TERHADAP PERKECAMBAHAN
Oleh:
ABDUL AFRIANSYAH
22042901002
AGROTEKNOLOGI 3
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
PENGARUH ALLELOPATI BEBERAPA JENIS TANAMAN
TERHADAP PERKECAMBAHAN
Oleh:
ABDUL AFRIANSYAH
2204290102
AGROTEKNOLOGI 3
Dikoreksi Oleh:
Diketahui Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur khadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat kesempatan dan
kekuatan bagi penulis,sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum yang
berjudul “Pengarug Allelopati Beberapa Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun material
2. Ibunda Assoc. Fitria, S.P., M.Agr Selaku Dosen penanggug jawab Praktikum Ekologi
Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Bapak Muhammad alqamari, S.P., M.P. Selaku Asisten Dosen Praktikum Ekologi
Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Kak Adhika Septa Eliza selaku Asisten Praktikum Ekologi Tanaman Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Kak Resi Anggraini selaku Asisten Praktikum Ekologi Tanaman Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
6. Abang M. Deri Wahyudi selaku Asisten Praktikum Ekologi Tanaman Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
7. Abang Aminul Akbar Nasution selaku Asisten Praktikum Ekologi Tanaman Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
8. Teman Teman yang telah memberikan dukungan dan partisipasinya
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. iv
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
Latar Belakang.................................................................................... 1
Tujuan Praktikum............................................................................... 3
Kegunaan Praktikum.......................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 4
BAHAN DAN METODE........................................................................... 7
Tempat dan Waktu.............................................................................. 7
Bahan dan Alat................................................................................... 7
Pelaksaan Praktikum........................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 10
LAMPIRAN ......................................................................................................... 11
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Istilah alelopati (allelopathy) pertama kali dikemukakan oleh Hans Molisch tahun
1937. Alelopati berasal dari kata allelon (saling) dan pathos (menderita). Menurut Molisch,
alelopati meliputi interaksi biokimiawi secara timbal balik, yaitu yang bersifat penghambatan
menghambat dari bagian tumbuhan yang memproduksi alelokimia dapat dimanfaatkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
pertumbuhan tanaman disekitarnya dan senyawa yang bersifat alelopati disebut alelokimia.
permeabilitas membran pada sel tumbuhan. Alelopati merupakan senyawa kimia yang
terdapat pada tubuh tumbuhan (jaringan tumbuhan) yang dikeluarkan ke lingkungannya dan
sangat cepat, menyebar secara luas dan mampu tumbuh pada berbagai kondisi
Efek penghambatan senyawa alelopati pada organisme target bisa terjadi secara
langsung maupun tidak langsung, namun bagaimana penghambatan terjadi di alam belum
bisa diketahui secara pasti. Hal ini dikarenakan terdapat faktor lain selain alelokimia yang
bisa menghambat pertumbuhan diantaranya kompetisi, faktor biotik, dan abiotik sehingga
penelitian ‘bioassay’ penting dilakukan untuk mengevaluasi potensi alelokimia tersebut. ,
Alelopati meliputi interaksi biokimiawi secara timbal balik, yaitu yang bersifat
mikroorganisme. Efek penghambatan senyawa alelopati pada organisme target bisa terjadi
secara langsung maupun tidak langsung, namun bagaimana penghambatan terjadi di alam
belum bisa diketahui secara pasti. Hal ini dikarenakan terdapat faktor lain selain alelokimia
yang bisa menghambat pertumbuhan diantaranya kompetisi, faktor biotik, dan abiotik
(Narwal, 2019).
akar, basuhan daun atau hasil dekomposisi residu tumbuhan, dapat berupa terpenoida,
juglone, alkaloida dan fenol Tanaman berkayu yang dilaporkan bersifat alelopati antara lain:
Acasia spp., Albizzia lebbeck, Eucalyptus spp., Grewia optiva, Glirycidia sepium, Leucaena
leucocephala, Moringa oleifera, Populus deltoides, Abies balsamea, Picea mariana, Pinus
divaricata, P. recinosa, dan Thuja occidentalis. Adanya senyawa alelopati dari tanaman
berkayu dapat dimanfaatkan dalam pertanaman sistem wanatani (agroforestry) serta dalam
pengendalian gulma, patogen, ataupun hama. Alelopati dalam sistem wanatani dapat
(Singh, 2019).
