Anda di halaman 1dari 9

ISSN 0852-8349

JURNAL PENELITIAN UNIVERSITAS JAMBI


SERI SAINS

Volume 08, Nomor 1, Januari – Juni 2006


Daftar Isi
Pengaruh Beberapa Perlakuan Alkali terhadap Kinetika Degradasi dan
Fermentabilitas Kulit Buah Kopi yang Diukur Menggunakan Teknik
In Vitro Gas
Afzalani 1 - 7
Pengaruh Penambahan Trichoderma viride dalam Silase Bagasse Tebu
terhadap Palatabilitas dan Pertambahan Bobot Badan Sapi Bali
Ahmad Yani dan Hutwan Syarifuddin 9 - 14
Pengaruh Penggunaan Bungkil Kelapa Hasil Fermentasi dengan Efective
Microorganism-4 (EM4) dalam Ransum terhadap Performans Ayam
Pedaging Jantan
Mairizal, Edi Erwan dan Revis Asra 15 - 20
Pengaruh Suplementasi Zinc Asetat dan Zinc Sulfat dalam Pakan
terhadap Kecernaan Bahan Kering, Neutral Detergent Fiber dan Acid
Detergent Fiber pada Ternak Domba Jantan
Sri Novianti, Jul Andayani dan Mairizal 21 - 25
Kajian Karakteristik Lahan Gambut pada Areal Pertanaman Kopi dan
Pengelolaannya di Desa Pematang Lumut, Kabupaten Tanjung
Jabung Barat, Jambi
Itang Ahmad Mahbub dan Henny H. 27 - 36
Uji Efektifitas Beberapa Ekstrak Tumbuhan sebagai Nematisida Nabati
untuk Pengendalian Nematoda Bengkak Akar pada Tanaman Tomat
Yuni Ratna, Husda Marwan dan Islah Hayati 37 - 41
Induksi Regenerasi Kedelai Haploid melalui Kultur Antera: Pengaruh
Pra-Perlakukan Suhu terhadap Embriogenesis Mikrospora
Neliyati 43 - 47
Perancangan Alat Isolasi dan Inokulasi untuk Kultur Antera Kedeai
Zulkarnain 49 - 53
Pedoman Penulisan
JURNAL PENELITIAN UNIVERSITAS JAMBI
ISSN 0852-8349

Terbit dua kali setahun pada bulan Juli dan Januari, berisi tulisan yang diangkat dari hasil-hasil
penelitian dan kajian analisis-kritis di bidang HUMANIORA (ekonomi, sosial, hukum,
psikologi, agama, budaya, sastra, pendidikan) dan REKAYASA (pertanian, peternakan, biologi,
bioteknologi, teknik).

Ketua Redaksi
R.A. Muthallib

Wakil Ketua Redaksi


Ali Muzar

Penyunting Ahli
M. Syurya Hidayat
Endri Musnandar
H. Zulkarnain
Rosmidah
Khairinal

