Anda di halaman 1dari 47

I.

Pendahuluan

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan berkesinambungan terdiri

dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf ini, respon terhadap lingkungan internal

dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau

sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas atau kemampuan untuk mentransmisi suatu

respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf melalui 3 cara utama, yaitu :

1. Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang

terletak ditubuh baik eksternal (reseptor somatik) maupun internal (reseptor viseral).

2. Aktivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang

menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian akan

menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa

terjadi.

3. Output motorik. Impuls dari otak dan medula spinalis memperoleh respons yang

sesuai dari otot dan kelenjar tubuh.2

Sistem saraf secara anatomis terdiri dari 2 bagian besar yakni sistem saraf pusat dan

sistem saraf perifer, sedangkan secara fungsional terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem

saraf otonom (viseral). Sistem saraf pusat meliputi otak dan medulla spinalis, sedangkan

sistem saraf perifer meliputi saraf kranial dan saraf spinal. Keduanya saling berhubungan

erat. Gangguan yang terjadi pada sistem saraf pusat dapat mempengaruhi sistem saraf perifer

dan sebaliknya.1

1
II. Sistem Saraf Pusat

Saraf pusat merupakan struktur yang rentan terhadap gangguan berupa trauma maupun non-

trauma. Terdapat empat komponen yang berperan melindungi susunan saraf:

1. Kranium merupakan struktur tulang keras pelindung otak sedangkan kolumna

vertebralis sebagai pelindung medulla spinalis.

2. Meningen yakni membran pelindung susunan saraf dan mengandung zat makanan.

3. Cairan serebrospinal

4. Sawar darah otak (terdiri dari thight junction sekeliling kapiler dan sel endotelial)

yang sangat selektif membatasi akses zat yang berada dalam darah ke jaringan otak.

Kranium:

1. Neurocranium

Neurocranium ini membungkus otak, labirin (telinga dalam), dan telinga tengah.

Tulang atap tengkorak (calvaria) remaja dan orang dewasa yang keras dihubungkan oleh

2
sutura dan tulang rawan (synchondroses). Sutura coronalis meluas di frontal atap tengkorak.

Sutura Sagitalis terletak di garis tengah, membentang dari jahitan koronal dan bifurcatio

oksiput. Daerah persimpangan frontal, parietal, temporal dan tulang sphenoid disebut pterion.

Di bawah pterion terletak bifurkasi dari arteri meningeal media.

2. Scalp

Lapisan kulit kepala terdiri dari skin (kulit termasuk epidermis, dermis, dan rambut),

connective tissue (jaringan ikat subkutikuler), aponeurosis (penghubung jaringan), loose

connective tissue (jaringan ikat longgar) dan periosteum (tulang tengkorak). Rambut dari

kulit kepala tumbuh sekitar 1 cm per bulan. Trauma kepala dangkal sampai aponeurosis tidak

menyebabkan hematoma besar, dan tepi kulit biasanya tetap normal. Trauma yang terjadi

dibawah aponeurosis dapat menyebabkan perdarahan yang menyebar di seluruh tulang

tengkorak disebut juga subgaleal hematome.

3. Viscerocranium

Viscerocranium ini terdiri dari tulang-tulang orbit, hidung, dan sinus paranasal. Batas

atas orbita dibentuk oleh tulang frontal, batas bawahnya tulang maksila dan zygomaticum.

Sinus frontalis terletak di atap tulang orbita, sedangkan sinus maksilaris terletak di bawah

tulang orbita. Rongga hidung memanjang dari anterior (nostril) sampai ke posterior (choanae)

dan menghubungkan sinus paranasal-maksilaris, frontal, sphenoid, dan ethmoid. Saluran

infraorbita , yang menyalurkan pembuluh darah infraorbital dan saraf, terletak di superior

dinding sinus maksilaris.3

3
Meningen

Otak dan Medulla spinalis dilapisi oleh tiga lapisan yang disebut meningen yang berasal dari

mesodermal, yakni:

- Pachymeninx:

 Duramater

Terdiri dari dua lapisan jaringan konektif fibrosa. Lapisan terluar merupakan

periosteum bagian dalam dari tulang tengkorak. Lapisan dalam adalah lapisan

mening sesungguhnya. Antara sinus sagitalis superior dan inferior terdapat

lapisan dalam durameter yang terlipat dua disebut falks serebri yang berlanjur

menjadi tentorium yang memisahkan serebelum dan serebrum. Arteri

duramater berdiameter relatif besar karen mensuplai tulang tengkorak dan

duramater. Arteri terbesar adalah arteri meningea media.

- Leptomeninges:

 Arakhnoid

Merupakan membran tipis yang avaskular. Rongga antara arakhnoid dan

piameter disebut rongga subarakhnoid mengandung cairan serebrospinal.

Piamater dan arakhnoid saling berhubungan dengan jaringan ikat.

 Piamater

Terdiri dari lapisan tipis sel mesodermal. Piamater tidak hanya melapisi

permukaan otak dan medulla spinalis yang terlihat, namun juga permukaan

yang tidak terlihat pada kedalam sulkus.

Di antara duramater dan arakhnoid disebut rongga subdural, diantara arakhnoid dan

piamater disebut rongga subarakhnoid yang berisi cairan cerebrospinal.1

4
http://missinglink.ucsf.edu/lm/ids_104_cns_injury/response%20_to_injury/meninges.htm

Otak

Otak merupakan pusat control sistem saraf. Otak dibangun oleh lebih dari 100 miliar

sel saraf. Setiap sel saraf dapat berkomunikasi dengan ribuan sel saraf lainnya untuk

menghasilkan komunikasi yang kompleks dan pengontrol jaringan kerja.2

Otak terdiri dari otak besar (hemisfer cerebri dan ganglia basal), otak kecil

(cerebelum), diensefalon (talamus, epitalamus, dan hipotalamus) dan batang otak (brainstem)

berupa mesencephalon, pons, dan medula oblongata.1

Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang.

 Otak Depan (prosensefalon) terdiri atas dua bagian:

1) Telensefalon merupakan bagian otak yang berkembang secara cepat , baik

menurut ukuran maupun kompleksitasnya. Komponen utama telensefalon

adalah cerebrum (otak besar) dan bulbus olfaktori.2

5
Cerebrum

Terdiri atas hemisfer kanan dan kiri yang dipisahkan oleh falks serebri, yaitu

lipatan duramater dari sisi sinus sagitalis superior. Keduanya dihubungkan

oleh sebuah komissura yaitu corpus calosum. Masing-masing cerebrum terdiri

dari susunan yang disebut korteks serebri, jaringan masa putih atau white

matter, dan ganglia basal. Hemisfer kiri merupakan hemisfer dominan terdapat

pusat bicara, pada orang yang bekerja dengan tangan kanan dan lebih dari

85% pada orang yang bekerja dengan tangan kiri (kidal). Masing-masing

hemisfer dibagi empat lobus yakni frontal, parietal, temporal, dan occipital.

