LAPORAN
OLEH :
FAKULTAS PERTANIAN
2023
LAJU TRANSPIRASI
LAPORAN
OLEH :
RIYANDI PRATAMA PUTRA
220301060
AGROTEKNOLOGI- 2
Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian di
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
FAKULTAS PERTANIAN
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tepat pada waktunya.
Adapun judul laporan ini adalah “ Laju Transpirasi ” yang merupakan salah satu
syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Praktikum Fisiologi Tumbuhan, Program
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penuliis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
pihak yang membutuhkan.
Penulis
ii
1
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………............ 1
PENDAHULUAN..................................................................................................... 2
Latar Belakang……………………………………………………….... 2
Tujuan Praktikum ……………………………………………………... 3
Kegunaan Penulisan …………………………………………………... 4
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 5
Botani Tanaman Pacar Air (Impatiens balsamina L.)…………………. 5
Syarat Tumbuh ………………………………………………………... 8
Iklim ………………………………………………………….. 8
Tanah ………………………………………………………….. 8
Laju Transpirasi…….…………..……………………………………....9
BAHAN DAN METODE ........................................................................................ 12
Tempat dan Waktu Praktikum ………………………………………... 12
Bahan dan Alat ………………………………………………………... 12
Prosedur Percobaan …………………………………………………… 12
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 14
Hasil ………………………………………………………………....... 14
Pembahasan …………………………………………………………... 15
KESIMPULAN ..................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22
LAMPIRAN .......................................................................................................... 24
2
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Transpirasi merupakan proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan
tumbuhan masih hidup. Uap air yang dikeluarkan oleh tanaman dapat dalam jumlah
yang besar. Transpirasi terlihat tidak memberikan keuntungan atau fungsi bagi
tumbuhan. Akan tetapi laju pengangkutan air terbukti akan berlangsung lebih cepat jika
disebabkan oleh faktor yang terjadi secara internal dan eksternal.Faktor internal yang
mempengaruhi laju transpirasi adalah jumlah daun,jumlah stomata, luas daun, dan
keberadaan duri pada daun. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi laju
transpirasi adalah cahaya matahari, angin, suhu, kelembapan dan ketersediaan air tanah
(Simajuntak, 2013).
Dalam aktivitas hidupnya, sejumlah besar air dikeluarkan oleh tumbuhan dalam
bentuk uap air ke atmosfer. Proses pengeluaran air oleh tumbuhan dalam bentuk uap ini
disebut transpirasi. Transpirasi melalui daun dimulai dengan menguapnya air dari
permukaan sel ke ruang antar sel. Kemudian dengan difusi air bergerak keluar dari daun.
Pada daun, terdapat kutikula berlilin yang menyelimuti permukaan daun, dan menjadi
penghalang yang efektif bagi pergerakan air ke atmotsfer agar tidak berlebihan. Hanya
sekitar 5% air yang hilang melalui kutikula, sedangkan sebagian besar hilang dari daun
dengan cara difusi uap air melalui stomata. Stomata terbanyak ditemukan pada
permukaan bawah daun. Sehingga pergerakan air di sepanjang lintasan ini terjadi secara
3
difusi, dan dikendalikan semata-mata oleh perbedaan (gradient) konsentrasi uap air
(Advinda, 2018) .
masukkan tanaman pada erlenmeyer yang berisi air kemudian mulut erlenmeyer
ditutup dengan kapas bersih yang diberi vaselin untuk mencegah tidak ada udara
yang dapat keluar masuk. Erlemeyer diletakkan di tempat terang atau terpapar sinar
matahari dengan waktu yang sama melakukan pengukuran cahaya, kecepatan angin,
Tanaman pacar air berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara, ada juga yang
menyebutnya dari India. Tanaman ini diperkirakan di Amerika pada abad ke19. Pacar
air dapat hidup pada daerah beriklim semi tropikal, namun tidak dapat hidup pada
daerah yang kering dan gersang. Pacar air sangat peka terhadap hama, begitu terkena
hama, tanaman akan langsung busuk. Pacar air tumbuh di pekarangan rumah pada
ketinggian 1-900 meter diatas permukaan air laut, dengan hanya menebar biji dari buah
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan daerah pengangkutan zat
hara pada tanaman pacar air (Balsamina impatiens L.) dan tanaman bayam duri
(Amaranthus spinosus L.).
