MAKALAH
KULTUR ANTHER PADA TANAMAN KEDELAI
Oleh:
KELOMPOK 2 / 5F
Rubiyati (11980222520)
Septia Indriani (11980222524)
Soni Kurnia Hsb (11980212529)
Try Danta Saputra (11980215263)
Via Yuliana (11980222542)
Wahyu Andika P (11980212544)
Wandi (11980212549)
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
I. PENDAHULUAN
1
androgenesis langsung. Manfaat tanaman haploid dalam pemuliaan tanaman
adalah apabila kromosomnya digandakan dengan menggunakan kolkhisin atau
melalui fusi protoplas dua tetua haploid yang sama akan diperoleh tanaman 100 %
homozigot . Dengan cara tersebut akan menghemat waktu dibanding denga cara
seksual melalui penyerbukan sendiri yang memerlukan 5 – 6 generasi, dan dapat
mengatasi hambatan adanya incompatibilitas sendiri. Frekuensi terjadinya
haploid yang spontan di alam masih rendah yaitu 0,001 –0,01 %. Frekuensi
haploid yang spontan biasanya terjadi melalui proses partenokarpi dari sel telur
yang tidak dibuahi atau apomiksis, sedang produksi tanaman haploid dengan in
vitro bisa lebih tinggi (Hu Chung, 1978).
1.2 Tujuan
Tujuannya adalah untuk mengetahui kultur anther pada tanaman kedelai.
2
II. PEMBAHASAN
3
medium dengan 20 M 2,4-D + 20 M kinetin (PB) untuk induksi pembentukan
kalus em-briogenik.
2.3. Eksplan
Bahan tanaman yang digunakan sebagai eks-plan adalah antera yang
diperoleh dari tunas bunga muda. Setelah disterilkan dengan alkohol 70% se-lama
lebih-kurang 10 detik, kelopak dan mahkota bunga dibuang dengan hati-hati, lalu
antera dipi-sahkan dari filamen untuk selanjutnya dikulturkan pada media yang
telah disiapkan.
2.4. Kultur Anther.
Kultur anther adalah salah satu tehnik perbanyakan tanaman dengan
menggunakan organ reproduktif anther ( Gunawan, L , 1988), Landasan dari
kultur anther adalah teori sel yang mengatakan bahwa setiap sel merupakan unti
bebas yang mampu membentuk organisme baru atau sel-sel tanaman mempunyai
sifat totipotensi sel yang potensiil. Melalui kultur anther akan diperoleh tanaman
haploid yaitu melalui pembentukan kalus atau androgenesisi langsung.
Dalam bidang pemulian tanaman, program haploidisasi dikembangkan
untuk memperoleh keturunan yang homozigot. Menurut Crowder (1983) bahwa
haploidisasi melalui kultur anther banyak memberikan sumbangan dalam progam
pemuliaan tanaman yakni :
a. Menghemat waktu untuk memperoleh keturunan homozigot
dibandingkan dengan cara biasa (silang balik).
b. Kondisi yang homozigot untuk semua lokus pada tanaman diploid
tersebut mengurangi kesulitan didalam mengidentifikasi dan
memenipulasi sifat-sifat genetik yang diinginkan.
Haploid pada tanaman tinggi dapat terjadi secara alami melalui proses
abnormal, namun frekuensinya rendah yaitu 0,001 – 0,01 %. Frekuensi haploid
dapat ditingkatkan dengan tehnik kultur anther. Tehnik kultur anther relatif
sederhana dan efisien. Hal yang penting dan kritis dalam metode ini adalah
penentuan tingkat perkembangan yang paling tepat untuk dijadikan eksplan
sehingga androgenesis dapat terjadi.
Pada tanaman padi, frekuensi pembentukan kalus yang tertinggi diperoleh
pada kultur anther dengan polen yang nukleusnya terletak di pinggir sel.
4
Pembentukan kalus dari polen sebelum dan sesudah tingkat perkembangan tengah
fase uninukleat ini sangat menurun.
Persentasi terbentuknya kalus pada berbagai tingkat menurut Gunawan
(1988):
a. 5,6 % kultur membentuk kalus pada awal fase uninukleat sesudah tetrad
terbentuk
b. 35,7 % kultur membentuk kalus pada awal fase uninukleat.
c. 10,9 % pada saat akhir fase ununukleat
d. 6,7 % pada saat mitosis pertama dari polen
e. 0 % pada saat polen mencapai fase binukleat
2.5. Cara Kerja Alat dan Hasil Isolasi
Penggunaan alat ini sangat sederhana, yak-ni alat yang dipegang di sebelah
kiri berfungsi menahan tunas bunga agar mantap pada posi-sinya (tidak bergerak),
sedangkan alat dipe-gang di sebelah kanan berfungsi untuk mene-kan bagian
pangkal tunas bunga yang berde-katan dengan pedicel (Gambar 2). Bagi me-reka
yang kidal (left handed), maka mekanis-me penggunaan alat adalah sebaliknya.
