Anda di halaman 1dari 18

ANATOMI

1. Cranium

Tulang tengkorak atau tulang cranium adalah sistem kerangka di tubuh manusia
yang paling kompleks atau rumit. Secara lengkap, kepala manusia terdiri dari
cranium dan mandibulla (rahang bawah). Fungsi utama rangka cranium adalah
untuk melindungi otak. Selain itu, organ-organ indera juga dilindungi oleh cranium
(olfaktori, optik, pengecap), fungsi keseimbangan, fungsi pendengaran, pembentuk
wajah, jalur masuk udara dan makanan, melindungi gigi, dan tempat melekat otot
wajah (muscle).

Cranium dibagi lagi menjadi :

a. Cranial vault (calvaria) : tulang-tylang yang membentuk bagian superior,


lateral, posterior, dan dahi.
b. Cranial base : tulang-tulang yang membentuk bagian inferior.
c. Cranial cavity : tulang-tulang yang membentuk bagian rongga dalam dari
cranium. Rongga yang besar melindungi otak (cerebellum) dan selain itu
ada juga rongga-rongga kecil seperti rongga mata (orbit), rongga hidung
(nasal), dan rongga telinga (tympanic).
Cranial vault dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
- Anterior cranial fossa : berisikan lobus frontal dari otak.
- Middle cranial fossa : berisikan lobus temporalis dari otak.
- Posterior cranial fossa : berisikan cerebellum.
d. Facial Skeleton : tulang-tulang yang membentuk bagian anterior dari
cranium (wajah) (Splancho cranium).
e. Acoustic Skeleton : tulang-tulang yang membentuk rongga pendengaran.

Berdasarkan fungsinya, cranium dibagi menjadi :

a. Neurocranium : bagian cranium yang melindungi otak dan 5 organ indera.


b. Viscerocranium : bagian cranium yang melindungi organ pencernaan dan
respirasi.
Pada cranium, terdapat beberapa sutura. Sutura adalah persendian antar tulang-
tulang yang ada di tengkorak. Sifat dari sutura adalah saling menarik dan saling
mengunci, dan bentuknya bergerigi. Sutura di cranium ada banyak, namun sutura-
sutura yang utama adalah sutura coronal, sutura sagittal, sutura squamous, dan
sutura lambdoid.

Selain sutura, terdapat beberapa foramen juga pada cranium. Foramen adalah
lubang-lubang kecil pada tulang sebagai tempat lewatnya pembuluh darah atau
saraf.

Cranium dapat dilihat dari beberapa sisi, yaitu :

- Norma frontalis (tampak anterior)


- Norma lateralis (tampak samping)

- Norma Basalis (tampak inferior)


- Norma Occipitalis (tampak posterior)

- Norma verticalis (tampak superior)


1.1 Tulang Pembentuk Cranium (tempurung)

1.1.1 Tulang Frontal

Tulang frontal adalah tulang yang membentuk sebagian besar dari bagian anterior
cranium. Tulang frontal yang di bagian paling anterior adalah frontal squama
(dahi). Bagian tulang frontal yang berada di bagian atas dari orbit (rongga mata)
bernama supraorbital margins, dan di bagian ini terdapat supraorbital foramen
(notch) yang fungsinya sebagai jalur pembuluh darah dan saraf yang melalui daerah
frontal. Selain itu pada bagian yang berada diantara kedua supraorbital margins
disebut dengan Glabella Tulang frontal terhubung dengan beberapa tulang lain
melalui (contoh) sutura :

- Sutura coronal : menghubungkan tulang frontal dengan tulang


- Sutura frontonasal : menguhubungkan tulan frontal dengan tulang nasal
1.1.2 Tulang Parietal

Tulang parietal adalah tulang yang membentuk sebagian besar dari bagian superior
(atas) dan lateral (samping) cranium. Tulang parietal ada sepasang, di bagian
sinister dan dexter dari cranium. Tulang parietal merupakan tulang yang
membentuk sebagian besar dari cangkang yang melindungi otak (cranial vaut).
Beberapa tulang lain yang berbubungan dengan tulang parietal melalui sutura :

- Sutura coronal : menghubungkan tulang frontal dan tulang parietal.


- Sutura squamous : menghubungkan tulang parietal dan tulang temporal.
- Sutura sagittal : menghubungkan kedua tulang parietal di bagian
superior.
- Sutura squamous : menghubungkan tulang parietal dan tulang occipital.