4
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat
mengikuti praktikum di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dan sebagai
salah satu bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
5
TINJAUAN PUSTAKA
Genus Impatiens atau banyak dikenal dengan inai air atau pacar air
ekonomis. Terdapat ±850 jenis inai air di dunia, namun di Indonesia baru sekitar 50
jenis yang diketahui. Daerah Jawa memiliki ±10 jenis inai air yang tersebar, sisanya
Tanaman pacar air merupakan tanaman dari suku Baisaminaceae yang sangat
mudah tumbuh halaman rumah. Tanaman ini banyak ditemukan dibelahan bumi utara,
India dan di daratan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Impatiens balsamina memiliki
Pacar Air (Impatiens balsamina L.) merupakan tumbuhan berbatang basah dan
tegak mempunyai tinggi 30-80 cm dan bercabang. Daun tunggal, bertangkai pendek
Helaian daun berbentuk lanset memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi,
pertulangan menyirip, dan warnanya hijau muda. Bunga keluar dari ketiak daun,
warnanya bermacam-macam, seperti merah, oranye, ungu, dan putih. Bunganya ada yang
engkel dan ada yang dobel. Buahnya buah kendaga, jika masak akan membuka menjadi
Genus Impatiens atau banyak dikenal dengan inai air atau pacar air merupakan
Terdapat 1850 jenis inai air di dunia, namun di Indonesia baru sekitar 50 jenis yang
diketahui. Daerah Jawa memiliki ±10 jenis inai air yang tersebar, sisanya ditemukan di
Sumatera, Papua, dan Sulawesi. Keanekaragaman pacar air tertinggi dapat dijumpai di
Sumatera. Habitat Impatiens umumnya tumbuh di tempat yang lembab seperti hutan dan
pinggir sungai. Genus Impatiens terbagi menjadi delapan jenis, antara lain Impatiens
holsti, Impatiens radicans. Impatiens javensis, dan Impatiens platypela (Utami, 2014).
belahan bumi utara, India dan di daratan Asia Tenggara termasuk Indonesia (Bole
et al., 2013).
merupakan tanaman berhabitus tema. Tumbuhan ini memiliki tinggi kurang lebih 30-85
cm(Utami, 2014).
melintang bulat/teres. Permukaan batangnya licin yang tumbuh tegak lurus bergitu pula
arah tumbuh cabang juga tegak lurus. Tumbuhan ini termasuk monopodial. Monopodial
adalah tipe percabangan saat kondisi batang pokok jelas dapat dibedakan dengan cabang
(Rosanti, 2018).
Identifikasi daun pacar air dilanjutkan pada kondisi bentuk daun lanset dengan
bagian ujung meruncing, sedangkan pangkal daun runcing. Tepi daun pacar air bertoreh
merdeka yakni sebutan bagi torehan yang tidak memperngaruhi bangun daun, berupa
permukaan atas memiliki bulu yang jarang, dan permukaan bawah licin suram. Daun I.
