Anda di halaman 1dari 22

Program Studi Agroteknologi PGR 3611

UIN SUSKA RIAU


• Mahasiswa mampu memahami tentang kontrak perkuliahan
• Mahasiswa mampu memahami Pendahuluan, arti dan ruang
lingkup sitogenetika tanaman

• Mahasiswa memahami dan melaksanakan kontrak


perkuliahan
• Ketepatan dalam menjelaskan arti dan ruang lingkup
sitogenetika tanaman
Nama Mata Kuliah : Sitogenetika
Kode Mata Kuliah : PGR 3611
Status Mata Kuliah : Pilihan
Mata Kuliah Bersyarat : Genetika, Pemuliaan Tanaman
1. Manfaat Mata Kuliah Bagi Mahasiswa:

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa akan dapat


menganalisis struktur, jumlah, fungsi dan perilaku kromosom
beserta variasinya dan hubungan dengan transmisi,
rekombinasi dan ekspresi gen.
2. Deskripsi Perkuliahan:

Perkuliahan ini mencakupi bahasan mengenai genetik, yang


dimulai dari asal usul, organel sel yang terdapat didalamnya
beserta fungsi dan perannya, pembelahan sel mitosis dan
meiosis,dassar perubahan struktur kromosom hingga
penentuan pewarisan sifat keturunan
3. Strategi Perkuliahan :

• Menjelaskan terlebih dahulu materi perkuliahan.


• Memberi contoh terkait perhitungan-perhitungan yang ada
pada materi perkuliahan.
• Mengadakan tanya jawab dengan memberikan penilaian
setiap mahasiswa yang bertanya jawab.
• Mengadakan kuis tertulis ataupun daring dan memberikan
penilaian terhadap mahasiswa yang bisa menjawab kuis.
• Mengadakan latihan perhitungan kepada mahasiswa.
• Menyimpulkan bersama mahasiswa setiap selesai
perkuliahan.
4. Materi/Bacaan Perkuliahan:

Syukur, M. dan Sastrosumarjo, S. (Ed.). 2013. Sitogenetika


tanaman. Edisi Kedua. Departemen Agronomi dan
Hortikultura. Faperta, IPB.
Schulz-Schaeffer, J. 1980. Cytogenetics : Plants, animals,
humans. Springer-Verlag, New York, Berlin.
Moore, D. M. 1976. Plant cytogenetics. Outline studies in
biology. Chapman and Hall Ltd, London.
Suryo, H. 1995. Sitogenetika. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Burham, C. R. 1964. Discussion in cytogenetics. Burgess
Publ. Company, Minneapolis, Minnesota.
Sukla, R. S. and P. S. Chandle. 1977. Cytogenetics and
evolution. Chand and Company Ltd, New Delhi.
5. Tugas dan kuis:

Tugas mandiri dan kelompok

Kuis: tertulis/lisan/daring (Kahoot or Google Form)


8. Kriteria Penilaian

Tugas = 20%
Kuis = 20%
UTS = 30%
UAS = 30%
Teori Mendel dapat diterima olah para
biologiwan terutama setelah diketahui bahwa
terdapat keparalelan antara teori Mendel
dengan perilaku kromosom dalam proses
meiosis.
Walter S. Sutton dan Theodore Bovari yang
bekerja secara terpisah pada periode yang
sama (yaitu tahun 1903) menunjukkan bahwa
perilaku kromosom dalam proses
pembentukan gamet (proses meiosis) setara
dengan teori yang dikemukakan oleh Mendel.
Karena kromosom berpasangan,
pada sepasang kromosom
homolog, maka gen-gen juga
berpasangan, dan letaknya
sebentang.
Lengan
pendek
Centromer

Lengan
panjang

Kromosom
Bahan sifat keturunan dalam
cytoplasma berupa particle cytoplasma,
mitochondria, plastid, dalam tanaman,
kapsia dalam paramecium, dll.
Kromosom: bentuk, besar, banyak
dalam tiap spesies, berbeda.
Kromosom yang sama bentuk dan
besarnya disebut Homolog.
Dalam setiap sel ada 2 kromosom yang
sebentuk dan sama besar. kromosom-
kromosom demikian disebut homolog.
Satu set itu dalam istilah genetik disebut
ploidi. Karena jumlah kromosom itu 2
set, disebut diploid.
Satu ploidi disebut juga genom.
Jumlah kromosom satu ploidi sering diberi
simbol x.
Jumlah kromosom tubuh yang diploid ditulis
dengan 2N atau 2n.
Jumlah kromosom gamet yang sudah
matang, hanya mengandung separuh dari
jumlah kromosom dari sel tubuh dan disebut
dengan haploid (n).
Misal tanaman padi, sel-sel gamet
mengandung jumlah kromosom
separuh dari 24, yakni 12 kromosom.
Dari 12 kromosom ini satu sama lain
tidak sama bentuk atau macamnya
berbeda.
Perilaku kromosom dapat dipelajari setelah ahli
biologi dapat melakukan pengamatan
mikroskopis, khususnya mengenai kromosom.
Serangkaian hasil penelitian mendorong ilmu
Genetika berkembang sangat pesat.
Lahirlah ilmu-ilmu lain diantaranya adalah
Sitogenetika.
Sitogenetika mengutamakan aspek genetika
yang berhubungan erat dengan sel.
Sitogenetika berkembang dari dua cabang
ilmu yakni Sitologi dan Genetika.
Oleh karena kromosom diketahui menjadi
tempat utama bahan genetik DNA, maka
bentuk dan struktur kromosom, perilaku
kromosom, perubahan struktur dan jumlah
kromosom, serta evolusi kromosom menjadi
dasar Sitogenetika.
Penerapan Ilmu Sitogentika dalam penelitian biologi,
khususnya pemuliaan tanaman, telah menghasilkan
banyak varietas baru yang berdaya hasil tinggi,
adaptif terhadap cekaman lingkungan (baik biotik
maupun abiotik), berkualitas tinggi dan sesuai
dengan keinginan konsumen.

Sebagai contoh adalah pemanfaatan variasi jumlah


kromosom dalam kegiatan pemuliaan tanaman.

Pemanfaatan variasi jumlah, baik euplod maupun


aneuploid, telah banyak dilakukan pemulia tanaman
untuk merakit varietas unggul.
Pemanfaatan autopolipoid buatan pada tanaman biasa
dilakukan untuk menghasilkan buah tanpa biji, seperti
semangka tanpa biji dan anggur tanpa biji.

Pembuatan benih semangka tanpa biji dimulai dengan


menggandakan kromosom diploid menjadi tetraploid.

Sel telur dari tanaman tetraploid dibuahi sel sperma dari


tanaman diploid akan menghasilkan zigot triploid, yang
akan berkembang menjadi biji.

Putik tanaman triploid diserbuki oleh polen tanaman


diploid (sebagai penginduksi) akan menghasilkan buah
semangka tanpa biji.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai