Anda di halaman 1dari 95

Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa

Kedokteran dan Keperawatan


Senin, 06 Mei 2013
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

Jaringan Saraf terdiri dari: 1. Neuron (sel saraf)


Merupakan unit anatomis dan fungsional sistem persarafan

Bagian-bagian dari neuron :


- badan sel (inti sel terdapat didalamnya)
- dendrit : menghantarkan impuls menuju badan sel
- akson : menghantarkan impuls keluar dari badan sel

Klasifikasi neuron berdasarkan bentuk :


A Neuron unipolar
Terdpt satu tonjolan yg bercabang dua dekat dengan badan sel, satu cabang
menuju perifer & cabang lain menuju SSP (neuron sensorik saraf spinal)
B Neuron bipolar
Mempunyai dua tonjolan, 1 akson dan 1 dendrit
C. Neuron multipolar
Terdpt beberapa dendrit dan 1 akson yg dpt bercabang-cabang banyak sekali
Sebagian besar organela sel pd neuron terdpt pada sitoplasma badan sel
Fungsi neuron : menghantarkan impuls saraf keseluruh tubuh (somatik dan viseral)
Impuls neuron bersifat listrik disepanjang neuron dan bersifat kimia diantara neuron
(celah sinap / cleft sinaptik)
Zat kimia yg disinteis neuron & disimpan didalam vesikel ujung akson disebut
neurotransmiter yg dpt menyalurkan impuls
Contoh neurotransmiter : asetilcolin, norefineprin, dopamin, serotonin, gama-
aminobutirat (GABA)
2. Sel penyokong (Neuroglia pada SSP & sel schwann pada SST). Ada 4 neuroglia
- Mikroglia : berperan sbg fagosit
- Ependima : berperan dlm produksi CSF
- Astrosit : berperan menyediakan nutrisi neuron dan mempertahankan potensial
biolelektrik
- Oligodendrosit : menghasilkan mielin pd SSP yg merupakan selubung neuron

3. Mielin
- komplek protein lemak berwarna putih yg menutupi tonjolan saraf (neuron)
- menghalangi aliran ion Na & K melintasi membran neural.
- daerah yg tidak bermielin disebut nodus ranvier
- transmisi impuls pd saraf bermelin lebih cepat dari pada yg tak bermelin, karena
adanya loncatan impuls dari satu nodus kenodus lainnya (konduksi saltatorik)

Pembagian sistem saraf secara anatomi :


1.SSP (Sistem Saraf Pusat)
2. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (ensephalon) dan sumsum tulang belakang
(medulla spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi
yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas
tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini
terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak
sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah
dilepaskan dari tulang kepala. Di antara tulang kepala dengan duramater
terdapat rongga epidural.
2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang
labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis;
semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi
selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari
bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan
lipatan-lipatan permukaan otak.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)


2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di
dalam sistem saraf pusat

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian
tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks
berupa materi putih.

Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan
jembatan varol.

Otak besar (serebrum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai
dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian
korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area
sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur
gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar,
menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar
kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih
tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat,
analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian
belakang.

Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur
refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran.

Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.

Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi
seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin,
batuk, dan berkedip.
Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

Berdasarkan letaknya, otak dapat dibagi menjadi lima yaitu:


Telensefalon (end brain)
Diensefalon (inter brain)
Mesensefalon (mid brain)
Metensefalon (after brain)
Mielensefalon (marrow brain)

Telensefalon(end brain) terdiri dari:


Hemisfer serebri
kortek serebri
sistem limbik (Bangsal ganglia, hipokampus, Amigdala)
Diensefalon (inter brain) terdiri dari:
Epitalamus
Talamus
Subtalamus
Hipotalamus

Mesensefalon (mid brain) terdiri dari:


Kolikulus superior
Kolikulus inferior
Substansia nigra

Metensefalon (after brain) terdiri dari:


Pons
Serebelum
Mielensefalon
Medula oblongata

Sumsum tulang belakang (medula spinalis)


Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna
putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada
penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk
ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang
melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui
tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf
penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori
dan akan menghantarkannya ke saraf motor

Suplai darah otak


Otak mendapat suplai darah dari 2 arteri besar, yaitu :
1. Arteri karotis interna
2. Arteri vertebro basiler

Sistem saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk menjalankan
otot dan organ tubuh.

Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi tulang,
membiarkannya rentan terhadap racun dan luka mekanis.

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem
saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh
otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak
antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya

1. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang
keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar
dari sumsum tulang belakang.

Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8


2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9,
dan 10.

Gambar 2
Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang
melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus
membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas
maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak
yang paling penting.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan


asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12
pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu
pasang saraf ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus.
Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi


bagian leher, bahu, dan diafragma.
b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini
terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang
kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal
ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion
disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak
pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang
tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai
urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra
ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).


Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-
cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Parasimpatik

mengecilkan pupil
menstimulasi aliran ludah
memperlambat denyut jantung
membesarkan bronkus
menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
mengerutkan kantung kemih

Simpatik

memperbesar pupil
menghambat aliran ludah
mempercepat denyut jantung
mengecilkan bronkus
menghambat sekresi kelenjar pencernaan
menghambat kontraksi kandung kemih

Mekanisme Penghantaran Impuls

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuroglia dan
Sel Schwann). Kedua sel tersebut demikian erat berikatan dan terintegrasi satu
sama lain sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit. Sistem saraf dibagi
menjadi sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri
dari otak dan medula spinalis. Sistem saraf tepi terdiri dari neuron aferen dan eferen
sistem saraf somatis dan neuron sistem saraf autonom (viseral). Otak dibagi menjadi
telensefalon, diensefalon, mesensefalon, metensefalon, dan mielensefalon. Medula
spinalis merupakan suatu struktur lanjutan tunggal yang memanjang dari medula
oblongata melalui foramen magnum dan terus ke bawah melalui kolumna vertebralis
sampai setinggi vertebra lumbal 1-2. Secara anatomis sistem saraf tepi dibagi
menjadi 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf kranial. Suplai darah pada
sistem saraf pusat dijamin oleh dua pasang arteria yaitu arteria vertebralis dan
arteria karotis interna, yang cabang-cabangnya akan beranastomose membentuk
sirkulus arteriosus serebri Wilisi. Aliran venanya melalui sinus dura matris dan
kembali ke sirkulasi umum melalui vena jugularis interna. (Wilson. 2005, Budianto.
2005, Guyton. 1997)
Membran plasma dan selubung sel membentuk membran semipermeabel yang
memungkinkan difusi ion-ion tertentu melalui membran ini, tetapi menghambat ion
lainnya. Dalam keadaan istirahat (keadaan tidak terstimulasi), ion-ion K+ berdifusi
dari sitoplasma menuju cairan jaringan melalui membran plasma. Permeabilitas
membran terhadap ion K+ jauh lebih besar daripada permeabilitas terhadap Na+
sehingga aliran keluar (efluks) pasif ion K+ jauh lebih besar daripada aliran masuk
(influks) Na+. Keadaan ini memngakibatkan perbedaan potensial tetap sekitar -
80mV yang dapat diukur di sepanjang membran plasma karena bagian dalam
membran lebih negatif daripada bagian luar. Potensial ini dikenal sebagai potensial
istirahat (resting potential). (Snell. 2007)
Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi perubahan yang
cepat pada permeabilitas membran terhadap ion Na+ dan ion Na+ berdifusi melalui
membran plasma dari jaringan ke sitoplasma. Keadaan tersebut menyebabkan
membran mengalami depolarisasi. Influks cepat ion Na+ yang diikuti oleh perubahan
polaritas disebut potensial aksi, besarnya sekitar +40mV. Potensial aksi ini sangat
singkat karena hanya berlangsung selama sekitar 5msec. Peningkatan permeabilitas
membran terhadap ion Na+ segera menghilang dan diikuti oleh peningkatan
permeabilitas terhadap ion K+ sehingga ion K+ mulai mengalir dari sitoplasma sel
dan mengmbalikan potensial area sel setempat ke potensial istirahat. Potensial aksi
akan menyebar dan dihantarkan sebagai impuls saraf. Begitu impuls menyebar di
daerah plasma membran tertentu potensial aksi lain tidak dapat segera
dibangkitkan. Durasi keadaan yang tidak dapat dirangsang ini disebut periode
refrakter. Stimulus inhibisi diperkirakan menimbulkan efek dengan menyebabkan
influks ion Cl- melalui membran plasma ke dalam neuron sehingga menimbulkan
hiperpolarisasi dan mengurangi eksitasi sel. (Snell. 2007)

http://dosen-anatomi.blogspot.co.id/2013/05/anatomi-fisiologi-sistem-saraf_6.html
ANFIS DAN KONSEP DASAR ASKEP
SISTEM SARAF
March 20, 2013
By ayu mulia dewi

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM SARAF

Gambar 1

1. Pengertian Sistem Saraf

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf
memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron).
Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.

Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf,
yaitu:

1. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
2. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut
penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang
memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
3. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan
kelenjar.

a. Sel Saraf (Neuron)


Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk
suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan
sel, dendrit, dan akson.

b. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf
terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.
Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.

c. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan
dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan
sel.

d. Akson

Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran
sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.
Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat
lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut
dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat
menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin
sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada
yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan
berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.

Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf
sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

a) Sel saraf sensori

Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu
otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori
berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

b) Sel saraf motor

Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar
yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di
sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi,
sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

c) Sel saraf intermediet

Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem
saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.

Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan
membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau
simpul saraf.

1. Sistem Saraf Pusat

gambar 2

a) Otak

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala
kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari
berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan
batang otak.

b) Otak Besar ( cerebrum )

Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Yaitu Berpikir,
berbicara, melihat, bergerak, mengingat, dan mendengar termasuk kegitan tubuh yang
disadari. Otak besar dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri.
Masing-masing belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan
mengatur dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri
mengatur dan mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan.

c) Otak tengah ( Mesensefalon )

Otak tengah merupakan pebghubung antara otak depan dan otak belakang, bagian otak
tengah yang berkembang adalah lobus optikus yang berfungsi sebagai pusat refleksi pupil
mata, pengatur gerak bola mata, dan refleksi akomodasi mata.

d) Otak kecil ( cerebellum )

Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil
terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih.
Otak kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan kanan yang
dihubungkan oleh jembatan varol. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan
tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan. Dan
pusat keseimbangan tubuh. Otak kecil dibagi tiga daerah yaitu otak depan, otak tengah, dan
otak belakang.

1) Otak depan meliputi :

a) Hipotalamus, merupakan pusat pengatur suhu, selera makan, keseimbangan cairan


tubuh, haus, tingkah laku, kegiatan reproduksi, meregulasi pituitari.

b) Talamus, merupakan pusat pengatur sensori, menerima semua rangsan yang berasal dari
sensorik cerebrum.

c) Kelenjar pituitary, sebagai sekresi hormon.

2) Otak Tengah dengan bagian atas merupakan lobus optikus yang merupakan pusat
refleks mata.

3) Otak Belakang, terdiri atas dua bagian yaitu otak kecil dan medulla oblongata. Medula
oblongata berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan darah, mengatur pernafasan, sekresi
ludah, menelan, gerak peristaltic, batuk, dan bersin.

1. Sumsum lanjutan (medula oblongata)

sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam
dan luar berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar berwarna putih,
berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum tulang belakang adalah mengatur reflex fisiologis,
seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang
tidak disadari.

2. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)

Sumsum tulang belakang terletak memanjang didalam rongga tulang belakang, mulai dari
ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang
belakang terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan lapisan dalam
berwarna kelabu. Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung
badan saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan
saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta
sebagai pusat pengatur gerak refleks.

a. Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke sistem saraf
pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi membentuk perubahan cepat
dalam tubuh untuk merespon rangsangan dari lingkunganmu. Sistem saraf ini dibedakan
menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
b. Sistem saraf somatic ( saraf sadar )

sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar. Sistem saraf somatis terdiri dari
12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( spinal ) Kedua belas
pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit.
Saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang dan
berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan otot lurik. Saraf-saraf
dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan otot-otot
rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk
menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini.

Contoh dari sistem saraf somatis adalah sebagai berikut.

a).Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai ke otak. Otak
menterjemahkan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati
pintu dan mengisyaratkan ke tangan untuk membukakan pintu.

b).Ketika kita merasakan udara di sekitar kita panas, kulit akan menyampaikan informasi
tersebut ke otak. Kemudian otak mengisyaratkan pada tangan untuk menghidupkan kipas
angin.

c).Ketika kita melihat kamar berantakan, mata akan menyampaikan informasi tersebut ke
otak, otak akan menterjemahkan informasi tersebut dan mengisyaratkan tangan dan kaki
untuk bergerak membersihkan kamar.

c. Sistem saraf otonom

Apa yang kamu rasakan ketika kejatuhan cicak? Kamu kaget, ketakutan, dan menjerit keras.
Jantungmu berdetak dengan cepat. Pikiranmu kacau. Reaksi yang membuat responmu dalam
situasi ketakutan ini dikontrol oleh sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom mengatur kerja
jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita.
Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan
jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik.

a) Sistem saraf simpati

Disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang
toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul
saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah
sebagai berikut.

Mempercepat denyut jantung.


Memperlebar pembuluh darah.
Memperlebar bronkus.
Mempertinggi tekanan darah.
Memperlambat gerak peristaltis.
Memperlebar pupil.
Menghambat sekresi empedu.
Menurunkan sekresi ludah.
Meningkatkan sekresi adrenalin.

b) Sistem saraf parasimpatik

Disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah
otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang berhubung-
hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ
tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi
yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik
berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan
memperlambat denyut jantung.

1. Mekanisme kerja saraf

Neuron mampu menerima dan merespon terhadap rangsang. Rangsang dari dendrit ke badan
sel saraf oleh akson akan diteruskan ke dendrite akson yang lain. Bila sampai di ujung akson,
maka ujung akson akan mengeluarkan neurohumor yang memacu dendrit yang berhubungan
dengan akson tadi.

a. Penghantaran Inpuls

Rangsangan yang diterima oleh neuron sensorik akan dihantarkan melalui sel saraf dan
sinapsis.

b. Penghantaran lewat sel saraf

Sel saraf bila dalam keadaan istirahat, muatan listrik di luar sel saraf positif (+), sedangkan
muatan listrik di dalam membran (-). Keadaan ini disebut polarisasi.

c Penghantaran lewat Sinapsis

1) Bila impuls sampai di tombol sinapsis, akan mengakibatkan peningkatan permiabelitas


membran prasinapsis terhadap ion Ca.

2) Gelembung sinapsis melebur dengan membran prasinapsis sambil mengeluarkan


neurotransmiter ke celah sinapsis.

3) Neurotransmiter membawa impuls ke membran postsinapsis. Setelah itu neurotransmitter


dihidrolisis oleh enzim asetil kolinesterase menjadi setil dan asam stanont. Zat ini disimpan
dalam gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.

ASUHAN KEPERAWATAN

dengan

GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN


A. Pengkajian

1. Riwayat Penyakit sekarang


1. Keluhan utama, Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, Trauma
kepala; Hipertensi, Jantung, Migrain, Sakit kepala, Epilepsi, Obesitas, Kanker,
Hiperlipidemia, Diabetes, Infeksi dan lain lain.
2. Riwayat Keluarga

Hipertensi, Jantung, Obesitas, Stroke, Kanker, Retradasi Mental, Epilepsi atau gangguan
kejang lainnya.

2. Review Sistem :

a. Susunan Saraf Pusat : vertigo, Paralisis, Pingsan, Insomnia

b. Sistem Kardio Respiratori: Palpitasi, dada tegang

c. Sistem Gastro Intestinal : gangguan mengunyah dan menelan ; Sistem Saluran Kemih :
gangguan mengontrol spinkter, polyuri.

1. E ( Membuka mata ) : 4=Membuka secara spontan, 3=Membuka mata karena suara,


2=Membuka mata dengan rangsangan nyeri atau bahaya, 1=Tidak ada respon, tidak
dapat membuka mata karena edema atau balutan.
2. M ( Motorik / Gerakan ) : 6=Mematuhi perintah sederhana, 5=Melokalisasi nyeri /
menunjuk arah nyeri berasal, 4=Menarik fleksi ( bila ada rangsangan nyeri) ; 3=Fleksi
abnormal ( bila ada rangsangan nyeri ), rigiditas dekortikasi, 2=Ekstensi abnormal (
nyeri ), rigiditas desebrasi, 1=Tidak terdapat respon motorik.
3. V ( Verbal ) : 5=Berorientasi bila di tanya, 4=Bingung, 3=Mengatakan kata kata
yang tidak tepat / ngelantur, 2=Menyuarakan suara / bunyi yang tidak bermakna /
menggumam, 1=Tidak terdapat respon verbal.
4. Selain mengkaji tingkat kesadaran, kita periksa juga fungsi saraf kranial yang
terganggu dari 12 saraf berikut :

I = Olfaktorius ( penghidu )

II = Optikus ( Ketajaman penglihatan, lapang pandang, pemeriksaan fundus )

III = Okulomotorius ( Reflek pupil, otot okuler ekterna, termasuk gerakan keatas, kebawah
dan mediana ; kerusakan akan menyebabkan ptosis, dilatasi pupil )

IV = Troklearis ( gerakan okular ; kerusakan akan menyebabkan ketidakmampuan melihat


kebawah dan kesamping ; nistagmus / jereng ) ;

V = Trigeminus ( Fungsi sensori, reflek kornea, kilit wajah dan dahi, mukosa hidung dan
mulut ; fungsi motorik, refleks maksilaris rahang )

VI = Abdusen ( sama seperti saraf ke IV )

VII = Fasialis ( Fungsi motorik wajah bagian atas dan bawah; kerusakan akan
menyebabkan asimetris wajah dan paresis ; fungsi sensori di uji dengan pengecapan )
VIII = Akustikus ( Tes saraf koklear : pendengaran, konduksi udara dan tulang ; kerusakan
akan menyebabkan tinitus, kurang pendengaran atau ketulian )

IX = Glosofaringeus ( Fungsi motorik : refleks gangguan faringeal, menelan )

X = Vagus (pengkajian pita suara berbicara dengan jelas tanpa serak )

XI = Asesorius ( Kekuatan otot trapesius dan sternokleidomastoid; kerusakan akan


menyebabkan ketidak mampuan mengangkat bahu )

XII = Hipoglosus ( Fungsi motorik lidah; kerusakan akan menyebabkan penyimpangan ke


arah lateral, atrofi, tremor, ketidakmampuan menjulurkan atau menggerakkan lidah dari
samping kiri ke samping kanan atau sebaliknya ).

B. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidak efektifan pola pernafasan b/d Kerusakan neurologis atau Ketidak efektifan
bersihan jalan napas b/d kerusakan batuk dan ketidakmampuan mengatasi lendir.
2. Gangguan perfusi jaringan otak b/d vasospasme sekunder terhadap cidera hemoragi ;
Peningkatan Tekanan Intra Kranial sekunder terhadap cidera hemoragi
3. Perubahan eliminasi : inkontinensia urine b/d kerusakan atau gangguan neurologis
pada spinkter uri
4. Perbahan eliminasi : konstipasi b/d kerusakan neurologis
5. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan fungsi neurofisiologis
6. Gangguan komunikasi verbal b/d kerusakan saraf pada pusat bicara ( broca )
7. Perubahan persepsi sensori, kognitif, visual, auditori, kinestetik b/d trauma neurologis
8. Perubahan respon psikis dan emosi b/d perubahan fisik
9. Potensial terjadinya deformitas
10. Potensial terjadinya gangguan integritas kulit b/d imobilitas fisik

C. Rencana Keperawatan

1. Mempertahankan fungsi vital sign


2. Mencegah terjadinya kerusakan otak irreversibel
3. Mencegah terjadinya komplikasi : cacat fisik, mental dan sosial

Tindakan Keperawatan Utama pada Stroke

1. Manajemen pembebasan jalan napas: Kaji dan pantau pernapasan, reflek batuk dan
sekresi ; posisikan tubuh dan kepala untuk menghindari obstruksi jalan napas dan
memberikan pengeluaran sekresi yang optimal ; penghisapan lendir; berikan oksigen
sesuai kebutuhan ; pantau gas darah arteri dan hemoglobin sesuai indikasi
2. Pemeriksaan nutrisi
3. Kompensasi untuk kesulitan persepsi
4. Meningkatkan mobilisasi, kolaborasi dengan rehab medik
5. Meningkatkan suport mental
6. Meningkatkan komunikasi
7. Meningkatkan rehabilitasi
8. Mencegah disuse syndrome
D. Implementasi

Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.

E. Evaluasi

1. Klien bisa mengekspresikan perasaannya/ kebutuhannya


2. Mengerti dan menjalankan perintah
3. Dapat mengenali bagian bagian tubuh
4. Bekerja sama dengan perawat dalam pemenuhan aktivitas sehari harinya
5. Kemajuan dalam fungsi motorik

https://ayumuliadewi13.wordpress.com/2013/03/20/anfis-dan-konsep-dasar-askep-
sistem-saraf/

1
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF
A. Organisasi dan Sel Saraf
PENDAHULUAN
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks
dan bersambungan serta
terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanis
me sistem saraf, lingkungan internal
dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampu
an khusus seperti iritabilitas, atau
sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas,
atau kemampuan untuk mentransmisi
suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh siste
m saraf dalam tiga cara utama : Input
sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau

stimulus melalui reseptor, yang terletak
di tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun i
nternal (reseptor viseral). Antivitas

integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impu


ls listrik yang menjalar di
sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis
, yang kemudian akan
menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehing
ga respon terhadap informasi bisa
terjadi.Output motorik. Input dari

otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang


sesuai dari otot dan kelenjar tubuh , yang disebut
sebagai efektor.
B. Organisasi Struktural Sistem Saraf
a.
Sistem saraf pusat (SSP). Terdiri dari otak dan med
ulla spinalis yang dilindungi
tulang kranium dan kanal vertebral.
b.
Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan sara
f lain dalam tubuh. Sistem ini
terdiri dari saraf cranial dan saraf spinal yang me
nghubungkan otak dan medulla
spinalis dengan reseptor dan efektor.
Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menj
adi sistem aferen dan sistem eferen.
a) Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi d
ari reseptor sensorik ke SSP
b) Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi da
ri SSP ke otot dan kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki du
a sub divisi :
Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubaha
n

lingkungan eksternal dan


pembentukan respons motorik volunteer pada otot ran
gka.
Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh re
spon involunter pada otot polos,
otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi
impuls saraf melalui dua jalur
o Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumba
l pada medulla spinalis
o Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sac
ral pada medulla spinalis.
o Sebagian besar organ internal di bawah kendali ot
onom memiliki inervasi simpatis
dan parasimpatis.
2
C. Sel-Sel Pada Sistem Saraf
a. Pengertian Neuron
adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri da
ri badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.
a) Badan sel atau perikarion, suatu neuron mengenda
likan metabolisme keseluruhan
neuron.
Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
Satu nucleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan o
rganel lain seperti konpleks
golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak me
miliki sentriol dan tidak dapat
bereplikasi.
Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasa
r dan ribosom-ribosom bebas
serta berperan dalam sintesis protein.
Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yan
g dapat dilihat melalui
mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak
.
b) Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang bias
anya berganda dan pendek serta
berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
c) Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih
tipis dan lebih panjang dari
dendrite.
Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke
neuron lain, ke sel lain (sel
otot atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang m
enjadi asal akson.
b. Klasifikasi Neuron
a) Fungsi.
Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan
arah transmisi impulsnya.
Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listr
ik dari reseptor pada kulit, organ
indera atau suatu organ internal ke SSP.
Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP ke efek
tor.
Interneuron (neuron yang berhubungan) ditemukan sel
uruhnya dalam SSP.
Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motori
k atau menyampaikan
informasi ke interneuron lain.
b) Struktur.
Neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan
jumlah prosesusnya.
3
Neuron unipolar memiliki satu akson dan dua denderi
t atau lebih. Sebagian besar
neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medul
la spinalis, masuk dlam
golongan ini.
Neuron bipolar memiliki satu

akson dan satu dendrite. Neuron ini ditemukan


pada organ indera, seperti amta, telinga dan hidung
.
Neuron unipolar kelihatannya memiliki sebuah proses
us tunggal, tetapi neuron ini
sebenarnya bipolar.
c.
Sel Neuroglial.
Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel pe
nunjang tambahan pada SSP
yang berfungsi sebagai jaringan ikat.
a) Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memil
iki sejumlah prosesus panjang,
sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah m
elalui pedikel atau kaki
vascular.
b) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan
selnya kecil dan jumlah
prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.
c) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh da
rah, dan dipercaya memiliki
peran fagositik.
d) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang m
elapisi rongga serebral dan
ronggal medulla spinalis.
d. Kelompok Neuron
a) Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang te
rletak di dalam SSP.
b) Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang t
erletak di bagian luar SSP
dalam saraf perifer.
c) Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabu
t) yang terletak di luar SSP.
d) Saraf gabungan. Sebagian besar saraf perifer ada
lah saraf gabungan ; saraf ini
mengandung serabut arefen dan eferen yang termielin
isasi dan yang tidak
termielinisasi.
e) Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak
atau medulla spinalis yang
memiliki origo dan tujuan yang sama.
f) Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubu
ngkan sisi-sisi yang
berlawanan pada otak atau medulla spinalis.
http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2013/11/ANATOMI-FISIOLOGI-SISTEM-
SARAF.pdf

Aris Munawar
Beranda

Senin, 30 Mei 2011


FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN

Fungsi Sel saraf dan Potensial Aksi


Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk
suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan
sel, dendrit, dan akson.

1. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf
terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan sel.
Badan sel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.

2. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan
dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan
sel.

3. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran
sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.
Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat
lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut
dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat
menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin
sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada
yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan
berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
1. Sel saraf sensorik
adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
2. Sel saraf motorik
adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar.
Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.

3. Sel saraf penghubung


adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel
saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan
adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.

2.2 Fungsi Sistem Saraf Pusat, Spinal, Cranial, dan otak


Sistem saraf pusat
System Saraf Pusat terdiri atas:
a. Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala
kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari
berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan
batang otak.

Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar dibagi
menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri Masing-masing belahan pada otak
tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan mengatur dan mengendalikan kegiatan
tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur dan mengendalikan bagian tubuh
sebelah kanan.

Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil
terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih.
Otak kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan kanan yang
dihubungkan oleh jembatan varol. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh
dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan.

Batang otak tersusun dari medula oblangata, pons, dan otak tengah. Batang otak terletak di
depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara otak besar dan otak
kecil. Batang otak disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Batang otak
terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam dan luar berwarna kelabu karena banyak
mengandung neuron. Lapisan luar berwarna putih, berisi neurit dan dendrit. Fungsi dari
batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu
tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

b. Sumsum tulang belakang


Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari
ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang
belakang terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan lapisan dalam
berwarna kelabu. Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung
badan saraf.

Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf
penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai
pusat pengatur gerak refleks.

Saraf-saraf kranial

Nomor Nama Jenis Fungsi


I Olfaktori
Sensori Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak untuk diproses
sebagai sensasi bau

II Optik
Sensori Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai
persepsi visual
III Okulomotor
Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata

IV Troklear
Motorik Menggerakkan beberapa otot mata

V Trigeminal
Gabungan Sensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk diproses di otak sebagai sentuhan
Motorik: Menggerakkan rahang

VI Abdusen
Motorik Abduksi mata

VII Fasial
Gabungan Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak
sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah
VIII Vestibulokoklear
Sensori Sensori sistem vestibular: Mengendalikan keseimbangan
Sensori koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak sebagai suara
IX Glosofaringeal
Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak
sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam
X Vagus
Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari organ dalam
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam
XI Aksesori
Motorik Mengendalikan pergerakan kepala
XII Hipoglosal
Motorik Mengendalikan pergerakan lidah

Saraf Spinal
Tiga puluh satu pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radik dorsalis (posterior ) dan
ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsl ganglion, dua radiks bergabung membentuk
satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik ),
membawa informasi kekorda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui sarar
aferen. Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna vertebralis tempat
munculnya saraf tersebut
a. Saraf servikal, delapan pasang ( C1 sampai C8 )
b. Saraf torak,12 pasang ( T1 sampai T2 )
c. Saraf lumbal, 5 pasang ( L1 sampai L5 )
d. Saraf sakral, 5 pasang ( S1 sampai S5 )
e. Saraf koksiks, 1 pasang
Pada semua saraf spinal kecuali bagian torakal, saraf-saraf spinal bagian ventral ini saling
terjalin sehingga membentuk jalinan saraf yang disebut pleksus, dengan demikian terbentuk
Pleksus :
1. Pleksus servikal, terbentuk dari empat saraf servikal C1 samapai C4, yang menyarafi
leher,kulit kepala,otot leher serta dada. Saraf terpenting adalah saraf frenik yang menyarafi
diaframa.
2. Pleksus brakial terbentuk dari C5 sampai T1 atau T2, saraf ini menyarafi ekstrimitas atas
3. Saraf torakal T3 sampai T11, saraf ini tidak membentuk pleksus tetapi keluar dari ruang
interkostalis. Saraf-saraf ini menyarafi otot-otot abdomen bagian atas, kulit dada dan
abdomen
4. Pleksus lumbal berasal dari segmen T12 sampai L4, saraf ini menyarafi otot dinding
abdomen,paha dan genitalia eksterna. Saraf terbesar adalah saraf femoral, yang menyarafi
otot paha anterior, regia panggul dan tungkai bawah
5. Pleksus sakral terbentuk dari L4 sampai S4, saraf ini menyarafi anggota gerak bawah,
bokong, dan regia perineal.
6. Pleksus koksigealis terbentuk dari S4 samapi koksigealis, saraf ini menyarafi regia
koksigeas.

2.3 Sirkulasi Otak


Anatomi Sirkulasi Otak
Sirkulasi otak dapat dibagi menjadi sirkulasi anterior (carotid) dan posterior (vertebrobasiler),
yang bertemu di dasar otak melalui sistem anastomose yang membentuk sirkulus Willisi.
Sirkulasi Anterior
Arteri carotis dextra berasal dari arteri inominata, sedangkan arteri carotis sinistra berasal
langsung dari arcus aorta. Pada ketinggian sekitar vertebrae cervical keempat, arteri carotis
communis terbagi menjadi arteri carotis eksterna, yang mensuplai wajah dan scalp, dan arteri
carotis interna, yang mensuplai sirkulasi intracranial.
Arteri carotis interna (ICA) terbagi menjadi segmen cervical (C1), petrosus (C2),
intracavernosus (C3) dan supraklinoid (C4). Trunkus meningeohipofiseal berasal dari carotis
intrakavernosa dan memberikan percabangan yang mensuplai kelenjar pituitari dan basal
meningeal. Setelah keluar dari sinus kavernosus, ICA menembus lapisan dura untuk
membentuk segmen supraklinoid, yang akan memanjang hingga bifurcartio carotis. Cabang
intradura yang pertama adalah arteri ophtalmica, yang mensuplai aliran darah ke orbita dan
merupakan sumber potensial dari sirkulasi kolateral.
Cabang carotis berikutnya, arteri comunicans posterior (PCoA), menghubungkan sirkulasi
anterior dan posterior. Biasanya terdapat tujuh cabang dari bagian medial arteri ini, yang akan
mensuplai batang otak sebelah lateral dan bagian inferior basal ganglia.
Arteri choroidal anterior (AChoA) bermula pada 2-4 mm distal dari PCoA dan merupakan
cabang besar yang terakhir sebelum bifurcatio. Arteri ini mensuplai jalur penglihatan (traktus
opticus, lateral geniculate body, radiatio opticus), sebagian basal ganglia, dan jalur
kortikospinal. Oklusi dari AChoA dapat menyebabkan defisit berupa hemiplegi dan
hemianopsian atau tidak ada defisit sama sekali.
Setelah AChoA, ICA akan bercabang untuk membentuk arteri cerebral anterior (ACA) dan
arteri cerebral media (MCA). Bagian dari ACA diantara percabangan ICA dan arteri
comunicans anterior (ACoA) merupakan segmen A1 dari ACA. Segmen ini akan bercabang
menuju kapsula interna, thalamus, dan hipothalamus.
ACoA menghubungkan dua ACA dan menentukan lokasi dimana A1 menjadi arteri cerebral
anterior distal (A2). Cabang dari ACoA mensuplai hipothalamus anterior. Cabang terbesar
dari area ACA/ACoA adalah arteri recuren Heubner, yang mensuplai anterior dari basal
ganglia dan kapsula interna.
Arteri cerebral anterior distal (A2) berjalan superior dan posterior dari ACoA, didalam fissura
interhemisfer, dan membagi diri menjadi arteri pericallosal dan arteri callosomarginal didekat
genu dari corpus callosum. A2 dan cabangnya mensuplai bagian medial dari lobus frontalis
dan parietalis.
Segmen pertama dari MCA (M1) berjalan dari percabangan ICA menuju percabangan MCA
dalam fissura Sylvii. Arteri lenticulostriata lateralis dan media berasal dari segmen M1 ini,
yang keluar dari sudut kanan bagian dorsal M1 dan mensuplai basal ganglia serta terutama
bagian superior kapsula interna.
Pada fissura Sylvii, MCA berbagi menjadi 2-4 cabang, yaitu segmen M2. Pada titik inilah
sebagian besar aneurysma MCA terjadi. Segmen M2 keluar dari fissura Sylvii dan menyebar
pada lengkungan hemisfer untuk mensuplai bagian lateral dari lobus frontal, parietal,
occipital, dan temporal.

Sirkulasi Posterior
Arteri vertebralis (VA) merupakan cabang pertama dari arteri subclavia. Setelah keluar dari
sudut kanan arteri subclavia, VA berjalan beberapa cm sebelum masuk kedalam foramen
intervertebralis dari C6. Setelah itu ia akan berjalan sepanjang foramen dari C6 hingga C1
dan melewati bagian superior dari arcus C1 dan menembus membran atlantooccipital dan
masuk kedalam rongga kepala. Saat berjalan kearah ventral dan superior, ia memberikan
cabang arteri cerebellar inferior posterior (PICA) sebelum akhirnya bersatu dengan VA dari
arah yang berlawanan pada pertengahan bagian ventral dari pontomedulary junction untuk
membentuk arteri basillaris (BA). BA akan bercabang membentuk dua arteri cerebral
posterior pada pontomesencephalic junction. Hubungan menuju sirkulasi anterior melalui
PCoA akan melengkapi sirkulus Willisi.
PICA merupakan cabang terbesar dari sirkulasi posterior (vertebrobasiller) dan mensuplai
medulla vermis inferior, tonsil, dan bagian inferior hemisfer cerebellum. PICA juga sangat
erat kaitannya dengan saraf kranial ke 9, 10, dan 11.
Arteri cerebellar inferior anterior (AICA) biasanya bermula dari distal dari vertebrobasilary
junction setinggi pontomedullary junction, mensuplai pons, pedunculus cerebellar media, dan
bagian tambahan cerebellum. Selain itu AICA juga terkait erat dengan saraf kranial ke 7 dan
8.
Arteri cerebellar superior (SCA) berasal dari proksimal percabangan basilaris, dan mensuplai
otak tengah, pons sebelah atas, dan bagian atas cerebellum. Cabang dari SCA akan
membentuk anastomose dengan cabang dari PICA dan IACA pada hemisfer cerebellum dan
merupakan sumber potensial dari aliran kolateral.
Arteri cerebralis posterior (PCA) dibentuk oleh percabangan BA dan mensuplai otak tengah
bagian atas, thalamus posterior, bagian posteromedial lobus temporalis, dan lobus occipitalis.
Sirkulus Willisi merupakan sirkulasi kolateral antara pembuluh darah intrakranial. Terpisah
dari kolateral ophtalmicus, terdapat beberapa tempat anastomose lain antara pembuluh darah
ekstra dan intrakranial, mencakup anastomose melalui arteri sphenopalatina, arteri dari
foramen rotundum dan cabang kecil yang biasanya ada pada tulang petrosus. Arteri utama
yang mensuplai dura adalah arteri meningea media dan cabang ascending arteri pharyngeal,
cabang dari sirkulasi eksternal. Terkadang dapat terbentuk anastomose antara dura dan
permukaan korteks. Sebagai tambahan, hubungan antara carotis dan vertebrobasillar dapat
terjadi.

2.4 Mekanisme Reflek


Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf
ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor, interneuron, dan neuron motor,yang mngalirkan
impuls saraf untuk tipe reflek tertentu.Gerak refleks yang paling sederhana hanya
memerlukan dua tipe sel sraf yaitu neuron sensor dan neuron motor.
Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan
menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku,secara otomatis kita akan menarik kaki dan
akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika kita membaui makanan enak , dengan keluarnya air
liur tanpa disadari. Brikut skema gerak refleks:
Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori langsung
disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung).Hal ini berbeda sekali dengan
ekanisme gerak biasa.
Gerak biasa rangsangan akan diterimaleh saraf sensorik dan kemudian disampaikan langsung
ke ota. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke saraf motori sehingga terjadilah gerakan.
Artinya pada gerak biasa gerakan itu diketahui atu dikontrol oleh otak. Sehingga oleh sebab
itu gerak biasa adalah gerak yang disaari.

