NAMA KELOMPOK 5:
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Pengertian
Stroke adalah cedera vascular akut pada otak. Ini berarti bahwa stroke
darah yang terkena dan luas daerah yang dialiri darah oleh pembuluh
terjadi penimbunan cairan dalam sel dan ion-ion kalsium serta kalium
dan terjadilah udema otak. Udema otak ini sangat berbahaya jika tidak
atau disebut juga dengan stroke iskemik atau stroke infark biasanya
terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari.
atau arteri yang menuju ke otak, sindroma klinis yang awalnya timbul
saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis, sedangkan saraf
perifer terdiri atas saraf-saraf yang keluar dari otak (12 pasang) dan
pada organ permukaan atau bagian dalam ke otak dan medulla spinal
menjadi dua yaitu system saraf somatic dan system saraf otonomik.
Sistem saraf somatic berperan dalam interaksi antara tubuh dengan
a. Otak
b. Medulla Spinalis
a. Afferent (sensorik)
a. Otak
c. Meningen
hampir 75% sel bodi saraf dan denrit berada pada korteks
e. Cerebrum.
1. Lobus frontal
2. Lobus parietal
3. Lobus temporal
an penyimpanan ingatan.
4. Lobus oksipital
penyimpanan ingatan.
memori.
1. Lobus oksipital mengandung area fisual otak, berfungsi
g. Diencephalon
1) Thalamus
2) Hypothalamus
pituitary.
3) Epitalamus
perkembangan seksual.
4) Batang Otak
5) Reticular Formation
leher)
jantung reumatik, dan infark miokard, serta infeksi pulmonal, adalah tempat-
tempat di asal emboli. Mungkin saja bawah pemasangan katup jantung
embolisme setelah prosedur ini.(Brunner & suddarth edisi 8). Menurut dr.
Valery Feigin, PhD faktor resiko yang tidak dapat di modifikasi ini mencakup
dari semua stroke terjadi pada orang berusia kurang dari ini,
1. Hipertensi
muda.
2. Penyakit jantung
iskemik.
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
signifikan.
5. Diabete mellitus
6. Strees emosional
Kadang-kadang pekerjaan, hubungan pribadi, keuangan, dan
atau bagian mana yang terkena, rata-rata serangan, ukuran lesi dan
akibat hipoksia.
d. Afasia (kesulitan dalam bicara)Afasia adalah defisit kemampuan
area pusat bicara primer yang berada pada hemisfer kiri dan
sebelah kiri.
Broca, yang terletak pada lobus frontal otak. Pada afasia jenis
bicara.
(2) Sensorik
ganda, gangguan lapang pandang pada salah satu sisi. Hal ini
g. Disfagia
cranial IX. Selama menelan bolus didorong oleh lidah dan glottis
h. Inkontinensia.
sama.
sebagai berikut:
bilateral.
d. Hemianopsia homonym.
area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah
ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal
Trombus dapat berasal dari plak arterosklerotik, atau darah dapat beku
pada area yang stenosis, tem pat aliran darah mengalami pelambatan
infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau
edema dan nekrosis diikuti trombosis. Jika terjadi septik infeksi akan
meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau
ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang
dan pons.
untuk waktu 4-6 menit. Perubahan inversibel jika anoksia lebih dari
2.1.7
Perembesan darah ke dalam
2.1.8 Emboli serebral parenkim otak
Pembuluh darah oklusi
2.1.9
2.1.10 Stroke (cerebrovaskular accident) Penekanan jaringan otak
Iskemik jaringan otak
2.1.11
2.1.12
Edema dan kongesti Deficit neurologis
2.1.13 Infark otak, edema dan henrniasi
jaringan sekitar otak
2.1.14
Kerusakan terjadi
Infark Kehilangan Disfungsi bahasa
MK.Risiko pada lobus frontal
dan komunikasi
serebral control volunter kapasitas, memori,
peningkatan TIK
atau fungsi
intelektual kortikal
MK.Ketidak
Hemiplagi Kompresi Disatria,
efektifan
dan batang otak Kerusakan disfasia, afasia
perfusi
jaringan hemiparesis fungsi dan apraksia
seserebral efek psikologis
MK.Hambatan
mobilitas fisik Lapang perhatian
Depresi saraf terbatas, kesulitan MK.Hambata
kardiovaskuler dan dalam pemahaman n komunikasi
koma
pernapasan lupa, kurang mtivasi, verbal
a. Pemeriksaan Laboratorium
pembekuan darah.
