ORGANIK
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan (Organik)
Disusun oleh:
Kelompok 5
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sitem Pertanian
Berkelanjutan (Organik) yang berjudul “Usulan Project Budidaya Tanaman Tomat dan Cabai
secara Organik” dan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
Penulis berharap makalah ini dapat diterima oleh Bapak/Ibu Dosen dengan baik sebagai
cakupan dalam pemenuhan nilai mata kuliah Sitem Pertanian Berkelanjutan (Organik).
Penulis menyadari bahwa pada makalah ini masih banyak ditemukan kekurangan serta
jauh dari kesempurna. Dengan demikian, Penulis benar-benar mengharapkan adanya kritik dan
saran untuk perbaikan makalah yang hendak saya tulis di masa yang selanjutnya, menyadari
tidak ada suatu hal yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Penulis berharap makalah yang sederhana ini bisa dimengerti oleh setiap pihak terutama
untuk para pembaca. Selain itu Penulis juga ingin mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada
perkataan yang tidak berkenan di hati.
Penulis
DAFTAR ISI
2.1.2 Angin......................................................................................................................... 4
2.2 Mekanisme Terjadinya Erosi yang Disebabkan oleh Faktor Iklim .................................. 5
tanaman tersebut secara organik, potensi kendala (jenis OPT utama lengkapi dengn gambar)
Cara Membuat:
1. Langkah pertama adalah kita campurkan semua bahan (kotoran sapi, serbuk kayu, abu
sekam, dan kapur) menjadi satu di wadah atau tempat yang mendukung. Setelah bahan
tercampur kita dapat menutup campuran pupuk kompos tersebut dengan plastic atau
terpal dan diamkan selama satu hari.
2. Setelah satu hari, aduk-aduk dan balik pupuk kompos agar sirkulasi udaranya baik sambil
beri atau siram sedikit demi sedikit EM4 yang sudah dicampur dengan air. Aduk kembali
dan setelah semua bahan tercampur dengan rata tutup kembali bahan pupuk kompos dan
diamkan selama satu minggu
3. Setelah satu minggu kita aduk kembali semua bahan agar proses pembusukkan pada
pupuk kompos merata dan suplai oksigen tercukupi oleh mikroorganisme yang bekerja.
Setelah itu pengadukkan dilakukan setiap 3 hari sekali (atau 1 minggu sekali juga bisa).
Proses ini membutuhkan kurang lebih 3 – 4 minggu sampai pupuk kompos benar-benar
dapat digunakan
4. Salah satu tanda saat mikroorganisme atau mikroba tengah bekerja melakukan
pembusukkan kompos adalah suhu yang meningkat. Ketika akan mengaduk dan dala
terpal terasa hangat berarti proses pembusukkan tengah berjalan
5. Setelah minggu ke 3 atau 4 dapat dicek kembali. Jika bahan pupuk kompos berwarna
coklat kehitaman, tidak berbau menyengat, dan suhu tidak terlalu hangat maka pupuk
kompos dari kotoran sapi siap digunakan
6. Jika dirasa bahan pupuk kompos terlalu besar, pupuk dapat dipotong-potong baik secara
manual atau menggunakan alat dan siap dikemas
Pengaplikasiannya:
Ember plastik,
plastik hitam,
tali rafia
Kompos pupuk kandang,
air
Cara pembuatan:
1. Masukkan kompos dan air ke dalam ember plastik dengan perbandingan 1:4 (v/v)
2. Tutup ember dengan plastik hitam dan ikat rapat dengan rafia
Pengaplikasiannya:
Semprotkan pupuk organik cair yang mempunyai kandungan kalium tinggi pada saat
tanaman akan berbunga dan berbuah (fase generatif). Penyemprotan bisa dilakukan setiap
minggu. Harus diperhatikan, pupuk organik cair harus diencerkan terlebih dahulu, 1 liter pupuk
cair dengan 100 liter air. Penting untuk dicatat, konsentrasi pupuk organik cair tidak boleh
melebihi 2%.
Bonggol pisang,
buahmaja/berenuk
air cucian beras yang pertama/air kelapa
gula(merah atau putih)
Botol
Toples
Selang
Plastik hitam
Cara membuatnya:
Cairan yang diperoleh disaring dan diencerkan dengan air dengan konsentrasi 5-10%.
