Anda di halaman 1dari 23

PINDAH SILANG DAN PEMETAAN KROMOSOM PADA TANAMAN

KACANG ERCIS ( Pisum sativum L.)

PAPER

OLEH :

MUTIARA LAPOREZA GULTOM


180301131
AGROTEKNOLOGI 3A

LABORATORIUM DASAR PEMULIAAN TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
PINDAH SILANG DAN PEMETAAN KROMOSOM PADA TANAMAN
KACANG ERCIS ( Pisum sativum L.)

PAPER

OLEH :

MUTIARA LAPOREZA GULTOM


180301131
AGROTEKNOLOGI 3A

Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Komponen Penilaian di


Laboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh :
Asisten Koordinator

(Muhammad Juan Ilyas)


NIM.150301106

Diperiksa oleh : Diperiksa oleh :


Asisten Korektor I Asisten Korektor II

(Mayhelen br.Sinaga) ( Najmatul Lail )


NIM. 150301214 NIM. 150301192

LABORATORIUM DASAR PEMULIAAN TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul paper ini adalah “Pindah Silang Dan Pemetaan Kromosom

Pada Tanaman Kacang Ercis ( Pisum sativum L.)” yang merupakan salah satu

syarat untuk dapat membuat paper pada praktikum di Laboratium Budidaya

Tanaman Unit Dasar Agronomi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yaitu

Ir. Eva Sartini Bayu,M.P., Ir. Emmy Harso Khardinata, M.Sc., Prof Rosmawati

Dr. Diana Sofia Hanafah,S.P.,M.P., Luthfi A.M. Siregar,S.P.,M.Sc.,Ph.D,

Ir. Revandy I.M. Damanik,M.Sc.,Ph.D., Ir. Hot Setiado,M.S.,

Dr. Khairunnisa Lubis ,S.P.,M.P., selaku Dosen mata kuliah Dasar Pemuliaan

Tanaman dan beserta asisten laboratorium yang telah membantu penulis dalam

kelancaran penulisan paper ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis agar

dapat menjadi semakin baik untuk kedepannya.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga paper ini dapat

berguna bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Maret 2019


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

PENDAHULUAN

Latar Belakang .......................................................................................... 1


Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
Kegunaan Penulisan .................................................................................. 2

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Kacang Ercis ( Pisum sativum L.) ................................. 3


Syarat Tumbuh .......................................................................................... 5
Iklim ........................................................................................... 5
Tanah ............................................................................................ 7

PINDAH SILANG DAN PEMETAAN KROMOSOM PADA TANAMAN


KACANG ERCIS ( Pisum sativum L. )
Pengertian Pindah Silang ......................................................................... 8
Pengertian Pemetaan Kromosom .............................................................. 9
Tujuan Pindah Silang ................................................................................ 11
Tujuan Pemetaan Kromosom .................................................................... 12
Pindah Silang dan Pemetaan Kromosom pada Tanaman
Kacang Ercis ( Pisum sativum L. ) ............................................................ 13

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di dalam sel gen terletak pada kromosom, yang secara kimia tersusun atas

senyawa asam nukleat (DNA). Kromosom akan berperan dalam proses reproduksi

sel. Proses reproduksi akan diawali dengan penggandaan kromosom dan

dilanjutkan dengan migrasi kromosom ke dua kutub sel yang kemudian akan

membentuk dua sel baru. Keberhasilan suatu sel membentuk dua sel anak akan

ditentukan oleh keberhasilan proses penggandaan dan proses migrasi kromosom

(Suryo, 2010).

Konsep genetika berkembang dari ilmu yang membahas tentang

bagaimana sifat diturunkan menjadi lebih luas lagi yakni ilmu yang mempelajari

tentang materi genetik. Secara luas genetika membahas struktur materi genetik

(gen, kromosom, DNA, RNA, plasmid, episom, dan elemen transposabel),

reprodusi materi genetik (reproduksi sel, replikasi DNA, reverse transcription,

rolling circle replication, cytoplasmic inheritance, dan Mendelian inheritance),

dan kerja genetik (Nusantari, 2015).

