Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH BDT PENYEGAR DAN OBAT-OBATAN

“KUMIS KUCING DAN TEMULAWAK”

DOSEN PENGAMPU
Dr. Dian Yustisia S.P.,M.P
OLEH
KELOMPOK 2

SAHRINA 200113050
SYARIMAN 200113054
ROSNIAR SABIR 200113048
M.SYAHRUL RAMADANI 200113053
WAHYUNI 200113058
YUPITA REZKY 200113059
RAHMAT HIDAYAT
NURHIKMANISYA SYAM 200113036

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur khadirat Allah SWT. Atas rahmat serta petunjuknya sehingga makalah
tanaman obat ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam kepada baginda
Nabiullah Muhammad SAW. Sang motifator sejati rahmatan lil alamiin.Makalah ilmiah ini
telah kami susun dapat terselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Semoga makalah yang kami susun dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang
sedang mmelakukan penelitian pada bidang tanaman obat kumis kucing dan temmulawak.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik itu dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengn
tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah kami ini.

Sinjai, 27 Desember 2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
2.1 Budidaya Tanaman Kumis Kucing ............................................................... 3
2.2 Manfaat kumis kucing untuk kesehatan ....................................................... 9
2.3 Kandungan kumis kucing ............................................................................ 10
2.4 Cara Pengolahan Slah Satu Produk Tanaman Kumis Kucing ..................... 11
2.5 Budidaya Tanaman Temulawak .................................................................. 11
2.6 Manfaat Temulawak Bagi Kesehatan .......................................................... 14
2.7 Kandungan Temulawak ............................................................................... 16
2.8 Cara Membuat Salah Satu produk Tanaman temulawak ............................ 17
BAB III ................................................................................................................. 18
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 18
3.2 Saran ............................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Orthosiphon stamineus (Indonesia: Kumis kucing) adalah anggota dari
keluarga Lamiaceae. Tumbuhan ini secara empiris telah digunakan di beberapa
negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan
Myanmar. Orthosiphon stamineus (OS) di Indonesia secara tradisional digunakan
untuk obat diuretik, rematik, diabetes, hipertensi, tonsilitis, epilepsi, gangguan
haid serta tanaman ini memiliki aktivitas antioksidan, sitotoksik, diuretik,
nefroprotektif, antidiabetes, antihipertensi, antiinflamasi, antimikroba,
antiobesitas, dan hepatoprotektif, serta aktivitas pada sistem kardiovaskular.
Bioaktivitas OS dikaitkan dengan berbagai kandungan kimia yang tergolong
monoterpen, diterpen, triterpen, minyak atsiri, sterol, saponin, flavonoid, dan
asam organik. Orthosiphon stamineus adalah tanaman herbal dan memiliki dua
jenis bunga, warna putih dan ungu.
Temulawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang
semu. Di daerah Jawa Barat temulawak disebut sebagai koneng gede sedangkan
di Madura disebut sebagai temu lobak. Kawasan Indo-Malaysia merupakan
tempat dari mana temulawak ini menyebar ke seluruh dunia. Saat ini tanaman ini
selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di Cina, IndoCina, Bardabos, India,
Jepang, Korea, di Amerika Serikat dan Beberapa negara Eropa.
Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang
temulawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat
tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat
meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman
ini adalah sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, anti
inflamasi, anemia, anti oksidan, pencegah kanker, dan anti mikroba.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara budidaya tanaman Kumis Kucing?
2. Manfaat tanaman kumis kucing
3. Kandungan tanaman kumis kucing
4. Cara pengolahan salah satu produk tanaman kumis kucing
5. Bagaimana cara budidaya tanaman Temmulawak?
6. Manfaat tanaman temulawak
7. Kandungan tanaman temulawak

1
8. Cara pengolahan salah satu produk tanaman temulawak?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman kumis kucing.
2. Untuk mengetahui manfaat tanaman kumis kucing
3. Untuk mengetahui kandungan tanaman kumis kucing
4. Untuk mengetahui salah satu cara pengolahan tanaman kumis kucing
5. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman temmulawak.
6. Untuk mengetahui manfaat tanaman temulawak
7. Untuk mengetahui kandungan tanaman temulawak
8. Untuk mengetahui salah satu cara pengolahan tanaman temulawak

