EKOLOGI TANAMAN
Dosen Pengampu : Ir.Rini Susana,M.Sc
Disusun Oleh :
RIYADI SETIAWAN(C1012201044)
RADEN CANDERA(C1012201036)
ALEXIS DEO(C1012201024)
KATARINA JUWITA(C1012201023)
ANNISA ILMIA PARAMITHA SIREGAR(C1012211052)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena yang telah
memberikan rahmat serta berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan hasil
praktikum yang berlokasi di Kalimas dan di kampus ini dengan tepat waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini yaitu untuk memenuhi tugas dari
matakuliah Ekologi Tanaman. pembuatan laporan ini juga bertujuan untuk menambahkan
pengetahuan serta wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu serta
membagi pengetahuannya sehinga membantu penulis untuk dapat menyelesaikan Laporan ini.
Penulis menyadari , laporan yang penulis buat ini masih jauh dari kata sempurna . Oleh
karena itu , kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan
penulisan laporan ini dan kedepannya nanti .
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................................20
3
DAFTAR GAMBAR
4
ACARA 1
KOMPETISI TANAMAN
Pendahuluan
Kompetisi merupakan interaksi antara dua organisme yang berusaha untk hal yang sama.
Interaksi kompetisi biasanya interspesifik berpengaruh terhadap pertumbuhan dan proses
bertahan hidup oleh dua atau lebih spesies populasi. Intraksi kompetisi biasanya melibatkan
ruang lingkup, makanan, nutrisi, cahaya matahari, dan tipe-tipe lain interaksi. Kompetisi
interspesifik dapat menghasilkan penyesuaian keseimbangan oleh dua spesies atau dari suatu
populasi menggantikan yang lain (Odum, 1983).
Kompetisi terjadi apabila tanaman mencapai tingkat pertumbuhan tertentu dan akan semakin
keras dengan pertambahan ukuran tanaman dengan umur. Kemampuan suatu tanaman
dipengaruhi oleh kemampuan suatu organyang melakukan kompetisi. Akar yang memiliki luas
permukaan lebar, daun yang banyak, lebar dan tersebar di seluruh tubuh tanaman akan
meningkatkan kompetisi, akibatnya kompetisi tanaman pun terjadi (Fuller and Caronthus,
1964).
Organisme yang saling bergantungan pada persediaan makanan yang sama atau materi lain
yang sangat penting merupakan saingan bagi organisme yang lainnya. Tanaman bersaing
terutama untuk mendapatkan air dan sinar matahari (Whaley, 1964).
Kemungkinan untuk kekurangan air atau kekeringan dipersepsi memiliki bebat pengaruh
terpenting terhadap keberhasilan sistem pertanaman polikultur. Berdasarkan urutan
kepentingannya, bobot pengaruh tersebut diikuti oleh curah hujan pertahun, efek naungan dari
tanaman lain yang dapat mengurangi radiasi sinar matahari, total kebutuhan air, curah hujan
pertahun dan efek lingkungan (Naylor, 2009).
Ada tiga type tanaman, yaitu pertama hasil yang terjadi pada tanaman tumpangsari lebih rendah
dari yang diharapkan. Hal ini terjadi karena tanaman yang satu dengan yang lain saling
menghambat. Yang kedua, hasil yang didapat lebih berhasil dari yang diharapkan. Yang ketiga,
hasil yang didapat lebih rendah dari tanaman yang diharapkan menghasilkan produk yang tinggi
dan begitu sebaliknya (Clapham, 1973).
Kompetisi tanaman juga terjadi di akar. Hal tersebut terjadi karena tanaman satu dengan yang
lainnya sering memperebutkan tempat untuk tumbuh. Keadaan untuk berbagi tempat tumbuh
kepada tanaman lainnya mendorong tanaman untuk secara maksimal mungkin
memperebutkannya. Jika salah satu tanaman kalah dalam kompetisi maka akan terjadi
penurunan pertumbuhan akar sehingga akar sulit tumbuh dan akan menghasilkan akar tanaman
yang lebih kecil dibandingkan yang lainnya (Gersani et.al., 2001).
Kompetisi dapat didefinisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling
memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang
menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau
lebih. Sumber daya alam tersebut contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh.
Persaingan dapat terjadi antara sesama jenis atau antar spesies yang sama, dan dapat pula terjadi
diantara jenis-jenis berbeda. Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan
5
menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar sesama
jenis yang berbeda (Anonim, 2012).