6
 Lobus Frontal

Batas lobus ini adalah sulkus sentralis sampai frontal pole dan terletak

di atas sulkus lateralis dan anterior sulkus lateralis. Lobus frontal

dibagi menjadi tiga komponen utama yakni korteks motorik primer

(area 4), korteks premotor (area 6), dan korteks prefrontal. Korteks

motorik primer dan korteks premotor membentuk sistem fungsional

untuk perencanaan dan pengontrolan gerak. Korteks prefrontal

berhubungan dengan tugas kognitif dan pengontrolan perilaku. Secara

keseluruhan lobus frontal memiliki fungsi penting yakni pengatur

motorik, pusat bicara motorik (Broca), pusat emosi, pusat berpikir,

pusat perilaku, dan pusat inisiatif.

 Lobus Parietal

Batas lobus ini adalah sulkus sentralis sampai lobus oksipital, superior

dari lobus temporal. Fungsi lobus ini antara lain sebagai pusat

pemrosesan sensasi somato-sensorik yang meliputi nyeri, suhu, taktil,

dan penilaian objek dalam orientasi ruang.

 Lobus Temporal

Batas lobus ini adalah dari temporal pole sampai lobus oksipital.

Terletak di bawah sulkus lateral, dan meliputi sulkus lateralis sampai

sulkus kolateral. Lobus temporal berperan sebagai pusat pendengaran,

pengertian bahasa (Wernicke), pemahaman suara, dan irama musik,

serta pengaturan fungsi memori.

7
Gambar 2. Lobus serebrum

 Lobus Oksipital

Terletak posterior dari sulkus parietooksipital. Perannya adalah sebagai

pusat penerima dan penganalisa penglihatan, serta untuk mengenali

penglihatan serta warna.

Ganglia Basalis merupakan massa abu-abu yang berada pada lapisan dalam

hemisfer cerebriyang termasuk ke dalam sistem ekstrapiramidalis. Lesi di

ganglia basal menimbulkan gerakan-gerakan repetitif, bradikinesia, dan tremor

seperti pada penyakit Parkinson.1

8
Gambar 3. Pandangan lateral kanan dari otak kanan

2) Diensefalon terdapat di depan otak tengah. Mengandung beberapa komponen

antara lain thalamus, hipotalamus, kelenjar pineal, dan kelenjar pituari.

 Thalamus terdiri atas substansi kelabu yang dibangun oleh sejumlah

badan sel, dendrite, dan akson yang tidak berselubung myelin. Banyak

nucleus sensorik dan motorik penting yang terletak dalam thalamus

seperti: nucleus genikulasi, nucleus ventral, nucleus ventrolateral.

 Hipothalamus berada dibawah thalamus berfungsi untuk mengatur

berbagai proses. Misalnya mengatur temperatur tubuh, dorongan seks,

dan rasa lapar. Selain itu hipothalamus juga berfungsi mengontrol

kelenjar pituitari. Dengan demikian terjalin hubungan kerja sama

antara sistem saraf dan sistem hormon.

9
 Epithalamus membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga.

Berukuran kecil, badan pineal, yang berfungsi sebagai endokrin,

menjulur dari ujung posterior epitalamus.

Gambar 5. (A) potongan frontal melalui hemisfer serebral memperlihatkan ganglia basalis
dan thalamus; (B) potongan horizontal melalui hemisfer serebral

 Otak tengah (mesensefalon) merupakan sebuah pusat koordinasi dari respons

refleks untuk indra penglihatan. Bagian dasar dari otak tengah disebut optic

tektum , yaitu suatu penebalan dari sistem kelabu yang menghubungkan sinyal-

sinyal penglihatan dan pendengaran. Otak tengah terdiri dari pendunkulus, dan

10
corpora kuadrigemina adalah empat tonjolan bulat yang disebut kolikuli yang

menyusun langit-langit otak tengah.

 Otak belakang (rhombensefalon) merupakan bagian otak yang bersambungan

dengan sumsum tulang belakang. Komponen utama:

a. Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons dan serebelum/otak

kecil)

 Pons (berarti jembatan). Menghubungkan medulla yang panjang

dengan berbagai bagian otak melalui pendunkulus serebral.Berfungsi

sebagai pusat respiratorik mengatur frekuensi dan kedalaman

pernapasan dan sebagai menerima informasi dari saraf cranial VIII.2

 Serebelum. Terletak di bagian dorsal dari pons dan medulla oblongata.

Serebelum dipisahkan dengan lobus oksipital oleh tentorium, dan

memenuhi hampir keseluruhan fossa posterior. Bagian tengah

serebelum yang disebut dengan vermis memisahkan dua lobus yang

disebut hemisfer serebelum. Serebelum berhubungan dengan medulla

spinalis, batang otak, dan kedua hemisfer serebri. Beberapa fungsi

utamanya yakni mengkoordiansikan keseimbangan dan tonus otot

melalui hubungan dengan sistem vestibulardan medulla spinalis.1

b. Miensefalon menjadi medulla oblongata

Medulla Oblongata panjang sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons

sampai medulla spinalis dan terus memanjang. Komponennya terdiri

atas:

a. Dekusasi pyramid tepat diarea superior medulla oblongata.

11
b. Traktus Piramidal adalah jalur motorik utama dari serebrum ke

medulla spinalis.2

Gambar 6. Pandangan posterolateral dan anterior dari brain stem

12
Gambar 7. Pandangan posterior dan sagital median dari brain stem

Sistem Ventrikular

Sistem ventricular otak dibentuk terutama oleh empat ventrikulus (gambar.

Ventrikulus pertama dan ventrukulus kedua, atau ventriculus lateralis, adalah bagian

terbesar system ventricular dan menempati bagian luas hemispherium cerebri. Masing-

masing ventruculus lateralis berhubungan dengan ventriculus tertius melalu sebuah foramen

interventriculare. Ventriculus tertius berupa celah yang sempit antara bagian diencephalon

dextrum dan sinistrum. Ke arah posterior-inferior celah ini dilanjutkan menjadi aqueductus

mesencephali (aquaductus cerebri) yang menghubungkan ventriculuc tertius dengan

13
ventriculus quartus. Ventriculus quartus berada dalam bagian posterior pons dan dalam

medulla oblongata meluas kea rah posterior-inferior, lalu beralih menjadi canalis centralis

dalam bagian inferior medulla oblongata dan seluruh medulla spinalis. CSF disalurkan dari

ventriculus quartus melalui sebuah apertura mediana (Mangedius) yang tunggal dan sepasang

aperture lateralis ke dalam spatium subarachnoideum. Ketiga aperture ini adalah satu-satunya

jalan bagi CSF untuk memasuki spatium subarachnoideum. Jika jalan ini tersumbat,

ventriculus menggembung, dan menyebabkan kompresi terhadap hemispherum cerebri.

