TANAMAN
LAPORAN
OLEH:
EFRON CHRISTIAN TARIGAN
220301226
AGROTEKNOLOGI-5
OLEH:
EFRON CHRISTIAN TARIGAN
220301226
AGROTEKNOLOGI 5
Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Kompenen Penilaian
di Laboratorium Ekologi Tanaman Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Mengetahui
Dosen Pengampu
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya.
Adapun judul dari laporan ini adalah “Pengaruh Alelopati Terhadap
Pertumbuhan Awal Tanaman” yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi
komponen penilaian di Laboratorium Ekologi Tanaman Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Penyelesaian penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan partisipasi
semua pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih pada Dr. Ir. Haryati M.P.,
Dr. Nini Rahmawati S.P., M.Si., Ir. Razali M.P., Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum M.S.,
Nursa’adah S.ST., M. Agr., Dr. Ir. Yaya Hasanah M.Si, Prof. Dr. Ir Rosmayati MS.,
Ir. Irsal M.P., selaku dosen mata kuliah Ekologi Tanaman serta abang kakak asisten
Laboratorium Ekologi Tanaman yang telah membimbing dalam penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini mh jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat diharapkan demi
perbaikan penulisan. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
v
0
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kacang hijau merupakan tanaman semusim yang cukup banyak dibudidayakan
di Indonesia. Kacang hijau sendiri termasuk dalam tanaman tropis dan budidayanya
cukup mudah. Kacang hijau (Vigna radiata L.) sebagai salah satu sumber protein
nabati, kacang hijau merupakan komoditas strategis karena permintaannya yang cukup
besar setiap tahun sebagai bahan pangan dan kebutuhan industri. Keunggulan lain
tanaman kacang hijau adalah berumur genjah atau pendek, tanaman kacang hijau juga
toleran terhadap kekeringan karena berakar dalam dan dapat tumbuh pada lahan yang
miskin unsur hara sehinga dapat dibudidayakan pada lahan marginal. Kondisi iklim
yang dikehendaki oleh tanaman kacang hijau untuk dapat tumbuh dan berproduksi
dengan baik di daerah dataran rendah hingga ketinggian 500 mdpl dengan curah hujan
optimal 50 - 200 mm/bln, temperatur 25 - 27 ⁰C, kelembaban udara 50 - 80% dan cukup
sinar matahari (Afif et al., 2014).
Kecambah merupakan bentuk pertumbuhan dari biji kacang-kacangan dan
serelia utuh sebelum menjadi tanaman baru. Pada proses perkecambahan akan terjadi
metabolism biji hingga menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah. Selama
proses germinasi (perkecambahan) terjadi, peningkatan aktivitas mmetabolisme pada
biji-bijin (serelia). Perkecambahan sangat dipengaruhi leh ketersediaan air dalam
medium ertumbuhan. Air akan diabsorbsi dan digunakan untuk memacu aktivitas
enzim-enzim perkecambahan (Agustina 2018)
Perkecambahan merupakan salah satu fase yang penting pada pertumbuhan
suatu tanaman. Fase perkecambahan merupakan fase waktu mulai terbentuknya organ
tanaman, seperti mulai dari akar, batang, dan daun untuk pertaa kaalinya. Fase
kecambah sangat aktif menumbuhkan tunas-tunas yang baru. Proses perkecamahan
merupakan tahap awal dari proses terbentuknya individu baru pada segala tumbuhan
yang berbiji (Mudiana, 2016)
1
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Kacang hijau merupakan tanaman berbentuk semak yang tumbuh tegak.
Tanaman kacang hijau diduga berasal dari India, kemudian menyebar ke berbagai
Negara Asia tropis, termasuk ke Indonesia di awal abad ke-17. Di Indonesia, kacang
hijau juga dikenal sebagai tanaman sayuran semusim. Kacang hijau termasuk jenis
tanaman yang termasuk relatif mudah untuk ditanam kacang hijau berumur pendek
(kurang dari 60 hari) berbentuk polong,adapun klasifikasi botani tanaman kacang hijau
sebagai berikut Divisi : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kelas :
Dicotyledoneae Ordo : Leguminales Famili : Leguminosae Genus : Vigna Spesies :
Vigna radiata L. (Fitriani, 2014).