Kompetisi antara tanaman tersebut terjadi karena faktor tumbuh yang terbatas. Faktor yang
dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya dan ruang tumbuh. Besarnya daya
kompetisi tumbuhan kompetitor tergantung pada beberapa faktor antara lain jumlah individu
dan berat tanaman kompetitor, siklus hidup tanaman kompetitor, periode tanaman, dan jenis
tanaman. Oleh karena itu dalam praktikum ini kita akan mengetahui faktor penentu apa saja
yang berpengaruh terhadap tanaman jagung dan kacang hijau yang di amati serta interaksi yang
terjadi diantara keduanya.
2. Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh kompetisi intra dan inter spesies terhadap tanaman
jagung dan kedelai ?
3. Tuiuan Praktikum Tujuan praktikum adalah untuk mengamati pengaruh kompetisi intra dan
inter spesies terhadap tanaman jagung dan kedelai.
B. METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium ekofisiologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Tanjungpura, Pontianak. Tempat praktikum yang digunakan sebagai tempat pengamatan
pertumbuhan tanaman dilakukan di halaman belakang sekitar laboratorium ekofisiologi.
1.Instrumen Praktikum
D. Cara Kerja:
1. Siapkan tanah Podsolik Merah Kuning (PMK) yang akan digunakan dalam praktikum,
dikeringanginkan selama 2-3 hari. Selanjutnya tanah tersebut dihaluskan dan
dimasukkan pada setiap polybag sebanyak 8 kg.
2. Tambahkan pupuk kandang sapi 500 g dan kapur dolomit 25 g didalam polibag,
kemudian dicampur merata bersama tanah. Jumlah yang diperlukan sebanyak 6 polybag dan
diinkubasi selama 1 minggu.
3. Siapkan benih jagung manis dan kacang kedelai, pilih benih yang baik.
4. Setelah inkubasi tanah 1 minggu, lakukan penanaman benih. Penanaman dilakukan
dengan membuat lubang tanam pada media sesuai pola tanam yang tertera pada Gambar
1. Setiap polybag yang telah ditanami biji ditandai dengan menggunakan kertas label
Sebelum biji-biji yang telah disiapkan ditanam sebaiknya dilakukan pemilihan terlebih dahulu.
Dipilih biji yang paling bagus dan baik untuk di tanam.
5. Pada polybag A1 ditanami 2 benih jagung, pada polybag A2 ditanami 4 benih jagung, dan
pada polybag A3 ditanami 6 benih jagung.
6
6. Pada polybag B1ditanami 1 benih jagung dan 1 benih kacang kedelai, pada polybag B2
ditanami 2 benih jagung dan 2 benih kacang kedelai, dan pada polybag B3 ditanami 3
benih jagung dan 3 benih kacang kedelai
7. Pemberian pupuk urea, SP-36 dan KCl berturut-turut sebanyak 4 g, 3 g dan 2 g per
polybag. Pupuk diberikan pada saat tanam yang ditugal pada bagian tengah polybag.
7. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi pengendalian gulma, penyiraman dilakukan secara teratur
dengan volume air yang sama pada setiap perlakuan dan dilakukan pengendalian Hama dan
Penyakit Tanaman (HPT) jika diperlukan.
E. Parameter Pengamatan
1. Tinggi tanaman dan jumlah daun diukur setiap minggu mulai umur 2 Minggu Setelah
Tanam ( MST) sampai 5 MST
2. Diameter batang tanaman jagung diukur pada 5 MST.
3. Luas daun tanaman jagung diukur pada 5 MST.Luas daun diukur menggunakan leaf area
meter
Tabel 1. Pengamatan Tinggi tanaman jagung
MASA TANAM
Kode Perlakuan Tanama 1 MST 2 MST 3 MST Rata rata
A1. Jagung (2 tan.) 1 7,5 12 18,5 12,6
2 8 12 18,0 12,6
7
A2. Jagung (4 tan.) 1 4 10,5 19,0 11
2 5,1 7,4 17,4 9,96
3 2,5 11,0 17,2 10,23
4 2 9,9 14,2 8,7
6 6 11,8 18,2 12
11,7
10,0 17,1
8
A2. Jagung (4 tan.) 1 3 4 4 3,33
2 3 2 3 2,66
3 4 4 4 4
4
2 3 4 3
A3. Jagung (6 tan.) 1 3 3 3 3
2 3,6
3 3 3 4
3 3 3 3
4 3,6
3 3 4
5
2 3 4 3
6 3 4 4 3,6
Va
Tana- Dia ria
Luas Daun Berat Rata rata
Kode Perlakuan mete kering
man 2
r (cm )
tanaman
(g)
9
A1. Jagung (2 tan.) 1 (bawah) 0,74 0.61
(tengah) 0,66
(atas) 0,44
2(bawah) 0,91
(tengah) 0,63 0,67
(atas) 0,47
10
B2. Jagung + kacang hijau (2 +2 1. (bawah) 0,72 0,43
tan.) (tengah) 0.35
(atas) 0,24
2. (bawah) 0,58 0,38
(tengah) 0,40
(atas) 0,17
2. Pembahasan
A. JUMLAH RATA RATA TINGGI TANAMAN
Perlakuan Rata rata
A1 12,6
A2 9,97
A3 11,13
B1 8,3
B2 9,41
B3 11,47
JUMLAH RATA RATA JUMLAH DAUN
Perlakuan Rata rata
A1 3,3
A2 3,33
A3 3,24
B1 3,33
B2 3,33
B3 3,33
JUMLAH RATA RATA DIAMETER BATANG
Perlakuan Rata rata
A1 0,64
A2 0,33
A3 0,33
B1 0,46
B2 0,40
B3 0,46
11
B. Bandingkan pertumbuhan tanaman pada masing-masing perlakuan. Apakah terjadi
kompetisi atau tidak, dan jika terjadi kompetisi jelaskan mengapa terjadi ?