Gambar 8 Pandangan medial dari sisi kiri otsk

Pada tempat tertentu, terutama pada dasar otak, arachnoidea mater cranialis dan pia

mater cranialis terpisah oleh genangan CSF (cisterna) yang luas. Sisterna-sisterna

subarakhnoidal utama ialah:

 Cisterna cerebelomedularis atau cistern magna, terdapat antara permukaan inferior

cerebellum dan atap ventriculus quartus

 Cisterna pontis terdapat pada permukaan anterior pons dan medulla oblongata

 Cistern interpedunculus terletak antara kedua pedunculus cerebri mesencephalon

14
 Cistern superior terletak antara bagian posterior corpus callosum dan permukaan

superior cerebellum

Sumber pembuatan CSF utama adalah plexus choroideus (gambar). Plexus choroideus

terletak dalam atap-atap ventriculus tertius dan ventriculus quartus, dan pada dasar tanduk

dan badan kedua ventriculus lateralis. Meskipun plexus choroideus adalah sumber utama CSF

dan villi arachnoidea merupakan tempat resorbsi CSF terpenting, di tempat lain (misalnya,

melalui pelapis ventriculus) terjadi pertukaran antara plasma darah dan CSF. CSF dari

venriculus lateralis dan ventriculus tertius mengalir ke dalam ventriculus quartus melalui

aqueductus mesencephali (aquaductus cerebri). CSF meninggalkan ventriculus quartus

melalui lubang median dan lateral, dan kemudian memasuki spatium subarachnoideum, dan

tertimbun di dalam cistern cerebellomedularis dan cistern pontis. Dari cistern-cisterna ini

sebagian CSF mengalir ke inferior, ke spatium subarachnoideum sekeliling medulla spinalis

dan ke arah posterior melewati cerebellum. Namun CSF terbanyak mengalir ke dalam cistern

interpeduncularis dan cistern superior. CSF dari berbagai cisterna menyebar ke arah superior

melalui celah-celah dan fisur-fisur pada permukaan medial dan superolateral hemisfer

serebrum. CSF juga memasuki perluasan spatium sub arachnoideum sekitar nervicraniales,

antara lain yang terpenting ialah perluasan sekeliling kedua nervus opticus (gambar)

Lokasi resorpsi CSF ke dalam system vena yang terpenting ialah melalui villi

arachnoidea ke dalam sinus duraematris, terutama sinus sagitalis superior dan lacuna lateralis.

Dengan meningkatnya usia, villi aracnoidea mengalami hipertrofi, lalu disebut granulations

arachnoidea (Pacchioni).

15
Gambar 9. Venrikel, ruang subarachnoid, dan cistern

16
Medulla Spinalis

Medulla spinalis menjadi penyedia menjadi penyedia informasi yang penting karena
menghubungkan otak dengan sebagian besar tubuh manusia. Medulla spinalis menempati 2/3
bagian atas kanalis spinalis pada dewasa dalam kolumna vertebra. Panjang keseluruhan pada
dewasa normalnya antara 42 hingga 45 cm. Konus medialis merupakan ujung distal (inferior)
akhir dari medulla spinalis. Pada dewasa, konus berakhir pada L1 atau L2 dari ko9lumna
vertebra. Filum terminal merupakan perluasan dari ujung konus dan berikatan dengan dural
sac bagian distal. Filum terminal terdiri dari piamater dan serabut glia dan terkadang
mengandung vena. Medulla spinalis terbagi dalam 30 segmen yakni 8 servikal, 12 torakal, 5
lumbar, dan 5 sakral, dan jumlah kecil koksigeal yang berhubungan dengan akar saraf.1

http://www.imaios.com/en/e-Anatomy/Spine/Spinal-cord-diagrams

17
III. Sistem Saraf Perifer

Saraf Kranialis
Klasifikasi fungsional dari saraf kranialis lebih rumit, karena beberapa dari saraf tersebut
berhubungan dengan organ sensorik khusus yang sangat tinggi, dan melayani fungsi seperti
penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecapan. Saraf-saraf kranialis lainnya adalah
brankialis (V, VI, IX, X dan XI), dan serat eferennya mempersarafi otot yang berasal dari
arkus brankialis.

Tipe serabut-serabut saraf di bawah ini, ditemukan pada saraf kranialis:


1. Serabut afferen somatic (mengirim rasa nyeri, suhu, raba, tekanan, dan propioseptif
melalui reseptor pada kulit, sendi, tendon, dan lain-lain).
2. Serabut afferen otonom (visceral) , mengirim impuls (nyeri) dari visera.
3. a) Serabut aferen somatic khusus, mengirim impuls dari reseptor special (mata, telinga)
b) Serabut afferen visceral khusus, mengirim impuls pengecapan dan penciuman.
4. Serabut efferen somatik umum, mempersarafi otot-otot skelet (III, IV, VI, XII)
5. Serabut efferen visceral, mempersarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar
parasimpatik seperti juga simpatik.
6. Serabut efferen brankial khusus, mempersarafi otot-otot yang berasal dari arkus
brankialis (V untuk otot-otot dari arkus pertama, VII untuk otot-otot dari arkus kedua, IX

18
untuk otot-otot dari arkus ketiga, X dan XI untuk otot-otot dari arkus keempat dan
selanjutnya).

19
20
Skema Cranial nerves (motor and sensory distribution)

21
Gambaran ventral batang otak dengan nervus kranialis

Gambaran sagital batang otak dengan ervus kranialis

22
1. Saraf Olfaktorius (I)

Sistem ini terdiri dari bagian berikut: mukosa olfaktorius pada bagian atas kavum
nasal; fila olfaktoria; bulbus olfaktorius; traktus olfaktorius; korteks pada lobus temporal
unkus dan area subkalosal pada sisi medial lobus orbitalis.
Mukosa olfaktorius menutupi daerah seluas kurang lebih 2 cm2 pada atap tiap kavum
nasi dan meluas ke arah konka nasalis superior dan septum nasi. Sel sensorik kecil dan sel-sel
penunjangnya, tersebar pada epitel olfaktori. Kelenjar Bowman juga terletak di sini,
menghasilkan cairan serosa, yang juga disebut mucus olfaktorius, dan bahan aromatic. Sel-sel
sensorik merupakan neuron bipolar yang berakhir pada permukaan epitel dalam bentuk
rambut-rambut olfaktorius pendek.
Prosesus sentralis (neurit) dari sel olfaktorius bergabung membentuk fasikulus yang
tidak bermielin, yaitu filum olfaktorius. Pada setiap sisi lebih kurang terdapat 20 filum; yang
berjalan melalui foramen dalam lempeng kribiformis tulang etmoidalis dan berhubungan
dengan bulbus olfaktorius. Filum tersebut adalah pendahulu dari saraf olfaktorius, dan
dipercaya mempunyai kecepatan konduksi yang paling lambat dari semua saraf.
Bulbus olfaktorius adalah bagian yang menonjol dari otak. Merupakan tempat dari
sinaps atau dendrit sel mitral yang rumit, sel tufted dan sel granular. Jadi, sel olfaktorius
bipolar adalah neuron pertama dalam sistem penciuman, sel mitral dan sel tufted dari bulbus
olfaktorius mewakili neuron kedua. Akson dari neuron-neuron ini membangun traktus
olfaktorius, yang pada tiap sisi terletak dari girus rekti di atas sulkus olfaktorius. Di depan
subtansi anterior yang berlubang-lubang, dimana pembuluh darah korpus striatum keluar dan
masuk, traktus olfaktorius membentuk trigonum olfaktorius, dan setiap traktus memecah ke
dalam stria medial dan lateral. Serat stria lateral berlanjut di atas limen insula (sambungan
korteks orbital dan insula) ke giri semilunaris dan ambient ke dalam amigdala. Di sini,
neuron ketiga dimulai, yang meluas ke bagian anterior girus parahipokampus, mewakili area
Brodmann 28. Daerah ini merupakan region kortikal dari lapangan proyeksi dan daerah
asosiasi dari sistem olfaktorius.
Akson stria medialis bersambung dengan daerah di bawah rostrum korpus kalosum
dan dengan area septalis di depan komisura anterior. Ini merupakan komisura paleokorteks,
yang menghubungkan kedua daerah olfaktorius dan membawa serat yang berkomunikasi
dengan sistem limbic. Juga menghubungkan giri temporalis medialis dan sebagian giri
temporalis inferior dari hemisfer tersebut. Sistem olfaktorius adalah satu-satunya sistem

23
saensorik di mana impuls mencapai korteks tanpa dihubungkan lebih dahulu ketalamus.
Interkoneksi sentralnya kompleks dan beberapa tidak sepenuhnya dimengerti.
Bau yang mencetuskan nafsu makan, menginduksi reflex saliva, sedangkan bau yang
amis mencetuskan mual, dan muntah. Reaksi ini berhubungan dengan emosi. Penciuman
dapat menyenangkan atau menjijikan. Serat utama yang berhubungan dengan daerah otonom
adalah berkas otak depan medial dan stria medularis thalamus.

2. Saraf Opticus (II)

Jaras Penglihatan
Retina merupakan reseptor dari impuls penglihatan. Serabut saraf yang berjalan naik
dari mata ke kiasma disebut saraf optikus. Setelah saraf tiba pada kiasma, separuh dari
seratnya yang berasal dari separuh sisi nasal retina, menyeberang melalui kiasma ke
sisi yang berlawanan. Separuh lainnya, yang berasal dari separuh sisi temporal retina,
terus berjalan ipsilateral. Di belakang kiasma, semua bergabung dengan serat yang
menyeberang dari mata kontralateral dan membentuk traktus optikus. Setiap traktus
berakhir pada korpus genikulata lateral.

24
http://psychictionary.tumblr.com/post/14598818320/korteks-celebral

3. Pergerakan Mata (III, IV, VI)

Otot-otot dari setiap mata, dipersarafi oleh saraf okulomotorius (III), troklearis (IV) dan
abdusens (VI). Nucleus dari tiga pasang saraf ini, terletak pada masing-masing sisi garis
tengah dari tegmentum otak tengah dan pons bagian bawah, dekat akuaduktus dan
ventrikel keempat.
 Saraf Okulomotorius (III)
Nucleus saraf okulomotoris terletak sebagian di depan subtansia grisea
periakuaduktal dan sebagian lagi di dalam subtansia grisea. Nucleus
okulomotorius bertanggung jawab untuk persarafan otot-otot rektus medialis,
superios, dan inferior, otot oblikus inferior dan otot levator palpebra superior.
Kedua saraf berjalan di antara arteri serebri posterior dan arteri serebelaris
superior. Pada perjalanannya ke orbita, kedua saraf pertama-tama berjalan
melalui spasium subarakanoid dari sisterna basalis dan kemudian melalui spasium
subdural. Di mana masing-masing serat menyeberangi ligamentum sfenopetrosal
sebelum memasuki sinus kavernosus, dan menjadi rentan terhadap tekanan yang
disebabkan oleh herniasi unkus. Setelah melewati sinus, saraf memasuki orbita
melalui fisura orbita superior. Kemudian, serat parasimpatik meninggalkan saraf

25
dan bergabung dengan ganglion siliar, di mana serat preganglionik dihubungkan
ke serat postganglionic pendek yang mempersarafi otot-otot mata interna.
Setelah memasuki orbita, serat somatic saraf okulomorius terbagi menjadi dua
cabanga, cabang atas berlanjut ke levator palpebra superior dan otot rektus
superior. Cabang bawah atau ventral mempersarafi rektus medial dan inferior dan
otot oblikus inferior.
 Saraf Troklearis (IV)
Nucleus saraf troklearis terletak setinggi kolikuli inferior di depan subtansia
grisea periakuaduktal, dan segera berada di bawah nucleus saraf okulomotoris.
Radiks interna membentuk lingkaran di sekeliling bagian lateral subtansia grisea
sentralis dan meyilang dibelakang akuaduktus di dalam velum medularis superior,
membran tipis yang membentuk lektum ventrikel keempat rostralis. Setelah
menyeberang, saraf tersebut meninggalkan otak tengah di bawah kolikulus
inferior. Saraf ini merupakan satu-satunya saraf kranialis yang keluar dari sisi
dorsal batang otak. Dalam perjalanan ventralnya ke sinus kavernosus, saraf-saraf
tersebut pertama-tama melewati fisura pontosereberalis rostralis dan kemudian
berlanjut di bawah tepi tentorium ke sinus kavernosus, dan dari sana ke dalam
orbita disertai oleh saraf okulomotorius.
Saraf troklearis mempersarafi otot oblikus superior, untuk menggerakkan mata ke
bawah, ke dalam, dan abduksi dalam derajat kecil. Paralisis otot ini menyebabkan
deviasi mata yang sakit ke atas dan sedikit ke dalam kea rah mata yang sehat.
Deviasi ini terutama terlihat jika mata yang terlibat melihat ke bawah dan ke
dalam, pada arah mata normal.
 Saraf Abdusens (VI)
Nucleus saraf abdusens terletak pada masing-masing sisi pons bagian bawah dekat
medulla oblongata, dan segera terletak di bawah lantai ventrikel keempat. Krus
interna saraf fasialis (VII) berjalan di antara nucleus saraf VI dan ventrikel
keempat. Serat radiks dari abdusens, berlanjut melalui basis pons di setiap sisi
garis tengah, dan muncul sebagai saraf dari sambungan pontomedular tepat di atas
pyramid.
Dari sini, kedua saraf berjalan ke atas melalui spasium subaraknoid pada masing-
masing sisi arteri basilaris. Kemudian berjalan melalui spasium subdural di depan
klivus, melubangi dura, dan bergabung dengan dua saraf motorik dalam sinus

26
kavernosus. Di sini saraf-saraf tersebut berhubungan erat dengan cabang pertama
dan kedua saraf trigeminus dan dengan arteri karotis interna, yang juga berjalan
melalui sinus kavernosus. Saraf-saraf tersebut juga tidak berjalan jauh dari bagian
lateral sinus sphenoid dan sinus etmoidalis.