Gejala pertama yang tampak dari keracunan Al adalah sistem perakaran

yang tidak berkembang (pendek dan tebal) sebagai akibat penghambatan

perpanjangan sel. Beberapa pengaruh buruk keberadaan Al tersebut antara lain:

terjadi gangguan penyerapan hara, bergabung dengan dinding sel, dan

menghambat pembelahan sel. Gangguan penyerapan hara pada

tanahmasamdisebabkan dua hal yang saling berkaitan yaitu efek langsung dari

penghambatan perpanjangan dan perkembangan sel akar dan adanya pengaruh

tidak langsung terhadap ketersediaan hara melalui pembentukan kompleks-Al,

kompetisi hara mineral dan penutupan “binding site”. Gejala keracunan Al yang
paling mudah dapat dilihat adalah penghambatan pertumbuhan akar.

Penghambatan pertumbuhan akar telah banyak dilaporkan seperti pada padi,

kedelai, gandum dan jagung (Soepandi , 2000).

Rendahnya produksi kacang ercis Indonesia salah satunya dikarenakan

belum maksimalnya pengetahuan petani dalam penggunaan teknologi produksi

yang mendukung pertanian berkelanjutan dan semakin berkurangnya sumber daya

lahan yang subur (Jumrawati, 2008).

Kebanyakan lahan pertanian di Indonesia merupakan lahan tadah hujan.

Hal ini berpengaruh pada kurangnya ketersediaan air di musim kemarau yang

dapat mengakibatkan lahan pertanian menjadi kering. Salah satu upaya penting

untuk meningkatkan produksi kedelai di Indonesia adalah melalui perluasan areal

tanam pada lahan kering yang potensial untuk segera dimanfaatkan

(Pantohardjono, 2005).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari Penulisan paper ini adalah untuk mengetahui Pindah

Silang dan Pemetaan Kromosom pada Tanaman Kacang Ercis ( Pisum sativum L.)

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah sebagai suatu syarat

untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Dasar Pemuliaan

Tanaman, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian. Universitas

Sumatera Utara dan sebagai sumber referensi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Klasifikasi Tanaman kacang ercis ( Pisum sativum L. ) ,Kingdom

(Plantae), Divisi (Spermatophyta ), Subdivisi (Angiospermae) , Kelas

(Dicotyledonae) Ordo (Rosales), Famili (Leguminoceae/Papilionaceae), Genus (

Pisum) Spesies (Pisum Sativum L. ) (Sumarno 2007).

Akar Tanaman kacang ercis memiliki akar tunggang yang tumbuh dengan

baik di sertai banyak akar lateral silindris. Akar tersebut yang digunakan oleh

tanaman kacang kapri untuk memenuhi nutrisi dan air (Sumarno 2007).

Batang Tanaman bacang ercis tumbuh secara merambat yang batang dari

setiap tanaman sekitar 30 – 150 cm panjangnya.Batang yang dimiliki oleh kacang

kapri ini termasuk lemah, jadi di perlukan anjir untuk bisa tumbuh dengan normal.

Biasanya menggunakan anjir dari bambu atau kayu yang panjangnya sekitar 1,5

meter.Bentuk dari batang ini adalah silindris. Batangnya ramping, berbentuk

persegi, memiliki rongga kecuali pada batang dekat pangkal (Adie dan

Krisnawati, 2007).

Daun tanaman kacang ercis pennatus dengan anak daun berjumlah

1 – 3 pasang dan pada ujungnya ada sulur yang bercabang – cabang.Anak daun

tersebut berbentuk eliptis atau oval dengan jumlah sekitar 2 – 6 helai yang

berukuran sekitar 1,5 – 5,5 cm x 1 – 3 cm. Pada permukaan daun terdapat lapisan

kutikula berlilin (Cahyono, 2007).