Pada bagian A1,A2,A3 B1,B2,B3 Perbedaan tampak terjadi diantara Tinggi tumbuhan ,jumlah
daun dan diameter batang dimana perlakuan A1 mendominasi dan selanjutnya di tempati
perlakuan A2 dan terakhir A3, untuk perlakuan B1 B2 B3 masing masing mempunyai
kekurangan dan kelebihan karena di bagian perlakuan B1 B2 B3 keunggulan di batang yaitu
tanaman kedelau mempunyai batang yang lebih besar dari jagung ,karena semua berarti sesuai
teori yaitu semakin bnayak tanaman semakin lambat untuk tumbuh .
C. Bandingkan antara A1, A2 dan A3. Bandingkan antara B1, B2 dan B3. Bandingkan rata2
pertumbuhan antara A dan B
Pada bagian A1,A2,A3 B1,B2,B3 Perbedaan tampak terjadi diantara Tinggi tumbuhan ,jumlah
daun dan diameter batang dimana perlakuan A adalah perlakuan yang mendominasi dari semua
aspek karena di perlakuan B tanaman kedelai di minggu ke 3 banyak mati karena ada serangan
hama.
Kesimpullan yang dapat saya berikan terkait data dari hasil pratikum yang saya dapatkan adalah
jika tanaman di tanam di satu tempat dengan banyak akan menjadi kompetisi terhadap setiap
tanaman
Saran saya adalah dari semua acara pratikum yang telah kami lakukan selama ini sudah sangat
baik dan ada hal yang harus di perhatikan terhadap alat yang rusak saat ingin digunakan pratiku
harap di benahi.
A. Pendahuluan
Luas daun adalah salah satu variabel untuk mengukur pertumbuhan tanaman. Luas daun
tanaman dapat diukur secara akurat dengan leaf area meter. Leaf area meter mempunyai
beberapa tipe. Ada tipe yang stasioner (tidak portable), hanya digunakan untuk mengukur luas
daun yang sudah dipotong dari tanamannya. Tipe yang portable bisa digunakan untuk
mengukur luas daun di lapangan yang masih berada pada tanaman (non destruktif), dengan
demikian kita bisa melakukan pengukuran berulang-ulang terhadap daun tersebut untuk
mengikuti perkembangan luas daunnya.
12
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah mengetahui cara pengukuran luas daun tanaman
menggunakan leaf area meter
D. Cara Kerja
1. Siapkan 6 helai daun bebas yang didapatkan untuk diukur dengan Leaf Area Meter
2. Lakukan langkah kerja pengukuran sesuai cara kerja alat
3. Catat hasil pengukuran luas daun dengan 2 tipe Alat leaf area meter.
4. Lakukan juga pengukuran luas daun yang masih berada pada tanaman menggunakan
portable leaf area meter.
13
Cara menggunakan Portable Leaf Area meter untuk Panjang Daun
E. Tugas
Catat hasil pengukuran luas daun, buat laporan yang dilengkapi dengan gambar- gambar
tahap pengukuran yang saudara lakukan dengan 2 tipe leaf area meter.
2 BAWAH
1 6,04 75
2 4,59 57
3 4,88 44
3 TENGAH
1 8,42 17
2 4,21 57
3 4,88 70
ACARA 3
A. Pendahuluan
Menentukan faktor koreksi untuk menaksir luas daun sangat bermanfaat apabila pengamatan
harus dilakukan secara acak tanpa merusak tanaman (non destruktif). Cara penaksiran luas daun
dengan memasukkan faktor koreksi sangat sesuai untuk daun-daun yang datar (tidak berlubang
14
dalamnya) dan bentuknya cenderung lurus seperti jagung, padi, sorgum dan bawang putih.