4. Saraf Trigeminus (V)

Saraf trigeminus bersifat campuran: bagian mayornya membawa serat sensorik


dari wajah, dan bagian yang lebih kecil membawa serat motorik untuk otot-otot
pengunyah. Bagian sensorik berasal dari ganglion trigeminalis yang berkaitan
dengan ganglion spinalis dan mengandung sel-sel ganglion pseudounipolar.
Akson-akson perifer dari sel-sel ini berhubungan dengan reseptor untuk raba,

27
diskriminasi benda, tekanan, nyeri, dan suhu. Prosesus sentral memasuki pons
dan berakhir dalam nucleus sensorik utama (raba, diskriminasi) dan nucleus
spinalis (nyeri, suhu) dari saraf. Akson-akson dari sel-selnya berhubungan dengan
reseptor perifer dalam otot pengunyah dan dengan reseptor yang berespons
terhadap tekanan.
Ganglion Gasseri berhenti pada sulkus yang dangkal dari apeks rostral tulang
petrosa, di luar bagian lateral dari sinus cavernous. Akson perifer dari neuron
ganglionik membentuk tiga bagian mayor:
a. Saraf oftalmikus, yang berjalan melewati fisura orbita superior
b. Saraf maksilaris, yang menuju ke foramen rotundum
c. Saraf mandibularis, yang berlanjut melalui foramen ovale
Daerah sensoriknya mencakup daerah kulit dahi dan wajah, mukosa mulut,
hidung, dan sinus; gigi maksilar dan mandibular; dan daerah luas dari dura dalam
fosa kranii anterior dan tengah. Untuk telinga, saraf ke-5 hanya melaporkan dari
bagian anterior telinga luar dan kanalis auditorius menerima persarafan sensorik
dari saraf intermediate, glosofaringeus dan vagus. Saraf mandibularis, di antara
impuls-impuls lain, membawa impuls propioseptif dari otot-otot pengunyah dan
dari atap mulut untuk mengendalikan kekuatan menggigit.

28
Di dalam pons, serat saraf membawa rasa nyeri dan suhu, berlanjut kearah kaudal
sebagai trakus trigeminus spinal. Traktus ini berakhir pada nucleus spinalis dari
saraf, yang berlanjut ke bawah sejauh medulla spinalis atas.
Bagian kaudal dari nucleus spinalis memperlihatkan beberapa pola somatotopik.
Bagian yang terendah menerima serat rasa nyeri dari saraf oftalmikus. Lebih
cranial, tiba serat dari saraf maksilaris, saraf ini diikuti oleh serat dari saraf
mandibularis. Serat saraf VII (saraf intermediet) dan IX serta X mengirimkan
impuls nyeri dari telinga, sepertiga posterior lidah, faring, dan laring, bergabung
dengan traktus spinalis dari saraf trigeminus. Segmen tengah dan segmen cranial
dari nucleus spinalis barangkali menerima serat aferen yang mengirimkan impuls
tekanan dan raba. Dianggap bahwa segmen tengah menerima serat rasa nyeri

29
yang berasal dari pulpa gigi. Fungsi dari daerah nucleus ini memerlukan
penjelasan lebih lanjut.

Serat neuron kedua dari nucleus spinalis menyebar sewaktu menyeberang ke sisi
yang berlawanan, di mana neuron berlanjut melalui tegmentum pons ke thalamus,
bersama-sama dengan traktus spinotalamikus lateral. Serat berakhir dalam
nucleus posteromedial ventralis dari thalamus.
Nucleus sensorik utama dari saraf V mengisi daerah sirkumskripta tegmentum
dorsolateral dari pons. Nucleus ini menerima impuls aferen dari rasa raba,
diskriminasi, dan tekanan, yang pada medulla spinalis, dikirim oleh funikuli

30
posterior. Serat neuron kedua dalam nucleus ini juga menyeberang ke sisi lain
dari nucleus posteromedial ventral dari thalamus.
Neuron ketiga dari jaras trigeminalis terletak pada thalamus, mengirimkan akson-
aksonnya melalui ekstremitas posterior dari kapsula interna ke sepertiga bawah
girus postsentralis.
Bagian motorik atau bagian minor dari saraf trigeminus mempunyai nucleus di
dalam tegmentum pontin, terletak di sebelah medial dari nucleus sensorik utama.
Saraf motorik meninggalkan tengkorak bersama dengan saraf mandibularis. Saraf
motorik ini mempersarafi otot masseter, pterigoideus temporalis, lateralis, dan
medialis, milohioideus, digastrikus anterior dan otot tensor veli palatine.

5. Saraf Fasialis dan Intermedius (VII)

Nervus fasialis mempunyai 2 komponen besar. Komponen terbesar adalah komponen


motorik yang menginervasi otot – otot ekspresi wajah. Komponen lainnya adalah nervus
intermedius yang mana terdiri dari serat saraf afferen somatik dan viseral serta serat
efferen visceral.

 Saraf Fasialis
Nucleus motorik terletak pada bagian ventrolateral dari tegmentum pontin bawah
dekat medulla oblongata. Sewaktu masih di tegmentum pons, akson dari neuron
pertama-tama berjalan ke arah sudut pontosereberal, di mana akson ini muncul
pada sambungan pontomedular tepat di depan saraf kranialis VIII. Saraf
intermediate muncul di antara saraf fasialis dan akustikus, dan ketiganya semua
(fasiatis, intermediate, dan vestibulokoklearis) berjalan ke lateral ke dalam
kanalis akustikus interna. Di dalam kanalis, saraf fasialis dan intermediate
berpisah dari saraf kranialis VIII dan terus ke lateral dalam kranalis fasialis,
kemudian ke atas ke tingkat ganglion genikulatum.
Di sini kanalis fasialis membuat belokan tajam ke arah kaudal. Karena saraf
fasialis mengikuti kanalis, maka saraf fasialis juga ikut berbelok, yang disebut
sebagai krus eksterna atau krus luar dari saraf fasialis. Pada ujung akhir fasialis,
saraf fasialis meninggalkan cranium melalui foramen stilomastoideus. Dari titik
ini, serat motorik menyebar di atas wajah. Dalam melakukan penyebaran itu,
beberapa melubangi glandula paroitis. Otot-otot yang dipersarafi oleh saraf VII,

31
melayani ekspresi fasial dan berasal dari arkus brankialis kedua. Otot-otot
orbikularis oris dan okuli, buksinator, oksipital, frontal, stapedius, stilohioideus,
digastrikus posterior dan plastima, termasuk dalam kelompok ini.
Nucleus motorik dari saraf fasialis merupakan bagian dari beberapa arkus reflex.
Reflex kornea sebelumnya telah disebutkan. Impuls optic juga tiba pada nucleus
dari kolikulus superior melalui traktus tektobulbaris, menyebabkan penutupan
kelopak mata jika terdapat cahaya yang cukup terang (reflex berkedip). Impuls
akustik mencapai nucleus melalui nucleus dorsalis badan trapezoid. Tergantung
pada intensitas suara, arkus reflex ini menghasilkan relaksasi atau tegangan otot
stapedius.
Persarafan supranuklear dari otot-otot dahi, terletak pada kedua hemisfer serebri,
sedangkan otot wajah sisanya mendapat persarafan hanya dari girus presentralis
kontralateral. Akibatnya, gangguan unilateral dari traktus kortikonuklear oleh
suatu lesi, seperti misalnya infark, membiarkan persarafan otot frontalis tetap
utuh. Tetapi jika sebuah lesi melibatkan nucleus atau saraf perifer, semua otot
fasial ipsilateral mengalami kelumpuhan.