2.5 Aktivitas Reflek


Jalur jalur saraf saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas refleks dikenal sebagai
lengkung refleks. Refleks sangat penting untuk pemeriksaan keadaan fisis secara umum,
fungsi nervus, dan koordinasi tubuh. Dari refleks atau respon yang diberikan oleh anggota
tubuh ketika sesuatu mengenainya dapat diketahui normal tidaknya fungsi dalam tubuh.
Unit dasar setiap kegiatan reflex terpadu adalah lengkung reflex. Lengkung reflex ini terdiri
dari alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih sinaps yang terdapat di susunan saraf pusat
atau di ganglion simpatis, serat saraf eferen, dan efektor. Pada mamalia, hubungan (sinaps)
antara neuron somatil aferen dan eferen biasanya terdapat di otak atau medulla spinalis. Serat
neuron aferen masuk susunan saraf pusat melalui radiks dorsalis medulla spinalis atau
melalui nervus kranialis, sedangkan badan selnya akan terdapat di ganglion-ganglion
homolog nervi kranialis atau melalui nervus cranial yang sesuai. Kenyataan radiks dorsalis
medulla spinalis bersifat sensorik dan radiks ventralis bersifat motorik dikenal sebagai hokum
Bell-Magendie.
Kegiatan pada lengkung reflex dimulai di reseptor sensorik, sebagai potensial reseptor yang
besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor ini akan membangkitkan
potensial aksi yang bersifat gagal atau tuntas, di saraf aferen. Frekuensi potensial aksi yang
terbentuk akan sebanding dengan besarnya potensial generator. Di system saraf pusat (SSP),
terjadi lagi respons yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang, berupa potensial eksitasi
pascasinaps (Excitatory Postsynaptic Potential=EPSP) dan potesial inhibisi postsinaps
(Inhibitory Postsynaptic Potential=IPSP) di hubungan-hubungan saraf (sinaps). Respon yang
timbul di serat eferen juga berupa repons yang bersifat gagal atau tuntas. Bila potensial aksi
ini sampai di efektor, terjadi lagi respons yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang.
Bila efektornya berupa otot polos, akan terjadi sumasi respons sehingga dapat mencetuskan
potensial aksi di otot polos. Akan tetapi, di efektor yang berupa otot rangka, respons bertahap
tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan potensial aksi yang mampu menghasilkan
kontraksi otot. Perlu ditekankan bahwa hubungan antara neuron aferen dan eferen biasanya
terdapat di system saraf pusat, dan kegiatan di lengkung reflex ini dapat dimodifikasi oleh
berbagai masukan dari neuron lain yang juga bersinaps p
ada neuron eferen tersebut.
Lengkung reflex. Paling sederhana adalah lengkung reflex yang mempunyai satu sinaps
anatara neuron aferen dan eferen. Lengkung reflex semacam itu dinamakan monosinaptik,
dan reflex yang terjadi disebut reflex monosinaptik. Lengkung reflex yang mempunyai lebih
dari satu interneuron antara neuron afern dan eferen dinamakan polisanptik, dan jumlah
sinapsnya antara 2 sampai beberapa ratus. Pada kedua jenis lengkung reflex, terutama pada
lengkung reflex polisinaptik. Kegiatan refleksnya dapat dimodifikasi oleh adanya fasilitas
spasial dan temporal, oklusi, efek penggiatan bawah ambang (subliminal fringe), dan oleh
berbagai efek lain.
Bila suatu otot rangka dengan persarafan yang utuh direnggangkan, akan timbul kontraksi.
Respons ini disebut reflex renggang. Rangsangannya adalah regangan pada otot, dan
responnya berupa kontraksi otot yang direnggangkan. Reseptornya adalah kumparan otot
(muscle spindle). Impuls yang timbul akibat peregangan kumparan otot yang dihantarkan ke
SSP melalui sera-serat sensorik cepat yang langsung bersinaps dengan neuron motorik otot
yang teregang itu. Neurotransmitter di sinaps yang berada di SSP ini adalah glutamate.
Reflex-refleks regang merupakan contoh reflex monosimpatik yang paling dikenal dan paling
banyak diteliti. Jika suatu otot keseluruhan diregangkan secara pasif, serat-serat intrafusal di
dalam gelendong-gelendong otot juga teregang, terjadi peningkatan pembentukan potensial
aksi di serat saraf aferen yang ujung-ujung sensoriknya berakhir di serat-serat gelendong
yang teregang tersebut. Neuron aferen secara langsung bersinaps dengan neuron motorik alfa
yang mempersarafi serat-serat ekstrafusal otot yang sama, sehingga terjadi kontraksi otot itu.
Refleks regang (stretch reflex) ini berfungsi sebagai mekanisme umpan balik negative untuk
menahan setiap perubahan pasif panjang otot, sehingga panjang optimal dapat dipertahankan.
Contoh klasik reflex regang adalah reflex tendon patella atau knee-jerk reflex. Otot- otot
ekstenson lutut adalah kuadriseps femoris, yang membentuk anterior paha dan melekat ke
tibia (tulang kering) tepat di bawah lutut melalui tendon patella. Pengetukan tendon ini
dengan sebuah palu karet akan secara pasif meregangkan otot-otot kuadriseps dan
mengaktifkan reseptor-reseptor gelendongnya. Reflex regang yang terjadi menimbulkan
kontraksi otot ekstensor ini, sehingga lutut mengalami ekstensi dan mengangkat tungkai
bawah dengan cara yang khas. Pemeriksaan ini dilakukan secara rutin sebagai penilain
pendahuluan fungsi system saraf. Reflex patella yang normal mengindikasikan dokter bahwa
sejumlah komponen saraf dan otot-gelendong otot, masukan aferen, neuron motorik, keluaran
eferen taut neuromuskulus, dan otot itu sendiri-berfungsi normal. Reflex ini juga
mengindikasikan adanya keseimbangan antara masukan eksitorik dan inhibitorik ke neuron
motorik dari pusat-pusat yang lebih tinggi di otak.
Tujuan utama reflex regang adalah menahan kecenderungan peregangan pasif otot-otot
ekstensor yang ditimbulkan oleh gaya gravitasi ketika seseorang berdiri tegak. Setiap kali
sendi lutut cenderung melengkung akibat gravitasi, otot-otot kuadriseps teregang. Kontraksi
yang terjadi pada otot ekstensor ini akibat reflex regang dengan cepat meluruskan lutut,
menahan tungkai tetap terkstensi, sehingga orang yang bersangkutan tetap berdiri tegak.
Stretch dinamis dan statis Stretch Reflex. Itu refleks regangan dapat dibagi menjadi dua
komponen: refleks peregangan dinamis dan reflex regangan statis. Dinamis adalah
menimbulkan refleks regangan oleh menimbulkan sinyal dinamis ditularkan dari indra utama
akhiran dari spindle otot, yang disebabkan oleh peregangan cepat atau unstretch. Artinya,
ketika tiba-tiba otot diregangkan atau teregang, sinyal kuat ditularkan ke sumsum tulang
belakang; ini seketika kuat menyebabkan refleks kontraksi (atau penurunan kontraksi) dari
otot yang sama dari sinyal yang berasal. Jadi, fungsi refleks untuk menentang perubahan
mendadak pada otot panjang. Refleks regangan yang dinamis berakhir dalam fraksi detik
setelah otot telah menggeliat (atau awalnya) untuk panjang baru, tetapi kemudian yang lebih
lemah statis refleks regangan terus untuk waktu yang lama setelahnya. Refleks ini diperoleh
oleh statis terus-menerus sinyal reseptor ditularkan oleh kedua primer dan endings.The
sekunder pentingnya peregangan statis refleks adalah bahwa hal itu menyebabkan tingkat
kontraksi otot tetap cukup konstan, kecuali jika sistem saraf seseorang secara spesifik
kehendak sebaliknya.
Yang sangat penting fungsi dari refleks regangan adalah kemampuannya untuk mencegah
osilasi atau sentakan pada pergerakan mesin tubuh. Ini adalah fungsi meredam dam
memperlancar seperti yang dijelaskan dalam paragraf berikut. Sinyal dari sumsum tulang
belakang sering ditularkan ke otot dalam bentuk unsmooth, meningkatkan intensitas untuk
beberapa milidetik, kemudian menurun intensitas, kemudian mengubah tingkat intensitas
lain, dan begitu seterusnya.
Refleks cahaya pada pupil adalah refleks yang mengontrol diameter pupil, sebagai tanggapan
terhadap intensitas (pencahayaan) cahaya yang jatuh pada retina mata. Intensitas cahaya yang
lebih besar menyebabkan pupil menjadi lebih kecil (kurangnya cahaya yang masuk),
sedangkan intensitas cahaya yang lebih rendah menyebabkan pupil menjadi lebih besar (
banyak cahaya yang masuk). Jadi, refleks cahaya pupil mengatur intensitas cahaya yang
memasuki mata.
Refleks kornea, juga dikenal sebagai refleks berkedip, adalah tanpa sadar kelopak mata
berkedip dari yang diperoleh oleh stimulasi (seperti menyentuh atau benda asing) dari kornea,
atau cahaya terang, meskipun bisa akibat dari rangsangan perifer. Harus membangkitkan
rangsangan baik secara langsung dan respons konsensual (tanggapan dari mata sebaliknya).
Refleks mengkonsumsi pesat sebesar 0,1 detik. Tujuan evolusioner refleks ini adalah untuk
melindungi mata dari benda asing dan lampu terang (yang terakhir ini dikenal sebagai refleks
optik).
Pemeriksaan refleks kornea merupakan bagian dari beberapa neurologis ujian, khususnya
ketika mengevaluasi koma. Kerusakan pada cabang oftalmik (V1) dari saraf kranial ke-5
hasil di absen refleks kornea ketika mata terkena dirangsang. Stimulasi dari satu kornea
biasanya memiliki respons konsensual, dengan menutup kedua kelopak mata normal.[4]
Refleks biseps tes refleks yang mempelajari fungsi dari refleks C5 busur dan untuk
mengurangi refleks C6 derajat busur. Tes ini dilakukan dengan menggunakan sebuah tendon
palu untuk dengan cepat menekan tendon biceps brachii saat melewati kubiti fosa. Secara
spesifik, tes mengaktifkan reseptor di dalam peregangan otot bisep brachii yang
berkomunikasi terutama dengan C5 dan sebagian saraf tulang belakang dengan saraf tulang
belakang C6 untuk merangsang kontraksi refleks dari otot biseps dan menyentakkan lengan
bawah.

http://arismunawarslalu.blogspot.co.id/2011/05/fisiologi-sistem-persyarafan.html

BlogK Putih
God want you to be well
Search for:

Beranda
About Me
Anatomi Sobotta 2
Anatomi Sobotta 1

Home
Rabu, 16 November 2011

Anatomi dan Fisiologi Neuron


by Yohan Rush Sykes
Image via Wikipedia

Image via Wikipedia

Neuron

Anatomi dan Fisiologi

Sel saraf atau neuron berfungsi untuk menerima, meneruskan, dan memproses
stimulus; memicu aktivitas sel tertentu; dan pelepasan neurotransmiter dan molekul informasi
lainnya. Sel saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh
baik eksternal (reseptor somatik) maupun internal (reseptor viseral). Reseptor mengubah
stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otakdan medulla
spinalis yang kemudian akan mengintepretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respons
terhadap informasi bisa terjadi. Impuls dari otak dan medula spinalis memperoleh respons
yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut efektor.
Kebanyakan neuron terdiri atas 3 bagian yaitu:

1. Dendrit
Merupakan cabang panjang yang dikhususkan menerima stimulus dari lingkungan sel-
sel epitel sensorik atau dari neuron lain. Dendrit umumnya pendek dan bercabang-cabang
mirip pohon. Dendrit menerima banyak sinaps dan merupakan tempat penerimaan sinyal dan
pemrosesan utama neuron. Kebanyakan sel saraf memiliki banyak dendrit yang sangat
memperluas daerah penerimaan sel. Percabangan dendrit memungkinkan sebuah neuron
untuk menerima dan mengintegrasi sejumlah besar akson terminal dari sel saraf lain.
Diperkirakan bahwa sejumlah 200.000 akson terminal membentuk hubungan fungsional
dengan dendrit sel purkinje di serebelum. Jumlah tersebut mungkin lebih besar lagi dari sel
saraf lain.
Neuron bipolar, dengan hanya satu dendrit, tidak banyak dijumpai dan hanya terdapat
pada tempat khusus.berbeda dari akson yang memiliki diameter tetap dari satu ujung ke ujung
lain, dendrit makin mengecil setiap kali bercabang. Komposisi sitoplasma di basis dendrit,
dekat dengan badan neuron, mirip dengan komposisi sitoplasma perikarion namun tak
mengandung kompleks golgi. Kebanyakan sinaps yang berkontak dengan neuron terdapat di
spina (ujung-ujung) dendrit, yang umumnya merupakan struktur berbentuk jamur (bagian
kepala membesar, dihubungkan pada batang dendrit oleh bagian leher yang lebih sempit),
spina berfungsi penting dan berjumlah banyak, yaitu sekitar 1014 untuk korteks serebri
manusia.
Spina dendrit merupakan tempat pemrosesan pertama bagi sinyal sinaptik yang tiba di
neuron. Peralatan pemrosesan terdapat dalam suatu kumpulan protein yang melekat pada
permukaan sitosoldari membran pascasinaptik jauh sebelum fungsinya diketahui. Spina
dendrit ikut serta dalam perubahan plastis yang mendasari proses adaptasi belajar dan
mengingat. Spina-spina tersebut merupakan struktur dinamis dengan plastisitas morfologi
berdasarkan protein aktin sitoskeleton yang berhubungan dengan perkembangan sinaps dan
adaptasi fungsionalnya pa orang dewasa.

2. Badan Sel (Perikarion)


Badan akson yang merupakan pusat trofik untuk keseluruhan sel saraf dan juga
berfungsi menerima stimulus. Badan sel yang disebut juga perikarion adalah bagian neuron
yang mengandung inti dan sitoplasma di sekelilingnya dan tidak mencakup cabang-cabang
sel. Badan sel terutama merupakan pusat trofik, meskipun struktur ini juga dapat menerima
impuls. Perikarion di kebanyakan neuron menerima sejumlah besar ujung saraf yang
membawa stimulus eksitatorik atau inhibitorik yang datang dari sel saraf lain.
Kebanyakan sel saraf memiliki inti eukromatik bulat dan sangat besar dengan anak
inti yang sangat nyata. Sel saraf binukleus terlihat dalam ganglia simpatis dan sensorik.
Kromatin halus tersebar merata yang menggambarkan tingginya aktivitas sintesis di sel-sel
ini.
Badan sel mengandung suatu retikulum endoplasma kasar yang berkembang sangat
baik, berupa kelompok-kelompok sisterna paralel. Di dalam sitoplasma diantara sisterna
terdapat banyak poliribosom yang memberi kesan bahwa sel-sel ini menyintesis protein
struktural dan protein transpor. Bila dipulas dengan pewarnaan yang cocok, retikulum
endoplasma kasar dan ribosom bebas tampak sebagai daerah bergranul basofilik di bawah
mikroskop cahaya yang disebut badan nissl. Jumlah badan nissl bervariasi sesuai jenis neuron
dan keadaan fungsionalnya.
Badan nissl sangat banyak dijumpai dalam sel saraf besar seperti neuron motorik.
Kompleks golgi hanya terdapat dalam badan sel dan terdiri atas banyak deretan paralel
sisterna licin yang tersusun disekitar tepi inti. Mitokondria banyak dijumpaikhususnya dalam
akson terminal. Mitokondria tersebar dalam sitoplasma badan sel.
Neurofilamen (filamen intermediet berdiameter 10 nm) banyak dijumpai dalam
perikarion dan cabang sel. Neurofilamen bergabung sebagai akibat darikerja bahan fiksasi
tertentu. Bila diimpregnasi dengan perak, neurofilamen akan membentuk neurofibril, yang
akan tampak dengan mikroskop cahaya. Neuron juga mengandung mikrotubulus yang identik
dengan mikrotubulus yang terdapat pada banyak sel lain. Sel saraf kadang-kadang
mengendung inklusi pigmen, seperti lipofuksin, yakni suatu residu materi yang tak tercerna
oleh lisosom

3. Akson
Yang merupakan suatu cabang tunggal yang dikhususkan untuk menciptakan atau
menghantarkan impuls saraf ke sel-sel lain (sel saraf, sel otot, dan sel kelenjar). Akson dapat
juga menerima informasi dari neuron lain; informasi ini terutama memodifikasi transmisi
potensial aksi ke neuron lain. Bagian distal dari akson umumnya bercabang dan membentuk
ranting-ranting terminal. Setiap cabang ranting berakhir pada sel berikutnya berupa pelebaran
yang berinteraksi dengan neuron atau sel selain neuron, dan membentuk struktur yang
disebut sinaps. Sinaps meneruskan informasi ke sel berikutnya dalam sirkuit.
Kebanyakan neuron hanya memiliki satu akson; ada sejumlah kcil yang tidak
mempunyai akson sama sekali. Sebuah akson merupakan cabang silindris dengan panjang
dan diameter yang bervariasi, sesuai jumlah neuronnya. Meskipun ada neuron dengan akson
pendek, akson umumnya berukuran panjang. Misalnya akson sel motorik di medula spinalis
yang mempersarafi otot kaki harus memiliki panjang sampai 100 cm (sekitar 40 inci). Semua
akson berasal adri daerah berbentuk piramida pendek, yaitu muara akson, yang umumnya
muncul dari perikarion. Membrn plasma di akson disebut aksolemma, isinya dikenal sebagai
aksoplasma.
Pada neuron yang membentuk akson bermielin, bagian akson diantara muara akson
dan titik awal mielinisasi disebut segmen inisial. Segmen ini merupakan tempat
berkumpulnya berbagai stimulus yang merangsang dan menghambat pada neuron, yang
dijumlahkan secara aljabar, dan menghasilkan keputusan untuk meneruskan atau tidak
meneruskan suatu potensial aksi atau impuls saraf. Diketahui bahwa beberapa jenis kanal
tersebut penting untuk mengadakan perubahan potensial listrik yang membentuk potensial
aksi. Berbeda dengan dendrit, akson memiliki diameter yang tetap dan tidak bercabang
banyak. Kadang-kadang segera setelah keluar dari badan sel, akson menghasilkan sebuah
cabang yang kembali ke daerah badan sel saraf. Semua cabang akson dikenal sebagai cabang
kolateral. Sitoplasma akson (aksoplasma) mengandung mitokondria, mikrotubulus
neurofilamen dan sejumlah sisterna retikulum endoplasma halus. Tidak ada poliribosom dan
retikulum endoplasma kasar memperjelas ketergantungan akson pada perikarion untuk
mempertahankan diri. Jika akson dipotong, bagian perifernya akan berdegenerasi dan mati.
Terdapat lalu lintas dua arah yang sibuk dari molekul besar dan kecil di sepanjang akson.
Makromolekul dan organel yang disintesis di dalam badan sel akan diangkut secara
kontinu oleh suatu aliran anterograd disepanjang akson ke bagian terminalnya. Aliran
anterograd berlangsung dengan 3 kecepatan yang berbeda. Aliran lambat (beberapa milimeter
per hari) mengangkut protein dan mikrofilamen. Aliran dengan kecepatan sedang
mengangkut mitokondria dan aliran cepat (100 kali lebih cepat) mengangkut zat yang
ditampung dalam vesikel, yang diperlukan di akson terminal selama transmisi saraf
berlangsung.
Bersamaan dengan aliran anterograd, aliran retrograd dalam arah berlawanan
mengangkut sejumlah molekul ke badan sel, termasuk zat yang masuk melalui endositosis
(meliputi virus dan toksin). Proses ini digunakan untuk mempelajari jalur-jalur neuron;
peroksidase atau zat penanda yang lain disuntikkan ke daerah dengan akson terminalnya, dan
penyebarannya diikuti dalam selang waktu tertentu.
Protein motorik yang terkait dengan aliran akson meliputi dinein, suatu protein
dengan aktivitas ATPase yang terdapat dalam mikrotubulus (berhubungan dengan aliran
retograd) dan kinesin, yakni suatu mikrotubulus yang teraktivasi-ATPase yang mempercepat
aliran anterograd dalam akson ketika melekat pada vesikel.
Klasifikasi Neuron
Berdasarkan jumlah prosesusnya neuron diklasifikasikan menjadi:
1. Neuron Unipolar
Neuron unipolar mempunyai satu tonjolan yang kemudian bercabang dua dekat dengan badan
sel. Satu cabang menuju ke perifer sedangkan cabang yang lain berjalan menuju SSP.
Contoh: neuron sensorik saraf spinal

2. Neuron Bipolar
Neuron bipolar mempunyai dua tonjolan satu akson dan satu dendrit, contohnya neuron
bipolar antara lain adalah sel batang dan kerucut retina.