Sistem perakaran tanaman Pacar Air (I. balsamina) adalah sistem perakaran
serabut. Sistem perakaran I. balsamina muncul sejumlah akar yang kurang lebih sama
besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Perakaran serabut adalah apabila akar
sejumlah akar yang besarnya hampir sama dan keluar dari pangkal batang
Negeri Malang berwama ungu dan termasuk bunga lengkap karena memiliki semua
bagian bunga serta disebut monoecus karena memiliki bunga betina dan bunga jantan
pada satu individu. Menurut tempatnya bunga termasuk flos axilaris. Menurut besar
dibandingkan dengan badan buah dan memiliki banyak trikoma pada permukaan daun
buah. Buah / balsamina tersusun atas 5 daun buah dengan satu ruang yang didalamnya
terdapat banyak biji, ketika matang bij tersebut berwama hitam kecoklatan berukuran
kurang lebih 0,2 cm.Buah/balsamina termasuk buah sejati tunggal kening jenis buah
kotak yaitu suatu buah yang banyak mengandung biji terdiri atas satu atau beberapa
daun buah yang jika masak lalu pecah tetapi kulit buah yang pecah sampai lama melekat
Syarat Tumbuh
Iklim
Dapat dipahami bahwa curah hujan di Desa Selisihan mencapai 1836,3 mm. Jika
dilihat dari syarat-syarat pertumbuhan yang ideal bagi tanaman cabai dengan bunga pacar
air, yaitu membutuhkan curah hujan sekitar 600 hingga 1.900 mm setiap tahunnya, maka
curah hujan di Desa Selisihan dapat dikatakan sangat mendukung untuk pertumbuhan
rata-rata yang dimiliki daerah Desa Selisihan yakni 21,20 C.Dalam hal ini tanaman cabai
dan bunga pacar air akan tumbuh subur pada daerah yang memiliki temperatur 20-25⸰C.
Maka dalam hal ini temperatur daerah Desa Selisihan mendukung dalam tumbuhnya
daerah yang lain mendapat sinar matahari sepanjang tahun hal ini jika dikaitkan dengan
tanaman cabai dan bunga pacar air dimana kedua tanaman ini sangat memerlukan
Tanah
Tanah yang baik harus memiliki unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan
pacar air, terutama nitrogen, fosfor dan kalium. Dan harus memiliki kandungan bahan
organik yang tinggi. Ketersediaan unsur hara yang cukup dapat meningkatkan
Desa selisihan merupakan desa yang berbukit-bukit yang memiliki jenis tanah
regosol coklat kekuningan dengan bahan batuan induk abu dan lafa vulkan mediteran.
Jenis tanah ini memiliki ciri-ciri bertekstur kasar dengan kadar pasir lebih dari 80%
pada umumnya jenis tanah seperti ini sangat cocok untuk pertanian karena subur. jadi
jika dikaitkan dengan syarat tanah tumbuhnya diversifikasi tanaman bunga pacar air
Bunga pacar air akan dapat tumbuh dengan subur dan berbunga dengan baik pada
dataran tinggi, karena tanaman bunga pacar air menghendaki daerah yang sejuk. Desa
Selisihan berada pada ketinggian 1.000 m/dpl, berarti Desa Selisihan memenuhi syarat
bagi tumbuhnya diversifikasi tanaman cabai dan bunga pacar air (Purwanti et al.,2013).
Tanaman pacar air memerlukan tanah yang memiliki sifat drainase yang baik dan cukup
lembap untuk tumbuh optimal. Idealnya, tanah untuk pacar air harus memiliki pH sekitar
5,5 hingga 6,5. Selain itu, tanah juga sebaiknya memiliki kandungan bahan organik yang
Laju Transpirasi
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup
tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan
lentisel. Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi siang hari
saat panas, melalui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang). Transpirasi
berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu
melalui pori-pori daun seperti stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh proses fisiologi
tanaman. Transpirasi juga merupakan terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui
stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Jadi semakin cepat laju transpirasi
10
berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya.
Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer atau
sinar matahari, kelembapan udara, dan kecepatan angin. Sinar matahari,sinar matahari
semakin tinggi intensitas sinar matahari yang diterima daun, maka kecepatan transpirasi
dalam daun, serta menambah tekanan uap di luar daun. Tetapi berhubung udara di luar
daun itu tidak terbatas, maka tekanan uap tidak akan setinggi tekanan yang terkurung di
dalam daun. Akibatnya, uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas.
pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Secara
Faktor internal antara lain ukuran daun; tebal tipisnya daun; tebal lapisan lilin
pada daun; jumlah rambut daun; jumlah, bentuk dan lokasi stomata; umur jaringan
daun; keadaan fisiologis jaringan daun; dan laju metabolisme tumbuhan (Dacosta dan
Daningsih, 2022).
Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air
di akar. Siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat dari pada penyerapan dari
tanah. Hal tersebut menyebabkan devisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang
besar, pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun sebagai
akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat.
11
Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju
merupakan evaporasi (penguapan) air yang tejadi secara langsung melalui kutikula
epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis
tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air yang
hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melalui
yang tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang
dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-
dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air kemudian berdifusi melalui
stomata dari ruang-ruang antar sel ke atmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal
evaporasi membuat ruang-ruang itu selalu jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi
uap air ke atmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama
lembab.Ketiga transpirasi lentikuler,Lentisel adalah daerah pada kulit kayu yang berisi
sel-sel yang tersusun lepas yang dikenal sebagai alat komplementer, uap air yang hilang
melalui jaringan ini sebesar 0.1 % dari total transpirasi (Silaen, 2021).
12
Universitas Sumatera Utara, Fakultas pertanian, Medan pada hari kamis, 11 Mei 2023 s/d
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah 15 buah cup plastik
sebagai wadah tanaman , pisau atau cutter untuk memotong bagian tanaman, kipas angin
sebagai alat untuk percobaan sesuai perlakuan, timbangan analitik sebagai alat untuk
menimbang berat tanaman, gelas ukur sebagai alat untuk mengukur jumlah air dalam
satuan ml, sinar matahari sebagai media pada perlakuan percobaan dan stopwatch untuk
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah 15 buah tanaman pacar
air (Balsamina impatiens L.) sebagai objek pratikum, kapas sebagai penutup cup tempat
pratikum, air sebagai media percobaan, dan vaselin sebagai pelapis tanaman.
Prosedur Percobaan
Disiapkan 15 buah tanaman pacar air yang berukuran sama begitu juga jumlah
daunnya
Disediakan 15 buah cup plastik, dan diisi air masing-masing sebanyak 250,l
kelompok angin, 6 buah tanaman kelompok cahaya matahari, dan 5 buah tanaman
kelompomsuhu ruang
13
a. Tanpa perlakuan(control)
b. Dilapisi vaseline
c. Tanpa akar(dipotong)
e. Tanpa daun
Dimasukkan bahan tanaman kedalam cup plastik, lalu mulut cup plastic ditutup
Letakkan cup sesuai kelompoknya yaitu 5 cup dibawah matahari,5 cup dibawah
Waktu
14
Hasil
DATA LAJU TRANSPIRASI
Komoditi : Pacar Air (Balsamina impatiens L.)