Pelaksana Tata Usaha


Lahmudin
Mardiandi

Alamat Redaksi dan Tata Usaha: Lembaga Penelitian Universitas Jambi, Kampus Pinang
Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361. Telpon/Faksimil (0741) 582965. Email:
lemlit@unja.ac.id
JURNAL PENELITIAN UNIVERSITAS JAMBI diterbitkan oleh Lembaga Penelitian
Universitas Jambi. Rektor: H. Kemas Arsyad Somad, SH., Pembantu Rektor I: Drs. H.
Ardinal, M.Si., Pembantu Rektor II: Dr. Ir. Saad Murdy, MS., Pembantu Rektor III: Drs.
Affan Malik, Pembantu Rektor IV: Dr. Aulia Tasman, SE. M.Sc., Ketua Lembaga
Penelitian: Prof. Dr. Ir. R.A. Muthallib, MS., Sekretaris Lembaga Penelitian: Dr. Ir. Ali
Muzar, MS., Kepala Bagian Tata Usaha: Hj. Nithalia Mihardiyanti, SH, Kepala Sub-bagian
Program: Ir. Syafarwan, Kepala Sub-bagian Umum: Ir. Novianti.
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan pada media lain, baik
cetak maupun elektronik. Naskah tulisan diketik di atas kertas HVS ukuran A4 spasi ganda,
panjang tulisan 10 – 20 halaman dengan format seperti tercantum pada halaman kulit dalam-
belakang (“Pedoman Penulisan”). Naskah yang masuk akan dievaluasi dan disunting untuk
keseragaman format, istilah dan tata cara lainnya tanpa mengubah isi tulisan. Kontribusi
penulisan sebesar Rp100.000,00 untuk setiap artikel yang dimuat, dan dapat dibayar setelah ada
pemberitahuan pemuatan tulisan. Penulis yang artikelnya dimuat akan mendapatkan dua
eksemplar nomor bukti pemuatan. Artikel yang tidak dimuat tidak dikembalikan.
PEDOMAN PENULISAN Hanya kepustakaan yang dikutip di dalam
tubuh tulisan saja yang dirujuk di dalam Daf-
Naskah ditulis dengan program pengolah tar Pustaka, yang disusun berdasarkan sistem
kata berbasis Windows, dalam Bahasa alfabet dengan gaya sebagai berikut:
Indonesia atau Bahasa Inggeris yang meme-
nuhi kaidah tulisan ilmiah. Untuk semua ba- Buku:
gian tulisan digunakan tipe huruf Times New George, E. F. dan P. D. Sherrington. 1984.
Roman berukuran 12 poin, diketik dua spasi Plant Propagation by Tissue Culture. Exe-
(termasuk tabel, Daftar Pustaka dan legenda getics Limited, England.
untuk gambar dan grafik). Naskah diketik pa-
da kertas HVS ukuran A4 dengan pias 2,5 cm. Bagian dari buku:
Naskah dikirim dalam bentuk cetak (hard Sawhney, V. K. 1997. Genic Male Sterility. In
copy) rangkap 3 (tiga) dan dalam media elek- V. K. Sawhney [ed.], Pollen Biotech-
tronik (disket atau CD/CDRW). nology for Crop Production and Improve-
ment, 183-198. Cambridge University
SUSUNAN NASKAH Press, Cambridge.
Naskah hasil penelitian mengikuti susunan
sebagai berikut: halaman judul (terdiri atas ju- Jurnal:
dul lengkap, nama (-nama) penulis, alamat pe- Murashige, T. dan F. Skoog. 1962. A revised
nulis, abstrak, kata kunci), PENDAHULUAN, medium for rapid growth and bioassays
METODA PENELITIAN, HASIL DAN with tobacco tissue cultures. Physiologia
PEMBAHASAN, KESIMPULAN DAN SA- Plantarum 15: 473-497.
RAN, UCAPAN TERIMA KASIH (jika ada),
DAFTAR PUSTAKA. Naskah konseptual Prosiding:
tersusun atas halaman judul, PENDAHULU- Smith, M. and S. Hamill. 1996. The Develop-
AN, isi tulisan, PENUTUP, DAFTAR PUS- ment of Tetraploid Ginger Varieties, 221-
TAKA. 224. Proceedings of Vth International
Judul ditulis lengkap, disertai terjemahan- Association for Plant Tissue Culture
nya dalam Bahasa Inggeris atau Bahasa Indo- (Australian Branch) Conference. R. R.
nesia, dengan panjang tidak lebih dari 20 kata. Williams [ed.] Gatton, December 2-6,
Nama (-nama) penulis ditulis lengkap tanpa 1996.
gelar akademik, gelar agama, ataupun gelar
adat. Alamat penulis ditulis lengkap berikut Internet:
alamat Email (jika ada) untuk mempermudah Marx, D. H. 2004. Mycorrhizae: Benetits and
korespondensi. Abstrak ditulis dalam Bahasa Practical Application in Forest Tree
Indonesia dan Bahasa Inggeris, terdiri atas Nurseries. USDA Forest Service.
150 - 200 kata. Kata kunci ditulis dalam Ba- www.forestpests.org/nursery/index.html
hasa Inggeris berikut terjemahannya dalam (Diakses April 2005).
Bahasa Indonesia, terdiri atas 4 - 6 kata.
GAMBAR, GRAFIK DAN TABEL
PENGUTIPAN DAN PERUJUKAN Gambar yang merupakan bagian dari tulis-
Kutipan ditulis menggunakan sistem nama- an disertakan dalam file terpisah dengan for-
tahun, misalnya: “Keberhasilan regenerasi ta- mat JPEG atau TIFF resolusi 300 dpi. Grafik
naman melalui kultur antera dilaporkan untuk garis menggunakan simbol sederhana, seperti
pertama kali pada tanaman Datura innoxia •, ,  dan . Pada setiap poin data hendak-
(Guha dan Maheshwari, 1964)” atau “Keber- nya dicantumkan error bar. Gambar dan gra-
hasilan regenerasi tanaman melalui kultur an- fik akan dicetak hitam-putih. Penulisan tabel
tera dilaporkan pertama kali oleh Guha dan tidak menggunakan garis vertikal maupun ho-
Maheshwari (1964) pada tanaman Datura rizontal, kecuali kepala dan kaki tabel diberi
innoxia”. garis pemisah horizontal.
Volume 08, Nomor 1, Hal. 49-53 ISSN 0852-8349
Januari - Juni 2006