Allelpati adalah produksi substansi (zat) oleh suatu tanaman yang merugikan tanaman
lain atau mikroba. Ini merupakan topic yang kontroversi (bertentangan). Masalahnya adalah
bahwa tanaman mengandung substansi yang sangat luas yang bersifit toksik dan beberapa
suatu tanaman kepada bij-biji ataupun bibit tanaman lain. Terlepas dari kenyataan bahwa
ekstrak suatu tanaman bukaniah material percobaan yang cocok, karena tidak terdapat di
alam, ekstrak tersebut sering kali tidak steril schingga transformasi bakteri barangkali telah
berlangsung dan biasanya tanaman-tanaman tersebut tidak memiliki hubungan ekologi.
Alelokimia yang dilepaskan ke lingkungan melalui volatilasi (untuk atsiri), eksudasi akar,
basuhan daun atau hasil dekomposisi residu tumbuhan, dapat berupa terpenoida, juglone,
alkaloida dan fenol. Pada suatu agroekosistem, senyawa alelopati kemungkinan dapat
dihasilkan oleh gulma, tanaman pangan, dan hortikultura (semusim), tanaman berkayu, residu
Allopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara makhluk
hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia.Allopati merupakan
suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat
menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut.
Istilah ini mulai digunakan oleh Molisch pada tahun 1937 yang diarikan sebagai pengaruh
negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan
respirasi akar, menghambat sintesis protein, menghambat aktivitas enzim, serta menurunkan
dimanfaatkan dalam konteks pertanian. Salah satu manfaat utama allelopati adalah
senyawa alelopat yang dapat menghambat perkecambahan biji gulma atau pertumbuhan akar
gulma, memberikan keunggulan kompetitif bagi tanaman budidaya. Selain itu, fenomena
allelopati juga dapat digunakan sebagai strategi alami dalam pengendalian hama tanaman.
Beberapa senyawa alelopat dapat memiliki efek negatif terhadap organisme pengganggu,
membantu mengurangi risiko kerusakan tanaman oleh serangan hama. Oleh karena itu,
pemahaman yang lebih mendalam tentang mekanisme dan senyawa alelopati dapat membuka
peluang baru dalam pengembangan metode pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah
produktivitas dan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis (Mariono, 2019)
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh allelopati dari beberapa jenis
Kegunaan Praktikum
2. Sebagai syarat dalam mengikuti Praktikal Test Ekologi Tanaman Fakultas Pertanian
Proses Perkecambahan
Perkecambahan biji dimulai dari proses penyerapan air oleh biji diikuti dengan
melunaknya kulit biji serta terjadinya hidrasi sitoplasma dan peningkatan suplai oksigen
sehingga menyebabkan peningkatan respirasi dalam biji. Proses perkecambahan dapat terjadi
jika kulit biji permeable terhadap air dan tersedia cukup air dengan tekanan osmosis tertentu
Morfologi dan Klasifikasi Kedelai Dinding sel yang kering hampir tidak permeabel terhadap
gas. Imbibisi menyebabkan kadar air di dalam biji mencapai 50-60%, dan menyebabkan
pecah atau robeknya kulit biji. Air juga merupakan sarana masuknya oksigen ke dalam biji.
Suhu optimum untuk berlangsungnya proses perkecambahan adalah 10-40ºC (Rasyid, 2018)
Ada dua tipe perkecambahan biji, yaitu perkecambahan epigeal dan hypogeal
yang tumbuh memanjang sehingga plumula dan kotiledon terangkat ke atas (permukaan
tanah). Kotiledon dapat melakukan fotosintesis selama daun belum 11 terbentuk. Contoh
tumbuhan ini adalah kacang hijau, kedelai, bunga matahari dan kacang tanah. Organ pertama
yang muncul ketika biji berkecambah adalah radikula. Radikula ini kemudian akan tumbuh
menembus permukaan tanah. Untuk tanaman dikotil yang dirangsang dengan cahaya, ruas
batang hipokotil akan tumbuh lurus ke permukaan tanah mengangkat kotiledon dan epikotil.