Bunga Tanaman kacang kapri memiliki bunga yang tumbuh secara

bergerombol dengan jumlah buah sekitar 2 – 3 buah. Pada bunga tersebut terdapat

mahkota berwarna putih – Rose – ungu (Adisarwanto, 2008).

Buah Tanaman kacang ercis memiliki buah yang bernama polong,

tangkainya pendek, melengkung maupun lurus berukuran sekitar 4 -15 cm x 1,5 –

2,5 cm. Setiap satu buah terdapat biji berjumlah 2 – 11 biji berbentuk bulat, halus

atau berkerut, warnanya hijau kelabu kecokelatan dan memiliki bercak

(Adisarwanto, 2008).

Biji kacang ercis bervariasi dalam ukuran, bentuk, ataupun warna (krem,

coklat, hitam, belang, dan merah) dengan panjang biji berkisar antara 2-12 mm

dan memiliki hilum berwarna putih yang dikelilingi oleh cincin berwarna hitam

dan berat 100 biji antara 10 hingga 25 g (Trustinah, 1998).


Syarat Tumbuh
Iklim
Suhu rata-rata optimum untuk pertumbuhan vegetatif tanaman kapri adalah

13-18°C; pada suhu di atas 29°C, pertumbuhan tanaman praktis terhenti. Tanaman

ini sangat tanggap terhadap suhu, khususnya selama perkembangan vegetatif, dan

walaupun merupakan sayuran iklim dingin, tanaman ini peka terhadap bunga es.

Bunga dan polong lebih rentan terhadap kerusakan akibat bunga es ketimbang

daun dan batang; tanaman muda lebih toleran terhadap suhu rendah. Suhu yang

agak tinggi juga memperpendek waktu untuk berbunga, tetapi suhu di atas 30°C

dapat menyebabkan aborsi bunga atau bakal buah. Fluktuasi suhu harian sedang

biasanya meningkatkan pertumbuhan tanaman (Prihatman, 2000).

Angin yang dibutuhkan oleh tanaman ercis adalah angin yang bertiup

perlahan dan dingin. Curah hujan optimal 1.000 mm/tahun. Suhu udara yang

dibutuhkan adalah 17-21 derajat C. Hindari pengenaan sinar matahari langsung,

tetapi tanaman kacang kapri ini juga memerlukan pencahayaan yang cukup

(Andrianto dan Indarto, 2004).

Kelembapan sangat berpengaruh untuk perkecambahan dan pertumbuhan

bibit yang baik. Pada tanah yang cukup lembap, perkecambahan benih dan

pertumbuhan bibit akan sangat bagus. Akan tetapi jika tanah terlalu lembap, maka

perkecambahan dan pertumbuhan bibit akan terhambat, bahkan bibit bisa mati.

Pada tanah yang kering, perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit jugs kursng

bagus. Karena di tanah yang kering akar tidak bisa berkembang dengan baik dan

tidak bisa menyerap unsur hara dengan baik. Kelembapan yang sesuai untuk

pertumbuhan tanaman kedelai adalah 60%. Dengan kondisi suhu dan kelembapan

yang sesuai, maka tanaman dapat melakukan fotosintesis dengan baik


pembentukan karbohidrat dalam jumlah yang besar. Dengan demikian, sumber

energi tersedia cukup untuk proses pernapasan dan pertumbuhan tanaman, seperti

pembentukan batang, cabang, daun, bunga, dan buah (polong), dan pembentukan

sel – sel baru lainnya ( Cahyono, 2007 ).

Kacang ercis tumbuh dengan baik jika ditanam di lahan ringan yang cukup

mengandung unsur hara, gembur dan pH 5,0 – 6,3, kacang tanah dapat tumbuh

pada ketinggian tempat 0-500 m di atas permukaan laut (dpl) dan curah hujan

waktu tanam selama dua bulan pertama yang baik ialah 150-250 mm/bulan dan

suhu udara antara 250C - 300C dengan penyinaran penuh (Marzuki, 2007).