3. Neuron Multipolar
Neuron multipolar mempunyai beberapa dendrit dan satu akson yang dapat bercabang-cabang
banyak sekali. Kebanyakan neuron SSP merupakan neuron multipolar. Salah satu contoh sel
jenis ini adalah neuron motorik yang berasal dari kornu ventral medula spinalis dengan
aksonnya yang menjulur sampai ke otot rangka.

Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel
saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

a. Sel saraf sensorik

Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf
pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf
sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
b. Sel saraf motorik
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor
berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf
asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
c. Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam
sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori
atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-
kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk
urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.

Sel Neuroglia
Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tarnbahan pada SSP yang
berfungsi sebagai jaringan ikat. Tidak seperti neuron, sel glial dapat menjalani mitosis selama
rentang kehidupannya dan bertanggung jawab atas terjadinya tumor sistem saraf (Gambar 9-
3).
1. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang, sebagian
besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau "kaki vaskular."
a. Sel ini memberikan penopang struktural dan mengatur transpor materi di an tara darah dan
neuron.
b. Kaki vaskular dipercaya berkontribusi terhadap barier darah-otak, atau tingkat kesulitan
makromolekul tertentu pada plasma darah untuk masuk ke jaringan otak.
c. Astrosit fibrosa terletak di substansi putih otak dan medulla spinalis; astrosit protoplasma
ditemukan pada substansi abu-abu.

2. Oligodendroglia (oligodendrosit) menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah
prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.
a. Oligodendrosit dalam SSP analog dengan sel Schwann pada saraf perifer.
b. Bagian ini membentuk lapisan mielin untuk melapisi akson dalam SSP.

3. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memi!iki peran
fagositik. Sel glia berukuran kecil dan prosesusnya lebih
sedikit dart jenis sel glial
lain. .

4. Sel ependimal membentuk membran epitelial yang melapisi rongga serebral (otak) dan
rongga medulla spinalis.
Reseptor Sensorik

Klasifikasi reseptor sebagai berikut :


1. Berdasarkan tipe stimulus:

1. Chemoreceptor : respon terhadap zat kimia

2. Thermoreceptor : respon terhadap suhu (panas dan dingin)

3. Nociceptor : reseptor rasa sakit, misalnya adanya respon terhadap trauma.

4. Mechanoreceptor : respon terhadap perubahan posisi fisik.

5. Photoreceptor : respon terhadap cahaya

2. Berdasarkan asal stimulus :

1. Interoceptor : deteksi stimulus pada bagian internal organ

2. Proprioceptor : deteksi stimulus dari posisi dan pergerakan tubuh atau bagiannya.

3. Exteroceptor : deteksi stimulus dari luar tubuh.

3. Berdasarkan distribusi reseptor di tubuh :

1. General (somesthetic) sense : yaitu reseptor yang t erdistribusi luas pada kulit, otot, tenson,
joint capsule, dan viscera.

2. Special sense : merupakan reseptor yang terbatas pada kepala dan bagian yang diinervasi
oleh nervus cranialis. Yang termasuk spesial sense yaitu penglihatan, pendengaran,
pengecapan, dan penghiduan.

Reseptor pada kulit sendiri termasuk pada general sense, yang nantinya akan tersusun
atas beberapa klasifikasi reseptor :

1. Uncapsulated Nerve Endings

1. Free nerve endings :


Merupakan reseptor untuk panas, termasuk dingin. Serta memiliki peran nociceptor,
yakni reseptor untuk nyeri. Jadi pada bagian ujung dendritnya tidak dimiliki asosiasi khusus
dengan sel aksesori khusus atau jaringan. Biasanya dendritnya hanya tertanam dalam epithel
dan jaringan ikat.

2. Tactile (merkel) disc :


Diskus merkel ditemukan pada kulit yang tidak berambut, misalnya pada ujung jari dan folkel
rambut. Serabut saraf berjalan menuju dermis dan beakhir sebagai pelebarann berbentuk
diskus yang terletak di dekat sel epithel berwarna gelap pada bagian atas dermis, yang disebut
sel merkel. Kelompok diskus merkel pada kulit yang berambut disebut tactile domes,
ditemukan pada epidermis di antara folikel-folikel rambut.. Diskus merkel ini merupakan
reseptor raba yang beradaptasi lambat dan menghantarkan informasi mengenai derajat
tekanan yang terjadi pada kulit, misalnya ketika seseorang memegang pena.

3. Hair receptor (peritricial endings)


Serabut saraf melingkar pada folikel di dalam selubung jaringan ikat luar di bawah
glandula sebasea. Beberapa cabang mengelilingi folikel, sedangkan beberapa cabang lainnya
paralel terhadap sumbu panjangnya. Penekukan rambut akan merangsang reseptor ini, yang
termasuk mekanoreseptor dengan adaptasi cepat.reseptor tidak aktif apabila rambut ditekuk,
namun akan terjadi inisiasi implussaraf bila rambut dilepaskan kembali.

2. Encapsuled Nerve Endings


1. Tactile (meissener) corpuscle :
Reseptor ini tereletak pada papila dermis kulit, khususnya ditelapak tangan dan kaki.
Corpusculum meissner juga banyak ditemukan pada kulit papila mamae dan genitalia
externa. Corpusculum meissner diliputi oleh kapsul jaringan ikat yang bersambungan dengan
endoneurium saraf yang masuk kedalamnya. Beberapa serabut saraf bermielin masuk ke
ujung bagian dalam corpusculum, cabang-cabang yang bermielin dan tidak bermielin
mengecil dan menyebar di antara sel scwan. Reseptor ini sangat peka terhadap rasa raba dan
merupakan mekanoreseptor yang beradaptasi cepat. Reseptor ini memeungkinkan seseorang
membedakan dua struktur berujung tajam yang diletakkan berdekatan pada kulit.

2. Krause end Bulbs :


Memiliki fungsi yang hampir sama dengna corpusculum meissner, akan tetapi terletak
pada membran mukus lebih dalam pada kulit.

3. Pacini Corpuscle :
Merupakan reseptor yang berperan sebagai affektor untuk tekanan yang kuat, serta
getaran. Pada bagian ujungnya terlihat adanya suatu modifikasi dari sel schwan, yang
membentuk selubung.
4. Ruffini corpuscle :
Terletak pada dermis, umumnya berperan terhadap sentuhan kuat, tekanan, serta
getaran yang terus-menerus, dan juga pada pergerakan sendi.

Sinaps
Sinaps berasal dari bahasa Yunani synapsis yang artinya penyatuan adalah tempat
neuron-neuron saling berkontak atau antara neuron dan sel efektor lainnya (otot dan sel
kelenjar). Sinaps sangat berperan pada penghantaran satu arah dari implus saraf. Hampir
semua sinaps menghantarkan implus lewat pelepasan neurotransmitter pada terminal akson,
berupa substansi kimiawi yang menginduksi perpindahan implus saraf ke neuron lainnya atau
ke sebelah sel efektor. Sinaps dibentuk oleh suatu terminal akson (terminal prasinaps) yang
menghantarkan implus, bagian lain tempat impuls baru dibentuk (terminal pascasinaps) dan
suatu celah sempit intraseluler yang disebut celah sinaps (gambar).
Sinaps berdasarkan perhubungannya dapat dibedakan menjadi: sinaps aksosomatik,
bila akson membentuk sinaps dengan sel tubuh; aksodendritik, bila akson membentuk sinaps
dengan dendrite; aksoaksonik, bila akson membentuk sinaps dengan sesama akson
(gambar).Sinaps terdiri atas dua jenis: Sinaps listrik dan sinaps kimiawi

Anatomi Fisiologi Sinaps


Sinaps akan membentuk celah sinaps melalui kontak antara akson dari satu neuron
dengan dendrit (akso-dendritik) atau perikarion (akso-somatik) dari neuron lain, kadang-
kadang antar dendrit (dendro-dendritik) atau antar akson (akson-aksonik).
Pada ujung neuron presinaps terdapat knop kecil (knob sinaps) yang bentuknya menyerupai
tombol bulat atau bujur telur.
Ujung presinaps ini dipisahkan dari membran sel neuron postsinaps oleh suatu celah
sinaps (synaptic cleft) yang mempunyai lebar 200-300 amstrong.
Ujung presinaps mempunyai 2 struktur interna , yang berfungsi untuk penerusan rangsang (
excitatory) atau penghambatan sinaps, yaitu :
1) Kantong transmitter (synaptic vesicle) mengandung bahan transmitter yang bila
dilepaskan ke celah sinaps, dapat merangsang atau menghambat neuron postsinaps.
2) Mitokondria menyediakan adenosin trifosfat, yang mensuplai energi untuk mensintesis
bahan transmiter baru
Membran presinaps : membran sel yang menutupi ujung presinaps, mengandung

banyak sekali saluran kalsium (Ca ) yang berpintu gerbang voltase (voltage-gated calsium
channel)

Sinaps Listrik
Sinaps listrik memungkinkan potensial aksi merambat secara langsung dari sel
presinaps ke sel pascasinaps. Sel-sel itu dihubungkan oleh persambungan longgar, yaitu
saluran antar sel yang mengalirkan ion potensial aksi lokal agar mengalir antar neuron. Hal
ini memungkinkan implus merambat dari satu neuron ke neuron lain tanpa penundaan dan
tanpa kehilangan kekuatan sinyal. Senapsis listrik dalam SSP vertebrata menyelaraskan
aktivitas neuron yang bertanggung jawab atas semua pergerakan yang cepat dan luas.
Sinaps Kimiawi
Pada sinaps kimiawi, sebuah ce;ah sempit, celah sinaptik (synaptic cleft),
memisahkan sel prasinaptik dari sel pascasinaptik. Adanya celah tersebut menyebabkan sel-
sel tidak dapat dikopel secara elektrik, dan potensial aksi yang terjadi pada sel prasinaptik
tidak dapat dirambatkan secara langsung ke membran sel pascasinaptk. Karnanya, maka
terjadilah suatu rangkaian kejadian yang mengubah sinyal listrik potensial aksi yang tiba di
terminal sinaptik menjadi sinyak kimiawi yang mengalir melewati sinapsis, kemudian sinyal
kimiawi tersebut diubah kembali menjadi sinyal listrik pada sel pascasinaptik.
Hampir semua sinaps merupakan sinaps kimiawi dan menghantarkan implus saraf melalui
neurotransmitter. Sangat sedikit sinaps menghantarkan implus melalui hubungan celah (gap
junction) yang melewati membrane pre- dan pasca sinaps, sinaps listrik, ion-ion melewati
hubungan celah dengan bebas dan menghantarkan implus saraf secara langsung.
Sinaps memiliki struktur yang kaku, hal ini disebabkan karena membran plasma pada daerah
pre- dan pasca sinaps diperkuat dan tmpak lebih tebal dari membrane yang berdekatan
dengan sinaps. Pada beberapa keadaan membrane pre- dan pasca sinaps diikat oleh jembatan
pada tempat sinaps. Terminal prasinaps selalu mengandung vesikel-vesikel sinaps dan
banyak mitokondria. Mitokondria berfungsi menyediakan energi untuk aktivitas sinaps.
Vesikel mengandung neurotransmitter.

http://blogkputih.blogspot.co.id/2011/11/2.html
Home
RSS

Search this

Fisiologikedokteran's Blog
Saatnya Belajar Ces

Hey there! Thanks for dropping by Fisiologikedokteran's Blog! Take a look around and grab
the RSS feed to stay updated. See you around!

Fisiologi Kedokteran

Fisiologi Neuron
Filed under: Fisiologi Kedokteran Tinggalkan komentar
2 November 2009

Neuron adalah unit dasar system


saraf.terdapat berjuta-juta neuron dalam system saraf.setiap neuron terdiri dari sel
saraf dan saratnya.sel saraf bervariasi bentuk dan ukuran berdasarkan fungsi yang
berbeda-beda.

Dendrit adalah serat pendek seperti sikat yang melekat pada luar sel,tempat impuls
memasuki sel,akson adalah serat yang dilalui impuls meninggalkan sel

Transmisi saraf hanya terjadi satu arah dalam sel melalui dendritnya dan keluar
melalui akson.

Satu neuron menerima sinyal dari ratusan sampai ribuan neuron lain dan mengirin
sinyal tersebut ke dalam ratusan atau ribuan sel lain.sistem sinyal bersifat kimia dan
listrik.

Impuls saraf adalah perubahan kimia elektrik yang komplek yang berjalan sepanjang
serat saraf.
Sinaps adalah titik komunikasi antara satu neuron dengan neuron lain.pada titik ini
transmisi impuls terjadi secara kimia.saat impuls tiba di sinap,transmiterkimia di
bebaskan dan meransang sel berikutnya

Terdapat 30 neuro transmiter,diantaranya : asetilkolin,norepineorin,dan


dopamine.gangguan neuro transmitter di duga menyebabkan penyakitmental dan fisik
pada otak

Penyakit diemilinisasi adalah penyakit akibat degenerasi selubung myelin dan di


serap.yang tersering adalah sclerosis multiple.

BAGIAN-BAGIAN SISTEM SARAF

1. system saraf pusat :serebrum dan medulla spinalis

2. system saraf ferifer :nervus kranialis dan spinalis

3. system saraf otonom

* substansia gricea adalah jaringan saraf yang didominasi sel saraf

* substansia alba adalah jaringan saraf yang didominasi sel saraf

SEREBRUM

Bagian-bagian serebrum :

Hemisfer serebrum kanan dan kiri

Otak tengah

Pons

Serebellum

Medulla oblongata

HEMISFER SEREBRI

Setiap hemisfer serebri terbagi menjadi dua lobus :

1. Lobus prontalis

2. lobos pariertalis

3. lobis occipitalis

4. lobus temporalis

* Thalamus adalah masa sel saraf besar yang berbentuk telur terletak dalam substansia alba
* Area bicara adalah bagian kortek yang berhubungan dengan semua aspek bicara
(mendengar,bicara,membaca,menulis)terletak pada hemisfer kiri pada semua orang yang
dominant tangan kanan dan sebagian dominant tangan kiri

* Afasia adalah defek pada bicara dimana terdapat ketidakmampuan bicara

OTAK TENGAH

* Adalah struktur kecil diantara hemisfer serebri dibagian atas dan pons bagian
bawah.terutama terdiri atas serat saraf yang berjalan keatas dan kebawah

PONS

* Pons adalah masa tebal jaringan saraf yang bersambung dengan otok tengah diatas dan
medulla oblongata di bawah

* Terdiri dari serat saraf yang berjalan dari keatas dan kebawah atau transversal ke
cerebellum

MEDULA OBLONGATA

* Medula oblingata adalah bagian sempit jaringan saraf yang berhubungan dengan pons di
atas dan medulla spinalis di bawah mengandung sel pusat pengontrol jantung dan pernafasan

* Batang otak adalah otak tengah ,pons dan medulla oblongata yang dianggap sebagai unit
fungsional.sistem retikularis adalah system sel saraf dan serat pengubungnya didalam otak

* Terlibat dalam tidur dan kesadarn ,regulasi suhu,gerakan gastrointestinal ,respirasi ,sirkulasi
dan metabolisme

SEREBELLUM

* Terdiri dari lobus centralis kecil dan lobus kanan dan kiri yang lebih besar.dihubungkan
oleh sarat saraf yang disebut pedunculus pada otak tengah,pons dan medulla oblongata

* Fungsi utama serebellum adalah koordinasi aktifitas muskuler,control tonus otot ,dan
mempertahankan postur dan keseimbangan

* Penyakit serebellum sering menyebabkan gangguan keseimbangan ,postur ,tonus otot ,dan
gaya berjalan

MEDULLA SPINALIS

* Medulla spinalis bersambung dengan medulla oblongata di atas. Panjang sekitar 45


cm,menepati 2/3 atas canalis vertebralis,berakhir pada tingkat vertebra lumbalis I dan II

* Medulla spinalis terdiri atas serat saraf bagian luar dan masa sel saraf berbentuk H pada
bagian tengah dan canalis centralis kecil berjalan melalui substansia gricea

* Serat saraf tersusun dalam 3 kelompok: kolumna anterior,lateralis dan fosterior


o Serat motorik berjalan kebawah pada kolumna laterlis dan anterior

o Serat sensorik berjalan keatas pada kolumna lateralis dan superior

o Serat pendek menghubungkan tingkat medulla yang berbeda-beda

* Sel saraf tersusun dalam 3 kelompok utama

o Cornu anterior sel motorik

o Cornu posterior sel sensorik

o Cornu lateralis sel simpatis

* Nervus spinalis melekat melalui radiks anterior dan fosterior pada seluruh panjang medulla
spinalis.medula spinalis lebih pendek dari kanalis spinalis.