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Budidaya Tanaman Kumis Kucing


A. Syarat Tumbuh tanaman kumis kucing
a. Iklim
o Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman ini adalah lebih
dari 3.000 mm/tahun.
o Dengan sinar matahari penuh tanpa ternaungi. Naungan akan
menurunkan kadar ekstrak daun.
o Keadaan suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini
adalah panas sampai sedang.
b. Media Tanam
o Tanaman ini dapat dengan mudah tumbuh di lahan-lahan pertanian,
untuk produksi sebaiknya dipilih tanah yang gembur, subur, banyak
mengandung humus/bahan organik dengan tata air dan udara yang
baik.
o Tanah Andosol dan Latosol sangat baik untuk budidaya kumis
kucing. 5.3. Ketinggian Tempat Ketinggian tempat optimum
tanaman kumis kucing 500 - 1.200 m dpl.
B. Pembibitan
a. Penyiapan Bibit
Cara yang paling mudah dan biasa untuk mengembangkan kumis
kucing adalah perbanyakan vegetatif dengan stek batang/cabang.
Bahan tanaman diambil dari rumpun yang tumbuhnya normal, subur
dan sehat.
o Pilih batang/cabang yang tidak terlalu tua atau muda dan sudah
berkayu.
o Potong batang dengan pisau tajam/gunting pangkas yang bersih.
o Potong-potong batang menjadi stek berukuran 15–20 cm berbuku 2-
3.

3
o Buang sebagian daun untuk mengurangi penguapan air. Adapun
kebutuhan bibit untuk 1 hektar dengan jarak tanam 40 x 40 cm
diperlukan 50.000-62.500 stek/ha.
b. Teknik Penyemaian
Bibit Stek dapat langsung ditanam di kebun produksi atau ditanam
dulu di persemaian. Di dalam persemaian stek ditanam dengan jarak
tanam 10x10 cm. Stek yang masih segar langsung ditanam di lahan
yang telah diolah sedalam 20 cm. Setelah itu disirami 1-2 kali sehari
tergantung dari cuaca dan hujan yang turun. Bila perlu persemaian
dinaungi dengan naungan plastik transparan atau jerami/daun kering.
Setelah timbul tunas baru, bibit dipindahkan ke kebun produksi.
c. Pengolahan Media Tanam
o Persiapan Tanah diolah 30-40 cm, gulma dan tanaman lain
dibuang. Setelah diolah, tanah dibiarkan 15 hari.
o Pembentukan Bedengan Pembuatan bedengan dilakukan setelah
pengolahan tanah yang kedua yaitu dengan menghancurkan
bongkahan tanah pada pengolahan tanah yang pertama hingga
mendapatkan struktur tanah yang remah dan gembur. Pada saat
pengolahan tanah kedua ini juga dianjurkan memberikan pupuk
dasar berupa pupuk kompos atau pupuk kandang sebanyak 50 – 60
ton per hektar bersamaan pada saat pembuatan bedengan.
Bedengan dibuat selebar 100-120 cm tinggi 30 cm dan jarak antar
bedengan 40-50 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan
keperluan dan lahan
o Pemupukan (sebelum tanam) Buat lubang tanam berukuran
30x30x30 cm dengan jarak tanam 40 x 60 cm. Masukkan pupuk
kandang sebanyak 2,4-3,2 kg/lubang dan tutup lubang tanah.
Campur tanah bedengan dengan 15-20 kg/ha pupuk kandang sapi.

4
d. Teknik Penanaman
o Penentuan Pola Tanaman Waktu tanam terbaik adalah di awal
musim hujan (Oktober-Desember) kecuali jika air tersedia
sepanjang tahun, waktu tanam bisa dilaksanakan kapan saja.
o Pembuatan Lubang Tanam Buat lubang tanam berukuran 30x30x30
cm dengan jarak tanam 40 x 40 cm
o Cara Penanaman
 Pilih bibit yang baik dari pembibitan.
 Buat lubang kecil di tempat lubang tanam.
 Tanamkan bibit/stek tegak lurus sedalam 5 cm atau 1/3 bagian
dari pangkal batang stek. Setiap lubang diisi 4-6 bibit/stek.
 Padatkan tanah di sekitar bibit.
 Sirami sampai cukup basah.
o Perioda Tanam Penanaman tanaman ini bias dilakukan sepanjang
tahun yaitu dengan membongkar tanaman tua yang telah mengeras
berkayu dan tidak produktif lagi atau daunnya jarang dan kecil-
kecil, kemudian menanam ulang dengan tanaman baru yang masih
muda.
e. Pemeliharaan Tanaman
o Penyulaman Dilakukan antara 1-15 hari setelah tanam untuk tetap
menjaga pertanaman pada jarak tanam yang telah ditentukan (40 x
40cm). Penyulaman dilakukan terutama pada tanaman yang mati
atau tumbuh tidak normal dengan tanaman baru yang umurnya
tidak berbeda jauh, sehingga pertumbuhan selanjutnya akan tetap
sama dan seragam.
o Penyiangan Gulma disiangi secara kontinyu untuk mengurangi
persaingan unsur hara. Penyiangan biasanya dilakukan agak sering
saat tanaman masih muda sehingga lahan di atara tanaman masih
terbuka karena kanopi tanaman belum tumbuh besar. Tetapi pada
tanaman dewasa periode penyiangan sudah agak jarang karena
kanopi pada masing-masing tanaman akan saling menutup

5
permukaan tanah, sehingga akan menekan pertumbuhan gulma di
bawahnya.
o Pemupukan
 Pemupukan Organik Pemupukan secara organic dengan
menggunakan pupuk kompos yang merupakan pupuk organic
komplek dapat diberikan sbb: Sebagai pupuk dasar telah
diuraikan di atas yang diberikan pada saat penyiapan media
tanam. Selanjutnya pupuk kompos organic dapat diberikan
setiap bulan sekali sebanyak 1 – 2kg setiap tanaman.
Pemupukan pada tanaman dewasa bisa lebih sering yaitu setiap
2 – 3 minggu sekali sebesar 1.5 – 3kg per tanaman dan terutama
diberikan setelah dilakukan pemanenan/perompesan daun
sehingga pertumbuhan selanjutnya akan lebih baik.
 Pemupukan Konvensional Dosis pupuk anjuran adalah 75 kg/ha
urea yang diberikan setiap 3 kali panen atau 6-9 minggu sekali.
Pupuk disebar di dalam larikan dangkal antara baris tanaman
dan segera ditutup tanah.
o Pengairan dan Penyiraman Pada awal pertumbuhan, tanaman
diairi/disiram 1-2 kali sehari. Setelah tanaman terlihat kokoh dan
rimbun, penyiraman dikurangi. Frekuensi penyiraman selanjutnya
tergantung cuaca, yang penting tanah tidak sampai kering.
Penambahan air dapat dilakukan dengan cara disiram atau
menggenangi saluran di antara bedengan dengan air.
o Waktu Penyemprotan Pestisida Penyemprotan pestisida dilakukan
jika telah timbul gejala serangan hama penyakit.
f. Panen
Ciri dan Umur Panen Tanaman berumur 1 bulan setelah tanam,
tangkai bunga belum muncul dan tinggi tanaman sekitar 50 cm. Panen
pertama jangan sampai terlambat karena akan mempengaruhi
produksi.Cara Panen Daun dipanen dengan cara memetik pucuk