Kacang ercis termasuk tanaman hari pendek dengan lama penyinaran ± 12

jam per hari. Fase generatif atau reprodukif dinyatakan sejak waktu tanam

berbunga hingga perkembangan polong, perkembangan biji, dan pada saat matang

(Kurniawan, 2013).
Tanah

Kapri dapat tumbuh baik di dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 700

m dpl. Beberapa syarat penting agar kapri dapat tumbuh baik adalah beriklim

sejuk, kelembaban udara tinggi, tanah gembur dan banyak mengandung humus,

air tidak menggenang, pH tanah berkisar antara 5,5-7,5, serta memiliki drainase

dan aerasi yang baik (Sumarno dan Manshuri, 2007).

Tanah dibuat menjadi bedengan dengan lebar sekitar 50 cm dan bedengan

dibuat memanjang ke arah timur-barat guna menerima sinar matahari yang

optimal. Jarak antar bedengan yang dipisahkan oleh parit saluran air dibuat sekitar

25-30 cm dengan tinggi bedengan sekitar 25 cm (Yenita, 2002).

Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi ercis adalah pH

5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 ercis juga dapat tumbuh. Pada pH kurang dari 5,5

pertumbuhannya sangat terhambat karena keracunan aluminium. Pertumbuhan

bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi nitrit atau

proses pembusukan) akan berjalan kurang baik (Prihatman,2000).

Tanaman ercis dapat tumbuh optimal di daerah dataran tinggi. Ketinggian

yang cocok ialah antara 900-1400 meter diatas permukaan laut dengan curah

hujan per tahunnya ialah 500 milimeter. (Sumarno dan Manshuri, 2007).

Tanah yang diperlukan adalah tanah yang gembur, dengan pengolahan atau

penyiangan rumput atau tanaman liar terlebih dahulu guna sirkulasi udara dalam

tanah. Setelah lahan bersih, tanah dicangkul atau dibajak dengan kedalaman 30

cm, selanjutnya diratakan (Yenita, 2002).


PINDAH SILANG DAN PEMETAAN KROMOSOM
PADA TANAMAN ERCIS ( Pisum sativum L.)

Pengertian Pindah Silang

Pindah silang terjadi selama proses profase meiosis I. Ketka kromosom

homolog pertama kali muncul bersama sebagi pasangan selama profase I, suatu

perlengkapan protein yang dinamakan kompleks sinaptonemal menggabungkan

kromosom sehingga terikat kuat satu dengan yang lainnya, fungsinya mirip

dengan sebuah relsleting. Pemasangan berlangsung secara cermat, penataan yang

homolog satu sama lain gen demi gen. Pindah silang terjadi ketika porsi homolog

dua kromatid bukan saudara bertukar tempat (Saefudin,2007).

Pemuliaan tanaman didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk

mengubah susunan genetik tanaman secara tetap sehingga memiliki sifat yang

diinginkan pemulianya (Nuraida, 2012), salah satunya dengan persilangan.

Persilangan merupakan upaya memperbesar keragaman genetik dengan

memadukan sifat tetua untuk mendapatkan varietas unggul (Supeno, 2004).

Peristiwa pindah silang umum terjadi pada setiap gametogenesis pada

semua mahluk hidup. Pindah silang ialah proses penukaran segmen dari kromatid;

terjadi antara kromatid yang bukan pasangannya dari kromosom homolong dan

berlangsung pada saat kromosom mengganda menjadi 2 kromatid berpasangan

(bersinapsis) dan yang homolog bergandeng pada bidang ekuator proses

penukaran segmen dari kromatid-kromatid bukan saudara (nonsister chromatids)

dari sepasang kromosom homolog (Warianto, 2011)

Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa penukaran segmen dari

kromatid-kromatid bukan saudara dari sepasang kromosom homolog. Peristiwa


pindah silang sangat umum terjadi pada saat pembentukan gamet pada

kebanyakan makhluk. Pindah silang terjadi pada akhir profase I atau awal

metafase I yang terjadi pada saat kromosom telah mengganda menjadi dua

kromatid. Pindah silang umumnya terjadi pada kromatid-kromatid tengah yaitu

kromatid nomor dua dan tiga dari tetrad kromatid. Tetapi tidak menutup

kemungkinan adanya pindah silang pada kromatid-kromatid yang lain

(Heryana, 2010).