SINYAL LISTRIK POTENSIAL BERJENJANG DAN POTENSIAL AKSI

* Saraf dan otot adalah jaringan yang dapat tereksitasi

Semua sel tubuh memiliki potensial membran yang berkaitan dengan distribusi yang tidak
merata serta perbedaan permeabilitas dari Na,K dan anion besar intra sel.dua jenis sel.sel
saraf dan sel otot, telah mengembangkan kegunaan khusus untuk potensial merman ini.
Secara spesipik sel ini mampu mengalami perubahan secera cepat.untuk sementara waktu
pada potensial membrannya.fluktasi potensial ini berfungsi sebagai sinyal listrik.memiliki
dua bentuk dasar yaitu:

1. potensial berjenjang yang berfungsi sebagai sinyal jarak dekat


2. potensial aksi yang menjadi sinysl jarak jauh

saraf dan otot dianggap sebagai jaringan yang dapat tereksitasi,karena keduanya mampu
menghasilkan sinyal listrik apabila dirangsang.potensial yang tidak memperlihatkan
perubahan potensial yang cepat disebut sebagai potensial membrane istrahat.

* Potensial berjanjang cepat menghilang dalam jarak dekat

Potensial berjenjang adalah perubahan lokal potensial membran yang terjadi dalam berbagai
drajat atau tingkat kekuatan.besarnya potensial berjenjang berkait dengan potensial
pencetus,yaitu semakin kuat kejadian pencetusnya,semakin besar potensial jenjang yang
terjadi.kejadian pencetus dapat barupa:

1. Stimulus

2. intraksi suatu zat perantara kimiawi dengan reseptor permukaan pada membrane sel saraf
atau otot

3. Perubahan spontan potensial akibat ketidakseimbangan siklus pengeluaran pemasukan


* Potensial aksi adalah pembalikan singkat potensial merman akibat perubahan cepat
permeabilitas membrane

Karena aliran arus pasif yang menyertai potensial berjenjang cepat menghilangkan sewaktu
arus tersebut bergerak menjauhi tempat pembentukan.harus terdapat mekanisme lain untuk
menyampaikan sinyal listrik kejarak yang jauh.agar kekuatan sinyal tetap dipertahankan
selama sinyal untuk menjauhi tempat pembentukannya.untuk memahami proses yang terjadi
selama potensial aksi.harus mengenal istilah-istilah berikut:

1. .polarisasi. memiliki membran potensial;pemisahan muatan yang berlawanan

2. depolarisasi. Potensial membrane mengalami penurunandari potensial istrahat

3. hiperpolarisasi .potensial lebih besar darinpada potensial istrahat

* Pompa Na K secara bertahap memilih gradien kosentrasi yang terganggu akibat potensial
aksi

Proses pamompaan aktif memerlukan waktu lebih lama untuk memulihkan Na dan K
kelokasi mereka semula dari pada waktu yang diperlukan oleh aliran pasif ion-ion tersebut
pada saat potensial aksi.hanya sekitar 1 dari 100.000 ion K yang terdapat disel keluar sewaktu
terjadinya sebuah potensial aksi , sementara sejumlah ion Na yang sebanding masuk dari
CES.perpindahan lokasi Na dan K dalam kosentrasi yang sangat kecil ini selama potensial
aksi berlansung hamper tidak menimbulkan perubahan kosentrasi kedua ion tersebut.

* Mielinisasi meningkatkan kecepatan hantaran potensial aksi dan menghemat energi dalam
preses

Kecepatan suatu potensial aksi berjalan disepanjang akson bergantung pada dua factor:

1. apakah seratnya bermielan

2. garis tangan serat tidak bermielin

serat bermielin ,seperti disyaratkan oleh namanya,terbungkus myelin pada interval

tertur disepanjang akson,mielin utama terdiri dari lipid.sel-sel penbentuk myelin ini adalah
oligodondrosit disunsun saraf pusat dan sel schwann disistem saraf ferifer.pada serat
bermielin impuls meloncat dari satu nodul ke nodul berikutnya.melewati bagian-bagian
bermielin pada akson.

Iklan

https://fisiologikedokteran.wordpress.com/2009/11/02/fisiologi-neuron/

Mely Ang
Senin, 12 Desember 2016
ANATOMI FISIOLOGI:SISTEM NEURON (SISTEM SARAF)

ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM NEURO

Kelompok 4
Analis I (kelas B)
Disusun oleh :
Melli Anggreyani 16.0645.0823.03
Mohammad Ridwan 16.0646.0824.03
Monita Agustia Anyaq 16.0647.0825.03
Muhammad Kamil 16.0648.0826.03
Muhammad Takdir 16.0649.0827.03

D-III Analis Kesehatan


STIKes Wiyata Husada Samarinda
2016/2017

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling
berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengoordinasikan,
mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan lingkungan
sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagin besar
sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang
harmonis karena pengaturan hubungan saraf diantara berbagai sistem (Price dan
Wilson, 2005).
Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, daya ingat, bahasa, sensasi, dan
gerakan semuanya berasal dari sistem ini. Oleh karena itu, kemampuan untuk
memahami, belajar, dan berespon terhadap rangsangan merupakan hasil dari
integrasi fungsi sistem saraf, yang memuncak dalam kepribadian dan perilaku
seseorang (Price dan Wilson, 2005).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah; bagaimana
anatomi dan fisiologi sistem saraf?.

1.3 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui anatomi dan fisiologi
sistem saraf.

BAB II
Isi dan pembahasan

A. Definisi Sistem Persarafan


Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi. Sistem
ini terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf adalah salah
satu sistem koordinasi yang berfungsi untuk menyampaikan rangsangan dari
reseptor yang akan dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan
makhluk hidup dapat menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan
luar maupun dalam secara cepat.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang disebut dengan neuron yang
berfungsi dalam mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan ataupun
tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan tersebut, ada tiga komponen yang harus
dimiliki oleh sistem saraf, antara lain:

1. Reseptor
Reseptor adalah sel yang memberikan respon terhadap rangsangan, terhadap
lingkungan eksternal maupun internal, kemudian reseptor akan mengubah
rangsangan yang diterima menjadi suatu impuls saraf yang akan di teruskan melalui
neuron. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah alat indera.
2. Penghantar Impuls
Dikerjakan oleh saraf itu sendiri tanpa bantuan organ-organ lain. saraf tersusun dari
berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat se-sel
khusus yang memanjang dan meluas.
3. Efektor
Efektor adalah sel atau organ yang digunakan untuk beraksi terhadap rangsangan
baik dari dalam maupun dari luar tubuh. Dapat diartikan sebagai bagian yang
menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Bagian
utama efektor pada manusia adalah otot dan kelenjar.

B. Penyusun Sistem Saraf


Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf
tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
1. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.
Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan
golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum
endoplasma tempat transportasi sintesis protein.

2. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.

3. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus
yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin
yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya
rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel sachwann yang akan
membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan
membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma
yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh
lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat
jalannya rangsangan.

C. Berdasarkan struktur dan fungsinya

1. Berdasarkan struktur
Sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor,
dan sel saraf intermediet (asosiasi).
a. Sel saraf sensorik
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem
saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung
akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
b. Sel saraf motorik
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot
atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan
sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek
berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat
panjang.
c. Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan
di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan
sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam
sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau
sel saraf asosiasi lainnya.

2. Berdasarkan fungsinya
a. Menerima berbagai sensasi dari dalam maupun luar tubuh.
b. Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatisnya, merasakan
dan memikirkannya.
c. Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
d. Mengekspresikan emosi.
e. Mengirimkan pesan untuk bagian sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar, endokrin,
dan organ lainnya.
f. Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau
menghadapi bahaya, dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan.

D. Klasifikasi sistem saraf


Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan
sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
Mempunyai 3 materi esensial yaitu :
1. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu
2. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih
3. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam
sistem saraf pusat.
Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan
bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah
berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa
materi putih.

1. Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang
(Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi
yang sangat penting maka perlu perlindungan.
a. Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan,
belahan kanan mengendalikan belahan kiri. Mempunyai permukaan yang berlipat-
lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf.
Otak juga sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan,
kesadaran, dan kemauan. Bagian dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf,
bagian luarnya berwarna kelabu berisi banyak badan sel saraf. Otak terdiri dari
beberapa bagian, yaitu
Otak depan (Prosoncephalon)
Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon. Telencephalon
berkembang menjadi otak besar (Cerebrum). Diencephalon berkembang menjadi
thalamus, hipotamus.

- thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai tempat penerimaan untuk
sementara sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya untuk pengiriman data dari mata dan
telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.

- hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan mengatur kepentingan
biologis lainnya.
Otak besar (Cerebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar
atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak.
Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima
rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi
mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area
asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam
proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai
bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan
psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir
(yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan
terdapat di bagian belakang.

Otak tengah (Mesencephalon)


Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur
refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran. Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah.

Otak belakang (Rhombencephalon)


Otak belakang berkembang menjadi metencephalon dan mielencephalon.
Metencephalon berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli. Sedangkan
mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata.

Otak kecil (serebelum)


Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.
Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi
seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga
mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.

Jembatan varol (pons varoli)


Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri
dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

2. Sumsum tulang belakang (medula spinalis)


Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar
berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna
kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti
sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut
tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang
belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang
belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan
sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf
sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
3. Sistem saraf perifer (sistem saraf tepi).

Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf pusat
(otak dan sumsum ulang belakang). Sistem saraf perifer merupakan saraf yang
menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh
tertentu,seperti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain. Tidak
seperti sistem saraf pusat, sistem saraf perifer tidak dilindungi tulang. Sistem saraf
perifer disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak,
dan saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang keluar dari
sumsum tulang belakang.
a. Saraf sensoris (saraf aferen) disebut juga sel saraf indera, karena berfungsi
membawa rangsangan (impuls) dari indera ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang).
b. Saraf motoris (saraf eferen) berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari pusat
saraf ke otot atau kelenjar berupa respon.
c. Saraf volunter/Somatik ( disadari ). Yaitu sistem saraf yang mengatur segala
gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak
.
d. Sistem saraf involunter/Otonom ( Tidak Disadari ). Sistem saraf otonom
mempunyai peran dalam mengendalkan tubuh yang tidak kita sadari, seperti denyut
jantung, gerakan-gerakan pada saluran pencernaan, sekresi enzim dan keringat.

E. Mekanisme Penghantar Impuls.


Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudia dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai
serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan
menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang
panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak, untuk selanjutnya
diolah oleh otak,kemudia hasil olahan oleh otak berupa tanggapan dibawa oleh saraf
motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.

2. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Gerak refleks
berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan,
tanpa memerlukan kontrol dari otak. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek
atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudia diteruskan
oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh sel daraf penghubung (asosiasi)
tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk
disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung
refleks. Contoh gerak refleks, misalnya : berkedip, bersin atau batuk.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Sistem saraf
dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf
pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari
sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.

http://meliangreyani.blogspot.co.id/2016/12/anatomi-fisiologisistem-neuron-sistem.html

RSS Feed Twitter

Setyaningrum Adi Kusuma


Tautan FKIK UNSOED
Jurusan Kedokteran Umum
Jurusan Kedokteran Gigi
Jurusan Kesehatan Masyarakat
Jurusan Keperawatan
Jurusan Farmasi
Program Studi Ilmu Gizi
Program Studi PJKR

About Me
Setyaningrum Adi Kusuma
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive
2014 (20)
November (20)
o
Waspada Infeksi TORCH pada Ibu Hamil
Dengue Fever (DF) and Dengue Hemorrhagic Fever (DH...
Musim hujan tiba, hati-hati leptospirosis
RESUME FILM: PATCH ADAMS
PAPPER: KONSEP DASAR GENDER DALAM KESEHATAN
REPROD...
MAKALAH: KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DAN LANGKAH-
LAN...
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI: PEMERIKSAAN
CACING...
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI: PEMERIKSAAN
TELUR ...
MAKALAH: PENGARUH TIPE PERILAKU TERHADAP
PENYAKIT ...
MAKALAH: HUBUNGAN KESEIMBANGAN NITROGEN
NEGATIF DE...
PAPPER: PRAKTIK ABORSI OLEH DOKTER RD DI
KABUPAT...
MAKALAH: ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF
MAKALAH: ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PANCAINDRA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI: PENGENALAN
ALAT
TUGAS: ANGKA BEBAN TANGGUNGAN DI KABUPATEN
BANJARN...
TUGAS: SUMBER DATA KEPENDUDUKAN
PAPPER: SISTEM REPRODUKSI WANITA
MAKALAH: MANFAAT SENAM UNTUK LANSIA YANG
HIPERTENS...
MAKALAH: CONTOH KESALAHAN LOGIS DALAM
KEHIDUPAN SE...
MAKALAH: ENERGI SHALAT SEBAGAI TERAPI PENYAKIT
JAN...

Home
About Me
Downloads
MAKALAH: ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM
SARAF
09.47 Setyaningrum Adi Kusuma
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Anatomi Fisiologi

Oleh:
Setyaningrum Adi Kusuma
G1B013041
Kelas: A

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat
khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan
interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting
ini juga mengatur aktivitas sebagin besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi
sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf diantara berbagai
sistem (Price dan Wilson, 2005).
Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, daya ingat, bahasa, sensasi, dan gerakan
semuanya berasal dari sistem ini. Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami, belajar, dan
berespon terhadap rangsangan merupakan hasil dari integrasi fungsi sistem saraf, yang
memuncak dalam kepribadian dan perilaku seseorang (Price dan Wilson, 2005).

A. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah; bagaimana
anatomi dan fisiologi sistem saraf?

B. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui anatomi dan fisiologi
sistem saraf.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Organisasi dan Sel Saraf


Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau
dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan
konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur
oleh sistem saraf dalam tiga cara utama:
1. Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di
tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun internal (reseptor viseral).
2. Antivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di
sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi
dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi.
3. Output motorik. Input dari otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari otot
dan kelenjar tubuh, yang disebut sebagai efektor.

B. Organisasi Struktural Sistem Saraf


Sistem saraf dibagi menjadi:
1. Sistem saraf pusat (SSP). Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang dilindungi tulang
kranium dan kanal vertebral.
2. Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri dari
saraf cranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis dengan reseptor
dan efektor.
Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan sistem eferen.
a. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke SSP
b. Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi:
1) Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan eksternal dan pembentukan
respons motorik volunteer pada otot rangka.
2) Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos, otot
jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur:
a) Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis.
b) Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis.
Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki inervasi simpatis dan
parasimpatis.

C. Sel-Sel Pada Sistem Saraf


1. Pengertian Neuron
Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.
a. Badan sel atau perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron.
Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
1) Satu nucleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti kompleks golgi dan
mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
2) Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta
berperan dalam sintesis protein.
3) Neurofibril, yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop
cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.
b. Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta berfungsi
untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
c. Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite.
Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau
kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.

2. Klasifikasi Neuron
a. Fungsi
Klasifikasi neuron secara fungsional berdasarkan arah transmisi impulsnya:
1) Neuron sensorik (aferen), menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit, organ indera
atau suatu organ internal ke SSP.
2) Neuron motorik, menyampaikan impuls dari SSP ke efektor.
3) Interneuron (neuron yang berhubungan), ditemukan seluruhnya dalam SSP. Neuron ini
menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke interneuron
lain.
b. Struktur
Klasifikasi neuron secara structural berdasarkan jumlah prosesusnya:
1) Neuron unipolar, memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih. Sebagian besar neuron
motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis, masuk dalam golongan ini.
2) Neuron bipolar, memiliki satu akson dan satu dendrite. Neuron ini ditemukan pada organ
indera, seperti amta, telinga dan hidung.

3. Sel Neuroglial
Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang
berfungsi sebagai jaringan ikat.
a. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang, sebagian
besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau kaki vascular.
b. Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah prosesusnya lebih
sedikit dan lebih pendek.
c. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki peran
fagositik.
d. Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan ronggal
medulla spinalis.

4. Kelompok Neuron
a. Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP.
b. Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar SSP dalam saraf
perifer.
c. Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak di luar SSP.
d. Saraf gabungan. Sebagian besar saraf perifer adalah saraf gabungan; saraf ini mengandung
serabut arefen dan eferen yang termielinisasi dan yang tidak termielinisasi.
e. Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla spinalis yang memiliki origo
dan tujuan yang sama.
f. Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi yang berlawanan pada
otak atau medulla spinalis.

D. Susunan Saraf Manusia


1. Sistem Saraf Pusat
a. Otak
1) Perkembangan Otak
Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi 25% oksigen
dan menerima 1,5% curah jantung. Bagian cranial pada tabung saraf membentuk tiga
pembesaran (vesikel) yang berdiferensiasi untuk membentuk otak: otak depan, otak tengah
dan otak belakang.

a) Otak depan (proensefalon), terbagi menjadi dua subdivisi : telensefalon dan


diensefalon.
i) Telensefalon merupakan awal hemisfer serebral atau serebrum dan basal ganglia serta
korpus striatum (substansi abu-abu) pada serebrum.
ii) Diensefalon menjadi thalamus, hipotalamus dan epitalamus.
b) Otak tengah (mesensefalon) terus tumbuh dan pada orang dewasa disebut otak tengah.
c) Otak belakang (rombensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi : metensefalon dan
mielensefalon.
i) Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan serebelum.
ii) Mielensefalon menjadi medulla oblongata.

2) Lapisan Pelindung
Otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan ikat yang disebut
meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia meter, lapisan araknoid dan durameter.

a) Pia meter adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat pada otak.
b) Lapisan araknoid terletak di bagian eksternal pia meter dan mengandung sedikit pembuluh
darah. Ruang araknoid memisahkan lapisan araknoid dari piameter dan mengandung cairan
cerebrospinalis, pembuluh darah serta jaringan penghubung serta selaput yang
mempertahankan posisi araknoid terhadap piameter di bawahnya.
c) Durameter, lapisan terluar adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua lapisan. Lapisan ini
biasanya terus bersambungan tetapi terputus pada beberapa sisi spesifik. Lapisan periosteal
luar pada durameter melekat di permukaan dalam kranium dan berperan sebagai periosteum
dalam pada tulang tengkorak. Lapisan meningeal dalam pada durameter tertanam sampai ke
dalam fisura otak dan terlipat kembali di arahnya untuk membentuk falks serebrum, falks
serebelum, tentorium serebelum dan sela diafragma. Ruang subdural memisahkan durameter
dari araknoid pada regia cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah ruang potensial
antara perioteal luar dan lapisan meningeal dalam pada durameter di regia medulla spinalis.