6
bedaun 3-5 helai kemudian merempal daun-daun tua di bawahnya
sampai helai ke 10.
Periode Panen Panen dilaksanakan dalam periode 2-3 minggu
sekali yaitu pada pertumbuhan optimum dari daun. Saat panen yang
tepat adalah pada saat awal pertumbuhan bunga tetapi belum tumbuh
bunga. Karena yang dimanfaatkan adalah daunnya maka bunga yang
tumbuh sebaiknya dirompes untuk dapat memaksimalkan pertumbuhan
daun pada panen berikutnya.Perkiraan Hasil Panen Tanaman yang
sehat dan terpelihara menghasilkan rimpang segar sebanyak Dengan
pemeliharaan yang intensif, akan dihasilkan daun basah 6-9 ton/ha
yang setara dengan 1-2 ton/ha daun kering.
g. Pasca Panen
Setelah pemetikan, daun-daun hasil panen dikumpulkan di dalam
karung dan dibawa ke tempat pengumpulan hasil. Proses pasca panen
untuk mendapatkan daun kering kualitas ekspor adalah sbb:
1) Penyortiran Basah dan Pencucian
Sortasi basah dilakukan pada bahan segar dengan cara
memisahkan daun dari kotoran atau bahan asing lainnya. Setelah
selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran dan tempatkan
dalam wadah plastik untuk pencucian.
2) Pencucian
dilakukan dengan air bersih, jika air bilasannya masih terlihat
kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari
pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang
terkandung didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai
harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan
banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai,
tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar sisa air
cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan
dalam wadah plastik/ember.
3) Pengeringan

7
Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar
matahari atau alat pemanas/oven. Pengeringan daun dilakukan
selama kira-kira 1 - 2 hari atau setelah kadar airnya dibawah 5%.
Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan diatas tikar atau
rangka pengering, pastikan daun tidak saling menumpuk. Selama
pengeringan daun harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali
agar pengeringan merata. Lindungi daun tersebut dari air, udara
yang lembab dan dari bahan-bahan yang bisa mengkontaminasi.
Pengeringan didalam oven dilakukan pada suhu 50o C - 60o C.
Daun yang akan dikeringkan ditaruh diatas tray oven dan alasi
dengan kertas Koran dan pastikan bahwa daun tidak saling
menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah daun yang
dihasilkan.
4) Penyortiran Kering
Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang telah
mengalami pengeringan dengan memisahkan bahan-bahan dari
benda-benda asing atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah
bahan hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya)
5) Pengemasan
Setelah bersih, daun yang kering dikumpulkan dalam wadah yang
bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya), dapat
berupa kantong plastik atau karung. Berikan label yang jelas pada
wadah tersebut, yang menjelaskan nama bahan, bagian dari
tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil,
berat bersih dan metode penyimpanannya.
6) Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak
melebihi 30o C, dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan
lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang
menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki

8
penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung),
serta bersih dan terbebas dari hama gudang.

2.2 Manfaat kumis kucing untuk kesehatan


1. MenyembuhkanInfeksiSaluranKemih
Kumis kucing bermanfaat untuk membersihkan traktat. Sehingga manfaat
kumis kucing sangat efektif dalam melawan infeksi. Seseorang yang
terkena penyakit ISK atau Infeksi Saluran Kemih biasanya disarankan
untuk mengonsumsi air rebusan daun kumiskucing.
2. Mengobati Gangguan Ginjal
Kumis kucing juga populer disebut sebagai tanaman ginjal. Di Pulau Jawa,
manfaat kumis kucing telah dikenal luas, salah satunya adalah mengobati
gangguan ginjal. Kabarnya kumis kucing dapat menghilangkan batu ginjal
hingga berukuran 5 cm.
3. Atasi Rematik
Rematik merupakan penyakit yang menimbulkan rasa sakit ketika otot
atau persendian mengalami peradangan atau pembengkakan.
4. MengobatiGusiBengkak
Ketika seseorang menderita penyakit gusi berdarah, maka dapat diatas
dengan berkumur. Sehingga kalau ingin redakan gusi bengkak bisa lebih
memudahkan atasi gusi bengkak.
5. Mengontrol Kadar Gula Darah
Seseorang dengan diabetes bisa mendapatkan khasiat kumis kucing.
Kandungan kumis kucing bisa bermanfaat dan terbukti dapat mengontrol
gula darah di dalam tubuh.
6. Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Kandungan dalam kumis kucing dapat membantu mengurangi tekanan
darah tinggi. Kabarnya, antioksidan yang ada dan zat anti peradangan
dalam kumis kucing sangat baik untuk penderita darah tinggi. Zat kimia
yang disebut methylripariochromene dapat mengurangi tekanan darah
sistolik pada tikus, hal ini kemungkinan besar akan berpengaruh
juga terhadap tekanan darah manusia.