Peristiwa pindah silang diikuti oleh patah dan melekatnya kromatid pada

waktu profase dalam pembelahan meiosis. Pindah silang mengakibatkan

rekombinasi sehingga dihasilkan kombinasi parental dan rekombinasi pada

fenotipenya. Dalam menghitung presentase tipe rekombinan di antara keturunan

dapat digunakan unit peta, yaitu jarak antara gen-gen untuk menyatakan posisi

relatifnya pada suatu kromosom. Untuk menentukan unit peta antara gen-gen,

terlebih dahulu dihitung nilai pindah silang (NPS) = (jumlah tipe rekombinan /

jumlah individu seluruhnya) x 100% (Suryo,2010).

Pengertian Pemetaan Kromosom

Peta kromosom ialah gambar skema sebuah kromosom yang dinyatakan

sebagai sebuah garis lurus di mana diperlihatka lokus setiap gen yang terletak

pada kromosom itu. Sentromer dari kromosom biasanya dianggap sebagai

pangkal, maka diberi tanda 0. Pada lokus gen dibubuhkan angka yang merupakan

jarak antar gen itu dengan sentromer atau jarak antara satu gen dengan yang lain.

Jarak itu diberi ukuran unit dan 1dan dan 1 dan 1 unit = 1% pindah silang

( Suryo, 2010 ).
Gen-gen yang mengalami tautan pada satu kromosom tidak selalu bersama-

sama pada saat pembentukan gamet melalui pembelahan meiosis. Gen-gen yang

tertaut tersebut dapat mengalami pindah silang. Pindah silang (crossing over)

adalah peristiwa pertukaran gen-gen suatu kromatid dengan gen-gen kromatid

homolognya (Suryo,2010).

Pada waktu kromosom hendak memisah yaitu pada anafase 1, kromatid-

kromatid yang bersilang itu melakat dan ptus pada bagian kiasma, kemudian tiap

potongan itu melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal balik. Berhubung

dengan itu gen-gen yang terletak di bagian yang pindah itu akan berpindah pula

tempatnya ke kromatid sebelah (Suryo,1986:306)

Selama meiosis, kromosom homolog saling berpasangan membentuk

tetrad. Pada keadaan ini, terjadi pertukaran materi genetik antara kromosom dan

pasangan homolognya. Menyebabkan gen-gen dapat berpindah dari satu

kromosom ke kromosom homolognya. Perpindahan ini dapat terjadi sepanjang

pasangan kromosom. Proses ini disebut juga dengan pindah silang (crossing over).

Pada proses meiosis, pindah silang terjadi pada kiasma. Oleh karena materi serta

susunan gen berubah akibat pindah silang, proses ini disebut juga rekombinasi gen

(Yatim, 1986).

Misalnya pada lokus gen P tertuilis angka 6,2. Ini berarti bahwa jarak

antara sentromer ke gen ialah 6,2 unit. Pada lokus gen q tertulis angka 10, berarti

bahwa jarak antara sentromer dengan gen q ialah 10 unit. Dengan sendirnya dapat

diketahui jarak antara gen P dan gen q ialah 10 – 6,2 = 3,8 unit. Jarak antara gen P

dan gen q disebut jarak peta. Peta kromosom tanpa menunjukkan letak sentromer

dinamakan peta relatif ( Suryo, 2008 ).


Angka yang menunjukkan besarnya presentase kombinasi baru yang

dihasilkan akibat terjadinya pindah silang disebut sebagai nilai pindah silang (%).