Di bagian anterior dari tulang parietal terdapat bagian paling tipis dari tempurung
kepala, dimana bagian tersebut adalah pertemuan dari beberapa tulang di kedua
bagian lateral cranium (sphenoid, frontal, parietal, dan temporal) yang berbentuk
“H”. Di bagian ini terdapat pembuluh darah middle meningeal artery.
1.1.3 Tulang Temporalis

Tulang temporal terletak di sisi lateral (samping) dari cranium dan tulang ini
berjumlah sepasang yang terletak di bagian sinister dan dexter dari cranium. Tulang
ini letaknya dibawah tulang parietal dan terhubung melalui sutura squamous.
Tulang temporal terbagi menjadi 4 bagian, yaitu :

- Squamous : bagian ini adalah bagian yang berbatasan dengan tulang


parietal yang dibatasi dengan sutura squamous. Bagian squamous
berhubungan dengan tulang zygomatic di bagian zygomatic process.
Bagian zygomatic process berhubungan dengan tulang temporal dan
membuat zygomatic arch (bagian yang menonjol pada pipi). Di bagian
inferior zygomatic process terdapat mandibular fossa yang merupakan
tempat adanya temporomandibular joint (TMJ). TMJ ini adalah sendi
yang menghubungkan antara tulang temporal dan mandibula untuk
keperluan proses mastifikasi (pengunyahan).

- Tympanic : bagian ini adalah tempat adanya external accoustic meatus


(rongga telinga bagian luar) yang berfungsi sebagai tempat masuknya
gelombang suara. Selain itu, pada bagian ini terdapat styloid process
yang nantinya akan berfungsi sebagai tempat melekatnya
stylomandibular ligamen dan styloid process adalah tulang kecil yang
bentuknya seperti jarum.
- Mastoid : bagian ini adalah bagian yang tonjolannya terasa dibelakang
telinga. Di bagian ini terdapat mastoid process dimana fungsinya adalah
sebagai tempat melekatnya beberapa otot leher. Selain itu di bagian ini
terdapat stylomastoid foramen sebagai jalur dari saraf cranial VII
(fasialis).
- Petrous : bagian ini adalah bagian yang letaknya di tengah dan dalam
dari tulang temporal. Sehingga, bersama dengan tulang sphenoid bagian
petrous membentuk middle cranial fossa (lobus temporal otak). Bagian
ini adalah bagian paling rumit dari tulang temporal. Seperti tulang
tympanic, bagian ini berhubungan dengan rongga pendengaran bagian
dalam (internal accoustic meatus). Foramen yang terdapat di bagian
petrous adalah jugular foramen yang fungsinya adalah sebagai jalur dari
saraf cranial VII (fasialis) dan saraf cranial VIII (vestibulocochlear).
1.1.4 Tulang Occipitalis

Tulang occipitalis adalah tulang yang membentuk sebagian besar dari bagian
posterior (belakang) cranium. Di tulang ini terdapat external occipital protuberance
yang tonjolannya terasa di bagian posterior kepala. Selain itu, tulang ini juga
memiliki 2 buah occipital condyles yang mengapit foramen magnum atau foramen
terbesar yang ada di cranium. Foramen magnum ini berfungsi sebagai jalur dari
saraf vertebrae (tulang belakang). Tulang occipital juga membentuk dasar dari
posterior cranial fossa (tempat dari cerebellum).
1.1.5 Tulang Sphenoid

Tulang sphenoid adalah tulang yang letaknya berada di tengah cranium sehingga
tulang ini disebut debagai “pasak tengah” dari cranium. Tulang ini berbentuk
sekilas seperti kupu-kupu. Tulang sphenoid memiliki beberapa bagian, yaitu,
sphenoid sinuses, bagian dorsal mata, greater wings, lesser wings, dan body. Tulang
sphenoid bagian greater wings bersama dengan bagian petrous dari tulang temporal
membentuk middle cranial fossa sebagai tempat dari lobus temporal otak.
Sedangkan bagian lesser wings membantu membentuk anterior cranial fossa.

