawa
alelopati lewat organ yang berada di atas tanah maupun didalam tanah. Hal ini sesuai
dengan literatur Rahayu (2013). Rumput teki (Cyperus rotundus) yang masih hidup dan
yang sudah mati dapat mengeluarkan senyawa alelopati lewat organ yang berada diatas
tanah maupun yang di bawah tanaman. Rumput teki (Cyperus rotundus) menyaingi
tanaman lain dengan mengeluarkan senyawa beracun dari umbi akarnya dan dari
pembusukan bagian vegetative. Alelopati pada rumput teki dilepas ke lingkungan dan
mencapai sasaran melalui eksudasi akar.
13

Berdasarkan hasil praktikum, diameter tanaman yang paling berpengaruh yaitu


pada tanaman P1dengan perlakuan esktrak alang-alang (Imperata cylindrica.Alang-
alang memiliki ketahanan yang tinggi, sehingga tanaman lain harus bersaing dalam
memperoleh air, unsur hara, dan cahaya matahari. Hal ini sesuai dengan literatur
Odum (2013). ). Alang-alang (Imperata cylindrica) adalah jenis tanaman pionir yang
mempunyai sinar matahari dengan bagian yang mudah terbakar di atas tanah dan akar
rimpang yang menyebar luas di bawah permukaan tanah. Jenis tanaman tersebut
memberikan pengaruh negative terhadap pertumbuhan dan perkembangantanaman lain
si sekitarnya, hal ini dikarenakan alang-alang merupakan tumbuhan pengganggu yang
melepaskan senyawa alelopati.
Berdasarkan hasil pengamatan di dapatkan data daun yang belum muncul pada
MST ke-2. Hal tersebut dapat di sebabkan oleh kurangnya cahaya matahari yang
diserap tanamann serta pengaruh dari konsentrasi ektrak alelopati yang diberikan. Hal
ini sesuai dengan literatur Rahayu (2013) bahwa alelopati mengandung senyawa kimia
yang mampu mengambat dan mematikan semau bergantung kepada konsentrasi.
Semakin tinggi konsentrasi alelopati yang diberikan, maka persentase pertumbuhan
tanaman semakin rendah.
Berdasarkan hasil praktikum pada parameter pengamatan bobot basah tajuk dan
bobot basah akar pada semua perlakuan menunjukkan bobot yang bagus dikarenakan
bobot tajuk dan akar dipengaruhi oleh benih yang dipakai. Hal ini sesuai dengan
literatur Wulandari (2015) yang menyatakan bahwa benih yang berukuran besar dan
berat mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan benih yang
berukuran kecil dan diduga bahwa ukuran embrionya juga lebih besar. Kandungan
yang tersimpan dalam biji yaitu karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Bahan-bahan
tersebut diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi embrio pada saat proses
perkecambahan berlangsung.
14

KESIMPULAN

1. Adanya tekanan terhadap pertumbuhan kecambah akibat dari zat kimia yang
berpengaruh tidak baik terhadap perkecambahan sehingga pertumbuhannya
menjadi terhambat.
2. Rumput teki yang masih hidup maupun mati dapat mengeluarkan senyawa alelopati
lewat organ yang berada di atas tanah maupun didalam tanah.
3. Alang-alang memiliki ketahanan yang tinggi, sehingga tanaman lain harus bersaing
dalam memperoleh air, unsur hara, dan cahaya matahari
4. Alelopati mengandung senyawa kimia yang mampu mengambat dan mematikan
semau bergantung kepada konsentrasi. Semakin tinggi konsentrasi alelopati yang
diberikan, maka persentase pertumbuhan tanaman semakin rendah.
5. Parameter pengamatan bobot basah tajuk dan bobot basah akar pada semua
perlakuan menunjukkan bobot yang bagus dikarenakan bobot tajuk dan akar
dipengaruhi oleh benih yang dipakai
15