Nilai pindah silang merupakan jarak antargen. Nilai tersebut sama dengan nilai

rekombinasi gen berpautan. Pindah silang akan terjadi jika 50% < KP < 100%.

NPS (nilai pindah silang) dapat dicari menggunakan rumus :

NPS = jumlah tipe rekombinan x 100 (Suryo,1986:309)

Jumlah seluruh individu

Tujuan Pindah Silang

Proses pindah silang digunakan dalam pemetaan genetik untuk memahami

urutan gen pada kromosom, dan untuk menentukan jarak antara mereka. Ini

bekerja atas dasar bahwa jika dua gen yang hadir jauh pada kromosom, frekuensi

pindah silang antara keduanya akan lebih besar (Dewi, 2017).

Dalam genetika, rekombinasi adalah suatu proses penggabungan sel dari

satu atau lebih sel ke sel target. Sel yang digabungkan tersebut disebut sebagai

biakan rekombinan. Secara lebih rinci, rekombinasi merupakan proses pertukanan

elemen genetik anatara untaian DNA yang berlainan, atau antara bagian-bagian

gen yang terletak dalam satu untaian DNA (Dewi, 2017).

Lokasi pertukaran genetik tampak pada mikroskop cahaya sebagai

kiasmata. Yang perlu untuk dipahami sekarang adalah dengan mengkombinasikan

DNA yang diwariskan dari kedua orangtua menjadi kromosom tunggal,

merupakan sumber variasi genetik yang penting dalam siklus hidup seksual

(Saefudin, 2007).

Rekombinasi sifat merupakan hasil pertukaran segmen kromosom atau

pindah silang. Banyaknya rekombinan ditentukan oleh banyaknya pindah silang


yang terjadi pada saat pembentukan gamet. Alel-alel yang berasal dari tetua yang

sama akan cenderung bermigrasi ke kutub yang sama pula dan frekuensi tiap jenis

gamet yang dihasilkan menjadi tidak sama (Jusuf, 2001).

Pindah silang membantu untuk membawa menyeret acak materi genetik

selama proses pembentukan gamet. Hal ini menyebabkan pembentukan gamet

yang akan menimbulkan individu yang secara genetik berbeda dari orang tua dan

saudara mereka. (Nusantari, 2015).

Tujuan Pemetaan Kromosom

Penentuan lokus suatu gen dalam kromosom secara konvensional

maupun dengan bioteknologi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

pemulia tanaman untuk meningkatkan mutu suatu varietas tanaman. Kegiatan

ini membutuhkan peta genetik yang dikonstruksi berdasarkan marka molekuler,

yang dapat dikelompokkan menjadi marka klasik dan marka DNA (Henry, 2001).

Pemetaan gen dalam genetika memiliki kegunaan yang luas, sebagai dasar

berbagai penelitian genetik, khususnya yang memerlukan bantuan penanda

genetik. Perbaikan suatu sifat dapat dilakukan lebih cepat apabila orang

menggunakan penanda yang berpaut atau terletak pada suatu gen yang

bertanggung jawab untuk sifat yang diminati. Percobaan-percobaan yang

melibatkan mutasi juga dapat terbantu oleh peta genetik. Dengan melihat pautan

suatu ekspresi mutasi dengan sifat lain yang lokus pengaturnya diketahui, orang

dapat mengetahui lokasi terjadinya mutasi (UGM, 2016).

Peta genom pada manusia akan memungkinkan ilmuwan untuk memahami

lokasi gen sehingga fungsinya dalam genom manusia dapat dijelaskan. Sebuah

peta kromosom rinci juga menyediakan metode untuk mempelajari bagaimana gen
genetik terpisah dan bagaimana heterogenitas (variasi antara gen tertentu garis ibu

dan mewarisi gen yang sama dengan urutan yang sedikit berbeda yang diwarisi

dari ayah) dapat membantu mengidentifikasi gen penyakit. Pemetaan gen dapat

memberikan informasi yang berhubungan tentang gen (Hartl dan Jones, 2001)..