PERANCANGAN ALAT ISOLASI DAN INOKULASI UNTUK KULTUR


ANTERA KEDELAI

Zulkarnain
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat 36361, Jambi
Telp/Fax: (0741) 583051
Email: doktor_zulkarnain@unja.ac.id

Abstrak
Kultur antera adalah suatu metoda perbanyakan tanaman secara in vitro dengan menggunakan
antera sebagai bahan eksplan. Teknik kultur antera berpeluang besar untuk diaplikasikan pada
program pemuliaan tanaman karena mampu meregenerasikan galur-galur haploid dan doubled-
haploid homozigot dengan sifat-sifat unggul yang sebelumnya resesif pada populasi alamiahnya.
Akan tetapi aplikasi teknik ini pada sejumlah tanaman, khususnya kedelai, dihadapkan pada
kendala teknis akibat kecilnya ukuran tunas bunga dari mana antera diisolasi dan ukuran
anteranya sendiri yang sangat kecil dan sangat lunak. Oleh karenanya telah dikembangkan suatu
alat isolasi dan inokulasi yang dirancang khusus untuk kultur antera kedelai. Alat ini terdiri atas
tiga komponen, yaitu dua alat isolasi antera untuk penggunaan sebelah kanan dan kiri dengan
disain khusus (keduanya berbeda satu sama lain) dan terbuat dari jarum dengan ujung
ditumpulkan, dan sebuah alat inokulasi yang terbuat dari kawat halus (senar gitar No. 1) dengan
sifat aesif dan kelenturan yang sesuai untuk penanganan antera kedelai yang kecil dan lunak. Dari
pengamatan terhadap pemakaian alat ini, diperoleh hasil yang sangat menggembirakan, yaitu
tingkat keberhasilan mendapatkan antera utuh dari setiap tunas bunga mencapai 100%. Oleh
karenanya, alat ini memiliki prospek pengembangan yang baik untuk aplikasi teknik kultur
antera, terutama pada tanaman kedelai.

Kata kunci: androgenesis, Glycine max, kultur jaringan, kultur in vitro, bioteknologi.

PENDAHULUAN Aplikasi kultur antera memberikan kon-


tribusi yang besar bagi perbaikan mutu gene-
Kultur antera adalah metoda perbanyakan tik tanaman melalui pemuliaan in vitro. Rege-
tanaman secara in vitro dengan menggunakan nerasi tanaman dari mikrospora akan mengha-
eksplan berupa antera yang diisolasi dari tunas silkan galur-galur haploid yang homozigot de-
bunga muda. Tujuan melakukan kultur antera ngan menampilkan sifat-sifat resesif yang ber-
utuh adalah untuk menginduksi androgenesis, guna yang sebelumnya tidak terekspresikan di
yaitu perkembangan tanaman lengkap dari dalam populasi heterozigot di alam bebas.
sel-sel mikrospora yang terdapat di dalam an- Banyak genotipe yang toleran terhadap kan-
tera. Prinsip yang mendasari androgenesis dungan hara rendah, resisten terhadap suhu
adalah menghentikan perkembangan mikro- rendah, kekeringan atau logam berat, dapat di-
spora, yang dalam keadaan normal berkem- regenerasikan melalui androgenesis, yang eks-
bang menjadi sel-sel gamet, dan memaksa presinya bersifat spontan (Taji et al., 2002).
perkembangannya menjadi tanaman utuh Teknologi ini telah berhasil diterapkan pada
(Nitsch, 1981). Induksi androgernesis berarti tanaman-tanaman seperti Oryza sativa (Len-
menghambat diferensiasi gametofitik, dan pa- tini et al., 1995; Aryan, 2002) dan Triticum
da waktu yang sama memaksa mikrospora un- aestivum (Touraev et al., 1996). Teknologi ini
tuk memasuki lintasan sporofitik dan berege- juga telah berhasil diterapkan pada tanaman-
nerasi menjadi tanaman utuh (Dunwell, 1986). tanaman dikotil seperti Brassica napus (Lich-

49
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

ter, 1982), Populus sp. (Hyun et al., 1986), tera utuh pada kultur in vitro antera kedelai
Malus domestica (Höfer et al., 1999), dan sulit diperoleh. Oleh karenanya perlu diran-
Anemone sp., Zantedeschia sp. and Delphini- cang suatu alat khusus untuk isolasi dan ino-
um sp. (Custers et al., 2001). Regenerasi ta- kulasi antera kedelai. Alat ini merupakan ha-
naman haploid dari kultur antera maupun kul- sil modifikasi sederhana dari alat tanam yang
tur mikrospora juga dijumpai pada tanaman selama ini digunakan dalam teknik kultur ja-
legum seperti Medicago sativa (Zagorska et ringan tanaman, namun manfaatnya sangat be-
al., 1997), Cajanus cajun (Kaur dan Bhalla, sar untuk aplikasi kultur antera kedelai. Man-
1998), Lupinus spp. (Bayliss et al., 2002) dan faat yang paling nyata ditunjukkan oleh ke-
sejumlah tanaman legum pohon seperti Albi- mampuannya untuk menghasilkan antera utuh
zzia lebbeck (Gharyal et al., 1983) dan Pelto- dalam jumlah yang sangat besar, yakni men-
phorum pterocarpum (Rao dan De, 1987). capai 100% dari total antera yang ada di da-
lam satu tunas bunga kedelai (di dalam satu
tunas bunga kedelai terdapat 10 antera).
MASALAH

Permasalahan yang dihadapi dalam apli- DESAIN ALAT


kasi teknik kultur antera kedelai, khususnya
dari segi teknis pelaksanaannya, adalah sulit- Alat isolasi dan inokulasi sederhana ini di-
nya mengisolasi dan menginokulasi antera da- buat menggunakan bahan dan alat yang seder-
lam keadaan utuh. Hal ini disebabkan kecil- hana (Gambar 1). Alat isolasi dibuat dua bu-
nya ukuran tunas bunga yang digunakan seba- ah, yaitu untuk pemakaian sebelah kanan dan
gai sumber antera. Permasalahan bahkan ma- sebelah kiri. Alat di sebelah kanan berfungsi
kin rumit karena ukuran anteranya sendiri ju- menahan tunas bunga pada dasar cawan petri
ga sangat kecil, yaitu dengan diameter lebih- (sama seperti halnya fungsi pinset), sedangkan
kurang 0,3 – 0,5 mm. Isolasi dan inokulasi akan sebelah kanan berfungsi untuk menekan
antera dilakukan secara aseptik di dalam kotak bagian belakang tunas bunga dan mendorong
pindah (laminar air flow cabinet) dengan ban- antera keluar. Sesuai dengan fungsinya, ke-
tuan mikroskop stereo, dikarenakan sulitnya dua alat ini memiliki perbedaan arah leng-
untuk melihat antera dengan mata telanjang, kungannya. Namun baik alat yang digunakan
masih menghasilkan antera yang rusak dalam di sebelah kiri maupun sebelah kanan, leng-
jumlah yang tinggi. kungannya sama-sama menghadap ke dalam
(menghadap ke arah operator). Selain itu, alat
isolasi ini juga memiliki ujung yang tumpul
MANFAAT sehingga memperkecil kemungkinan rusaknya
jaringan, terutama antera, akibat tertusuk tan-
Pada awalnya digunakan jarum suntik se- pa sengaja. Alat isolasi ini dihubungkan pada
bagai alat isolasi dan inokulasi. Namun kare- sebuah gagang yang terbuat dari alat suntik
na tingginya tingkat kerusakan antera akibat bekas berukuran 5-mL untuk mempermudah
ujung jarum yang terlalu tajam dan sifat bahan pengoperasiannya.
jarum yang kaku, sementara ukuran antera sa- Sementara itu alat inokulasi dibuat dari ba-
ngat kecil, maka harus dicarikan alternatif alat han berupa kawat senar gitar No. 1 yang dipi-
isolasi dan inokulasi antera yang sederhana pihkan dengan cara membakarnya pada nyala
namun efektif. api, lalu ditekan dengan pinset, sehingga di-
Ukuran antera yang sangat kecil berkaitan peroleh bidang berdiameter lebih-kurang 0,75
pula dengan teksturnya yang sangat lunak, se- mm pada bagian ujungnya. Penggunaan ka-
hingga sangat rentan terhadap tekanan yang wat senar gitar No. 1 ini dikarenakan sifat ke-
agak keras atau gesekan yang agak kasar dari lenturan dan ukurannya yang sesuai untuk ob-
alat isolasi dan inokulai yang digunakan sela- jek-objek yang lunak dan peka sepertihalnya
ma ini. Hal ini pula menyebabkan isolasi an- antera kedelai.