Perakaran kacang hijau memiliki akar yang disebut dengan sistem meshopytes
dan xerophytes. Pengertian dari xerophytes yang merupakan akar yang tumbuh di awal
mula benih berkecambah sedangkan akar tunggang merupakan akar yang tumbuh ke
arah bawah untuk memperkuat posisi tanaman. Tanaman kacang hijau memiliki akar
lateral atau akar sekunder berupa cabang yang tumbuh pada akar primer. Pertumbuhan
pada akar, akar sekunder tumbuh dengan cara menyamping yang disebut dengan
mesophytes (Rohmanah, 2016).
Daun pada tanaman kacang hijau tersusun dari tiga helai anak daun di setiap
tangkai. Helaian daun tanaman kacang hijau berseling dengan helaian lainnya. Daun
tanaman kacang hijau berwarna hijau sampai hijau tua dengan bentuk tangkai daun
yang melebihi panjang daunnya. Helai daunnya berbentuk oval dengan bagian ujung
lancip dan berwarna hijau muda hingga tua (Marwanto, 2019).
Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman berbatang tegak
dengan tinggi tegak 30-110 cm yang memiliki bentuk bulat dan berbuku-buku,ukuran
batangnya kecil dan berbulu,setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun. Ciri
batang tanaman kacang hijau ini berwarna cokelat dengan sedikit kemerahan. Batang
tanaman utama ditumbuhi tangkai serta cabang-cabang dari daun-daun pada tanaman
kacang hijau (Setiawan, 2019).
3
Biji tanaman kacang hijau berbentuk bulat dengan warna hijau gelap. Warna
biji menyesuaikan warna kulitnya. Biji tanaman kacang hijau termasuk dalam biji
berkeping dua yang dibungkus dengan kulit. Bagian biji terdiri dari kulit, keping biji,
pusar biji dan embrio yang terletak di antara keping biji. Keping biji ini yang nantinya
akan menjadi sumber makanan (Fitriani, 2014).
Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Iklim
Kacang hijau merupakan jenis tanaman yang tumbuh pada iklim sub-tropis
dengan kecenderungan dapat tumbuh pada suhu berkisar antara 25 – 27 °C dengan RH
50 - 89 %. Tanaman yang tergolong dalam tanaman C3 ini memiliki panjang hari
berkisar antara 9 - 10 jam. Hal tersebut menyebabkan tanaman ini dikategorikan dalam
tanaman hari pendek (Pandjaitan, 2019).
Tanaman kacang hijau dapat tumbuh baik dan produksinya akan tinggi
memerlukan curah hujan antara 600-2.400 mm/tahun atau 50-200 mm/bulan. Jika
curah hujan terlalu tinggi, kacang hijau akan mudah rebah, terserang penyakit dan
terserang hama. Keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kacang hijau adalah daerah
bersuhu 25-270C kelembaban udara sekitar 65-75% (Kementrian Pertanian, 2016).
Kondisi iklim yang dikehendaki oleh tanaman kacang hijau untuk dapat tumbuh
dan berproduksi dengan baik di daerah dataran rendah hingga ketinggian 500 mdpl
dengan curah hujan optimal 50 - 200 mm/bln, temperatur 25 - 27 0C, kelembaban udara
50 - 80% dan cukup mendapat sinar matahari (Alfandi, 2015).
Tanah
Kacang hijau (Vigna radiata L.) adalah tanaman berumur genjah (pendek),
toleran terhadap kekeringan karena berakar dalam, dapat tumbuh pada lahan yang
miskin unsur hara. Cara budidaya tanaman kacang hijau ini relatif mudah, hama yang
menyerang relatif sedikit, dan harganya relatif stabil. Pertumbuhan kacang hijau
kurang baik pada tanah yang berpasir. Tanaman kacang hijau dapat tumbuh pada jenis
tanah alluvial, regosol, grumusol, latosol, dan andosol (Alfandi, 2015).