DAFTAR PUSTAKA

Afif T., D. Kastoro dan P. Yudono. 2014. Pengarugmacam pupuk kendang terhadap
pertumbuhan dan hasil tiga kultivar kacang hijau (Vigna radiata L. ) di lahan
pasir pantai Bugel, kulonprogo. Jurnal Vegetalika. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta. 3(3): 79-88.
Agustina, R. 2018. Perkecambahan dan pertumbuhan kecambah leguminoceae di
bawah pengaruh medan magnet. Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat. Universitas Lampung. Lampung.
Alfandi.2015. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Akibat pemberian pupuk P dan Inokulasi Cendawan Mikoriza arbuskula
(CMA). Jurnal Agrijati 28(1) Hal 158-171.
Elfidasari, D. 2016. Jenis Interaksi Intraspesifiik dan Interspesifik pada Tiga Jenis
Kuntul Saat Mencari Makanan di Sekitar Cagar Alam Pulau Serang Dua,
Provinsi Banten. Jural Biodiversitas 8: 266-269.
Fitriani, Ade. 2014. Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Limbah Organik Terhadap
Pertumbuhan Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus L.). (Skripsi). Universitas
Bengkulu. Hal 6-7
Giarto. 2018. Usaha Tani Kacang Hijau (Vigna Radiata L.) Dengan Perlakuan Sistem
Jarak Tanam Double Row Dan Inokulasi Rhizobium Sp. Polinela. Bandar
Lampung. 56 Halaman. Laporan Proyek Mandiri.
Junaedi, A, M.A. Chozin dan K. Ho Kim, 2016., Ulasa Perkembangan Terkini Kajian
Alelopati (Current research status of allelopathy). Jurnal Hayati Vol. 13. Hal :
79-84.
Kementerian pertanian. 2016. Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah
dan Kacang Hijau Tahun Anggaran 2016. Hal : 46.
Mudiana D., 2016. Perkecambahan Syzygium cumini (L) Skeels. Biodiversitas. 8:39-
42
Mustaq,W. dan MB Siddiqui. 2017. Assessment of Allelopathic Potential. Of Lantana
Species on Some Selected Agricultural Crops. Botany Studies. 4(1). 15-20.
Odum, E. P. 2013. Dasar-Dasar Ekologi : Edisi Ke Tiga. Gajah Mada University Press.
694 hlm. Yogyakarta.
Pandjaitan D. C. 2019. Pengaruh Dosis Pupuk Hijau Paitan (Tithonia Diversifolia)
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Hijau (Doctoral dissertation,
Universitas Mercu Buana Yogyakarta).
Rahayu, E. S. 2013. Peranan Penelitian Alelopati dalam Pelaksanaan Low External
Input and Sustainable Agriculture (LEISA). Bogor : Institut Pertanian Bogor
Rohmanah, S. 2016. Pengaruh Variasi Dosis dan Frekuensi Pupuk Hayati
(Biofertilizer) Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kacang
Hijau (Vigna Radiata L.). Program Studi S1- Biologi. Departemen Biologi.
Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Airlangga.
Setiawan D. 2019. Pengaruh pemberian pupuk hayati cendawan mikoriza arbuskular
(cma) dan poc limbah cair tahu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
kacang hijau (Vigna radiata L.). Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Medan. 64 Halaman . Skripsi.
Wilis, R.J. 2017. The History of Allelopathy. Australia : Universitas of Melbourne,
Parkville, Victpria, Australia.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Pengamatan Kelompok 1


Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Praktikum

Lampiran 1. Persiapan Alat dan Bahan

Lampiran 2. Pengisian Media Tanam

Lampiran 3. Penanaman Benih


Lampiran 4. Penyiraman Air

Lampiran 5. Penyiraman Ekstrak Alang-Alang

Lampiran 6. Penyiraman Ekstrak Umbi Teki


Lampiran 7. Penyiraman Ekstrak Bandotan

Lampiran 8. Pemeliharaan Tanaman

Lampiran 9. Pengambilan Data Tinggi Tanaman


Lampiran 10. Pengambilan Data Diameter Tanaman

Lampiran 11. Pengambilan Data Jumlah Daun Tanaman

Lampiran 12. Pengamatan Bobot Segar Tajuk


Lampiran 12. Pengamatan Bobot Segar Akar

Lampiran 12. Pengamatan Visiual Morfologi


23

Anda mungkin juga menyukai