Epikotil akan memunculkan daun pertama kemudian kotiledon akan rontok ketika cadangan
2. Perkecambahan Hipogeal
plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit biji. Kotiledon tetap berada di dalam
tanah. Contoh tumbuhan yang 12 mengalami perkecambahan ini adalah kacang ercis, kacang
kapri, jagung, dan rumput. Biji yang berkecambah belum memiliki kemampuan untuk
menyintesis cadangan makanan sendiri. Kebutuhan karbohidrat didapatkan dari cadangan
makanan (endosperma). Umumnya cadangan makanan pada biji berupa amilum (pati). Pati
tidak dapat ditransportasikan ke sel-sel lain, oleh karena itu pati harus diubah terlebih dahulu
Kedelai dikenal dengan beberapa nama, yaitu Glycine soja atau Soja max. Tahun
1984 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah yaitu
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Kedelai yang tumbuh secara liar di Asia Tenggara meliputi sekitar 40 jenis.
Penyebaran geografis dari kedelai mempengaruhi jenis tipenya. Terdapat 4 tipe kedelai
yakni : tipe Mansyuria, Jepang, India, dan Cina. Dasar-dasar penentuan varietas kedelai
ditentukan berdasarkan umur, warna biji dan tipe batang. Berdasarkan umur tanaman,
berumur kurang dari 75 hari (genjah), varietas yang berumur 75-90 hari (sedang), dan
varietas yang berumur lebih dari 90 hari (tinggi) . Varietas unggul kedelai dikembangkan
sejak tahun 1916 dengan cara memasukan varietas kedelai dari luar negeri antara lain dari
Cina, Taiwan, Manzhuria, dan Amerika Serikat. Kegiatan perbaikan varietas kedelai melalui
hibridisasi baru dimulai pada tahun 1930-an. Pada tahun 2019 sebanyak 71 varietas unggul
kedelai telah dilepas oleh pemerintah dari yang berbiji kecil hingga yang berbiji besar.
Karakteristik tinggi tanaman, umur tanam, ukuran biji dan potensi hasil varietas unggul
Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji disekitar mesofil. Calon akar
tersebut tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon yang terdiri dari dua
keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat pertumbuhan yang cepat dari hipokotil
(Rakhman dan Tambas, 1986). Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar
tunggang dan akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Kedelai juga sering
kali membentuk akar adventif yang 8 tumbuh dari bagian bawah hipokotil
Hipokotil pada proses perkecambahan merupakan bagian batang, mulai dari pangkal
akar hingga kotiledon. Hipokotil dan dua keping kotiledon akan menerobos ke permukaan
tanah. Bagian batang kecambah yang berada di atas kotiledon dinamakan epikotil
Daun kedelai ada dua bentuk, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Bentuk daun
tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah
yang tinggi sangat cocok untuk varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun yang lebar.
tumbuh, yaitu stadia vegetatif dan stadia reproduktif. Stadia vegetatif mulai dari tanaman
berkecambah hingga berbunga, sedangkan stadia reproduktif mulai dari pembentukan bunga
hingga pemasakan biji. Tanaman kedelai sebagian besar mulai berbunga pada umur antara 5-
Biji kedelai berbentuk polong, setiap polong berisi 1–4 biji. Biji umumnya berbentuk
bulat atau bulat pipih sampai bulat lonjong. Ukuran biji berkisar antara 6 – 30 g/100 biji,
ukuran biji diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu biji kecil (6–10 g/100 biji), biji sedang (11–
12 g/100 biji) dan biji besar (Fachruddin, 2000). Biji – biji kedelai berkeping dua terbungkus
kulit biji (lesta). Embrio terbentuk di antara keping biji (Suwito, 2018).