Kacang hijau dapat tumbuh baik pada tanah dengan tekstur liat berlempung
yang mengandung banyak bahan organik, aerasi dan drainase yang baik. Struktur tanah
4
gembur dengan tingkat kemasaman pH 5,0-7,0. Jika pH kurang dari 5,0 atau lebih dari
7,0 pertumbuhan kacang hijau akan kerdil, menguning dan polong yang terbentuk
kecil (Ridwan, 2017).
Tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman kacang hijau adalah tanah yang
gembur dengan struktur tanah lempung berdebu. tanah disebut memiliki drainase yang
baik dalam mengikat air dengan demikian akan memudahkan perkecambahan benih
dan memudahkan pertumbuhannya baik secara perakaran maupun pertumbuhan
keseluruhan. Hal itu didasari pada tanaman kacang hijau yang masih bisa dan dapat
tumbuh dengan kondisi tanah yang bertekstur lempung dan berdebu (Giarto, 2018).
5
Alelopati
Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara
makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia.
Alelopati juga merupakan suatu peristiwa dimana suatu indiividu tumbuhan yang
menghasilkan zat kimia (senyawa-senyawa kimia) dan dapat menghambat
pertumbuhan jenis yang lain tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut (Wilis, 2017)
Senyawa-senyawa kimia yang mempunyai potensi alelopati dapat ditemukan di
setiap organ tumbuhan antara lain: daun, batang, akar, rizoma, umbi, bunga, buah, dan
biji serta bagian-bagian tumbuhan yang membusuk. Senyawa alelopati dapat
dilepaskan dari jaringan-jaringan tumbuhan dalam berbagai cara termasuk melalui
penguapan, eksudat akar, pencucian, pembusukan organ tumbuhan (Rahayu, 2013).
Kemampuan daun bandotan (Ageratum conyzoides) sebagai alelopati
diidentifikasi karena adanya 3 phenolic acidi yaitu gallic acid, coumalic acid, dan
protocatechuic acid, yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa gulma atau
tanaman budidaya. Bandotan diketahui mempunyai senyawa alelopati yang bisa
menghambat pertumbuhan tanaman tertapi tumbuhan ini juga dalam bidang pertanian
dapat meningkatkan kandungan nitrogen dalam tanah yang sangat diperlukan bagi
pertumbuhan tanaman sehingga bisa dijadikan pupuk organic. Melimpahnya tanaman
ini sering kali hanya dianggap sebagai gulma dapat menjadi pupuk kompos yang baik
bagi tanaman dan lingkungan (Fitiani, 2014).
Rumput teki (Cyperus rotundus) yang masih hidup dan yang sudah mati dapat
mengeluarkan senyawa alelopati lewat organ yang berada diatas tanah maupun yang di
bawah tanaman. Rumput teki (Cyperus rotundus) menyaingi tanaman lain dengan
mengeluarkan senyawa beracun dari umbi akarnya dan dari pembusukan bagian
vegetative. Alelopati pada rumput teki dilepas ke lingkungan dan mencapai sasaran
melalui eksudasi akar (Rahayu, 2013).
6
Perlakuan : Kontrol
Persentase Perkecambahan
2
= × 100%
2
= 100%
Persentase Perkecambahan
2
= × 100%
2
= 100%
9
Persentase Perkecambahan
2
= × 100%
2
= 100%
Persentase Perkecambahan
2
= × 100%
2
= 100%
10
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan di ketahui bahwa pemberian alelopati pada awal
tanaman sangat berpebgaruh terhadap pertumbuhan tanamaan. Adanya tekanan
terhadap pertumbuhan kecambah akibat dari zat kimia yang berpengaruh tidak baik
terhadap perkecambahan sehingga pertumbuhannya menjadi terhambat. Hal ini sesuai
dengan literatur Wilis (2017) Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa
bentuk interaksi antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya
12
melalui senyawa kimia. Alelopati juga merupakan suatu peristiwa dimana suatu
indiividu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia (senyawa-senyawa kimia) dan dapat
menghambat pertumbuhan jenis yang lain tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut.
KESIMPULAN
1. Adanya tekanan terhadap pertumbuhan kecambah akibat dari zat kimia yang
berpengaruh tidak baik terhadap perkecambahan sehingga pertumbuhannya
menjadi terhambat.
2. Rumput teki yang masih hidup maupun mati dapat mengeluarkan senyawa alelopati
lewat organ yang berada di atas tanah maupun didalam tanah.