Tulang sphenoid memiliki banyak foramen-foramen sebagai jalur pembuluh darah,


beberapa diantaranya adalah optic canals yaitu jalur dari saraf optik, foramen ovale
sebagai jalur dari saraf cranial, foramen rotundum sebagai jalur dari saraf cranial,
serta foramen spinosum sebagai jalur dari pembuluh darah. Selain foramen, ada
terdapat juga celah antara greater wings dan lesser wings yang disebut dengan
superior orbital fissure.
1.1.6 Tulang Ethmoid

Tulang ethmoid terletak diantara tulang nasal dan tulang sphenoid. Bagian atas
tulang ethmoid dibentuk oleh sepasang tulang cribiform plates yang memilki
olfactory foramina (jalur saraf olfaktori) karena tulang ini berhubungan dengan
rongga penciuman. Selain itu, dibawah cribiform plates terdapat perpendicular
plates yang membagi nasal menjadi dua bagian,
1.2 Tulang Pembentuk Wajah

1.2.1 Tulang Maxilla

Tulang maxilla atau rahang bawah meliputi sebagian besar dari bagian tengah
wajah, dan tulang ini juga berjumlah sepasang. Tulang maxilla memiliki beberapa
bagian, diantaranya adalah :

- Alveolar margins : daerah pada tulang maxilla yang dekat dengan gigi.
- Alveolar process : tempat menempelnya gigi.
- Anterior nasal spine : bagian pertemuan antara dua tulang maxilla yang
letaknya ada dibawah rongga hidung.

Pada tampak inferior dari tulang maxilla, terlihat bahwa terdapat :

- Palatine process : bagian belakang atau dalam dari alveolar margins.


- Median palatine suture : sutura yang menghubungkan dua buah maxilla
pada bagian interior (palatine).
- Incisive fossa : foramen tempat jalur dari saraf dan pembuluh darah.

Foramen-foramen yang terletak pada bagian anterior tulang maxilla diantaranya


adalah :

- Infraorbital foramen : jalur bagi saraf dan pembuluh darah masuk ke


wajah
- Incisive fossa : jalur dari saraf dan pembuluh darah.
- Inferior orbital fissure : jalur bagi saraf dan pembuluh darah maxilla.

Maxilla berhubungan dengan tulang frontal melalui frontal process dan dengan
tulang zygomatic melalui zygomatic process.
1.2.2 Tulang Zygomatic

Tulang zygomatic atau tulang pipi berhubungan dengan tulang temporal sehingga
membentuk zygomatic arch dan berhubungan dengan tulang frontal pada bagian
superior, dengan tulang temporal pada bagian posterior, dan dengan tulang maxilla
di bagian anterior. Tulang zygomatic berjumlah sepasang.

Terdapat 3 buah foramen pada zygomatic, yaitu : Zygomatico-orbital foramen,


Zygomaticofacial foramen, dan Zygomaticotemporal foramen
1.2.3 Tulang Lacrimal
Tulang lacrimal adalah tulang yang terletak didalam rongga mata (orbit).
Tulang lacrimal berjumlah sepasang. Pada tulang lacrimal ada bagian yang
disebut dengan lacrimal fossa yang dimana nantinya akan berhubungan
menjadi tempat menempelnya lacrimal sac atau kelenjar air mata.
Tulang ini berbatasan dengan tulang frontal di bagian superior, tulang
ethmoid di bagian posterior, dan maxilla di bagian anterior.

1.2.4 Tulang Nasal


Tulang ini adalah tulang yang berada dibawah tulang frontal bagian glabella
yang membentuk nose bridge. Tulang nasal berjumlah sepasang dan tulang
nasal adalah tulang yang membentuk rongga hidung. Tulang nasal nanti
akan berhubungan dengan tulang kartilago (rawan) untuk membentuk sisa
rongga hidung.

1.2.5 Tulang Vomer

Tulang vomer adalah tulang yang bentuknya pipih dan pendek, letaknya dibawah
perpendicular plate (tulang yang membagi hidung menjadi dua buah bagian).
1.2.6 Tulang Palatine

Tulang palatine terdiri dari dua buah bagian yaitu :

- Horizontal : bagian belakang dari palatine


- Vertical : perpendicular, membentuk bagian atas

Kedua bagian diatas juga membantu membentuk bagian samping dari rongga
hidung dan orbit. Lalu ada juga bagian yang disebut dengan pyramida process.

1.2.7 Inferior Nasal Conchae

Inferior nasal conchae adalah bagian dari rongga hidung yang bentuknya
melengkung dan berjumlah sepasang. Inferior nasal conchae terletak di bawah
middle nasal conchae dan bersama mereka membantu membentuk bagian samping
dari rongga nasal.
- Neil S. Norton, P. (2017). Netter's Head and Neck Anatomy for Dentistry
3rd Edition. Philadelphia, PA: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai