Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

HISTOLOGI

Nama : Tilka Ayattullah


NIM : 020.06.0083
Blok SP : Neuromuskuloskeletal I
Kelas :B
Dosen : Rusmiatik, S,Si., M.Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Histologi
“Sistem Saraf” dan “Sistem Muskuloskeletal” serta dapat diselesaikan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan
dengan baik.
2. Rusmiatik, S. Si, M. Biomed sebagai dosen pemateri praktikum histologi yang senantiasa
memberikan saran serta bimbingan dalam pelaksanaan pembelajaran.
3. Keluarga dan teman yang saya cintai yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi.
Saya menyadari bahwa dalam proses pembuatan laporan ini sampai dengan selesai masih
banyak kekurangannya, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Saya berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 23 April 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................................2


Daftar Isi ...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2 Tujuan....................................................................................................................................5
1.3 Manfaat ................................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................6
2.1 Sistem Saraf..........................................................................................................................6
2.1.1 Sistem Saraf Pusat.......................................................................................................7
2.1.2 Sistem Saraf Tepi........................................................................................................9
2.2 Sistem Muskuloskeletal.......................................................................................................11
2.3 Fungsi Sistem Neuromuskuloskletal...................................................................................13
BAB III Metode praktikum...................................................................................................14
3.1 Waktu dan Tempat...............................................................................................................14
3.2 Alat dan Bahan....................................................................................................................14
3.3 Cara Kerja...........................................................................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................15
4.1 Hasil Pengamatan................................................................................................................15
4.2 Pembahasan.........................................................................................................................23
BAB V PENUTUP...................................................................................................................33
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................................33
Daftar Pustaka.........................................................................................................................34

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan
dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh
yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena
pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga
menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal
sagala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi
kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu
rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam
bentuk kepribadian dan tingkah laku individu. Tubuh manusia terdiri atas organ-organ
tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat
bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi (pengaturan). Pada manusia dan
sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf, sistem indra, dan sistem
hormon.
Jutaan sel-sel saraf bergabung membentuk suatu sistem yang dinamakan sistem saraf.
Sistem saraf manusia terdiri dari susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi. Susunan
saraf pusat terdiri atas otak dan medulla sedangkan susunan saraf tepi tersusun atas
serabut-serabut saraf yang menuju ke susunan saraf pusat dan dari susunan saraf pusat ke
seluruh tubuh. Seluruh kegiatan tubuh manusia diatur oleh pusat susunan saraf yaitu otak
dan sumsum tulang belakang. Otak terletak di rongga tengkorak dan dibungkus oleh tiga
lapis selaput kuat yang disebut meningen. Selaput paling luar disebut duramater, paling
dalam adalah piamater dan yang tengah disebut arachnoid. Di antara ketiga selaput
tersebut terdapat cairan serebrospinal yang berfungsi untuk mengurangi benturan atau
goncangan. Bagian fungsional pada susunan saraf pusat adalah neuron akson sebagai
penghubung dan transmisi elektrik antar neuron, serta dikelilingi oleh sel glia yang
menunjang secara mekanik dan metabolik.
Sistem musculoskeletal merupakan salah satu system tubuh yang sangat berperan
terhadap fungsi pergerakan dan mobilitas seseorang. Komponen penununjang yang paling

4
dominan pada system ini adalah tulang. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan
yaitu untuk berkontraksi. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia.
Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh
tendon,dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit. Tendon adalah
tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat dari fibrous
protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot.
1.2 Tujuan
Praktikum 1
1. Untuk mengamati betuk-bentuk dan struktur jaringan pada sistem saraf
2. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi jaringan penyusun sistem saraf
3. Untuk mengetahui pembagian dan bentuk-bentuk sistem saraf

Praktikum 2

1. Untuk mengamati betuk-bentuk dan struktur jaringan pada sistem muskuloskeletal


2. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi jaringan penyusun sistem muskuloskletal
3. Untuk mengetahui pembagian dan bentuk-bentuk sistem smuskuloskeletal

1.3 Manfaat
Praktikum 1
1. Agar mahasiswa mampu mengamati serta mengetahui bentuk dan struktur jaringan
pada sistem saraf
2. Agar mahasiswa mengetahui dan mengidentifikasi jaringan penyusun sistem saraf
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui pembagian dan bentuk-bentuk jaringan pada
sistem saraf

Praktikum 2

1. Agar mahasiswa mampu mengamati serta mengetahui bentuk dan struktur jaringan
pada sistem muskuloskeletal
2. Agar mahasiswa mengetahui dan mengidentifikasi jaringan penyusun sistem
muskuloskeletal
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui pembagian dan bentuk-bentuk jaringan pada
sistem muskuloskeletal

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Saraf


Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.
Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf merupakan salah
satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor
untukdideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup
tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar
maupun dalam. Sistem saraf merupakan hal terpenting bagi tubuh manusia, sistem saraf
adalah sistem organ yang dapat meregulasi dan mengatur sistem-sistem organ tubuh yang
lain. Sistem tersebut juga bertanggung jawab atas pengetahuan dan daya ingat yang
dimiliki manusia. Pengaruh sistem saraf yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya
perubahan keadaan lingkungan yang merangsangnya. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel
saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang
atau tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki
oleh sistem saraf, yaitu: 1). Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada
tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera; 2). Penghantar impuls,
dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson).
Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf
disebut neuron. 3). Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang
telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia
adalah otot dan kelenjar.
Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. a). Badan sel saraf
merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima
rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat
inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan
nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein. b).
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel. c). Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang

6
yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-
benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput
mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya
rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel-selsachwann yang akan
membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan
membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang
melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan
mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya
rangsangan.