Suspensi disiramkan pada tanaman sebanyak 50-100 ml atau sekitar 1/ 4 –1/3 dari gelas
minuman plastik (bervolume250 ml). Aplikasi dapat dilakukan pada saat 2, 4, dan 6 minggu
setelah tanam
4. Pupuk Hayati
Ember plastik
Gula
BION UP/EM4,
air
Cara membuat:
1. Di dalam ember plastik, larutkan 2-3% gula atau molase (w/v atau v/v) dalam air.
Pengaplikasiannya:
Dosis dan takaran larutan EM4 untuk tanaman cabai adalah 15 ml/liter air per tanaman di atas
umur 25 hst/sudah pindah ke bedengan. Siramkan pada tanaman cabai setiap 1 minggu sekali.
Hasil akan kelihatan setelah 2 minggu.
2.5 Cara Budidaya
2.5.1 Sistem Tanam/Cropping System
Syarat tumbuh tanaman Tomat dan Cabai memiliki banyak kesamaan, sehingga
cocok ditanam bersamaan dengan sistem tanam tumpang sari. Tanaman cabai yang
ditumpangsarikan dengan tanaman tomat dapat melindungi buahnya dari sinar matahari
langsung agar tidak rusak.
Penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari dengan jarak tanam yang
digunakan adalah 50 x 60 cm (Gambar 1). Pengaturan jarak tanam mengurangi resiko
pecah buah.
2.5.2 Pemulsaan
Mulsa diaplikasikan saat pengolahan tanah. Mulsa yang digunkan adalah mulsa
plastik hitam perak. Ukuran mulsa disesuaikan dengan luas bedengan dan pembolongan
untuk lubang tanam mulsa disesuaikan dengan jarak tanam. Mulsa berguna untuk
mengkontrol kelembaban tanah, mencegah tumbuhnya gulma dan mengurangi penyebaran
penyakit dari cipratan tanah yang terkena hujan, yang kemungkinan mengandung bibit
penyakit atau patogen.
2.5.3 Pengairan
Tanaman dapat diberi air sebanyak 2 kali sehari dengan cara penyiraman atau
menggunkan drainae. Pengunaan saluran drainase dilakukan di parit antar bedengan.
Usahakan air tidak menggenang disekitar tanaman, karena air yang menggenang menjadi
pemicu berkembangnya hama dan penyakit, terutama serangan layu. Drainase dipastikan
harus benar-benar bagus sehingga air bisa mengalir lancar.
2.5.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman tomat dan cabai dilakukan dengan pemotongan tunas dan
penyiangan gulma dilakukan seminggu sekali. Khusus untuk tomat ada pemotongan pucuk,
yaitu apabila keadaan tanaman sudah berbuah sebanyak 7 atau 8 tandan dengan harapan
agar diperoleh buah tomat dengan ukuran yang lebih besar. Pemasangan patok atau ajir
pada tomat-cabai dilakukan setelah dua minggu penanaman.
2.6 Cara Pengendalian Hama dan Penyakit
2.6.1 Kegiatan Monitoring
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pengendalian dan
penanggulangan hama yang nantinya akan didapatkan teknik pengendalian seperti apa yang bisa
untuk diterapkan ke lahan setelah dilakukannya monitoring. Pada tahapan ini, kegiatan
monitoring bisa dilakukan sekali – 2x seminggu untuk memantau apa saja kerusakan atau gejala
yang timbul saat seminggu penanaman pertama, 2 minggu setelah tanam sampai nanti waktu
akan panen pada tanaman tomat dan cabai.
Selain itu juga dilihat jenis – jenis kerusakan apa yang ada pada kedua tanaman tersebut,
apakah kerusakan yang ada diakibatkan oleh hama atau penyakit. Jika kerusakan ditimbulkan
oleh hama maka perlu dilakukan identifikasi jenis – jenis hama apa saja yang mungkin
menyerang kedua tanaman ini, apakah hama tersebut sudah layak untuk dikendalikan atau
belum.
Jika kerusakan disebabkan oleh penyakit, maka perlu dilakukan identifikasi kembali. Hal
ini akan berpengaruh pada tindakan pengendalian yang nantinya dapat dilakukan jika sudah tau
penyebab kerusakan yang timbul ditanaman disebabkan oleh apa.