32
 Saraf Intermedius
o Serabut saraf afferen gustatory (visceral)
Berfungsi sebagai indera pengecap yang terletak di ganglion geniculatum.
Beberapa serabut ini akan menjadi taste bud pada 2/3 anterior lidah.
Serabut pertama bergabung bersama nervus lingualis (cabang dari nervus
mandibularis) dan berjalan melewati korda timpani menuju ganglion
geniculatum kemudian nervus intermedius menuji nukleus dari traktus
solitarius. Nukleus ini juga menerima serabut gustatory dari nervus
glossopharingeal, yang mensarafi indera pengecap dari 1/3 posterior lidah,
dan nervus vagus mensarafi indera pengecap pada bagian epiglotis. Jadi
indera pengecap dipersarafi oleh nervus VII, IX, dan X pada kedua sisi.
Oleh karena itu ageusia total jarang terjadi.

33
o Serabut somatic afferen
Mempersarafi sebagian kecil dari permukaan eksternal telinga (pinna).
Kanalis auditorius eksternus, dan permukaan eksterna dari membran
timpani, berjalan bersama nervus fasialis ,menuju ganglion geniculatum ke
nukleus sensorik dari nervus trigeminus. Lesi kutaneus pada herpes zoster
otikus melibatkan serabut saraf ini.
o Serabut efferen visceral
Mempersarafi serabut parasimpatis dari glandula lacrimale, glandula
mukosa hidung, glandula parotis, sublingual dan submandibula.

6. Sistem Vestibulokoklearis (VIII)

 Sistem Auditorius
Terdiri dari telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Yang akan dibicarakan
sekarang, terbatas pada telinga dalam, yang terdiri dari koklea, mengandung organ
korti, dan saraf akustikus atau koklearis dan hubungannya di dalam sistem saraf
pusat.
Gelombang suara yang masuk dari telinga luar dirubah menjadi gerakan mekanis
oleh osikel auditorius dari telinga tengah, dan pada gilirannya diubah menjadi
gelombang tekanan dari perilimfe, pada waktu tulang stapes menggetarkan
fenestra ovalis. Gelombang tekanan dari perilimfe menggetarkan dua setengah
putara koklea melalui skala vestibule ke helikotrema, dan kemudian berjalan
turun melalui skala timpani ke fenestra rotundum. Gelombang tekanan ini
menghasilkan getaran pada membrane basilar, menyebabkan stimulasi sel rambut
dari organ korti. Gelombang ini adalah reseptor sensorik khusus yang mampu
mengubah gelombang mekanis menjadi potensial aksi elektrik.
Ganglion spiralis terletak dalam kanalis spiraslis dari organ Korti. Cabang
perifer sel bipolar dari ganglion ini berhubungan dengan sel sensorik di dalam
organ Korti. Akson sentral dari ganglion ini membentuk saraf koklearis, yang
bergabung dengan saraf vestibularis pada perjalanannya melalui meatus akustikus
interna ke arah sudut pontoserebelaris. Di sana, kedua saraf tersebut memasuki
batang otak tepat di belakang pendukel sereberal inferior. Beberapa serat saraf
koklearis, berakhir pada nucleus koklearis ventralis dan lainnya pada nucleus
koklearis dorsalis. Neuron kedua menghantarkan impuls melalui jaras yang

34
berbeda dan dengan beberapa interupsi di sentral dari kolikulus inferior dan
korpus genikulatum medial.

 Sistem Vestibular atau Keseimbangan


Untuk mempertahankan keseimbangan dibutuhkan tiga sistem: sistem vestibular,
sistem propiosepsi dari otot dan sendi dan sistem optikal.
Organ reseptor mempertahankan keseimbangan tubuh dan terletak dalam
utrikulus, sakulus dan dalam ampula kanalis semisirkularis. Pada kedua utrikuli
dan sakuli, organ reseptor adalah maculae staticae. Macula dari utrikulus mengisi
lantai utrikulus, sejajar dengan basis cranium. Macula sakulus mengisi dinding
medial dari sakulus dalam posisi vertical. Sel rambut dari masing-masing macula
tertanam dalam membrane gelatinosa yang berisi otolit dan dikelilingi oleh sel-sel
penunjang. Reseptor ini mengirim impuls static secara sentral dan memberikan
informasi tentang posisi dari kepala dalam ruangan.
Tiga kanalis semisirkularis dihubungkan dengan utrikulus. Setiap ujung yang
melebar atau ampula mengandung suatu reseptor yang disebut Krista. Sel rambut
dari setiap Krista ampularis tertanam dalam materi gelatinosa yang membentuk
kupula tinggi, yang tidak mengandung otolit. Sel rambut dari Krista sensitive

35
terhadap pergerakan endolimfe di dalam kanalis semisirkularis. Semua itu adalah
reseptor kinetic. Impuls yang dihasilkan oleh reseptor dalam labirin merupakan
stimuli pada arkus reflex yang mengatur otot-otot mata, leher, dan tubuh
sedemikian rupa sehingga keseimbangan dapat dipertahankan tanpa tergantung
posisi atau gerakan kepala.
Ganglion vestibularis terletak dalam meatus akustikus interna dan mengandung
sel bipolar. Semua serat perifernya berhubungan dengan reseptor dalam apparatus
vestibularis, dan serat-serat sentralnya membentuk saraf vestibularis. Bersama
dengan saraf kklearis, saraf vestibularis berjalan melewati meatus akustikus
interna ke arah sudut pontosereberalis, dimana saraf vestibular memasuki batang
otak pada sambungan pontomedular dalam pejalanannya ke nucleus vestibularis
dekat lantai ventrikel keempat.
Bersama dengan bagian flokulonodular dari serebelum, nucleus vestibularis
membentuk kompleks yang sangat penting untuk keseimbangan dan tonus otot-
otot skeletal. Ada sistem tambahan yang melayani keseimbangan,
spinoserebelaris dan serebroserebelaris.
Semua nucleus vestibularis, dihubungkan dengan nucleus saraf motorik ocular
oleh fasikulus longitudinalis medialis.

7. Sistem Vagus (IX, X, Kranial XI)

 Saraf Glosofaringeus (IX)


Saraf glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius pada
waktu meninggalkan cranium melalui foramen jugularis. Pada foramen tersebut,
saraf IX mempunyai dua ganglion, ganglion intrakranialis superior dan ganglion
intrakranialis inferior. Setelah melewati foramen, saraf berlanjut antara arteri
karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stiloglosal, kemudian berlanjut
antara arteri karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di
antara otot ini dan otot stiloglosal serabut saraf berlanjut ke basis lidah dan
mensarafi mukosa faring, tonsil dan sepertiga posterior lidah.
Saraf ini mempunyai cabang-cabang sebagai berikut:
1. Saraf timpanikus, berasal dari ganglion ekstrakranialis inferior, melewati
telinga tengah dan pleksus timpanikus (Jacobson), berlanjut melalui saraf
petrosus minor dan ganglion otikum ke glandula parotis. Merupakan saraf
sensorik untuk telinga tengah dan tuba eustakius
36
2. Cabang stilofaringeal, mensarafi otot stilofaringeal
3. Cabang faringeal, bersama dengan cabang saraf vagus membentuk pleskus
faringeal. Semua mempersarafi otot-otot serat lintang dari faring.
4. Cabang sinus karotikus, menyertai arteri karotis interna ke sinus karotikus
dan ke glomus karotikum.
5. Cabang lingualis, mengambil impuls pengecapan dari sepertiga posterior
lidah.