Tanaman kedelai menghendaki daerah dengan curah hujan minimum sekitar 800 mm
pada masa pertumbuhan selama 3 – 4 bulan, sebenarnya tanaman ini resisten terhadap daerah
yang agak kering kecuali selama pembungaan10 . Di sentra penanaman kedelai di Indonesia
pada umumnya kondisi iklim yang paling cocok adalah daerah – daerah yang mempunyai
suhu antara 25°- 27° C, kelembaban udara rata – rata 65 %, penyinaran matahari 12 jam per
hari atau minimal 10 jam perhari dan curah hujan paling optimum antara 100 – 200
mm/bulan 16. Tanah Kedelai dapat tumbuh baik pada tanah bertekstur gembur, lembab tidak
tergenang air dan memiliki pH 6 – 6,8. Pada pH 5,5 kedelai masih dapat tumbuh dan
berproduksi, meskipun tidak sebaik pada pH 6 – 6,8. Pada pH 5,5 pertumbuhan sangat
terhambat karena keracunan Al, untuk mengatasinya lahan perlu dikapur 3 . Tanaman kedelai
mempunyai daya adaptasi yang luas terhadap berbagai jenis tanah. Berdasarkan kesesuaian
jenis tanah untuk pertanian maka tanaman kedelai cocok ditanam pada jenis tanah alluvial,
regosol, grumosol, latosol dan andosol 16 . Peranan Pupuk P Pupuk posfat sangat dianjurkan
sebagai pupuk dasar, yaitu digunakan pada saat tanam atau sebelum tanam. Hal ini
disebabkan karena pupuk ini merupakan pupuk yang unsurnya tidak cepat atau segera
tersedia dan juga sangat dibutuhkan pada stadia permulaan tumbuh. Pemberian sangat lebih
baik bila ditempatkan pada daerah tangkuman akar. Keuntungan pemberian pupuk seawall
mungkin dalam pertumbuhan tanaman akan mendorong pertumbuhan akar permulaan dan
memberikan daya ambil atau serap hara lebih baik . Pada tanaman kedelai fosfat diperlukan
untuk aktivitas bintil akar yang maksimal lebih besar daripada yang diperlukan untuk
pembentukan bintil akar. Kenyataan ini menunjukkan bahwa hasil biji yang maksimal
diperlukan pupuk fosfat yang cukup agar terjamin proses fiksasi N2 secara maksimal 18 .
Kekurangan fosfat yang serius dapat memperlambat dan menunda primordial, sehingga biji
dihasilkan berkerut, ringan, kecambahnya kecil dan matang lebih awal. Hal ini perlu
diperhatikan dalam tujuan untuk mengarahkan produksi yang lebih baik kualitas maupun
Tanaman jagung ini dalam bahasa latin disebut (Zea Mays) klasifikasi dari tanaman
Kingdom: Plantae
Phylum: Angiospermae
Kelas: Monocotyledonae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Zea
Dalam kultivar dan varietas jagung, terdapat banyak variasi yang telah dihasilkan
melalui pemuliaan selektif untuk menghasilkan sifat-sifat tertentu seperti resistensi terhadap
hama, produktivitas tinggi, atau penyesuaian terhadap kondisi pertanian tertentu. Varietas
jagung dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri seperti warna biji, panjang siklus
pertumbuhan, dan jenis pemuliaan lainnya. Melalui pemuliaan selektif, masyarakat pribumi
berhasil mengembangkan varietas-varietas jagung yang berbeda dengan karakteristik yang
beragam, seperti ukuran biji, warna, dan keberlanjutan pertumbuhan. Jagung tetap menjadi
komoditas penting di berbagai negara sebagai sumber pangan, pakan ternak, dan bahan baku
Akar
Akar jagung terdiri dari akar serabut yang berkembang secara mendalam di dalam
tanah. Akar ini bertanggung jawab untuk menyerap air dan nutrisi.
Batang
Batang jagung terdiri dari batang utama yang tinggi dan tegak. Batang ini memiliki ruas-ruas
Daun
Daun jagung panjang dan lebar dengan urutan susunan daun secara spiral di
sepanjang batang. Daun ini memiliki venasi paralel dan ujung daun yang runcing.