2.6.2 Teknik Pengendalian
Pengendalian Mekanis
- Pengendalian terhadap serangan ulat tanah dan ulat buah yang menyerang tanaman
tomat dan cabai, bisa dengan memunguti larvanya pada sore hari menggunakan jari –
jari tangan yang dibungkus plastik / terbuat dari kain yang cukup tebal. Larva dapat
diketahui secara pasti ada pada permukaan tanah atau di bawah semak – semak
tanaman di sekitarnya.
- Pengendalian hama kutu daun dan tungau dimana kedua hama ini serius menyerang
tanaman tobat dan cabai. Pengendaliannya dapat dilakukan secara teknis dengan cara
memetik daun yang terinfeksi hama dan dipetik kemudian
- Pengendalian lalat putih atau yang biasa disebut kutu kepul yang juga sering
menyerang tanaman cabai dan tomat dapat dilakukan dengan penggunaan mulsa
jerami maupun mulsa kuning yang diberikan setiap kali tanam pada area bedengan
atau guludan lahan tanam. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan membersihkan
lahan tanam dari rumput liar (gulma).
- Selain itu juga dapat dilakukan pengendalian dengan menjaga kebersihan lahan dan
memperhatikan tingkat kelembaban
Pengendalian Menggunakan Pestisida Nabati
1. Pestisida Nabati Daun Sirsak
Alat dan Bahan :
- Blender, pisau, dirigen
- Daun sirsak, air, deterjen colek
Metode :
- Media yang digunakan adalah campuran dedak dan serbuk gergaji dicampur dengan
perbandingan 1:2 (v/v), kemudian ditambahkan air sampai apabila digenggam
gumpalan tidak pecah, namun air tidak sampai menetes dari campuran tersebut
(kelembaban 70%). Campuran tersebut sebanyak 50-100 g dimasukkan ke dalam
plastik tahan panas.
- Plastik-plastik tahan panas yang telah berisi media disterilisasi dengan autoclave pada
suhu 121 oC (1 atm) selama 20 menit. Sterilisasi dapat juga dilakukan dengan cara
mengukus biakan selama 1 jam lalu didinginkan setlah itu dikukus lagi selama 60
menit.
- Setelah media dingin, potonglah biakan jamur Trichoderma sp. dengan bor gabus
kemudian sebanyak 3-5 potong biakan dimasukkan ke dalam plastik yang berisi 100 g
medium campuran dedak serbuk gergaji. Kegiatan ini dilakukan secara aseptik.
- Media yang telah diinokulasi jamur antagonis diinkubasikan selama seminggu
- 1 kg belerang
- 2 kg kapur tohor
- 10 liter air
Untuk mengendalikan hama thrips / kutu daun pesnab dari daun sirsak ini pertama – tama
diencerkan terlebih dahulu yaitu dengan mengencerkan larutan pesnab sebanyak 1 liter ke dalam
10 liter air setelah itu larutan siap untuk digunakan. Pengaplikasiannya bisa langsung
disemprotkan ke tanaman cabai atau tomat pada waktu mulai dari sebelum tanaman
menimbulkan gejala terserang hama
- Ditaburkan secara merata pada bedengan sebagai pupuk dasar, kemudian ditutup dengan tanah
atau diaduk merata dengan tanah.
- Ditaburkan secukupnya pada lubang tanam dan ditutup dengan tanah
c. Bubur California
- Untuk pencegahan terhadap hama dan penyakit dapat dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun
yaitu pada awal dan akhir musim hujan.
- Penyemprotan dilakukan dengan mencampur larutan yang jernih dan air bersih dengan dosis ±
70-100 ml/L. Sedangkan penyaputan yang biasa dilakukan pada batang menggunakan endapan
yang ada dan dicampur dengan perekat. Perlu diketahui bahwa bubur california setelah
proses pembuatannya selesai kemudian dibiarkan sampai dingin akan terjadi pengendapan.
Larutan yang mengendap digunakan untuk penyaputan dan larutan yang diatas yang jernih
digunakan untuk sebagai bahan penyemprotan
d. Bubur Bordeaux
- Dosis penyemprotan adalah 50 sampai 70 ml per tangki (14 liter), atau satu gelas aqua untuk
tiga tangki penyemprot.