Cahaya
Perlakuan Berat Berat Selisih Laju Transpirasi
awal (g) akhir
g/menit g/detik
Angin
Perlakuan Berat Berat akhir Selisih Laju Transpirasi
awal (g)
g/menit g/detik
Dalam Ruangan
Perlakuan Berat Berat Selisih Laju Transpirasi
awal (g) akhir
g/menit g/detik
Perhitungan
Cahaya
Kontrol
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 167 gr = 83
Waktu 60 menit 60
= 1,383 g/menit
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 167 gr = 83
Waktu 3600 detik 3600
= 0,023 g/detik
Dilapisi Vaseline
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 244 gr = 6
Waktu 60 menit 60
= 0,1 g/menit
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 244 gr = 6
Waktu 3600 detik 3600
= 0,001 g/detik
Tanpa akar
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 233,6 gr = 16,4
16
Waktu 60 menit 60
= 0,273 g/menit
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 233,6 gr = 16,4
Waktu 3600 detik 3600
= 0,004 g/detik
Dipotong ½ daun
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 245,7 gr = 4,3
Waktu 60 menit 60
= 0,071 g/menit
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 245,7 gr = 4,3
Waktu 3600 detik 3600
= 0,004 g/detik
Tanpa daun
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 249 gr = 1
Waktu 60 menit 60
= 0,016 g/menit
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 249 gr = 1
Waktu 3600 detik 3600
= 0,000 g/detik
Angin
Kontrol
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 226,9 gr = 23,1
Waktu 60 menit 60
= 0,385 g/menit
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 226,9 gr = 23,1
Waktu 3600 detik 3600
= 0,006 g/detik
Dilapisi Vaseline
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 190,50 gr = 59,5
Waktu 60 menit 60
17
= 0,941 g/menit
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 190,50 = 59,5
Waktu 3600 detik 3600
= 0,016 g/detik
Tanpa akar
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 217,73 gr = 32,27
Waktu 60 menit 60
= 0,537 g/menit
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 217,73 gr = 32,27
Waktu 3600 detik 3600
= 0,008 g/detik
Dipotong ½ daun
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 240 gr = 10
Waktu 60 menit 60
= 0,166 g/menit
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 240 gr = 10
Waktu 3600 detik 3600
= 0,002 g/detik
Tanpa daun
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 240 gr = 10
Waktu 60 menit 60
= 0,166 g/menit
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 240 gr = 10
Waktu 3600 detik 3600
= 0,002 g/detik
Dalam Ruangan
Kontrol
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 226,9 gr = 23.1
Waktu 60 menit 60
= 0,385 g/menit
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 226,9 gr = 23,1
Waktu 3600 detik 3600
18
= 0,006 g/detik
Dilapisi Vaseline
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 236,4gr = 13,6
Waktu 60 menit 60
= 0,226 g/menit
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 236,4 gr = 13,6
Waktu 3600 detik 3600
= 0,003 g/detik
Tanpa akar
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 248 gr = 2
Waktu 60 menit 60
= 0,333 g/menit
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 248 gr = 2
Waktu 3600 detik 3600
= 0,005 g/detik
Dipotong ½ daun
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 155 gr = 95
Waktu 60 menit 60
= 1.583 g/menit
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 155 gr = 95
Waktu 3600 detik 3600
= 0,026 g/detik
Tanpa daun
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 193 gr = 97
Waktu 60 menit 60
= 0,95 g/menit
= bobot awal – bobot akhir = 250 gr – 193 gr = 97
Waktu 3600 detik 3600
= 0,015 g/detik
19
Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakuakan, dapat kita ketahui bahwa Laju
transpirasi merujuk pada kecepatan atau tingkat di mana tumbuhan menghilangkan air
melalui stomata (pori-pori) pada daunnya dalam bentuk uap air. Proses transpirasi
adalah bagian penting dari siklus air di alam dan terjadi sebagai hasil dari proses
fisiologi tumbuhan. Hal ini sesuai dengan literatur Srinatalia (2021) yang menyatakan
bahwa Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup
tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan
lentisel. Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi siang
hari saat panas, melalui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang).
Proses pengeluaran air oleh tumbuhan dalam bentuk uap ini disebut transpirasi.