Melalui analisis segregasi, urutan marka DNA dan jarak relatif di antara

marka-marka tersebut dapat ditentukan. Nilai frekuensi rekombinasi antara dua

marka yang makin kecil menunjukkan kedekatan lokasi kedua marka tersebut

dalam suatu kromosom. Sebaliknya,makin tinggi frekuensi rekombinasi antara

dua marka,makin jauh jarak keduanya pada suatu kromosom

(Hartl dan Jones, 2001).

Penghitungan pemetaan genetik memanfaatkan prinsip bahwa pindah

silang terjadi untuk lokus-lokus berbagai macam sifat yang berpautan dan

frekuensinya stabil. Namun demikian, frekuensi ini berbeda-beda untuk setiap

pasangan lokus yang terlibat. Ini menunjukkan bahwa setiap gen mempunyai

lokus yang khas dan tertentu tempatnya pada kromosom. Besarnya pautan dapat

dipakai untuk menunjukkan urutan tertentu lokus-lokus yang berpaut tersebut

pada sebuah kromosom dan akan menjadi dasar untuk pemetaan jarak

(UGM, 2016).

Pindah Silang Dan Pemetaan Kromosom Pada Tanaman Ercis


( Pisum Sativum L.)

Persilangan merupakan salah satu cara memperbesar keragaman genetik

melalui perbaduan sifat tetua untuk mendapatkan suatu varietas baru yang

diharapkan. Keberhasilan dalam proses persilangan ditentukan oleh faktor

manusia, alat yang digunakan serta faktor lingkungan (Maria,2015)


Peta kromosom adalah gambar yang menyatakan jarak gen-gen yang

terletak pada lokus yang berderet-deret dalam suatu kromosom. Frekuensi

rekombinan atau nilai pindah silang adalah angka yang menunjukkan persentase

rekomendasi dari hasil- hasil persilangan. Nilai pindah silang dapat digunakan

untuk menentukan jarak antara dua gen yang berdekatan. 1% frekuensi

rekombinan menunjukkan jarak gen 1 unit peta atau 1 centimorgan

(Hapsari, 2016)

Kacang polong/ercis (Pisum sativum L).,masuk suku polong-polongan

atau Fabaceae merupakan tumbuhan penghasil sayuran berupa biji berwarna hijau.

Ercis didatangkan oleh penjajah Belanda keIndonesia karena sayuran ini populer

di Eropa sebagai bagian dari salad atausup. Nama "ercis" adalah pinjaman dari

bahasa Belanda (erwtjes, "ercis kecil (Suhaeni 2007).

Ercis dapat tumbuh baik di dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 700

m dpl. Beberapa syarat penting agar kapri dapat tumbuh baik adalah beriklim

sejuk, kelembaban udara tinggi, tanah gembur dan banyak mengandung humus,

air tidak menggenang, pH tanah berkisar antara 5,5-7,5, serta memiliki drainase

dan aerasi yang baik (Sumarno dan Manshuri, 2007).

Pada persilangan kacang ercis, disilangkan satu sifat beda yaitu warna

bunga. Kacang ercis bunga merah (dominan) disilangkan dengan kacang ercis

bunga warna putih (resesif). Gen untuk bunga warna merah disimbol dengan

huruf M sedangkan gen untuk bunga berwarna putih dilambangkan dengan huruf

m.Turunan pertama (F1) seluruhnya berbunga merah. Hanya satu sifat fenotip

yang muncul pada turunannya (warna bunga merah) meskipun turunan ini tetap

mewariskan sifat genotipe kedua induknya. Bila turunan pertama disilangkan


dengan sesamanya maka turunan kedua (F2) terdiri atas kacang ercis berbunga

merah dan berbunga putih dengan perbandingan 3 : 1. Sifat yang tampak pada F1

adalah warna bunga merah (dominan) dan sifat warna putih tersembunyi (resesif).