9
7. Membantu Proses Detoksifikasi
Manfaat kumis kucing selanjutnya adalah membantu proses detoksifikasi
tubuh. Kumis kucing dapat membantu membersihkan racun dari dalam
tubuh. Minuman herbal ini juga dapat dipadu dengan bahan rempah lain
seperti jahe.

2.3 Kandungan kumis kucing


Kandungan senyawa metabolit dalam tanaman kumis kucing adalah minyak
atsiri, polifenol, alkaloid, saponin, flavonoid dan sinensetin. Flavonoid adalah
golongan terbesar dari senyawa fenol yang bekerja sebagai anti serangga
(Robinson, 1995 dalam Ningsih, NF dkk, 2016), yang bertindak sebagai racun
perut dan penghambat makan seranggga dengan cara mengganggu reseptor
makan serangga sehingga serangga tidak mampu mengenali makanannya
(Yunita dkk, 2009 dalam Ningsih, NF dkk, 2016), menghambat pertumbuhan
virus, bakteri dan jamur dan sebagai antioksidan (Khunaifi, 2010 dalam
Anonim, tth). Kandungan saponin pada kumis kucing yang memiliki rasa
pahit dan tajam dapat menyebabkan iritasi lambung bila dimakan oleh nimfa
wereng coklat ( Ningsih, NF., dkk, 2016), menyebabkan lisis bakteri dengan
cara mengganggu stabilitas membran sel bakteri (Ganiswara, 1995 dalam
Anonim, tth). Kandungan terpenoid berupa minyak atsiri digunakan tumbuhan
sebagai penolak serangga dan serangan bakteri dengan cara mengganggu
proses terbentuknya membran atau dinding sel bakteri. Sedangkan kandungan
alkaloid pada tumbuhan kumis kucing bersifat antibakteri.
Bagian yang dijadikan obat adalah Bunga dan Daun kumis kucing basah
maupun kering

10
2.4 Cara Pengolahan Slah Satu Produk Tanaman Kumis Kucing
Cara membuat teh kumis kucing :
Langkah pertama, siapkan daun kumis kucing sebanyak 5 lembar dan rebus
dengan 3 gelas air. Setelah itu, tuggu sampai dingin dan siap untuk diminum.
Dosis yang dianjurkan adalah minum 3 kali sehari sebanyak setengah gelas
setiap minum

2.5 Budidaya Tanaman Temulawak


A. Syarat Tumbuh tanaman temulawak
Secara alami temulawak tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang teduh
dan terlindung dari teriknya sinar matahari. Di habitat alami rumpun
tanaman ini tumbuh subur di bawah naungan pohon bambu atau jati.
Namun demikian temulawak juga dapat dengan mudah ditemukan di
tempat yang terik seperti tanah tegalan. Secara umum tanaman ini
memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai cuaca di daerah
beriklim tropis. Suhu udara yang baik untuk budidaya tanaman ini antara
19-30oC. Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan antara 1.000-
4.000 mm/tahun.
B. Penyiapan bibit
Perbanyakan tanaman temulawak dilakukan menggunakan
rimpangnya, baik berupa rimpang induk (rimpang utama) maupun
rimpang anakan (rimpang cabang). Keperluan rimpang induk adalah
1.500-2.000 kg/ha dan rimpang cabang sebanyak 500- 700 kg/ha.
Rimpang untuk bibit diambil dari tanaman tua yang sehat berumur 10-12
bulan. Untuk penyiapan bibit, tanaman induk dibongkar dan bersihkan
akar dan tanah yang menempel pada rimpang. Pisahkan rimpang induk
dari rimpang anak.
Rimpang induk dibelah menjadi empat bagian yang mengandung
2-3 mata tunas dan dijemur selama 3-4 jam selama 4-6 hari berturut-turut.
Setelah itu rimpang dapat langsung ditanam. Simpan rimpang anak yang
baru diambil di tempat lembab dan gelap selama 1-2 bulan sampai keluar
tunas baru. Penyiapan bibit dapat pula dilakukan dengan menimbun