Pen-ting untuk benar-benar menekan bagian yang tepat (yakni bagian pangkal
tunas bunga), ka-rena penekanan yang salah posisi akan me-nyebabkan antera
hancur; misalnya tekanan yang diberikan pada bagian tengah tunas bu-nga justru
akan menghancurkan antera, karena antera tepat berada di bagian ini. Begitu bagi-
an pangkal tunas bunga ditekan, maka gaya tekanan yang diberikan akan
memaksa lepas-nya antera dari filamen, sehingga antera akan terdorong ke luar
dalam keadaan utuh melalui bagian atas tunas (melalui permukaan kuncup tunas).
Dengan demikian, antera kedelai yang utuh dapat diperoleh secara sederhana dan
mudah tanpa harus membuka satu-per satu kelopak dan mahkota bunga. Isolasi
antera kedelai dengan cara membuka kelopak dan mahkota bunga satu per satu
dapat menyebab-kan rusaknya antera akibat tanpa disengaja terjepit atau tertusuk
oleh alat isolasi, dikare-nakan sulitnya penanganan terhadap tunas bu-nga dan
antera dengan ukuran yang demikian kecilnya.
5
Gambar 1. Alat isolasi dan inokulasi antera kedelai. Atas, alat isolasi yang
digunakan di sebelah kanan; tengah, alat isolasi yang digunakan di sebelah kiri;
bawah, alat inoku-lasi.
Gambar 2. Bagian tunas bunga yang ditekan (tanda panah) harus benar-
benar diperhatikan agar tidak mengenai antera yang berada di dalam tunas bunga
yang dapat menyebabkan hancurnya antera.
6
Gambar 3. Perbedaan antara antera kedelai yang diisolasi dengan alat
isolasi hasil rancangan (A) dan antera yang diperoleh dengan menggu-nakan
jarum dan pinset (B).
7
Kecepatan pembentukan kalus pada perlakuan putrescine tidak
memperlihatkan adanya pola pe-ngaruh yang spesifik, baik pada medium yang di-
lengkapi dengan 20 M 2,4-D + 10 M kinetin maupun pada medium dengan 20 M
2,4-D + 20 M kinetin (Tabel 2). Hasil perhitungan sidik ra-gam menunjukkan
tidak adanya pengaruh yang nyata dari berbagai tingkat konsentrasi putrescine,
- P = 1,19) maupun
- P = 1,19). Dari da-ta yang
dikumpulkan terungkap bahwa rentang waktu yang dibutuhkan untuk inisiasi
proliferasi kalus pada perlakuan putrescine berkisar antara 4 hingga 20 hari
setelah inisiasi kultur.
8
kedelai menjadi semakin cepat, sehingga pe-luang untuk terjadinya kontaminasi
akibat teknis pelaksanaan yang kurang baik dapat dihindarkan.
Bila dikaitkan dengan penelitian-penelitian se-belumnya, regenerasi kalus
berwarna putih dan kompak pada penelitian ini mengandung implikasi besarnya
peluang untuk mendapatkan tanaman ha-ploid melalui embriogenesis dari massa
kalus yang diduga terdiri atas sel-sel haploid. Dengan mela-kukan modifikasi pada
sejumlah faktor lingkung-an, terutama komposisi medium, diharapkan rege-nerasi
kedelai haploid secara in vitro dapat diwu-judkan. Hal ini sejalan dengan pendapat
yang dike-mukakan oleh Taji et al. (2002), bahwa embrioge-nesis somatik
memiliki arti penting di dalam tek-nik kultur jaringan untuk memproduksi
tanaman seragam dalam jumlah besar. Akan tetapi proses ini dibatasi oleh banyak
hal karena embrio somatik hanya akan berkembang dari dalam massa kalus yang
embriogenik, dan waktu yang dibutuhkan un-tuk mendapatkan kalus dengan sifat-
sifat embrio-genik ada kalanya sangat lama. Di samping itu, faktor-faktor seperti
hormon tanaman, hara dan kondisi lingkungan harus dioptimasi terlebih dahu-lu
agar embriogenesis dapat berlangsung.
9
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan terhadap kinerja alat dan hasil isolasi, dapat
disimpulkan bah-wa alat isolasi dan inokulasi ini dapat dikem-bangkan menjadi
alat yang lebih baik. Alat ini juga memiliki potensi pemanfaatan yang lebih baik,
dibuktikan dengan tingkat kerusak-an antera yang jauh lebih rendah dibanding-
kan dengan penggunaan alat konvensional (ja-rum dan skalpel).
Kultur anther merupakan salah tehnik dasar dalam penerapan bioteknologi
untuk pemuliaan tanaman . Dengan metoda kultur anther, hal-hal atau tindakan -
tindakan yang sulit dilakukan dengan metode konvensional dapat dikerjakan.
Keberhasilan kultur anther masih rendah. Beberapa kendalanya adalah :
persyaratan donor tanaman yang kurang memenuhi syarat, komposisi media
tanam yang masih kurang tepat, sterilisasi bahan tanam yang masih kurang tepat,
kurangnya penguasaan tehnik bagi pelaksana dan terbatasnya sarana dan
prasarana.
3.2. Saran
Tingkat keberhasilan yang tinggi akan diperoleh jika setiap kesulitan dan
hambatan yang ada telah berhasil diatasi. Untuk perlu dilakukan percobaan dan
penelitian untuk memperoleh cara-cara atau perlakuan yang tepat untuk tiap
jenias tanaman dalam melakukan kultru jaringan dan kultur anther
10
DAFTAR PUSTAKA
11