50
Zulkarnain: Perancangan Alat Isolasi dan Inokulasi untuk Kultur Antera Kedelai

mahkota bunga satu per satu dapat menyebab-


kan rusaknya antera akibat tanpa disengaja
terjepit atau tertusuk oleh alat isolasi, dikare-
nakan sulitnya penanganan terhadap tunas bu-
nga dan antera dengan ukuran yang demikian
kecilnya.

Gambar 1. Alat isolasi dan inokulasi antera


kedelai. Atas, alat isolasi yang
digunakan di sebelah kanan; te-
ngah, alat isolasi yang digunakan
di sebelah kiri; bawah, alat inoku-
lasi.

CARA KERJA ALAT DAN HASIL Gambar 2. Bagian tunas bunga yang ditekan
ISOLASI (tanda panah) harus benar-benar
diperhatikan agar tidak mengenai
Penggunaan alat ini sangat sederhana, yak- antera yang berada di dalam tunas
ni alat yang dipegang di sebelah kiri berfungsi bunga yang dapat menyebabkan
menahan tunas bunga agar mantap pada posi- hancurnya antera.
sinya (tidak bergerak), sedangkan alat dipe-
gang di sebelah kanan berfungsi untuk mene- Pada Gambar 3 disajikan perbedaan antara
kan bagian pangkal tunas bunga yang berde- antera utuh yang diperoleh menggunakan alat
katan dengan pedicel (Gambar 2). Bagi me- isolasi ini dengan antera yang kebanyakan ru-
reka yang kidal (left handed), maka mekanis- sak yang diperoleh dengan cara isolasi kon-
me penggunaan alat adalah sebaliknya. Pen- vensional, yaitu dengan membuka tunas bu-
ting untuk benar-benar menekan bagian yang nga menggunakan pinset dan jarum biasa.
tepat (yakni bagian pangkal tunas bunga), ka-
rena penekanan yang salah posisi akan me-
nyebabkan antera hancur; misalnya tekanan
yang diberikan pada bagian tengah tunas bu-
nga justru akan menghancurkan antera, karena
antera tepat berada di bagian ini. Begitu bagi-
an pangkal tunas bunga ditekan, maka gaya
tekanan yang diberikan akan memaksa lepas-
nya antera dari filamen, sehingga antera akan
terdorong ke luar dalam keadaan utuh melalui
bagian atas tunas (melalui permukaan kuncup
tunas). Dengan demikian, antera kedelai yang Gambar 3. Perbedaan antara antera kedelai
utuh dapat diperoleh secara sederhana dan yang diisolasi dengan alat isolasi
mudah tanpa harus membuka satu-per satu hasil rancangan (A) dan antera
kelopak dan mahkota bunga. Isolasi antera yang diperoleh dengan menggu-
kedelai dengan cara membuka kelopak dan nakan jarum dan pinset (B).