11
rimpang di dalam tanah pada tempat teduh, penyiraman dengan air bersih
setiap pagi/sore hari sampai keluar tunas. Rimpang yang telah bertunas
segera dipotong-potong menjadi potongan yang memiliki 2-3 mata tunas
yang siap ditanam. Bibit yang berasal dari rimpang induk lebih baik
daripada rimpang anakan. Sebaiknya bibit disiapkan sesaat sebelum tanam
agar mutu bibit tidak berkurang akibat penyimpanan.
C. Penanaman
Penanaman dilakukan secara monokultur dan lebih baik dilakukan
pada awal musim hujan kecuali pada daerah yang memiliki pengairan
sepanjang waktu. Fase awal pertumbuhan adalah saat dimana tanaman
memerlukan banyak air. Lubang tanam dibuat di atas bedengan/petakan
dengan ukuran lubang 30 x 30 cm dengan kedalaman 60 cm. Jarak antara
lubang adalah 60 x 60 cm. Untuk penanamannya, satu bibit dimasukkan ke
dalam lubang tanam dengan posisi mata tunas menghadap ke atas. Setelah
itu bibit ditimbun dengan tanah sedalam 10 cm. Masa tanam temulawak
yaitu pada awal musim hujan untuk masa panen musim kemarau
mendatang.
Penanaman di awal musim hujan ini memungkinkan untuk suplai
air yang cukup bagi tanaman muda yang memang sangat membutuhkan air
di awal pertumbuhannya. Naungan yang optimal untuk tanaman
temulawak adalah sebesar 60% atau intensitas sinar sebesar 40% yang
ditunjukkan oleh berat kering total, berat kering rhizome, tinggi tanaman
serta luas daun tertinggi.
D. Pemeliharaan
o Pemupukan
Pemupukan dapat menggunakan pupuk organik ataupun pupuk
buatan. Pada pertanian organik yang tidak menggunakan bahan
kimia termasuk pupuk buatan dan obat- obatan, pemupukan
dilakukan dengan menggunakan pupuk kompos organik/pupuk
kandang yang dilakukan lebih sering dibandingkan kalau kita
menggunakan pupuk buatan. Pemberian pupuk kompos organik ini

12
dilakukan pada awal pertanaman pada saat pembuatan guludan
sebagai pupuk dasar sebanyak 60 – 80 ton per hektar yang ditebar
dan dicampur tanah olahan. Untuk menghemat pemakaian pupuk
kompos dapat juga dilakukan dengan jalan mengisi tiap-tiap lobang
tanam di awal pertanaman sebanyak 0.5 – 1kg per tanaman. Pupuk
sisipan selanjutnya dilakukan pada umur 2 – 3 bulan, 4 – 6 bulan,
dan 8 – 10 bulan. Adapun dosis pupuk sisipan sebanyak 2 – 3 kg
per tanaman
o Penyulaman dan Penyiangan
Tanaman yang rusak/mati diganti dengan bibit yang sehat dari bibit
cadangan. Penyiangan rumput liar dilakukan pagi/sore hari yang
tumbuh di atas bedengan atau petak bertujuan untuk menghindari
persaingan unsur hara dan air.
Penyiangan pertama dan kedua dilakukan pada 2 dan 4 bulan
setelah tanam (bersamaan dengan pemupukan). Selanjutnya
penyiangan dapat dilakukan segera setelah rumput liar tumbuh.
Untuk mencegah kerusakan akar, rumput liar disiangi dengan
bantuan kored/cangkul dengan hati-hati.
o Pengairan
Pengairan dilakukan secara rutin pada pagi/sore hari ketika
tanaman masih berada pada masa pertumbuhan awal. Pengairan
selanjutnya ditentukan oleh kondisi tanah dan iklim. Biasanya
penyiraman akan lebih banyak dilakukan pada musim kemarau.
Untuk menjaga pertumbuhan tetap baik, tanah tidak boleh berada
dalam keadaan kering.
o Panen dan Pasca Panen
Rimpang dipanen dari tanaman yang telah berumur 9-10
bulan. Tanaman yang siap panen memiliki daun-daun dan bagian
tanaman yang telah menguning dan mengering, memiliki rimpang
besar dan berwarna kuning kecoklatan.