1. Angiografi serebri
3. USG Doppler
5. Cerebral Angiography
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Keperawatan
1. Fase akut
Pasien yang koma dalam pada saat masuk ruamah sakit
hipoventilasi.
b. Medis
dan embolisasi
2.1.8 Komplikasi
jaringan.
diperbaiki.
2.2.1 Pengkajian
proses ini sangat penting dalam akurasi data yang dikumpulkan. Data
a. Riwayat kesehatan
kesehatan keluarga.
pekerjaan.
koping mekanisme.
c. Keluhan utama
dan responya.
obat kejang.
e. Riwayat keluarga
f. Pemeriksaan Fisik
saraf kranial, saraf sensorik, saraf motorik, refleks dan sistem saraf
otonom.
g. Tanda vital
yang terjadi. Misalnya, pada pasien dengan spinal cord injury akan
h. Status mental
1. Refleks Bisep
pemeriksa
sendi siku.
2. Refleks Trisep
3. Refleks Patella
1) Pasien duduk santai dengan tungkai menjuntai
m.quadrisep femoris.
4. Refleks Babinski
5. Refleks Achilles
6. Refleks Kornea
7. Refleks Faring
Faring digores dengan spatel, reaksi positif bila ada reaksi
neuromuskuler.
penurunan fungsi
cranial.
7. Kurangnya pengetahuan
Analisa data
SLKI
1 Ketidak Setelah O:
efektifan dilakukan -
perfusi pengkajian
-
monitor jumlah kecepatan,dan
karakteristik,drainase cairan
serebrospinal
T:
-
ambil sampel drainase cairan
serebrospinal.
- kalibrasi transduser.
-
pertahankan sterilitas system
pemantauan .
-
pertahankan posisi kepala dan
leher netral.
-
dokumentasikan hasil
pemantauan,jika perlu.
-
atur interval pemantauan sesuai
kondisi pasien.
E:
2 Gangguan Setelah O:
mobilitas fisik
berhubungan dilakukan - Identifikasi adanya nyeri atau
dengan pengkajian
neuromukuler selama 1x24 keluhan fisik lainnya
jam didapatkan
- Identifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakan
hasil: - Monitor frekuensi jantung dan
meningkat T:
E:
-
-
Anjurkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan (mis.
duduk ditempat tidur).
K:
Konsultasi kesehatan
meningkat - muntah.
-
Gunakan teknik bersih dalam
pemberian makanan via
selang
- Berikan tanda pada selang
-
Tinggikan kepala tempat tidur
E:
berhungan dilakukan -
kurangnya jam di -
-tingkat -
-fungsi otak -
jelaskan etiologi masalah dan
membaik alasan tindakan
-
anjurkan peningkatan asupan cairan
-
kolaborasi dengan tim medis
tentang penurunan/peningkatan
freuensi usus
- -kolaborasi penggunaan obat
pencahar,jika perlu
minat melakukan T:
-
fasilitas menggosok
gigi,sesuai kebutuhan
-
fasilitas mandi,sesuai
kebutuhan
-
pertahankan kebiasaan
kebersihan diri
-
berikan bantuan sesu ai
tingkat kemandirian
E:
sebagai bentuk
komunikasi
T:
-
gunakan metode
komunikasi alternative
- sesuaikan gaya komunikasi
dengan
kebutuhan(mis,berdiri di
depan pasien,dengarkan
secara seksama )
-
modifikasi lingkungan
untuk meminimalkan
bantuan
-
ulangi apa yang di
sampaikan pasien
-
berikan dukungan
psikologis
-
gunakan juru bicara,jika
perlu
E:
-
anjurkan berbicara
perlahan
-
k:
1x24 jam di
dapatkan hasil
identifikasi kesiapan dan
sebagai berikut: - -
kemampuan menerima
perilaku sesuia
informasi identifikasi
anjuran meningkat
faktor-faktor yang dapat
-verbalisasi minat
meningkatkan dan
dalam belajar
menurunkan motivasi dan
meningkat -
menurunkan motivasi
kemampuan T:
perilaku hidup bersih dan
menjelaskan -
sehat
pengetahuan