3) Cairan Cerebrospinalis
Cairan serebrospinalis mengelilingi ruang sub araknoid di sekitar otak dan medulla
spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak. Cairan cerebrospinalis menyerupai
plasma darah dan cairan interstisial, tetapi tidak mengandung protein. Cairan serebrospinalis
dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh
darah serebral dan melapisi kanal sentral medulla spinalis. Fungsi cairan cerebrospinalis
adalah sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan medulla spinalis, juga berperan
sebagai media pertukaran nutrient dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla
spinalis.
4) Serebrum
Serebrum tersusun dari dua hemisfer serebral, yang membentuk bagian terbesar otak.

a) Koterks serebral terdiri dari 6 lapisan sel dan serabut saraf.


b) Ventrikel I dan II (ventrikel lateral) terletak dalam hemisfer serebral.
c) Korpus kolosum yang terdiri dari serabut termielinisasi menyatukan kedua hemisfer.
d) Fisura dan sulkus. Setiap hemisfer dibagi oleh fisura dan sulkus menjadi 4 lobus (frontal,
paritetal, oksipital dan temporal) yang dinamakan sesuai tempat tulangnya berada.
i) Fisura longitudinal membagi serebrum menjadi hemisfer kiri dan kanan.
ii) Fisura transversal memisahkan hemisfer serebral dari serebelum.
iii) Sulkus pusat / fisura Rolando memisahkan lobus frontal dari lobus parietal.
iv) Sulkus lateral / fisura Sylvius memisahkan lobus frontal dan temporal.
v) Sulkus parieto-oksipital memisahkan lobus parietal dan oksipital.
d) Girus. Permukaan hemisfer serebral memiliki semacam konvolusi yang disebut girus.

5) Area Fungsional Korteks Serebri

a) Area motorik primer pada korteks


Area primer terdapat dalam girus presentral. Disini neuron mengendalikan kontraksi
volunteer otot rangka. Area pramotorik korteks terletak tepat di sisi anterior girus presentral.
Neuron mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih dan berulang seperti mengetik. Area
broca terletak di sisi anterior area premotorik pada tepi bawahnya.
b) Area sensorik korteks
Terdiri dari area sensorik primer, area visual primer, area auditori primer. Area
olfaktori primer dan area pengecap primer (gustatory).
c) Area asosiasitraktus serebral
Terdiri area asosiasi frontal, area asosiasi somatic, area asosiasi visual, area wicara
Wernicke.
d) Ganglia basal
Adalah kepulauan substansi abu-abu yang terletak jauh di dalam substansi putih
serebrum.

6) Diensefalon
Terletak di antara serebrum dan otak tengah serta tersembunyi di balik hemisfer
serebral, kecuali pada sisi basal.
a) Talamus
Terdiri dari dua massa oval (lebar 1 cm dan panjang 3 cm) substansi abu-abu yang
sebagian tertutup substansi putih. Masing-masing massa menonjol ke luar untuk membentuk
sisi dinding ventrikel ketiga.
b) Hipotalamus
Terletak di didi inferior thalamus dan membentuk dasar serta bagian bawah sisi dinding
ventrikel ketiga. Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yang
melakukan fungsi vegetatif penting untuk kehidupan, seperti pengaturan frekwensi jantung,
tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan dan aktivitas
seksual. Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan,
nyeri, kegembiraan dan kemarahan. Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur
pelepasan atau inhibisi hormon kelenjar hipofise sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem
endokrin.
c) Epitalamus
Membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga. Suatu massa berukuran kecil, badan
pineal yang mungkin memiliki fungsi endokrin, menjulur dari ujung posterior epitalamus.

7) Sistim Limbik
Terdiri dari sekelompok struktur dalam serebrum dan diensefalon yang terlibat dalam
aktivitas emosional dan terutama aktivitas perilaku tak sadar. Girus singulum, girus
hipokampus dan lobus pitiformis merupakan bagian sistem limbic dalam korteks serebral.

8) Otak Tengah
Merupakan bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan pons dan
serebelum dengan serebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks. Otak
tengah, pons dan medulla oblongata disebut sebagai batang otak.

9) Pons
Hampir semuanya terdiri dari substansi putih. Pons menghubungkan medulla yang
panjang dengan berbagai bagian otak melalui pedunkulus serebral. Pusat respirasi terletak
dalam pons dan mengatur frekwensi dan kedalaman pernapasan. Nuclei saraf cranial V, VI
dan VII terletak dalam pons, yang juga menerima informasi dari saraf cranial VIII.
10) Serebelum
Terletak di sisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua otak. Terdiri dari
bagian sentral terkontriksi, vermis dan dua massa lateral, hemisfer serebelar. Serebelum
bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan
baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang dicetuskan di suatu tempat di SSP
berlangsung dengan halus bukannya mendadak dan tidak terkordinasi. Serebelum juga
berfungsi untuk mempertahankan postur.

11) Medulla Oblongata


Panjangnya sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons sampai medulla spinalis dan terus
memanjang. Bagian ini berakhir pada area foramen magnum tengkoral. Pusat medulla adalah
nuclei yang berperan dalam pengendalian fungsi seperti frekwensi jantung, tekanan darah,
pernapasan, batuk, menelan dan muntah. Nuclei yang merupakan asal saraf cranial IX, X, XI
dan XII terletak di dalam medulla.

12) Formasi Retikular


Formasi retukular atau sistem aktivasi reticular adalah jarring-jaring serabut saraf dan
badan sel yang tersebar di keseluruhan bagian medulla oblongata,pons dan otak tengah.
Sistem ini penting untuk memicu dan mempertahankan kewaspadaan serta kesadaran.

b. Medulla Spinalis
1) Fungsi Medulla Spinalis
Medulla spinalis mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh. Bagian ini
mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan desenden.

2) Struktur Umum
Medulla spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Walaupun diameter
medulla spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran jari kelingking.
Panjang rata-rata 42 cm. Dua pembesaran, pembesaran lumbal dan serviks menandai sisi
keluar saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai. Tiga puluh satu pasang (31)
saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina intervertebral.
3) Struktur Internal
Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih. Kanal
sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu bentuknya seperti huruf H. Batang
atas dan bawah huruf H disebut tanduk atau kolumna dan mengandung badan sel, dendrite
asosiasi dan neuron eferen serta akson tidak termielinisasi. Tanduk dorsal adalah batang
vertical atas substansi abu-abu. Tanduk ventral adalah batang vertical bawah. Tanduk lateral
adalah protrusi di antara tanduk posterior dan anterior pada area toraks dan lumbal sistem
saraf perifer. Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan kanan
medulla spinalis. Setiap saraf spinal memiliki satu radiks dorsal dan satu radiks ventral.

4) Traktus Spinal
Substansi putih korda yang terdiri dari akson termielinisasi, dibagi menjadi funikulus
anterior,posterior dan lateral. Dalam funikulus terdapat fasiukulu atau traktus. Traktus diberi
nama sesuai dengan lokasi, asal dan tujuannya.

2. Sistem Saraf Perifer


Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan medulla
spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf cranial yang berasal dari otak; saraf spinal, yang
berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.

a. Saraf Kranial
12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa saraf cranial
hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagaian besar tersusun dari serabut sensorik dan
serabut motorik.

1) Saraf Olfaktorius ( CN I )
Merupakan saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa nasal.
Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar melalui traktus olfaktori
sampai ke ujung lobus temporal (girus olfaktori), tempat persepsi indera penciuman berada.
2) Saraf Optik ( CN II )
Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di bawa ke badan sel
akson yang membentuk saraf optic. Setiap saraf optic keluar dari bola mata pada bintik buta
dan masuk ke rongga cranial melaui foramen optic. Seluruh serabut memanjang saat traktus
optic, bersinapsis pada sisi lateral nuclei genikulasi thalamus dan menonjol ke atas sampai ke
area visual lobus oksipital untuk persepsi indera penglihatan.
3) Saraf Okulomotorius ( CN III )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron
motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh otot bola mata (kecuali otot
oblik superior dan rektus lateral), ke otot yang membuka kelopak mata dan ke otot polos
tertentu pada mata. Serabut sensorik membawa informasi indera otot (kesadaran perioperatif)
dari otot mata yang terinervasi ke otak.
4) Saraf Traklear ( CN IV )
Adalah saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik dan merupakan
saraf terkecil dalam saraf cranial. Neuron motorik berasal dari langit-langit otak tengah dan
membawa impuls ke otot oblik superior bola mata. Serabut sensorik dari spindle otot
menyampaikan informasi indera otot dari otot oblik superior ke otak.
5) Saraf Trigeminal ( CN V )
Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah dan rongga nasal serta
rongga oral. Neuron motorik berasal dari pons dan menginervasi otot mastikasi kecuali otot
buksinator. Badan sel neuron sensorik terletak dalam ganglia trigeminal.
Serabut ini bercabang ke arah distal menjadi 3 divisi:
i) Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola mata, kelenjar air mata, sisi
hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepala.
ii) Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi atas, gusi dan
bibir) dan palatum.
iii) Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit rahang dan area
temporal kulit kepala.
6) Saraf Abdusen ( CN VI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron
motorik berasal dari sebuah nucleus pada pons yang menginervasi otot rektus lateral mata.
Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif dari otot rektus lateral ke pons.
7) Saraf Fasial ( CN VII )
Merupakan saraf gabungan. Meuron motorik terletak dalam nuclei pons. Neuron ini
menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan kelenjar saliva. Neuron
sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap pada dua pertiga bagian anterior lidah.
8) Saraf Vestibulokoklearis ( CN VIII )
Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi.
i) Cabang koklear atau auditori menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera
pendengaran dalam organ korti telinga dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli
inferior, ke bagian medial nuclei genikulasi pada thalamus dan kemudian ke area auditori
pada lobus temporal.
ii) Cabang vestibular membawa informasi yang berkaitan dengan ekuilibrium dan orientasi
kepala terhadap ruang yang diterima dari reseptor sensorik pada telinga dalam.

9) Saraf Glosofaringeal ( CN IX )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari medulla dan menginervasi
otot untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid. Neuron sensorik membawa
informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum
dari faring dan laring; neuron ini juga membawa informasi mengenai tekanan darah dari
reseptor sensorik dalam pembuluh darah tertentu.
10) Saraf Vagus ( CN X )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan
menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen. Neuron sensorik membawa
informasi dari faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan visera abdomen ke medulla dan
pons.
11) Saraf Aksesori Spinal ( CN XI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari serabut motorik. Neuron
motorik berasal dari dua area: bagian cranial berawal dari medulla dan menginervasi otot
volunteer faring dan laring, bagian spinal muncul dari medulla spinalis serviks dan
menginervasi otot trapezius dan sternokleidomastoideus. Neuron sensorik membawa
informasi dari otot yang sama yang terinervasi oleh saraf motorik ; misalnya otot laring,
faring, trapezius dan otot sternokleidomastoid.
12) Saraf Hipoglosal ( CN XII )
Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron
motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah. Neuron sensorik membawa informasi
dari spindel otot di lidah.

b. Saraf Spinal
31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior) dan
ventral(anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk
satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik),
membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron
eferen.
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna bertebra tempat
munculnya saraf tersebut.
1) Saraf serviks ; 8 pasang, C1 C8.
2) Saraf toraks ; 12 pasang, T1 T12.
3) Saraf lumbal ; 5 pasang, L1 L5.
4) Saraf sacral ; 5 pasang, S1 S5.
5) Saraf koksigis, 1 pasang.

Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebral, saraf


kemudian bercabang menjadi empat divisi yaitu: cabang meningeal, ramus dorsal, cabang
ventral dan cabang viseral.
Pleksus adalah jarring-jaring serabut saraf yang terbentuk dari ramus ventral seluruh
saraf spinal, kecuali TI dan TII yang merupakan awal saraf interkostal.

c. Sistem Saraf Otonom


SSO merupakan sistem motorik eferen visceral. Sistem ini menginervasi jantung;
seluruh otot polos, seperti pada pembuluh darah dan visera serta kelenjar-kelenjar. SSO tidak
memiliki input volunteer; walaupun demikian, sistem ini dikendalikan oleh pusat dalam
hipotalamus, medulla dan korteks serebral serta pusat tambahan pada formasi reticular batang
otak.
Serabut aferen sensorik (visera) menyampaikan sensasi nyeri atau rasa kenyang dan
pesan-pesan yang berkaitan dengan frekwensi jantung, tekanan darah dan pernapasan, yang
di bawa ke SSP di sepanjang jalur yang sama dengan jalur serabut saraf motorik viseral pada
SSO.
Divisi SSO memiliki 2 divisi yaitu divisi simpatis dan divisi parasimpatis. Sebagian
besar organ yang diinervasi oleh SSO menerima inervasi ganda dari saraf yang berasal dari
kedua divisi. Divisi simpatis dan parasimpatis pada SSO secara anatomis berbeda dan
perannya antagonis.
1) Divisi Simpatis / Torakolumbal
Memiliki satu neuron preganglionik pendek dan satu neuron postganglionic panjang.
Badan sel neuron preganglionik terletak pada tanduk lateral substansi abu-abu dalam
segemen toraks dan lumbal bagian atas medulla spinalis.
Fungsi saraf ini terutama untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa
yang malah menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak
jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang menghambat,
antara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat ereksi, dan menghambat
kontraksi kantung seni.

2) Divisi Para Simpatis / Kraniosakral


Memiliki neuron preganglionik panjang yang menjulur mendekati organ yang
terinervasi dan memiliki serabut postganglionic pendek. Badan sel neuron terletak dalam
nuclei batang otak dan keluar melalui CN III, VII, IX, X, dan saraf XI, juga dalam substansi
abu-abu lateral pada segmen sacral kedua, ketiga dan keempat medulla spinalis dan keluar
melalui radiks ventral.
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf
simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung,
memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan,
merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena cara kerja kedua saraf itu
berlawanan, makamengakibatkan keadaan yang normal.

3) Neurotransmiter SSO
Asetilkolin dilepas oleh serabut preganglionik simpatis dan serabut preganglionik
parasimpatis yang disebut serabut kolinergik. Norepinefrin dilepas oleh serabut post
ganglionik simpatis, yang disebut serabut adrenergic. Norepinefrin dan substansi yang
berkaitan, epinefrin juga dilepas oleh medulla adrenal.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:


1. Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang mengoordinasikan, mengatur,
dan mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya.
2. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan
konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur
oleh sistem saraf dalam tiga cara utama: input sensorik, antivitas integratif, dan output
motorik.
3. Unit fungsional sistem saraf adalah neuron. Secara umum, setiap neuron terdiri dari: badan
sel, dendrite, dan akson.
4. Sistem saraf dibagi menjadi: sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat
terdiri dari otak dan medulla spinalis. Sistem saraf perifer terdiri dari saraf cranial yang
berasal dari otak dan saraf spinal yang berasal dari medulla spinalis.

1
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF
A. Organisasi dan Sel Saraf
PENDAHULUAN
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks
dan bersambungan serta
terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanis
me sistem saraf, lingkungan internal
dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampu
an khusus seperti iritabilitas, atau
sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas,
atau kemampuan untuk mentransmisi
suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh siste
m saraf dalam tiga cara utama : Input
sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau

stimulus melalui reseptor, yang terletak


di tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun i
nternal (reseptor viseral). Antivitas

integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impu


ls listrik yang menjalar di
sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis
, yang kemudian akan
menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehing
ga respon terhadap informasi bisa
terjadi.Output motorik. Input dari

otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang


sesuai dari otot dan kelenjar tubuh , yang disebut
sebagai efektor.
B. Organisasi Struktural Sistem Saraf
a.
Sistem saraf pusat (SSP). Terdiri dari otak dan med
ulla spinalis yang dilindungi
tulang kranium dan kanal vertebral.
b.
Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan sara
f lain dalam tubuh. Sistem ini
terdiri dari saraf cranial dan saraf spinal yang me
nghubungkan otak dan medulla
spinalis dengan reseptor dan efektor.
Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menj
adi sistem aferen dan sistem eferen.
a) Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi d
ari reseptor sensorik ke SSP
b) Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi da
ri SSP ke otot dan kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki du
a sub divisi :
Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubaha
n

lingkungan eksternal dan


pembentukan respons motorik volunteer pada otot ran
gka.
Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh re
spon involunter pada otot polos,
otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi
impuls saraf melalui dua jalur
o Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumba
l pada medulla spinalis
o Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sac
ral pada medulla spinalis.
o Sebagian besar organ internal di bawah kendali ot
onom memiliki inervasi simpatis
dan parasimpatis.
2
C. Sel-Sel Pada Sistem Saraf
a. Pengertian Neuron
adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri da
ri badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.
a) Badan sel atau perikarion, suatu neuron mengenda
likan metabolisme keseluruhan
neuron.
Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
Satu nucleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan o
rganel lain seperti konpleks
golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak me
miliki sentriol dan tidak dapat
bereplikasi.
Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasa
r dan ribosom-ribosom bebas
serta berperan dalam sintesis protein.
Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yan
g dapat dilihat melalui
mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak
.
b) Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang bias
anya berganda dan pendek serta
berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
c) Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih
tipis dan lebih panjang dari
dendrite.
Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke
neuron lain, ke sel lain (sel
otot atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang m
enjadi asal akson.
b. Klasifikasi Neuron
a) Fungsi.
Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan
arah transmisi impulsnya.
Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listr
ik dari reseptor pada kulit, organ
indera atau suatu organ internal ke SSP.
Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP ke efek
tor.
Interneuron (neuron yang berhubungan) ditemukan sel
uruhnya dalam SSP.
Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motori
k atau menyampaikan
informasi ke interneuron lain.
b) Struktur.
Neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan
jumlah prosesusnya.
3
Neuron unipolar memiliki satu akson dan dua denderi
t atau lebih. Sebagian besar
neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medul
la spinalis, masuk dlam
golongan ini.
Neuron bipolar memiliki satu

akson dan satu dendrite. Neuron ini ditemukan


pada organ indera, seperti amta, telinga dan hidung
.
Neuron unipolar kelihatannya memiliki sebuah proses
us tunggal, tetapi neuron ini
sebenarnya bipolar.
c.
Sel Neuroglial.
Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel pe
nunjang tambahan pada SSP
yang berfungsi sebagai jaringan ikat.
a) Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memil
iki sejumlah prosesus panjang,
sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah m
elalui pedikel atau kaki
vascular.
b) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan
selnya kecil dan jumlah
prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.
c) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh da
rah, dan dipercaya memiliki
peran fagositik.
d) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang m
elapisi rongga serebral dan
ronggal medulla spinalis.
d. Kelompok Neuron
a) Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang te
rletak di dalam SSP.
b) Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang t
erletak di bagian luar SSP
dalam saraf perifer.
c) Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabu
t) yang terletak di luar SSP.
d) Saraf gabungan. Sebagian besar saraf perifer ada
lah saraf gabungan ; saraf ini
mengandung serabut arefen dan eferen yang termielin
isasi dan yang tidak
termielinisasi.
e) Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak
atau medulla spinalis yang
memiliki origo dan tujuan yang sama.
f) Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubu
ngkan sisi-sisi yang
berlawanan pada otak atau medulla spinalis.
4
SISTEM SARAF PUSAT DAN SISTEM SARAF PERIFER
A. Otak
a. Perkembangan Otak
Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tub
uh, mengkonsumsi 25%
oksigen dan menerima 1,5% curah jantung. Bagian cra
nial pada tabung saraf
membentuk tiga pembesaran (vesikel) yang berdiferen
siasi untuk membentuk otak :
otak depan, otak tengah dan otak belakang.
Otak depan (proensefalon) terbagi menjadi dua subd
ivisi : telensefalon dan
diensefalon.