13
Pemanenan dilakukan dengan cara menggali tanah yang
terdapat disekitar rumpun dan rumpun diangkat bersama akar dan
rimpangnya. Panen dilakukan pada akhir masa pertumbuhan
tanaman yaitu pada musim kemarau. Saat panen biasanya ditandai
dengan mengeringnya bagian atas tanah. Namun demikian apabila
tidak sempat dipanen pada musim kemarau tahun pertama ini
sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya.
Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang
dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya
bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.
o Pascapanen
yang dilakukan adalah dengan mencuci rimpang dari kotoran yang
melekat sampai bersih. Selanjutnya rimpang ditiriskan. Untuk
membuat simplisia, rimpang diiris setebal 7-8 mm lalu dijemur.
Proses pengeringan irisan rimpang dapat dilakukan dengan dijemur
di bawah sinar matahari atau dengan alat pengering buatan dengan
suhu 50oC.Umur panen berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman, bobot basah dan bobot kering rimpang. Umur panen 7
bulan meningkatkan kandungan xanthorrhizol tanaman temulawak.
Interaksi antara umur panen dan cekaman kekeringan tidak
berpengaruh nyata terhadap karakter agonomi dan fisiologi
tanaman temulawak

2.6 Manfaat Temulawak Bagi Kesehatan


1) Memperkuat imunitas tubuh
Salah satu manfaat utama temulawak adalah memperkuat daya tahan
tubuh. Manfaat ini berasal dari beragam nutrisi serta antioksidan yang
dapat membantu kinerja sel darah putih dan produksi antibodi.
Dengan daya tahan tubuh yang kuat, tubuh akan lebih kuat melawan
berbagai kuman dan virus penyebab penyakit. Daya tahan tubuh yang kuat
juga bisa membuat Anda jarang sakit.

14
2) Mencegah dan mengatasi infeksi

Temulawak mengandung xanthorrhizol dan kurkuminoid yang berfungsi


sebagai antimikroba. Berbagai riset menyebutkan bahwa ekstrak
temulawak dapat membasmi dan menghambat pertumbuhan bakteri
penyebab penyakit, seperti bakteri Salmonella dan E.coli.
Selain itu, ekstrak temulawak juga diketahui memiliki efek antivirus dan
antijamur. Oleh karena itu, temulawak bisa dikonsumsi sebagai obat
herbal untuk mencegah dan mengatasi infeksi.

3) Mengatasi gangguan pencernaan

Minuman herbal atau jamu yang terbuat dari temulawak juga cukup
dikenal manfaatnya untuk meringankan gejala gangguan pencernaan,
seperti diare, sakit perut, dan sembelit. Sebuah penelitian juga
menyebutkan bahwa temulawak memiliki potensi manfaat untuk
mengobati radang lambung atau gastritis.

Meski demikian, efektivitas dan keamanan manfaat temulawak yang satu


ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

4) Menjaga kesehatan dan fungsi hati

Beberapa studi ilmiah mengungkapkan bahwa temulawak bermanfaat


untuk menjaga kesehatan dan fungsi hati serta mengurangi peradangan
pada hati. Ini diduga berkat efek antioksidan dan antiradang yang terdapat
pada temulawak.

Meski demikian, jika ingin menggunakan temulawak sebagai pengobatan


untuk penyakit hati, Anda tetap perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih
dahulu.

5) Mengendalikan kadar gula darah

15
Temulawak juga diketahui dapat menurunkan kadar gula dalam darah dan
menjaganya tetap stabil. Manfaat temulawak ini berasal dari efek
antioksidan dan antiradang yang dapat menekan stres oksidatif dan
peradangan.

Temulawak juga diketahui dapat meningkatkan efektivitas insulin dalam


mengontrol gula darah.

6) Menurunkan risiko terkena penyakit kanker

Temulawak memiliki efek antiradang, antioksidan, dan antikanker yang


cukup kuat. Beberapa riset menyebutkan bahwa ekstrak temulawak dapat
mencegah dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker, seperti kanker
payudara, kanker serviks, dan kanker hati.

Meski demikian, temulawak masih belum bisa digunakan sebagai


pengobatan kanker. Penelitian terhadap efektivitas temulawak dalam
mengobati kanker masih sangat terbatas dan diperlukan penelitian lebih
lanjut.