Namun sifat warna putih ini bisa muncul pada F2 meskipun jumlahnya ¼ bagian

dari seluruh turunan. Sifat yang tampak pada F1 dikenal dengan sifat domonan

sedangkan sifat tersebunyi pada F1 dikenal dengan sifat resesif. (Budisma, 2008).
KESIMPULAN

1. Persilangan merupakan salah satu cara memperbesar keragaman genetik

melalui perbaduan sifat tetua untuk mendapatkan suatu varietas baru yang

diharapkan.

2. Peta kromosom adalah gambar yang menyatakan jarak gen-gen yang terletak

pada lokus yang berderet-deret dalam suatu kromosom.

3. Kacang polong/ercis (Pisum sativum L).,masuk suku polong-polongan atau

Fabaceae merupakan tumbuhan penghasil sayuran berupa biji berwarna hijau.

4. Ercis dapat tumbuh baik di dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 700 m

dpl.

5. Pada persilangan kacang ercis, disilangkan satu sifat beda yaitu warna bunga.
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto dan Indarto, 2004 .Linkage dan Pemetaan Kromosom Pada Eukariota,
Pemetaan Kromosom Pada Bakteri dan Bakteriofage.Universitas Negeri
Padang:Padang.

Adisarwanto, 2008. Molecular Biology of the Cell 2nd Ed. GarlandPubl. Inc.New
York

Budisma, 2008,. Hibridisasi dan Pewarisan Karakter Tipe Pertumbuhan Kacang


Ercis Keturunan Persilangan Antara K/SR 3 Atau NC 7 Dan Lima
Varietas Unggul Nasional. Universitas Lampung: Lampung.

Dewi,2017.Pengantar Genetika. Jakarta : DeptDikBud

Henry. 2001.Penentuan Lokus Gen Dalam Kromosom Tanaman Dengan Bantuan


Marka DNA.Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik Pertanian:Bogor

Heryana, Nanang, Rahma M. 2010. Genetika Dasar. Tasikmalaya : Universitas


Siliwangi.

Jusuf.2001. Simulasi Proses Rekombinasi dan Pemetaan Genetik Kromosom.


Institut Pertanian Bogor:Bogor

Jumrawati, 2008. Identification of markers linked to disease-resistance genes by


bulked segregant analysis: a rapid method to detect markers in specific
genomic regions by using segregating populations. Proceedings of
the National Academy of Sciences 88: 9828 9832.

Nusantari, E. 2015. Genetika_Belajar Genetika dengan Mudah dan


Komprehensif.Deepublish:Yogyakarta.

Prihatman, 2000.Panduan Praktikum Dasar-Dasar Genetika. FP UGM

Reflinur dan Puji, L.2015.Penentuan Lokus Gen Dalam Kromosom Tanaman


Dengan Bantuan Marka DNA.Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian:Bogor

Saefudin.2007.Genetika.Universitas Pendidikan Indonesia:Bandung

Sudaryanto, T dan D.K.S Swastika. 2016.Ekonomi Kedelai di Indonesia.Pusat


Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian:Bogor

Sumarno 2007. Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Kacang Ercis
Pada Beberapa Fraksi Penipisan Air. Universitas Lampung:Bandar
Lampung
Soepandi , 2000. Kedelai dan Cara Budidaya. Yasaguna:Bogor.

Suryo, 2010.Persilangan Buatan pada Tanaman Jagung dan Kedelai.Universitas


Jambi:Jambi

Toha.2008. Peranan Jumlah Biji/Polong Pada Potensi Hasil Kedelai (Glycine max
(L.) Merr.) F6 Persilangan Varietas Argomulyo Dengan
Brawijaya.UB.Malang.

UGM, 2016.Panduan Praktikum Dasar-Dasar Genetika.Fakultas Pertanian


Universitas Gadjah Mada:Yogyakarta

Yatim, 1986. Budidaya Tanaman Ercis Universitas Padjajaran: Jatinangor.

Anda mungkin juga menyukai