Bunga
Jagung memiliki bunga betina dan bunga jantan yang terpisah. Bunga betina terdapat
di telinga (cobia) yang berkembang menjadi tongkol, sementara bunga jantan berkembang di
Tongkol (Cobia)
Tongkol adalah struktur yang membentuk bagian utama tempat biji-bijian jagung
berkembang. Tongkol ini terdiri dari banyak spikelet (bonggol) yang disebut butiran jagung.
Buah/Biji
Biji jagung, juga disebut butiran jagung, adalah hasil dari pembuahan bunga betina
pada tongkol. Setiap butiran jagung memiliki kulit luar yang disebut tempurung dan
Tanaman jagung membutuhkan beberapa syarat tumbuh agar dapat tumbuh dengan
baik dan menghasilkan panen yang optimal. Beberapa syarat tumbuh tanaman jagung yang
perlu diperhatikan antara lain Penyediaan Tanah yang Subur: Tanaman jagung membutuhkan
tanah yang kaya nutrisi, subur, dan mengandung humus untuk pertumbuhan yang optimal.
Penyiraman yang Cukup: Tanaman jagung memerlukan penyiraman yang cukup, terutama
pada fase pertumbuhan awal dan pembentukan tongkol. Pemupukan yang Tepat: Pemberian
pupuk yang sesuai dan tepat waktu diperlukan untuk mendukung pertumbuhan tanaman
jagung. Pengendalian Hama dan Penyakit: Penting untuk melakukan pengendalian hama dan
penyakit secara teratur agar tanaman jagung dapat tumbuh dengan optimal dan menghasilkan
panen yang baik. Faktor Lingkungan: Tanaman jagung membutuhkan paparan sinar matahari
selama 6-8 jam setiap hari dan curah hujan yang ideal sekitar 500-1200 milimeter per tahun
(Fathoni, 2022)
Kacang hijau merupakan tanaman berbentuk semak yang tumbuh tegak. Tanaman
kacang hijau diduga berasal dari India, kemudian menyebar ke berbagai Negara Asia tropis,
termasuk ke Indonesia di awal abad ke-17. Di Indonesia, kacang hijau juga dikenal sebagai
tanaman sayuran semusim. Kacang hijau termasuk jenis tanaman yang termasuk relatif
mudah untuk ditanam kacang hijau berumur pendek (kurang dari 60 hari) berbentuk polong.
Adapun klasifikasi botani tanaman kacang hijau sebagai berikut. Kacang hijau dapat ditanam
di lahan sawah dan di lahan kering. Di lahan kering, kacang hijau ditanam pada musim
penghujan. Kacang hijau sudah banyak berkembang dan diusahakan di lahan-lahan kering
Indonesia bagian timur, seperti Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara
Timur (NTT).Kacang hijau merupakan sumber protein nabati, vitamin (A, B 1, C, dan E),
serta beberapa zat lain yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, seperti amilum, besi,
belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, dan niasin. Selain bijinya daun
Divisi: Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Ordo: Leguminales
Famili: Leguminosae
Genus: Vigna
1. Biji
Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil dengan bobot dengan bobot berat tiap butir
0,5 sampai 0,8 atau per 1000 butir antara 36 sampai 78 g, berwarna hijau sampai hijau
mengkilap. Biji kacang hijau tersusun atas tiga bagian yaitu kulit biji, kotiledon dan
embrio. Biji kacang hijau berbentuk bulat. Tipe perkecambahan biji kacang hijau hijau
adalah epigeal dan termasuk biji dikotil yaitu berkeping dua.Kurangnya tersedianya air
pada lingkungan biji akan menyebabkan jumlah air yang diambil untuk berkecambah
menjadi semakin rendah atau bahkan tidak mencukupi.Biji serealia seperti kacang hijau
mengalami imbibisi. Imbibisi merupakan awal perkecambahan biji. Biji yang hidup dan
mati, keduanya melakukan imbibisi air dan membengkak banyak air imbibisi tergantung
pada komposisi kimia biji, getah dan pectin lebih bersifat keloid dan banyak mengalami
imbibisi air dari pada zat tepung. Kandungan air yang kurang dari batas optimum biasanya
2. Akar
Tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakarannya dibagi menjadi dua,
yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak cabang akar pada
permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar. Sementara xerophytes memiliki akar
3. Batang
Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku, ukuran batangnya kecil
berbulu, berwarna hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu
tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadapan dan
masing-masing daun berupa tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan ketinggian
4. Daun
Daun tanaman kacang hijau terdiri dari 3 helai (trifoliate) dan letaknya bersilang.