3. Alang-alang memiliki ketahanan yang tinggi, sehingga tanaman lain harus bersaing
dalam memperoleh air, unsur hara, dan cahaya matahari
4. Alelopati mengandung senyawa kimia yang mampu mengambat dan mematikan
semau bergantung kepada konsentrasi. Semakin tinggi konsentrasi alelopati yang
diberikan, maka persentase pertumbuhan tanaman semakin rendah.
5. Parameter pengamatan bobot basah tajuk dan bobot basah akar pada semua
perlakuan menunjukkan bobot yang bagus dikarenakan bobot tajuk dan akar
dipengaruhi oleh benih yang dipakai
15
DAFTAR PUSTAKA
Afif T., D. Kastoro dan P. Yudono. 2014. Pengarugmacam pupuk kendang terhadap
pertumbuhan dan hasil tiga kultivar kacang hijau (Vigna radiata L. ) di lahan
pasir pantai Bugel, kulonprogo. Jurnal Vegetalika. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta. 3(3): 79-88.
Agustina, R. 2018. Perkecambahan dan pertumbuhan kecambah leguminoceae di
bawah pengaruh medan magnet. Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat. Universitas Lampung. Lampung.
Alfandi.2015. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Akibat pemberian pupuk P dan Inokulasi Cendawan Mikoriza arbuskula
(CMA). Jurnal Agrijati 28(1) Hal 158-171.
Elfidasari, D. 2016. Jenis Interaksi Intraspesifiik dan Interspesifik pada Tiga Jenis
Kuntul Saat Mencari Makanan di Sekitar Cagar Alam Pulau Serang Dua,
Provinsi Banten. Jural Biodiversitas 8: 266-269.
Fitriani, Ade. 2014. Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Limbah Organik Terhadap
Pertumbuhan Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus L.). (Skripsi). Universitas
Bengkulu. Hal 6-7
Giarto. 2018. Usaha Tani Kacang Hijau (Vigna Radiata L.) Dengan Perlakuan Sistem
Jarak Tanam Double Row Dan Inokulasi Rhizobium Sp. Polinela. Bandar
Lampung. 56 Halaman. Laporan Proyek Mandiri.
Junaedi, A, M.A. Chozin dan K. Ho Kim, 2016., Ulasa Perkembangan Terkini Kajian
Alelopati (Current research status of allelopathy). Jurnal Hayati Vol. 13. Hal :
79-84.
Kementerian pertanian. 2016. Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah
dan Kacang Hijau Tahun Anggaran 2016. Hal : 46.
Mudiana D., 2016. Perkecambahan Syzygium cumini (L) Skeels. Biodiversitas. 8:39-
42
Mustaq,W. dan MB Siddiqui. 2017. Assessment of Allelopathic Potential. Of Lantana
Species on Some Selected Agricultural Crops. Botany Studies. 4(1). 15-20.
Odum, E. P. 2013. Dasar-Dasar Ekologi : Edisi Ke Tiga. Gajah Mada University Press.
694 hlm. Yogyakarta.
Pandjaitan D. C. 2019. Pengaruh Dosis Pupuk Hijau Paitan (Tithonia Diversifolia)
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Hijau (Doctoral dissertation,
Universitas Mercu Buana Yogyakarta).
Rahayu, E. S. 2013. Peranan Penelitian Alelopati dalam Pelaksanaan Low External
Input and Sustainable Agriculture (LEISA). Bogor : Institut Pertanian Bogor
Rohmanah, S. 2016. Pengaruh Variasi Dosis dan Frekuensi Pupuk Hayati
(Biofertilizer) Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kacang
Hijau (Vigna Radiata L.). Program Studi S1- Biologi. Departemen Biologi.
Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Airlangga.
Setiawan D. 2019. Pengaruh pemberian pupuk hayati cendawan mikoriza arbuskular
(cma) dan poc limbah cair tahu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
kacang hijau (Vigna radiata L.). Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Medan. 64 Halaman . Skripsi.
Wilis, R.J. 2017. The History of Allelopathy. Australia : Universitas of Melbourne,
Parkville, Victpria, Australia.
LAMPIRAN