 Saraf Vagus (X)


Saraf vagus juga mempunyai dua ganglion, ganglion superior atau jugularis dan
ganglion inferior atau nodosum. Keduanya terletak pada daerah foramen
jugularis.

37
Saraf vagus mewakili arkus brakialis ke empat dan selanjutnya. Kaudal dari
ganglion inferior, saraf ini berjalan turun sepanjang arteri karotis interna dan
arteri karotis komunis dan tiba di mediastinum melalui aperture torakalis
superior. Saraf kanan berjalan di atas arteri subklavia dan yang kiri berjalan di
atas arkus aortikus dan di belakang radiks paru. Dari titik tersebut kedua saraf
sangat dekat dengan esophagus, serat saraf kanan melekat pada sisi posterior dan
serat saraf kiri melekat ke sisi anterior esophagus. Cabang terminal berjalan
dengan esophagus ke dalam rongga abdomen melalui hiatus esophagus
diafragmatik.
Cabang dari nervus vagus:
o Cabang Dural, berjalan dari ganglion superior menembus foramen
jugularis sampai fossa posterior duramater.
o Cabang Auricular, berasal dari ganglion superior menuju kulit
permukaan posterior dari telinga luar dan inferoposterior dari kanalis
auditorik eksternal.
o Cabang Pharyngeal, bergabung bersama nervus glossopharyngeal dan
serabut simpatis menuju pleksus pharyng untuk mempersarafi otot daerah
palatum molle dan pharyng.
o Nervus laryngeal superior, berasal dari ganglion inferior menuju laryng.
Nervus ini mempunyai 2 cabang. Cabang eksternal mempersarafi m.
constrictor pharyngeal dan m. cricothyroid. Cabang internal adalah fungsi
sensorik yang mempersarafi mukosa laryng sampai pita suara, serta
mukosa epiglotis, dalam hal ini serabut gustatory epiglotis dan
parasimpatis dari kelenjar.
o Nervus laryngeal rekurens, berjalan bersama a. subclavia dextra dan
arcus aorta di sebelah kiri. Mempersarafi motorik dari m. laryngeal
interna, kecuali m. cricothyroid, serta sensorik dari mukosa laryng di
bawah pita suara.
o Cabang cardiotorakal dan cardoservikal superior, mempersarafi
serabut simpatis dari jantung
o Cabang bronkial, mempersarafi pleksus pulmonal pada dinding bronkus.
o Cabang renal, hepatik, gaster anterior dan posterior, berjalan melalui
pleksus mesenterika superior, dan bersama dengan serabut simpatis

38
menuju viscera abdomen (gaster, hepar, pnkreas, limpa, ginjal, kelenjar
adrenal, usus halus, dan proksimal dari colon).

 Saraf Asesorius (XI)


Saraf asesorius mempunyai radiks spinalis dan kranialis. Radiks kranialis adalah
akson dari neuron dalam nukleus ambiguuus yang terletak dekat dengan neuron
dari saraf vagus.
o Nucleus Ambiguus
Nucleus ambiguous terdiri dari motoneuron saraf glosofaringeus, vagus
dan asesorius cranial. Nucleus ini menerima impuls supranuklear dari
kedua hemisfer serebri melalui traktus kortikonuklear. Oleh karena itu,
gangguan unilateral dari serat sentral tidak memberikan gangguan fungsi
yang nyata. Akson dari nucleus, menyertai saraf glosofaringeus, vagus

39
dan asesorius kranialis dan mempersarafi otot palatum mole, otot faring,
laring dan otot lurik bagianrostral esophagus. Nukeus ambiguous
menerima impuls aferen dari nucleus spinal trigeminus dan dari nucleus
traktus solitaries. Nukleus ini merupakan bagian dari arkus reflex yang
berasal dari mukosa traktus respiratorius dan digestivus, dan mencetuskan
batuk dan muntah.
o Saraf asesorius Spinalis
Saraf asesorius cranial menjadi bagian dari saraf vagus, dan saraf
asesorius spinalis sekarang disebut sebagai ramus eksternus. Cabang
eksterna ini berjalan turun pada leher dan memberikan persarafan motorik
ke otot sternokleidomastoideus dan trapezius.

8. Saraf Hipoglosus (XII)

Nucleus saraf hipoglosus terletak pada medulla oblongata bawah pada setiap sisi garis
tengah dan dekat lantai ventrikel keempat, dimana semua menghasilkan trigonum
hipoglosus. Setiap nucleus terbuat dari beberapa kelompok motoneuron, dan setiap
kelompok mempersarafi otot lidahnya masing-masing. Sesuai dengan perkembangan,
neuron identik dengan motoneuron pada kornu anterior spinalis. Hipoglosus adalah saraf
eferen somatic. Saraf meninggalkan cranium melalui kanalisnya sendiri, yaitu kanalis
hipoglosi, di atas tepi lateral foramen magnum. Di dalam leher, saraf berjalan di antara
arteri karotis interna disertai oleh serat tiga segmen atas. Serat-serat ini tidak bersatu
dengan saraf hipoglosus, tetapi segera berpisah dan mempersarafi otot tulang hioideus.
Saraf hipoglosus mempersarafi otot lidah: stiloglosus, hioglosus dan genioglosus.
Persarafan volunteer berjalan melalui traktus kortikonuklear yang datang dari korteks
presentralis, menyertai traktus kortikospinalis pada perjalanannya melalui kapsula interna.
Nucleus hipoglosus menerima impuls terutama dari traktus kortikonuklearis kontra-
lateral. Sebagai tambahan, serat aferen dari formasio retikularis, nucleus traktus
tektospinalis, dan dari arkus reflex yang melayani menelan, mengunyah, mengisap dan
menjilat.

40
Sistem Saraf Motorik

Pusat dari sistem motorik untuk pergerakan volunter adalah di daerah korteks motoik primer
cerebri (area 4) dan korteks tambahan (sebagian dari korteks premotor, area 6), dan traktus
korticobulbar dan korticospinal.

Area Korteks Motorik

41
Korteks motorik primer (gyrus precentral) berada di depan dari sulcus centralis
sedangkan korteks sensorik berlawanan dari korteks primer. Area kerongkongan, dan laryng
terletak di bagian inferior bawah kortek motorik primer, berturut-turut ke atas adalah wajah,
ekstremitas atas, batang tubuh, dam ekstremitas bawah.

Motorneuron tidak hanya ditemukan di area 4 saja tetapi juga di daerah kortek
tambahan. Karakteristiknya adalah terdapat neuron pyramidal besar (Betz cells) yang
membentang pada lapisan kelima korteks dan mengirim impuls cepat, axon mielin tebal
menuju traktus piramidalis. Serabut saraf terbesar berasal dari sel piramis yang lebih kecil
dan sel fusiform dari area 4 dan 6 Broadmann. Axon dari area 4 menguasai sekitar 40% dari
serabut traktus piramidalis. Korteks memori terletak di daerah lobus frontal, daerah 3, 2, 1
dari korteks somatosensorik lobus parietal. Stimulasi listrik dari area 4 menyebabkan

42
kontraksi dari otot, sementara itu stimulasi dari area 5 menghasilkan pergerakan kompleks
dan luas.