Telensefalon merupakan awal hemisfer serebral atau


serebrum dan
basal ganglia serta korpus striatum (substansi abu-
abu) pada serebrum.

Diensefalon menjadi thalamus, hipotalamus dan epit


alamus.
Otak tengah (mesensefalon) terus tumbuh dan pada o
rang dewasa disebut otak tengah.
Otak belakang (rombensefalon) terbagi menjadi dua
subdivisi : metensefalon dan
mielensefalon.

Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) da


n serebelum.

Mielensefalon menjadi medulla oblongata.


Rongga pada tabung saraf tidak berubah dan berkemb
ang menjadi ventrikel otak dan
kanal sentral medulla spinalis.
b. Lapisan Pelindung
Otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tig
a lapisan jaringan ikat yang disebut
meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia meter,
lapisan araknoid dan durameter.
a) Pia meter adalah lapisan terdalam yang halus dan
tipis, serta melekat erat pada otak.
b) Lapisan araknoid terletak di bagian eksternal pi
a meter dan mengandung sedikit
pembuluh darah. Runga araknoid memisahkan lapisan a
raknoid dari piameter dan
mengandung cairan cerebrospinalis, pembuluh darah s
erta jaringan penghubung
serta selaput yang mempertahankan posisi araknoid t
erhadap piameter di bawahnya.
c) Durameter, lapisan terluar adalah lapisan yang t
ebal dan terdiri dari dua lapisan.
Lapisan ini biasanya terus bersambungan tetapi terp
utus pada beberapa sisi spesifik.
Lapisan periosteal luar pada durameter melekat di p
ermukaan dalam kranium dan
berperan sebagai periosteum dalam pada tulang tengk
orak. Lapisan meningeal
dalam pada durameter tertanam sampai ke dalam fisur
a otak dan terlipat kembali di
arahnya untuk membentuk falks serebrum, falks sereb
elum, tentorium serebelum
dan sela diafragma. Ruang subdural memisahkan duram
eter dari araknoid pada regia
cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah
ruang potensial antara perioteal
luar dan lapisan meningeal dalam pada durameter di
regia medulla spinalis.

http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2013/11/ANATOMI-FISIOLOGI-SISTEM-SARAF.pdf

Impuls saraf (Potensial aksi)


14.54.00
Salah satu sifat neuron adalah permukaan luarnya bermuatan positif, sedangkan
bagian dalamnya bermuatan negatif.

Mekanisme kerja neuron dalam sistem saraf sangat rumit. Menurut Sherwood
(2011: 96) sebelum dapat memahami apa yang dimaksud dengan sinyal listrik
dan bagaimana sinyal tersebut tercipta, akan membantu bila kita terbiasa
dengan istilah-istilah yang digunakan untuk menjelaskan perubahan potensial
aksi, yaitu:

1. Polarisasi : Muatan-muatan dipisahkan di kedua sisi membran sehingga


membran memiliki potensial. Di sel saraf, pada potensial istirahat, membran
mengalami polarisasi pada -70 mV.
2. Depolarisasi: Penurunan besar potensial membran negatif, membran
menjadi kurang terpolarisasi dibandingkan dengan potensial istirahat. Selama
depolarisasi potensial membran bergerak mendekati 0 mV, menjadi kurang
negatif (sebagai contoh, perubahan dari -70 mV menjadi -60 mV) muatan yang
dipisahkan lebih sedikit dibandingkan dengan potensial istirahat.
3. Repolarisasi: Membran kembali ke potensial istirahatnya setelah mengalami
depolarisasi.
4. Hiperpolarisasi: Peningkatan besar potensial membran negatif, membran
menjadi lebih terpolarisasi dibandingkan pada potensial istirahat. Selama
hiperpolarisasi potensial membran semakin menjauhi 0 mV, menjadi Iebih
negatif (misalnya perubahan dari -70 mV menjadi -80 mV) lebih banyak muatan
yang dipisahkan dibandingkan dengan potensial istirahat.

Grafik Tipe-tipe Perubahan dalam Potensial Aksi


(Sumber: Campbell, et al., 2011: 1068)

Untuk dapat memulai suatu potensial aksi diperlukan suatu kejadian yang
memicu depolarisasi pada membran. Depolarisasi hanya bisa terjadi jika
mencapai suatu tingkat potensial tertentu yang disebut potensial ambang
(threshold potential) berkisar antara -50 mV sampai -55 mV.

Pada saat membran mengalami depolarisasi potensial membrannya akan naik


tajam sampai mencapai potensial puncak terukur +30 mV.

Setelah mencapai potensial puncak dengan cepat potensial akan turun kembali
ke arah potensial istirahat. Perubahan ini dikenal dengan repolarisasi membran.

Repolarisasi biasanya akan mendorong terlalu jauh, sehingga menyebabkan


hiperpolarisasi.

Keseluruhan perubahan potensial yang cepat dari ambang ke puncak dan


kembali ke potensial istirahat inilah yang disebut potensial aksi.

http://biologisistemsaraf.blogspot.co.id/2016/02/impuls-saraf-potensial-aksi.html

Mekanisme Potensial Aksi


andre 6 years ago

Potensial membran disebabkan oleh perbedaan konsentrasi ion antara isi sel dengan cairan ekstra
seluler. Permeabilitas selektif membran plasma mempertahankan perbedaan ionik tersebut.

Prinsip potensial membran pada umumnya adalah :

- Cairan intraseluler dan ekstraseluler mempunyai komposisi ionik yang berbeda. Ion tersebut
adalah kalium, natrium dan klorida. K+ berdifusi keluar sel menuruni gradien konsentrasinya, akan
tetapi anion A- tidak dapat mengikutinya, sehingga bagian dalam sel meningkatkan muatan neto
negatifnya.

- Terdapat difusi K+ yang stabik keluar dari sel dan difusi Na+ yang stabil ke dalam sel

- Sejalan dengan waktu difusi menyebabkan gradien ionik menjadi hilang. Kehilangan gradien dicegah
oleh pompa natrium- kalium dengan m sel.
Potensial aksi adalah peristiwa elektris (listrik) yang terlokalisir menggunakan ATP secara aktif untuk
mengangkut Na+ keluar dari sel dan K+ masuk ke dalam, yaitu depolarisasi membran pada titik
perangsangan yang spesifik.

Potensial aksi timbul karena membran plasma sel- sel yang dapat dirangsang, mempnyai saluran ion
bergerbang voltase, mempunyai gerbang yang membuka dan menutup sebagai respon terhadap
perubahan potensial membran serta adanya peningkatan permeabilitas membran terhadap ion Na
secara transien (dalam rentang fraksi dari satu milidetik) kemudian diikuti oleh peningkatan
permeabilitas membran terhadap ion K secara transien serta penurunan drastis pada permeabilitas
membran terhadap ion Na.

Mekanisme perambatan potensial aksi :

- Potensial aksi pertama : Potensial aksi dibangkitkan ketika ion natrium mengalir ke dalam melintasi
membran pada satu lokasi, membran mengalami repolarisasi ketika K+ mengalir keluar

- Potensial aksi kedua : Depolarisasi potensial aksi pertama telah menyebar ke wilayah yang
bersebelahan pada membran tersebut, mendepolarisasi wilayah itu dn memulai potensial aksi kedua

- Potensial aksi ketiga : Merambat secara berurutan saat repolarisasi berlangsung. Melalui mekanisme
ini aliran ion lokal menembus membran plasma dan menghasilakan impuls saraf yang meeambat di
sepanjang akson itu.

Besarnya potensial aksi tidak bergantung pada kekuatan stimulus pendepolarisasi yang
menyebabkan potensial aksi tersebut. Selama fase depolarisasi, polaritas membran berbalik
sebentar, bagian dalam sel lebih positif dibandingkann bagian luar. Depolarisasi yang kuat dari suatu
potensial aksi akan menyebabkan daerah disekitar titik membran yang mengalami depolarisasi itu
jug aterdepolarisasi di atas harga ambang, yang memicu potensiakl aksi baru pada posisi tersebut
dan demikian seterusnya sampai ke ujung akson.

http://andre4088.blogspot.com/2012/02/mekanisme-potensial-aksi.html

tensial Aksi
by Yohan Rush Sykes
a.

2.5. Potensial Membran


Membran potensial merupakan potensial yang diakibatkan oleh adanya perbedaan
muatan pada sisi dalam dan sisi luar membran sel. Membran potensial sangat berperan
penting dalam berbagai fungsi sel seperti sel kelenjar, hantaran saraf dan lain sebagainya.
Proses yang berperan pada potensial membran adalah difusi, transport aktif dan kebocoran
Na dan K melalui membran. Terdapat 2 kondisi potensial membran, yaitu aksi potensial dan
resting membran (masa istirahat membran).
2.5.1. Difusi
Difusi terjadi karena sifat membran sel yang semipermeabel, oleh karena konsentrasi
dalam sel yang tinggi, ion K cenderung berdifusi keluar sel sehingga mengurangi muatan
positif didalam sel danmembentuk elektropositif di luar sel dan elektronegatif di dalam sel.
Didusi ion K terhenti setelah kondisi diluar sel mempunyai cukup kekuatan (94 mV) untuk
menolak keluarnya ion K dari dalam sel meskipun konsentrasi ion K dalam sel masih jauh
lebih lebih tinggi daripada diluar sel. Namun ion Na mengalami kondisi yang sebaliknya,
difusi ion Na akan terhenti setelah mencapai beda potensial sebesar 61 mV. Tetapan sebesar
94 mV bagi ion K dan 61mV bagi ion Na disebut sebagai Potensial Nernst.
Persamaan Nerst :
EMF = 61 log Konsentrasi di dalam
Konsentrasi di luar
Bila menggunakan rumus ini, biasanya telah diasumsikan bahwa potensial pada cairan
ekstraelulardi luar membran tetap pada potensial nol, dan potensial nernst adalah potensial di
dalam membran. Juga, tanda potensial adalah positif (+) jika ion yang berdifusi dari dalam ke
luar merupakan ion negatif (-) jika ion ini merupakan ion positif. Jadi, bila konsentrasi ion
kalium positif di sisi dalam besarnya 10 kali konsentrasinya di sisi luar, mak log 10 adalah 1,
jadi potensial nernst yang dihitung menjadi -61 milivolt di dalam membran.

Persamaan Goldman
Persamaan Goldman menyatakan bahwa :
Bila membran bersifat semi permeabel terhadap beberapa macam ion maka perkembangan
potensial akibat proses difusi bergantung pada 3 faktor :
- polaritas muatan listrik masing-masing ion
- permeabilitas membran
- konsentrasi masing-masing ion di sisi dalam dan sisi luar membran
Persamaannya adalah sbb
EMF = -61 log CNa+i PNa+ + CK+i PK+ + CCl-
o PCl-
CNa+o PNa+ + CK+o PK+ + CCl-i PCl-

2.5.2.Transport Aktif
Transport aktif terjadi karena adanya pompa Na dan K yang bersifat elektrogenik oleh
karena lebih banyak mengeluarkan ion positif (3 ion Na akan keluar setiap 2 ion K masuk).
Kejadian ini menimbulkan gradien konsentrasi yang tinggi antara ion Na dan ion K untuk
modal awal agar terjadi difusi.
Na didalam sel / Na diluar sel : 0,1
K didalam sel / K diluar sel : 35,0
Kondisi-kondisi Potensial Membran
Resting membran potensial merupakan potensial membran saat sel saraf berada pada kondisi
istirahat, biasanya sebesar -90 mV. Faktor yang berperan pada resting membran meliputi :
Potensial difusi K (-94 mV)
Potensial difusi Na (+64 mV)
Pompa Na-K (-4 mV)

2.6 Potensial Aksi


2.6.1 . Penyebab potensial aksi
Potensial aksi ditimbulkan oleh adanya sensasi yang dirasakan oleh tubuh. Sense
berarti otak mendapatkan informasi tentang keadaan lingkungan sekitar dan tubuh.
Sejarahnya, Terdapat 5 rasa yang dapat kita terima yaitu bau, suara, rasa, sentuhan, dan
cahaya. Pada saat ini kita dapat membagi sensasi menjadi dua, yaitu :
A. general sense
Dimana reseptornya secara luas tersebar di tubuh. General sense ini dapat dibagi
menjadi 2 bagian yaitu :
1. Somatic sense
Menyediakan informasi sensorik tentang tubuh dan lingkungan sekitar, yang termasuk
dalamnya adalah sentuhan, tekanan, suhu, propriosepsi, dan nyeri.
2. Visceral sense
Menyediakan informasi tentang keadaan organ internal, yang terutamanya nyeri dan
tekanan.

B. Special sense
Lebih mengkhusus pada struktur maupun penempatan pada organ tubuh. Yang
termasuk dalam special sense adalah bau, rasa, suara, cahaya, keseimbangan.

2.6.2. Komponen Potensial aksi


Untuk memahami lebih mendalam mengenai potensial aksi ini, kita perlu megetahui
tentang kanal-kanal yang berperan. Pelaku utama yang menyebabkan peristiwa
depolarisasi dan repolarisasi membran saraf selama potensial aksi adalah kanal natrium
bergerbang voltase. Namun bukan berarti hanya kanal tersebut yang berperan. Kanal kalium
bergerbang voltase juga berperan penting dalam meningkatkan kecepatan repolarisasi
membran. Dan kedua kanal ion ini akan menunjang pompa Na-K serta kanal kebocoran Na-
K.

Kanal natrium bergerbang voltase

Kanal natrium bergerbang voltase ini memiliki 3 keadaan yang berbeda. Kanal ini sendiri
memiliki 2 gerbang, yaitu gerbang aktivasi yang berada dekat dengan sisi luar kanal, dan
gerbang inaktivasi yang letaknya dekat dengan sisi dalam kanal. Keadaan saat potensial
membran memiliki nilai -90 milivolt (potensial membran istirahat), gerbang aktivasi dari
kanal ini tertutup, dengan tujuan untuk mencegah masuknya ion natrium melalui kanal ke
bagian dalam serabut saraf.

- Aktivasi
Ketika potensial membran istirahat menjadi kurang negatif bila dibandingkan dengan pada
saat keadaan istirahat, potensial akan meningkat dari -90 milivolt menjadi 0, dan akhirnya
mencapai suatu voltase (biasanya berkisar antara -70 dan -50 milivolt). Keadaan ini
menyebabkan perubahan bentuk yang tiba-tiba pada gerbang aktivasi, yang mambalikkan
gerbang sepenuhnya hingga posisi terbuka yang maksimal. Inilah yang disebut sebagai
keadaan teraktivasi, yaitu ion natrium berdifusi melalui kanal, yang dapat meningkatkan
permeabilitas natrium membran sebesar 500 5000 kali lipat

- Inaktivasi
Kenaikan voltase yang sama besarnya dengan yang membuka gerbang aktivasi juga akan
menutup gerbang inaktivasi. Walau begitu, gerbang inaktivasi menutup dalam waktu
seperbeberapa puluh ribu detik setelah gerbang aktivasi terbuka. Dengan kata lain, perubahan
bentuk yang membalikkan gerbang inaktivasi menajdi tertutup merupakan proses yang lebih
lambat daripada proses perubahan bentuk yang membuka gerbang akivasi. Setelah kanal
natrium tersebut terbuka dalam seperbeberapa puluh ribu detik, gerbang inaktivasi akan
menutup dan ion natrium tidak lagi dapat berdifusi melewati membran. Pada saat iniliah
potensial membran mulai pulih kembali ke keadaan istirahat, atau yang biasa disebut debagai
tahap repolarisasi.
Sifat penting lainnya mengenai potensial aksi adalah bahwa gerbang yang inaktif tidak akan
membuka lagi, hingga potensial membran kembali ke atau mendekati nilai potensial
membran istirahat yang normal. Oleh karena itu, tidaklah mungkin bahwa kanal ion natrium
akan kembali terbuka sebelum adanya repolarisasi pada serabut saraf.

Kanal kalium bergerbang voltase

Selama keadaan istirahat, gerbang kanal ion kalium berada dalam keadaaan tertutup, dan ion
kalium terhalangi untuk melewati kanal ini menuju keluar. Namun ketika potensial membran
meningkat dari -90 milivolt menuju 0, perubahan voltase ini menyebabkan perubahan bentuk
yang membuka gerbang dan memudahkan peningkatan difusi kalium keluar akson melewati
kanal. Namun diakibatkan oleh sedikit lambatnya pembukaan kanal ionkalium ini, pada
banyak bagian, kanal kalium hany aterbuka secara bersamaan ketika kanal natrium mulai
tertutup akibat inaktivasi. Jadi, menurunnya jumlah natrium yang masuk ke dalam sel dan
peningkatan pengeluaran kalium yang bersamaan waktunya dari sel secara bersama-sama
mempercepat proses repolarisasi, dan menimbulkan pemulihan sempurna pada potensial
membran dalam waktu seperbeberapa puluh ribu detik kemudian.

2.6.3. Mekanisme Potensial aksi


Potensial aksi merupakan suatu perubahan cepat pada potensial membran yang
menyebar sepanjang serabut saraf. Setiap potensial aksi dimulai dengan perubahan mendadak
dari potensial membran negatif istirahat normal menjadi potensial positif dan kemudian
berakhir dengan kecepatan yang hampir sama dan kembali ke potensial negatif. Untuk
menghantarkan sinyal saraf, potensial aksi bergerak di sepanjang serabut saraf sampai tiba di
ujung serabut.

Tahapan potensial aksi adalah sebagai berikut :

1. Tahap Istirahat

Tahap ini merupakan potensial membran istirahat yang ada sebelum terjadinya potensial aksi.
Pada saat ini, membran dapat dikatakan terpolarisasi, karena selama tahap ini erlangsung,
potensial membrannya bersifat negatif dengan nilai sekitar -90 milivolt.