Tangkai daunnya cukup Panjang dari daun. Daunnya berwarna hijau sampai hijau tua
5. Bunga
Bunga kacang hijau besar berdiameter 1 sampai 2 cm terletak pada tandan ketiak yang
tersusun atas 2 kuntum bunga, Panjang tandan bunga 2 sampai 20 cm. berbentuk seperti
kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunganya dapat menyerbuk
6. Polong
Buah kacang hijau berbentuk polong (silindris) dengan Panjang antara 6 sampai 15
cm, berbulu pendek, polong kacang hijau ber sekmen-sekmen yang berisi biji. Sewaktu muda
polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam coklat. Setiap polong berisi 10
sampai15 biji. Biji kacang lebih kecil dibanding kacang kacangan lain. Warna bijinya
kebanyak hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada berwarna kuning, coklat dan
hitam.
Syarat tumbuh kacang kacang hijau
Tanaman kacang hijau (Vigna radiata) memiliki beberapa syarat pertumbuhan yang
harus dipenuhi untuk menghasilkan hasil yang optimal. Pertama, tanaman ini membutuhkan
sinar matahari yang cukup, sehingga sebaiknya ditanam di lokasi yang terkena sinar matahari
penuh. Suhu udara yang ideal untuk pertumbuhan kacang hijau berkisar antara 20 hingga 30
derajat Celsius. Tanah yang baik untuk tanaman ini adalah tanah yang subur, kaya akan
bahan organik, dan memiliki drainase yang baik untuk mencegah genangan air yang dapat
merusak akar. pH tanah optimal berada dalam rentang 6 hingga 7. Selain itu, tanaman kacang
hijau juga membutuhkan pasokan air yang konsisten, terutama pada fase awal pertumbuhan
dan pembentukan polong. Pemupukan yang tepat dengan pupuk yang mengandung nitrogen,
fosfor, dan kalium juga diperlukan untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan
pembentukan polong yang baik. Dengan memperhatikan syarat-syarat ini, petani dapat
meningkatkan potensi hasil dan kualitas tanaman kacang hijau (Suwito, 2020)
BAHAN DAN METODE
Praktikum ini dilaksanakan pada pukul 10.00 pagi, Kamis 6 November 2023. Di Lahan
1. Bagian akar daun alang alang (imperata cylindrical) dan rumput teki tekian (Cyprinus
sp).
2. Biji tanaman yang cepat berkecambah, misalnya biji kacang hijau, dan jagung .
3. Blender atau mangkok penggerus,cawan petri , kertas saring dan kertas merang ,
Cara Kerja
b. Buatlah ekstrak bagian tumbuhan tersebut dengan air, dengan perbandingan bagian
tumbuhan: air adalah 1: 7, 1: 14, dan 1: 21. Saringlah ekstrak yang diperoleh dengan
c. Letakkan 10 biji jagung atau biji kacang hijau pada cawan petri, sebanyak 9 petri.
2. Siram sebanyak 5 ml ekstrak allelopati ke dalam cawan petri yang telahberisi biji kacang hijau atau
biji jagung.
3. Pilih kombinasi perlakuan, biji kacang hijau atau biji jagung dengan perlakukan (control dan
5. Amati perkecambahan biji-biji tersebut selama 1 minggu, tentukan persen kecambahnya dan ukur
panjang kecambahnya.
6. Dengan menggunakan rancangan percobaan acak lengkap gunakan sidik ragam untuk mengetahui