Traktus Corticospinal (Traktus Piramidalis)

Traktus ini berasal dari korteks motorik dan berjalan menuju white matter cerebri
(corona radiata), kapsula interna posterior, pedunculus cerebri bagian central (crus cerebri),
pons, dan dasar (bagian anterior) medulla oblongata (pyramis). Lebih ke bawah dari medulla
oblongata, 80,85% dari serabut piramidalis menyilang kontralateral, disebut decussatio
piramidalis. Traktus ini disebut traktus kortikospinalis lateral. Sisanya tidak menyilang terus
berjalan ke bawah menuju medulla spinalis dalam funiculus spinalis anterior sebagai traktus
kortikospinalis anterior. Traktus ini akan menyilang jauh di bawah yaitu pada segmen.

Traktus Kortikobulbar (kortikonuklear)

Beberapa serabut dari traktus pyramidalis yang berasal dari korteks cerebri ada yang
melewati batang otak dan kemudian mempersarafi bagian motorik saraf kranialis yaitu saraf
V, VII, IX, X, XI, dan XII.

 Traktus kortikomesencephalic

Serabut motorik ini bukan berasal dari area 4 dan 6 melainkan di area 8, frontal
bagian mata. Impuls yang dihasilkan untuk pergerakan konjugasi mata yang
merupkan proses motorik kompleks. Sebagian ahli menyebut traktus ini
merupakan bagian dari traktus kortikobulbar.

Komponen Motorik Lainnya

Terdiri dari:

 Traktus vestibulospinal, memberikan informasi dari telinga dalam untuk


mengatur posisi kepala. Mempengaruhi perubahan tonus otot, kontraksi otot leher,
dan tungkai untuk postur dan keseimbangan tubuh.

 Traktus tectospinal, memberikan informasi ke kepala, leher, dan ekstremitas atas


sebagai respon dari cahaya dan pergerakan tiba-tiba serta suara keras.

43
 Traktus reticulospinal, memberikan informasi untuk pergerakan mata dan otot
pernafasan.

 Traktus rubrospinal, memberikan informasi ke otot fleksor dan ektensor.

Sistem Saraf Sensorik

Reseptor adalah organ sensorik khusus yang mengenali perubahan fisik dan biokimia
baik internal maupun eksternal tubuh dan mengubahnya menjadi impuls listrik yang diproses
dalam sistem persarafan. Reseptor ini ditemukan di bagian akhir dari serabut saraf afferen.
Beberapa reseptor memberikan informasi dari lingkungan luar yang dekat (eksteroseptor)
atau dari lingkungan yang jauh (teleseptor, seperti mata dan telinga). Proprioseptor, seperti
labirin di telinga dalam, memberikan informasi tentang posisi dan pergerakan kepala, tonus
otot dan tendon, posisi dari sendi, dan untuk mengatur pergerakan.
Organ reseptor sensorik tidak hanya terletak di kulit teapi juga ditemukan di bagian
dalam tubuh dan organ dalam tubuh. Somato
Reseptor sensorik mencakup
1. Eksteroseptif :

 Nyeri : Corpus Meisner


 Raba Spesifik : Corpus Meisner
 Raba Umum : Corpus Merkel
 Suhu dingin : Corpus Krause
 Suhu Panas : Corpus Ruffini
 Tekanan : Corpus Paccini

2. Proprioseptif

 Regang / pada otot skelet : Spindel Muscle


 Regang pada capsula sendi : Serat Aferen sekitar sendi

3. Visceral

 Perubahan tek. darah arterial : Sinus caroticus & Aorticus

44
Terdapat 3 traktus sensorik utama, yaitu :

1. Traktus spinotalamicus
Terdiri dari :
1. Traktus Spinotalamicus anterior
Reseptor sensorik berasal dari reseptor raba kasar dan tekanan . Traktus ini
berjalan melalui ganglion spinalis yang akan bersinaps pada cornu post.
Menyilang melalui comnissura alba pada daerah anterior. Berjalan sebagai
traktus spinothalamicus anterior menuju nukleus ventropostero lateralis
thalamus. Dan berakhir pada girus post centralis korteks cerebri.
2. Traktus Spinotalamicus lateral

45
Reseptor sensorik berasal dari reseptor nyeri, corpus Ruffini, krause. Traktus
ini berjalan melalui ganglion spinalis yang akan bersinaps pada cornu post.
Menyilang melalui comnissura alba pada daerah antero lateral. Berjalan
sebagai traktus spinothalamicus menuju nukleus ventropostero lateralis
thalamus. Dan berakhit pada girus post centralis korteks cerebri.

2. Traktus spinocerebellaris
Terdiri dari :
1. Traktus Spinocerebellaris anterior
Impuls berasal dari reseptor di organ tendo Golgi yang terletak pada anggota
badan bawah dan separuh badan bawah. Terbagi menjadi 2 serabut. Serabut-
serabut yang tidak menyilang akan berakhir pada ipsilateral cerebelum.
Serabut-serabut yang menyilang di medulla spinalis, akan menyilang lagi
didalam, sehingga akan berakhir disisi yang sama.
2. Traktus Spinocerebellaris posterior
Berfungsi mengatur koordinasi halus otot-otot individual selama gerak dan
penyesuaian postural dari tubuh.

3. Funiculus posterior (dorsalis)

Menghantarkan impuls raba spesifik, diskriminatif, propioseptif dan kinetik. Reseptor


rasa raba spesifik terdapat pada corpus Meisner (terutama pada ibu jari). Reseptor
proprioseptifmya terdapat pada otot lurik, tendon, dan sendi.

Terbagi menjadi 2, yaitu:

a. Fasiculus gracilis, menghantarkan impuls dari segmen T6 ke bawah.

b. Fasiculuc cuneatus, menghantarkan impuls dari segmen T6 ke atas.

Ketiga traktus sensorik utama tersebut melibatkan rantai-rantai neuron:

1. Neuron pertama, menghantarkan impuls ke medulla spinalis


2. Neuron kedua, adalah interneuron dalam medulla spinalis atau otak
3. Neuron ketiga, menghantarkan informasi dari thalamus ke korteks cerebri.4

46
DAFTAR PUSTAKA

1. Hamid Abdulabar, Jannis Jofizal, Bustami Mursyid, dkk. Advanced

Neurology Life Support. Pokdi Neurointesif PERDOSSI: 2012.

2. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula penerbit buku kedokteran

EGC: 2004.

3. Rohkamm Reinhard. Color Atlas of Neurology. New York: 2004.

4. Baehr Mathias, Fotscher Michael. Duus’ Topical Diagnosis in Neurology.

New York: 2005.

5. Moore L. Keith, Dalley F. Arthur, Clinically Oriented Anatomy Ed. 5, United

Stated oof America: Lippincott Williams & Wilkins, 2005.

47

Anda mungkin juga menyukai