2. Tahap Depolarisasi

Pada tahap ini, membran secara tiba-tiba menjadi sangat permeabel terhadap ion natrium. Hal
ini menyebabkan kanal ion natrium terbuka dengan sepat dan sejumlah besar ion natrium
yang bermuatan positif berdifusi masuk ke dalam akson. Keadaan membran yang awalnya
terpolarisasi dengan nilai -90 milivolt secara cepat menjadi semakin positif, karena difusi
natrium sekaligus menetralisir keadaan tersebut. Hal ini meningkatkan potensial membran.
Aktifnya kanal ion natrium pada awal depolarisasi memunculkan suatu feedbac positif,
berupa trigger untuk terbukanya kanal-kanal ion natrium yang lain, sehingga natrium akan
terus berdifusi ke dalam akson hingga tercapai konsentrasi tertentu.
Pada serabut saraf besar (bermielin), sejumlah besar ion natrium yang berdifusi ke dalam
akson tersebut menyebabkan potensial mencapai nilai 0, atau bahkan melampaui nilai 0 itu
sendiri (menjadi sedikit positif). Namun pada serabut saraf kecil (tidak bermielin), difusi ion
natrium hanya mampu menyebabkan potensial membran meningkat hingga nilai dibawah 0,
dan tidak pernah melampaui sampai keadaan positif.
3. Tahap Repolarisasi

Tahapan ini berlangsung setelah tahap depolarisasi berakhir, dan membran menjadi lebih
permeabel terhadap ion kalium. Berakhirnya tahap depolarisasi adalah ketika kanal ion
natrium tertutup dengan cepat yang diikuti oleh pembukaan kanal ion kalium secara lambat.
Saat kanal ion kalium telah terbuka secara sempurna, sejumlah besar ion kalium akan
berdifusi keluar akson secara cepat. Hal ini menyebabkan potensial membran yang tadinya
menjadi positif karena depolarisasi kembali bersifat negatif, dan ketika sifat negatif itu telah
dicapai, kanal ion kalium akan kembali menutup secara lambat.

4. Hiperpolarisasi
Setelah tahap repolarisasi berakhir, dikenal suatu kondisi yang disebut positive after
potential. Keadaan ini merupakan kondisi potensial membran yang lebih negatif dari kondisi
istirahat. Terjadi beberapa milidetik setelah berakhirnya potensial aksi, terjadi akibat
lambatnya penutupan kanal ion K dan merupakan istilah yang salah kaprah akibat faktor
historis dalam pengukuran para ilmuan terhadap aksi potensial membran.

1. Respons all-or-none
a. Stimulus ambang untuk depolarisasi biasanya terjadi saat pada perubahan sekitar 15 mV
sarnpai 20 mV dari keadaan potensial istirahat
b. Begitu ambang depolartsasi tercapai, potensial aksi akan terbentuk. Inilah yang disebut
respons all-or-none: Neuron akan merespon secara keseluruhan atau tidak merespons sarna
sekali.

2. Periode refraktori
a. Periode refraktori absolut,
adalah waktu selama gerbang ion tertutup, dan gerbang K+ masih terbuka, dan serabut
saraf s: sekali tidak res pons if terhadap kekuatan stimulus lain. Masa berlangsung selama 1
milidetik.

b. Periode refraktori relatif


adalah masa setelah masa refraktori ini berlangsung kurang dari 2 milidetik, dan merupakan
waktu dimana stimulus dengan kekuatan yang lebih tinggi memicu potensial aksi yang kedua.

Pada beberapa potensial aksi, di grafiknya kita dapat melihat suatu garis mendatar
yang disebut plateau. Hal ini disebabkan karena membran yang tereksitasi tidak segera
mengalami repolarisasi setelah depolarisasi, dan justru tetap pada keadaan mendatar
mendekati puncak potensial layak (spike potential) selama beberapa milidetik, dan baru
kemudian memulai tahap repolarisasi. Pendataran ini akan sangat memperpanjang tahap
depolarisasi. Misalnya pada potensial aksi di dalam serabut otot jantung, pendatarannya
berlangsung selama 0,2 sampai 0,3 detik dan menyebabkan kontraksi otot jantung pada
periode waktu yang sama.
Pendataran ini sendiri dapat disebabkan oleh gabungan dari beberapa faktor. Sebagai
contoh, pada otot jantung terdapa 2 kanal yang terlibat dalam tahap depolarisasi, yaitu: kanal
natrium bergerbang voltase, yang dikenal sebagai fast channel, dan kanal natrium-kalsium,
yang dikenal sebagai slow channel (terbuka secara lambat). Proses terjadinya pendataran itu
sendiri dapat terjadi karena kanal natrium yang membuka dengan cepat tidak diimbangi
dengan pembukaan kanal natrium-kalsium. Jadi suatu waktu ketika depolarisasi melalui kanal
natrium telah mencapai tingkat maksimum, saatitu depolarisasi melalui kanal natrium-
kalsium belum mencapai titik puncak. Sedangkan faktor lainnya yang mungkin bertanggung
jawab adalah bahwa kanal kalium bergerbang voltase yang berperan untuk mengawali
repolarisasi terbuka lebih lambat dari biasanya, bahkan seringkali tidak terbuka hingga akhir
pendataran. Keadaan ini akan memperlambat kembalinya potensial membran ke nilai negatif
normal sekitar -80 sampai -90 milivolt.
Setelah terjadinya potensial aksi, perlu dilakukan penetapan kembali gradien ion
natrium dan kalium antar di dalam dan di luar membran. Yang memiliki peranan penting
dalam hal ini adalah pompa Na-K, yang terkait dengan metabolisme energi. Transmisi setiap
potensial aksi di sepanjang serabut saraf akan sangat sedikit mengurangi perbedaan
konsentrasi natrium dan kalium di sisi dalam dan sisi luar membran, karena ion natrium
berdifusi ke dalam selama depolarisasi dan ion kalium berdifusi keluar selama repolarisasi.
Untuk satu potensial aksi, pengaruh ini begitu kecil sehingga tidak dapat diukur. Bahkan
100.000 sampai 50 juta impuls sitransmisikan oleh serabut saraf besar sebelum perbedaan
konsentrasi mencapai ke suatu nilai yang menyebabkan terhentinya konduksi potensial aksi.
Walaupun begitu, dengan berjalannya waktu, perbedaan konsentrasi ion natrium dan
ion kalium pada membran perlu ditetapkan kembali. Hal ini dapat dicapai melalui kerja
pompa Na-K. Prinsip kerja dari pompa ini adalah mengembalikan keadaan ketika ion natrium
telah berdifusi ke dalam sel dan dan ion kalium telah berdifusi keluar sel saat potensial aksi.
Karena pompa ini membutuhkan energi untuk bekerja, dibutuhkan energi yang berasal dari
sistem energi adenosin trifosfat (ATP) melalui metabolisme aktif yang dilakukan sel.
Pompa Na-K ini akan aktif ketika terdapat rangsangan berupa kelebihan ion natrium
yang berkumpul di dalam membran sel. Aktivitas pemompaan ion natrium dan kalium oleh
pompa ini meningkat kira-kira sebanding dengan pangkat tiga konsentrasi natrium intrasel.
Jadi, bila konsentrasi natrium di dalam sel meningkat dari 10 menjadi 20 mEq/L, aktivitas
pompa tidak hanya meningkat dua kali, namun meningkat hingga kira-kira delapan kali. Hal
inilah yang dapat menjelaskan, bagaimana proses penstabilan konsentrasi ion natrium dan
kalium di serabut saraf berlangsung denganbegitu cepat.

2.6.4 Transmisi Sinyal Pada Batang Saraf


- Akson bermielin dan tidak bermielin
Serabut saraf dibedakan menjadi serabut saraf besar (diselubungi mielin) dan serabut saraf
kecil (tidak diselubungi mielin).
Pada serabut saraf besar, bagian tengahnya adalah akson, yang berfungsi dalam penghantaran
potensial aksi. Di dalam akson terdapat aksoplasma yang merupakan cairan intrasel yang
kental. Akson ini diselubungi oleh mielin yang seringkali lebih tebal daripada akson itu
sendiri. Kira-kira setiap 1-3 mm sekali, selubung mielin ini diselingi oleh nodus ranvier.
Selubung mielin di sekeliling akson dibentuk oleh sel Schwann, yang kemudian
menyelubungi akson hingga beberapa kali dan membentuk sel Schwann yang terdiri atas
substansi lipid sfingomielin. Substansi ini adalah insulator listrik yang sangat baik dan
mengurangi aliran ion yang melalui membran hingga 5000 kali lipat. Sedangkan pada bagian
nodus ranvier, ion-ion masih dapat mengalir dengan mudah melalui membran akson di antara
cairan ekstrasel dan intrasel di dalam akson.

- Konduksi melompat pada akson bermielin dari nodus ke nodus


Walaupun hampir tidak ada ion-ion yang dapat mengalir melewati selubung mielin yang tebal
pada saraf bermielin, ion-ion tersebut dapat mengalir dengan mudah melewati nodus ranvier
yang tidak bermielin. Oleh karena itu, potensial aksi hanya terjadi pada nodus. Namun
potensial aksi tersebut dikonduksikan dari nodus ke nodus, sehingga terlihat seperti
melompat-lompat. Artinya, aliran arus listrik mengalir melalui sekeliling cairan ekstrasel di
luar selubung mielin dan melalui aksoplasma di dalam akson dari nodus ke nodus, yang
merangsang nodus-nodus secara berurutan satu per satu. Penjalaran secara melompat ini
mempunyai 2 makna, yaitu:

b. Konduksi melompat akan menghemat energi akson karena hanya nodus saja yang
berdepolarisasi, yang memungkinkan kehilangna ion-ion sampai 100 kali lebih sedikit
daripada yang seharusnya terjadi seperti yang diperlukan, dan karena itu hanya membutuhkan
sedikit metabolisme untuk menetapkan kembali perbedaan konsentrasi natrium dan kalium di
antara membran setelah timbulnya serangkaian impuls saraf

- Kecepatan konduksi pada serabut saraf


Kecepatan konduksi pada serabut saraf bervariasi antara 0,25 m/detik pada serabut tak
bermielin yang sangat kecil, hingga sebesar 100 m/detik pada serabut mielin bermielin yang
sangat besar

2.6.5. Mekanisme Penghantaran Impuls


Sinyal-sinyal saraf dihantarkan dari satu neuron ke neuron yang lain/ berikutnya
melalui batas antar neuron (interneural junction) yang disebut sinaps. Terdapat 2 macam
sinaps :

1. Sinaps kimia

Neuron presinaps menyeksresikan bahan kimia yang disebut neurotransmitter. Bahan


transmitter ini akan bekerja pada reseptor protein dalam membran neuron berikutnya (neuron
post sinaps) sehingga neuron tersebut akan terangsang, menghambatnya atau mengubah
sensitivitasnya dalam berbagai cara.

2. Sinaps listrik

Ditandai oleh adanya saluran langsung berupa tubular protein kecil (taut celah/ gap junction)
yang menjalarkan aliran listrik dari satu sel ke sel berikutnya.
Sinap selalu menjalarkan sinyal dalam 1 arah : dari neuron presinaps ke neuron
postsinaps yang disebut konduksi satu arah.
2.6.5.1. Mekanisme Pelepasan Transmiter dari Ujung Presinaps ke Celah Sinaps
Adanya impuls menyebabkan potensial aksi menyebar di sepanjang ujung presinaps
yang mendepolarisasi terminal. Hal ini menyebabkan terbukanya kanal ion Ca

sehingga sebagian besar ion Ca yang berada di celah sinaps mengalir masuk membran
presinapse. Sewaktu ion Ca memasuki ujung presinaps, ion-ion ini berikatan dengan protein
pada permukaan sisi dalam membran presinaps, yang disebut sisi pelepasan. Keadaan ini
sebaliknya akan menyebabkan kantong-kantong transmiter disekitar daerah itu akan
berikatan dan menyatu dengan membran, sehingga akhirnya akan membuka bagian luar
membran melalui proses yang disebut eksositosis. Akibatnya bahan-bahan transmiter ke luar
menuju celah sinaps dan akan berikatan dengan reseptor- reseptor yang terdapat pada
membran post sinaps, sehingga terjadi aktivasi membran postsinaps.

2.6.5.2. Tahap pembentukan dan pelepasan asetilkolin pada sambungan neuromuskular


Tahap pembentukan dan pelepasan asetilkolin adalah, sbb :

1. Vesikel kecil, brukuran kira-kira 40 nanometer, dibentuk oleh aparatus golgi dalam
badan sel motoneuron pada medula spinalis. Vesikel ini kemudian diangkut oleh
aliran aksoplasma melalui inti akson dari badan sel pusat pada medula spinalis
menuju ke sambungan neuromuskular yang terletak di ujung serat saraf. Kira-kira
300.000 vesikel-vesikel kecil ini berkumpul di bagian terminal saraf dari sebuah
lempeng akhir otot rangka.
2. Asetilkolin disintesis dalam sitosol serat saraf terminal namun kemudian diangkut
melalui membran vesikel menuju ke bagian dalamnya, tempat asetilkolin disimpan
dalam bentuk sangat pekat, dengan sekitar 10.000 molekul asetilkolin dalam setiap
vesikel.
3. Dalam keadaan istirahat, adakalanya vesikel bersatu dengan membran permukaan
terminal saraf dan melepaskan asetilkolinnya ke dalam parit sinpas. Bila hal ini
terjadi, sesuatu yang disebut potensial lempeng akhir miniatur, dengan kekuatan kira-
kira 0,4 milivolt dan berlangsung selama beberapa milidetik, terjadi di daerah
setempat serat otot akibat kerja dari paket molekul asetilkolin ini.
4. Bila suatu potensial aksi tiba pada terminal saraf, hal ini akan banyak membuka
saluran kalsium dalam membran terminal, sebab membran ini memiliki saluran
kalsium bergerbang voltase yang berlimpah-limpah. Sebagai akibatnya, konsentrasi
ion kalsium pada terminak meningkat 100 kali lipat, yang kemudian meningkatkan
laju penggabungan vesikel asetilkolin dengan membran terminal kira-kira 10.000 kali
lipat. Ketika masing-masing vesikel bergabung, permukaan luarnya robek melewati
membran sel, jadi menimbulkan eksositosis asetilkolin ke dalam celah sinaps.
Biasanya pada setiap potensial aksi, kira-kira 125 vesikel menjadi robek. Asetilkolin
diuraikan oleh asetilkolinesterase menjadi ion asetat dan kolin, dan kolin secra aktif
direabsorpsi ke dalam terminal saraf untuk digunakan kembali membentuk asetilkolin
yang baru. Seluruh rangkaian peristiwa ini terjadi dalam waktu 5 sampai 10 milidetik.
5. Setelah setiap vesikel melepaskan asetilkolinnya, membran vesikel menjadi bagian
dari membran sel. Namun, jumlah vesikel yang tersedia dalam ujung saraf hanya
cukup untuk memungkinkan penghantaran beberapa ribu impuls saraf. Oleh karena
itu, agar fungsi sambugan neuromuskular dapat berlangsung terus, vesikel perlu
ditarik kembali dari membran saraf. Penarikan kembali ini dicapai melalui
endositosis. Dalam waktu beberapa detik sesudah potensial aksi selesai, pada
membran saraf terminal muncul terowongan berlapis yang disebabkan oleh adanya
protein kontraktil dari sitosol, khususnya protein klatrin, yang melekat di bawah
membran dalam daerah vesikel asal. Dalam waktu kira-kira 20 detik, protein-protein
berkontraksi dan menyebabkan terowongan melepaskan diri ke bagian dalam
membran, jadi membentuk vesikel baru. Dalam waktu beberapa detik kemudian,
asetilkolin ditranspor ke dalam vesikel ini, dan selanjutnya siap untuk masuk ke
dalam siklus pelepasan asetilkolin yang baru.

http://blogkputih.blogspot.co.id/2011/11/blog-post.html

Pengertian Potensial aksi


Posted on 23 November 2014 by fungsi No Comments

Potensial Aksi adalah sinyal listrik yang melakukan perjalanan di seluruh neuron.
Neurotransmitter adalah mekanisme untuk mengirimkan sinyal antara neuron. Otak terdiri
dari dua jenis sel. Sel glial bertindak sebagai sel dukungan untuk neuron, sel-sel yang
bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal di otak. Potensial Aksi sinyal listrik yang
melakukan perjalanan di seluruh neuron merupakan sarana untuk menerima, menganalisis,
dan menyampaikan informasi didalam otak.
Mereka memiliki amplitudo sekitar 100 millivolt (mV) dan berlangsung selama sekitar 1
milidetik (ms). Sebuah neuron terdiri dari empat bagian yang berbeda. Badan sel berisi inti
dan struktur sel lainnya. Dendrit bagian cabang keluar dari badan sel seperti cabang-cabang
di pohon, dan menerima informasi dari neuron lain. Akson adalah ekstensi panjang pada satu
sisi badan sel, mirip dengan batang pohon, dan berakhir di terminal presinaptik.

Jenis sel yang terpolarisasi, artinya muatan listrik di dalam neuron yang berbeda dari muatan
di luar sel. Dendrit menerima sinyal dari neuron lain yang dapat mengubah muatan dalam sel.
Sebuah neuron saat istirahat bermuatan lebih negatif daripada daerah sekitarnya. Potensial
postsinaptik membawa muatan lebih dekat ke nol, dan potensi postsinaptik menghambat
membuat muatan yang lebih negatif. Semakin jauh dari bukit akson memiliki efek potensial
lebih kurang. Semakin panjang potensial berlangsung, semakin banyak efeknya pada bukit
akson.

Jika muatan rata-rata dari potensi postsynaptic mencapai batas tertentu, potensial aksi akan
dihasilkan. Potensial postsynaptic memiliki ukuran yang berbeda tergantung pada sinyal yang
diterima oleh dendrit, tetapi potensial aksi beroperasi pada prinsipnya semua-atau-tidak,
artinya tidak ada gradien baik ada satu atau tidak ada.

Potensial aksi adalah sinyal listrik yang bergerak ke bawah akson neuron. Akson dilapisi
dalam selubung mielin, yang, mirip dengan isolasi pada kabel listrik, memungkinkan sinyal
untuk melakukan perjalanan lebih cepat. Ini membawa sinyal listrik ke terminal presynaptic,
yang kemudian berkomunikasi dengan neuron lain.

Antara dua neuron ada gap yang disebut sinaps. Ketika terminal presinaptik pada neuron
menerima sinyal dari potensial aksi, ia akan mengirimkan bahan kimia yang disebut
neurotransmitter ke sinaps. Bahan kimia ini diserap oleh neuron lain. Neurotransmitter adalah
mekanisme untuk mengirimkan sinyal antara neuron.

http://hisham.id/2014/11/pengertian-potensial-aksi.html

Anda mungkin juga menyukai