Kelebihan cara ini mudah pelaksanaannya, tetapi jumlah daunnya banyak maka perlu waktu
dan tenaga banyak.
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah mengetahui cara menentukan faktor koreksi untuk mengukur luas
daun
D. Cara Kerja
- Ambil secara acak daun tanaman dari spesies tertentu (yang akan diteliti) minimum
100 helai. Dalam praktikum ini cukup 10 helai saja, gunakan daun belimbing.
- Gambarlah bentuk daun yang berbeda pada kertas putih (ukuran kuarto/folio yang
sudah diketahui luas (A) dan beratnya (B). ukur panjang (p) dan lebar (l) maksimum dari setiap
daun.
- Gunting gambar daun tersebut dan timbang (C).
E. Tugas
A.luas
N DAUN LUAS
O DAUN
1 ATAS 57
2 BAWAH 50
3 TENGAH 40
B.Berat
N DAUN BERAT
O DAUN
1 ATAS 0,28
2 BAWAH 0,20
3 TENGAH 0,23
15
P.Panjang
N DAUN PANJANG
O
1 ATAS 8,1
2 BAWAH 6,38
3 TENGAH 4,9
L.Lebar
N DAUN LEBAR
O
1 ATAS 4,6
2 BAWAH 2,2
3 TENGAH 2,8
N DAUN PANJANG
O
1 ATAS 8,1
2 BAWAH 2,9
3 TENGAH 4,9
N DAUN LEBAR
O
1 ATAS 4,6
2 BAWAH 2,6
3 TENGAH 2,7
N Daun Berat
O
1
DAUN ATAS 0,28gr
2
DAUN BAWAH 0,20gr
3 E. Tugas
DAUN TENGAH 0,23gr
KOREKS (K)
4 KERTAS KOTAK 0,58
16
DAUN ATAS
L=8,1X4,6
=37,26
REPLIKA
L=8,1X4,6
=37,26
FK = 37,26 : 37,26
=1
LD = L X FK
=37,26 X 1
=37,26
DAUN TENGAH
L=PXL
=4,9 x 2,8
=13,77
DAUN REPLIKA
L=PxL
=4,9x2,7
=13,23
=1,03
LD= LxFK
=13,77 x 1,03
=14,31
DAUN BAWAH
17
L=2,9 X 2,2
=6,38
DAUN REPLIKA
L=29 X 2,26
=7,54
FK = 6,38 : 7,54
=0,84
LD = L X FK
= 6,38 X 0,84
= 5,35
1+ 14 , 13+ 5 ,35 7 , 38
= =6 , 8 2
3 3
GABAR DOKUMENTASI
ACARA 1
N GAMBAR KETERANGAN
O
1 GAMBAR INI MENUNJUKKAN KEGIATAN
MEMASUKKAN TANAH PMK KEDALAM
POLYBAG
18
2 GAMBAR INI MENUNJUKKAN KEGIATAN
MEMASUKKAN TANAH PMK KE POLYBAG
ACARA II
N GAMBAR KETERANGAN
O
1 GAMBAR INI MENUNJUKKAN
PERHITUNGAN DAUN MENGGUNAKAN
LEAF AREA METER DAUN ATAS
19
2 GAMBAR INI MENUNJUKKAN
PERHITUNGAN DAUN MENGGUNAKAN
LEAF AREA METER DAUN TENGAH
ACARA III
N GAMBAR KETERANGAN
O
1 GAMBAR INI MENUNJUKKAN
MENGHITUNG LUAS DAUN
DAFTAR PUSTAKA
20
Alaerts, G. 1984. Metoda Penelitian Air. Surabaya : Usaha
Nasional.Anonim,2012.Kompetisi.<http://dianfitriyanti.blogspot.com/2012/12/kompetisi-
Clapham, J.R.W.B. 1973. Natural Ecosystem. Mac Millan Publishing Inc. New York.
Naylor, R.E.L. 2009. Enviromental impact of agriculture and foresty. Journal of agriculture sains.1 :15.
Odum, E.P. 1983. Basic Ecology. CBS College Publishing. New York.
Peraturan Pemerintah Nomor. 82 tentang pengelolaan kualita air dan pengendalian pencemaran
Soemarwoto, Otto. 1991. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
Whaley, W.G. 1964. Principles of Biology. Hoppes and Row Publisher. New York.
21