Sejumlah besar air dikeluarkan oleh tumbuhan dalam bentuk uap air ke atmosfer. Hal ini
sesuai dengan literature Advinda (2018) yang menyatakan bahwa Proses pengeluaran air
oleh tumbuhan dalam bentuk uap ini disebut transpirasi. Transpirasi melalui daun dimulai
dengan menguapnya air dari permukaan sel ke ruang antar sel. Kemudian dengan difusi
air bergerak keluar dari daun. Pada daun, terdapat kutikula berlilin yang menyelimuti
permukaan daun, dan menjadi penghalang yang efektif bagi pergerakan air ke atmotsfer
agar tidak berlebihan. Hanya sekitar 5% air yang hilang melalui kutikula, sedangkan
sebagian besar hilang dari daun dengan cara difusi uap air melalui stomata.
transpirasi pada tumbuhan dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal, seperti suhu,
kelembaan udara, intensitas cahaya dan kecepatan angin. Berdasarkan data yang
diperoleh tanaman pacar air yang diletakkan di bawah pancaran matahari laju
transpiransi cenderung lebih cepat daripada pcar air yang ada di dalam ruangan. Hal ini
sesuai dengan literatur Silaen (2021) yang menyatakan bahwa Laju transpirasi
20
traspirasi pada tumbuhan juga dipengaruhi oleh faktor internal seperti daun.
Berdasarkan data praktikum bahwasannya tanaman pacar air dengan perlakuan tanpa
daun, laju transpirasinya paling rendah daripada yang lain. Hal ini sesuai dengan
literatur Dacosat dan Ningsih (2022) yang menyatakan bahwa Faktor internal antara
lain ukuran daun; tebal tipisnya daun; tebal lapisan lilin pada daun; jumlah rambut daun;
jumlah, bentuk dan lokasi stomata; umur jaringan daun; keadaan fisiologis jaringan
Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan Tanpa adanya akar tanaman akan
kehilangan organ untuk menyerap air dan nutrisi sehingga menyebabkan kurangnya air
untuk proses transpirasi dan berakibat pada penurunan laju transpirasi pada tanaman. Hal
ini sesuai dengan literatur penelitian dari Taiz et al., (2014) yang menyatakan bahwa
Pada percobaan laju transpirasi, pengaruh tanpa akar terhadap laju transpirasi juga dapat
diamati. Tanpa akar, tanaman kehilangan organ yang berperan dalam menyerap air dan
nutrisi dari tanah sehingga ketersediaan air untuk transpirasi berkurang dan laju
KESIMPULAN
1. Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup
tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula,
dan lentisel.
2. Semakin cepat laju transpirasi maka semakin cepat pengangkutan air dan zat hara
terlarut.
3. Tanpa adanya akar, tanaman akan kehilangan organ dalam penyerapan air dan
mineral dari dalam tanah, yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya serta mengakibatkan laju transpirasi menurun.
4. Tumbuhan pacar air membutuhkan suhu udara yang hangat antara 20 hingga 35
derajat Celcius agar dapat tumbuh dengan baik.
5. Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi pada siang
hari saat panas, melalui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang).
6. Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air
di akar.
7. Faktor internal adalah ukuran daun, tebal tipisnya daun, ada tidaknya lapisan lilin
pada permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak
sedikitnya stoma, bentuk. Faktor-faktor eksternal antara lain meliputi radiasi
cahaya, suhu, kelembaban udara, angin kandungan air tanah, gradient potensial
air tanah, atmosfer, serta adanya zat-zat toksik di lingkungannya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Bole, S., Shivakumara, Singh, S., Rana, N., Kundu, S., Dubey, S., & Ab, V. (2013).
DacostaY. O., & Daningsih E. (2022). Ketebalan Daun dan Laju Transpirasi Pada
Dalimartha, S., & Adrian, F. (2013). Ramuan Herbal Tumpas Penyakit. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Izza N.J., Kundariati M. Identifikasi Struktur Morfologi Tanaman Pacar Air (Impatiens
2021;volume 8,N:54–61
Rosanti, D. (2018). Struktur Morfologi Batang (Caulis) Vegetasi di Taman Wisata Alam
Punti Kayu Kota Palembang. Sainmatika: Jumal Ilmiah Matematika Dan Ilmu
UKSW).
Taiz, L., E. Zeiger, I.M Moller, A. Murphy. 2014. Plant Physiology and Developement
LAMPIRAN
Perlakuan Praktikum