51
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

Setelah diisolasi, antera utuh yang diper- of Lupinus species: first step toward haploid
oleh selanjutnya diinokulasikan pada medium lupin embryos, 145-157. Prosiding The
kultur dengan menggunakan alat inokulasi Importance of Plant Tissue Culture and
khusus yang dibuat dari kawat senar gitar No. Biotechnology in Plant Sciences. Armidale.
1. Adanya gaya tarik-menarik yang tidak ter- Custers, J., M. Visser, R. Snijder, K. Litovkin dan
lalu kuat ataupun terlalu lemah antara alat ino- L. v. d. Geest. 2001. Model plants pave the
kulasi dengan antera, disertai dengan bentuk way to haploid technology; microspore
ujung alat yang pipih sangat mempermudah embryogenesis in ornamentals. Laporan
Penelitian Plant Research International B.V.,
pemindahan antera dari bidang isolasi (cawan Wageningen, The Netherlands.
petri) ke medium kultur tanpa disertai keru-
sakan, baik pada antera maupun pada permu- Dunwell, J. M. 1986. Pollen, ovule and embryo
culture as tools in plant breeding. Dalam L. A.
kaan kultur. Di samping dapat menghasilkan
Withers dan P. G. Alderson [eds.], Plant Tissue
antera yang utuh, dengan bantuan alat isolasi Culture and its Agricultural Application, 375-
dan inokulasi ini proses pengkulturan antera 404. Butterworths, London.
kedelai menjadi semakin cepat, sehingga pe-
Gharyal, P. K., A. Rashid dan S. C. Maheshwari.
luang untuk terjadinya kontaminasi akibat 1983. Production of haploid plantlets in anther
teknis pelaksanaan yang kurang baik dapat cultures of Albizzia lebbeck L. Plant Cell
dihindarkan. Reports 2: 308-309.
Höfer, M., A. Touraev dan E. Heberle-Bors. 1999.
Induction of embryogenesis from isolated
KESIMPULAN apple microspores. Plant Cell Reports 18:
1012-1017.
Berdasarkan pembahasan terhadap kinerja Hyun, S. K., J. H. Kim, E. W. Noh dan J. I. Park.
alat dan hasil isolasi, dapat disimpulkan bah- 1986. Induction of haploid plants of Populus
wa alat isolasi dan inokulasi ini dapat dikem- species. Dalam P. G. Alderson [ed.], Plant
bangkan menjadi alat yang lebih baik. Alat Tissue Culture and its Agricultural Application,
ini juga memiliki potensi pemanfaatan yang 413-418. Butterworths, London.
lebih baik, dibuktikan dengan tingkat kerusak- Kaur, P. dan J. K. Bhalla. 1998. Regeneration of
an antera yang jauh lebih rendah dibanding- haploid plants from microspore culture of
kan dengan penggunaan alat konvensional (ja- pigeon pea (Cajanus cajun L.). Indian Journal
rum dan skalpel). of Experimental Biology 36: 736-738.
Lentini, Z., P. Reyes, C. P. Martínez dan W. M.
Roca. 1995. Androgenesis of highly
UCAPAN TERIMA KASIH recalcitrant rice genotypes with maltose and
silver nitrate. Plant Science 161: 677-683.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lichter, R. 1982. Induction of haploid plants from
Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada isolated pollen of Brassica napus. Zeitschrift
Masyarakat Ditjen Dikti atas dana penelitian für Pflanzenphysiologie 105: 427-434.
yang diberikan melalui Proyek Penelitian Hi- Nitsch, C. 1981. Production of isogenic lines:
bah Bersaing XIII tahun anggaran 2005-2006. basic technical aspects of androgenesis. Dalam
T. A. Thorpe [ed.], Plant Tissue Culture:
Methods and Application in Agriculture, 241-
DAFTAR PUSTAKA 252. Academic Press, Inc., New York.
Rao, P. V. dan D. N. De. 1987. Haploid plants
Aryan, A. P. 2002. Production of double haploids from in vitro anther culture of the leguminous
in rice: anther vs. microspore culture, 201-208. tree, Peltophorum pterocarpum (DC) K. Hayne
Prosiding The Importance of Plant Tissue (Copper pod). Plant Cell, Tissue and Organ
Culture and Biotechnology in Plant Sciences. Culture 11: 167-177.
Armidale. Taji, A., P. Kumar dan P. Lakshmanan. 2002. In
Bayliss, K. L., J. M. Wroth dan W. A. Cowling. Vitro Plant Breeding. Haworth Press, Inc., New
2002. Production of multicellular microspores York.

52
Zulkarnain: Perancangan Alat Isolasi dan Inokulasi untuk Kultur Antera Kedelai

Touraev, A., A. Indrianto, I. Wratschko dan O. Zagorska, N., B. Dimitrov, P. Gadeva dan P.
Vicente. 1996. Efficient microspore Robeva. 1997. Regeneration and
embryogenesis in wheat (Triticum aestivum L.) characterisation of plants obtained from anther
induced by starvation at high temperature. culture of Medicago sativa L. In Vitro Cellular
Sexual Plant Reproduction 9: 209-215. and Developmental Biology - Plant. 33.

53
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

54

Anda mungkin juga menyukai