Selain berbagai manfaat di atas, temulawak juga bermanfaat untuk


mengontrol tekanan darah, mengurangi kolesterol, dan menjaga kesehatan
otak..

2.7 Kandungan Temulawak


Temulawak memiliki kandungan antioksidan seperti fenol, flavonoid dan
kurkumin yang akan menangkap radikal bebas dalam tubuh.Serat 2,58-4,83%
– memulihkan kebugaran tubuh.Kurkumin 1,60-2,20% – membantu
melancarkan proses pencernaan.Minyak asiri 6-10% – dapat
meningkatkan fungsi ginjal.Phelandren – membantu melancarkan pengeluaran
toksin atau racun dari tubuh melalui air kencing.Turmerol – membantu
melancarkan proses metabolisme. Borneol – membantu memulihkan
kesehatan tubuh akibat penyakit.

16
Bagian temulawak yang dimanfaatkan sebagai obat adalah umbi

2.8 Cara Membuat Salah Satu produk Tanaman temulawak


 Persiapkan Bahan Jamu Temulawak :
•100gram temulawak.
•40gram asamkawaktanpabiji .
•200mililiter air matang.
•4lembar daun pandan.
•200gram gula aren.
•20gram jintan.
•50gram kencur.
• 2 liter air.
 Caramembuat resepjamu temulawak:
-Pertama siapkan temulawak dan kencur kemudian diris tipis-tipis agar
keluar sarinya.
-Setelah diiris, sangrai temulawak dan kencur beberapa saat.
-Temulawak dan kencur dicampurkan denga asam kawak, jinten dan
200 mililiter air matang, lalu haluskan menggunakan blender.
-Rebus gula aren dan daun pandan sampai gula menjadi larut.
- Masukkan campuran temulawak ke dalam rebusan air gula dan
pandan. Lalu aduk sampai benar-benar rata.
-Saring campuran tersebut dan hidangkan

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tanaman kumis kucing yang kaya akan manfaat dan khasiatnya diantaranya obat
diuretik, rematik, diabetes, hipertensi, tonsilitis, epilepsi, gangguan haid serta tanaman ini
memiliki aktivitas antioksidan, sitotoksik, diuretik, nefroprotektif, antidiabetes,
antihipertensi, antiinflamasi, antimikroba, antiobesitas, dan hepatoprotektif, serta
aktivitas pada sistem kardiovaskular. Tanaman Kumis kucing banyak di budidayakan
seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Myanmar.
Sedangkan Tanaman Temmulawak banyak dimanfaatkan sebagai rimpang temulawak
untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 %
kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal
serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah sebagai obat jerawat,
meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, anti inflamasi, anemia, anti oksidan,
pencegah kanker, dan anti mikroba. Temmulawak banyak ditemukan di Indonesia dan
Malaysia.

3.2 Saran
Kita ketahui bahwa tanaman kumis kucing banyak manfaat serta khasiatnya, namun
kurang di budidayakan oleh masyarakat Sinjai, dimana faktor utamanya adalah kurangnya
pengetahuan tentang tata cara budidaya serta pengelolaan hasil budidaya tanaman kumis
kucing. Berbeda dengan tanaman temmulawak yang mayoritasnya lebih mudah di
budidayakan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Fikry, H. 2010. Konsentrasi Hambat Minimal dan Konsentrasi Bunuh Minimal Ekstrak
Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap
Staphylococcus aureus secara In Vitro. Skripsi. Universitas Riau. Pekanbaru.

Hadipoentyanti, E dan Syahid, S.F. 2007. Respon Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Hasil Rimpang Kultur Jaringan Generasi Kedua Terhadap Pemupukan. Litri.
13(3):106-110.

https://www.alodokter.com/menilik-manfaat-
temulawak#:~:text=Temulawak%20(Curcuma%20zanthorrhiza)%20adalah%20tana
man,masih%20kerabat%20dekat%20dengan%20kunyit.

https://distan.jogjaprov.go.id/wp-content/download/tanaman_obat/temulawak.pdf

Khaerana, Ghulamahdi, M dan E.D. Purwakusumah. 2008. Pengaruh Cekaman Kekeringan


dan Umur Panen Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Xanthorrhizol Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Agron. 36(3):241-247

19

Anda mungkin juga menyukai