2.1.1 Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang
(Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang
sangat penting maka perlu perlindungana.OtakOtak terdiri dari dua belahan, belahan
kiri mengendalikan tubuh bagian kanan, belahan kanan mengendalikan belahan
kiri. Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat untuk memperluas permukaan
sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf. Otak juga sebagai pusat penglihatan,
pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan. Bagian dalamnya
berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu berisi banyak
badan sel saraf. Susunan saraf pusat bersifat sangat halus. Sel saraf yang rusak nantinya
tidak dapat diganti, menyebabkan jaringan ini harus dilindungi dengan baik. Terdapat 4
hal yang membantu melindungi SSP dari cedera, yaitu: 1). SSP dibungkus oleh struktur
tulang yang keras. Tulang cranium yang membungkus otak dan kolumna vertebra yang
mengelilingi medulla spinalis. 2). Antara tulang pelindung dan jaringan saraf terdapat 3
membran protektif dan nutritif, yaitu meningen. 3). Otak mengapung dalam suatu
bantalan cairan serebrospinal. 4). Terdapat sawar darah otak yang selektif yang
membatasi akses bahan-bahan di dalam darah masuk ke jaringan otak yang rentan. Otak
terdiri dari 3 bagian, yaitu:
 Otak depan (Prosoncephalon) berkembang menjadi telencephalon dan
diencephalon. Telencephalon berkembang menjadi otak besar (Cerebrum).
Diencephalon berkembang menjadi thalamus, hipotamus.
a. Otak besar (Cerebrum) mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas
mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan
(memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber
7
dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun
ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besaryang
berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang
terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan
sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses
belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai
bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan
psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses
berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.
b. Thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai “tempat
penerimaan untuk sementara” sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya
untuk pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam
korteks.
c. Hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan
mengatur kepentingan biologis lainnya.
 Otak tengah (Mesencephalon) terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di
depan otak tengah terdapattalamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja
kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus
yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga
merupakan pusat pendengaran. Otak tengah tidak berkembang dan tetap
menjadi otak tengah.
 Otak belakang (Rhombencephalon) berkembang menjadi metencephalon dan
mielencephalon. Metencephalon berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli.
Sedangkan mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata.
a. Otak kecil (serebelum) mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan
otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada
rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal
tidak mungkin dilaksanakan.
b. Sumsum sambung (medulla oblongata) berfungsi menghantar impuls yang
datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga
memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah,

8
volume dankecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang
lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
c. Jembatan varol (pons varoli) Jembatan varol berisi serabut saraf yang
menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak
besar dan sumsum tulang belakang.
 Sumsum tulang belakang (medula spinalis). Pada penampang melintang sumsum
tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam
berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum
tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut
tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari
reseptor dihantar masuk kesumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan
impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral
menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi
konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan
menghantarkannya ke saraf motor.
2.1.2 Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang menghubungkansemua bagian tubuh
dengan sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi dibedakan menjadi 2, yaitu Sistem Saraf
Sadar (Somatik) dan Sistem Saraf Tidak Sadar (Otonom).

1. Sistem Saraf Sadar (Saraf Somatik)Sistem saraf sadar atau saraf somatik merupakan
sistem sarafyang kerjanya berlangsung secara sadar atau diperintah oleh otak.Sistem
saraf sadar atau saraf somatik dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Sistem Saraf pada Otak
Sistem saraf pada otak merupakan sistem saraf yang berpusat pada otak dan
dibedakan menjadi 12 pasang saraf. Saraf cranialkebanyakan merupakan serabut
saraf campuran, yaitu campuranantara serabut sensoris dan motoris, namun ada
juga yang murniserabut saraf sensoris. Saraf-saraf cranial tersebut adalah:
- Saraf cranial I (saraf olfaktori) merupakan serabut murni, membawa impuls
darimukosa olfaktori yang berhubungan dengan bau.
- Saraf cranial II (saraf optic), merupakan serabut sensoris murni ,
membawaimpuls dari retina matanya yang berhubungan dengan penglihatan.

9
- Saraf cranial III (saraf okulomotor), merupakan serabut saraf campuran.
Serabutmotor somatik menginervasi otot-otot mata ekstrinsik, yaitu otot obliq
interiordan superior, otot rektus inferior dan medial, dan otot levator palpebra
pelupukmata. Serabut parasimpatetik menginervasi otot mata intrinsic, yaitu
otot irisdan otot penggantung lensa. Sedangkan serabut sensoris membawa
impuls proprioseptif dari otot-otot mata ekstrinsik ke otak.
- Saraf cranial IV (saraf troklear), merupakan serabut saraf campuran.
Serabutmotor somatik menginervasi dari otot obliq superior , sedangkan
serabut motorsensoris menyampaikan impuls proprioseptif dari otot tersebut
ke otak.
- Saraf cranial V (saraf trigeminal), merupakan serabur saraf campuran.
Serabutsensoris utama menyampaikan impuls sensori dari kulit muka dan kulit
kepala,mukosa mulut dan hidung, serta permukaan mata. Sedangkan devisi
mandibularyang mengandung serabut-serabut motoris menginervasi otot-otot
pengunyahdan otot dasar mulut.
- Saraf cranial VI (saraf abdusen), merupakan serabut saraf campuran.
Serabutmotor somatik menginervasi otot rektus lateral bola mata, sedangkan
serabutsensoris menyampaikan impuls-impuls proprioseptif dari otot tersebut
ke otak.
- Saraf cranial VII (saraf fasial) merupakan serabut saraf campuran.
Serabutmotor somatic menginervasi otot-otot muka, sedangkan serabut
parasimpatetik menginervasi kelenjar air mata dan kelenjar ludah. Serabut
sensoris membawa impuls dari reseptor pengecap bagian anterior lidah.
- Saraf cranial VIII (saraf vestibulokoklear) adalah murni sensoris.
Cabangvestibular menyampaikan impuls yang berhubungan dengan
keseimbangan dari organ vestibular dan kanalis semisirkularis, sedangkan
cabang koklear menyampaikan impuls yang berhubungan dengan pendengaran
dari koklea.
- Saraf cranial IX (saraf gloso-faringeal) merupakan serabut saraf
campuran.Serabut motor somatik menginervasi otot-otot faring, dan serabut
parasimpatetik menginervasi kelenjar ludah. Sedangkan serabut sensoris
membawa impuls dari faring, tonsil, lidah, bagian posterior dan reseptor
tekanan pada arteri carotid

10
- Saraf cranial X (saraf vagus) merupakan serabut saraf campuran. Serabut
motorsomatik menginervasi faring dan laring, sedangkan serabut
parasimpatetik menginervasi jatung dan otot-otot polos organ pencernaan.
Serabut sensoris membawa implus dan faring dari laring ke otak.
- Saraf cranial XI (saraf asesoris) merupakan serabut saraf motorik
yangmenginervasi otot leher.
- Saraf cranial XII (saraf ipoglosal) merupakan serabut saraf campuran.
Serabutmotor somatik menginervasi otot-otot lidah , sedangkan serabut
sensorismembawa impuls dari lidah ke otak.
b. Sistem Saraf Sumsum Spinalis
Sistem saraf sumsum spinalis merupakan sistem saraf yang berpusat pada medula
spinalis (sumsum tulang belakang) yang berjumlah 31 pasangsaraf yang terbagi
sepanjang medula spinalis
2. Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)
Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja
tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsumtulang
belakang. Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik
yangmengaturkegiatan organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal,
kelenjar keringat,otot polos sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah.
Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi duayaitu saraf
simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion yangterletak di
sepanjang tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga
memilki serabut pra-ganglion pendek dan serabut post ganglionyang panjang. Serabut
pra-ganglion yaitu serabut saraf yang yang menuju gangliondan serabut saraf yang
keluar dari ganglion disebut serabut post-ganglion. Saraf parasimpatik berupa susunan
saraf yang berhubungan dengan ganglion yangtersebar di seluruh tubuh Saraf
parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion yang panjang dan serabut post-ganglion
pendek. Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja pada efektor yang sama tetapi
pengaruh kerjanya berlawanan sehinggakeduanya bersifat antagonis.

2.2 Sistem Muskuloskeletal


Sistem muskuloskeletal adalah sistem yang berperan dalam menunjang, melindungi
dan menggerakan tubuh. Rangka merupakan bingkai bagi struktur tubuh dan melindungi
organ internal yang rentan dari kerusakan. Otot dengan bantuan sendi, ligament dan

11
tendon memungkinkan tulang bergerak. Sistem ini terdiri atas 206 tulang, yang
merupakan penyokong gerakan tubuh dan melindungi organ internal, tendon dan
ligament, yang menghubungkan tulang dengan otot. Jaringan otot merupakan jaringan
yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau
serabutnya. Sel otot memiliki struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya
memanjang agar dapat melangsungkan perubahan sel menjadi pendek. Dibalik
mekanisme otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanik itu, terjadilah
beberapa proses kimiawi dasar yang berseri demi kelangsungan kontraksi otot. Tubuh
manusia mengandung lebih dari 400 otot rangka, yang merupakan 40%-50% dari total
berat badan otot rangka melakukan tiga fungsi penting, yaitu: 1). Kekuatan generasi
untuk bergerak dan bernapas; 2). Kekuatan generasi untuk dukungan postural dan 3).
Produksi panas selama periode stres dingin. Fungsi yang paling jelas dari otot rangka
adalah memungkinkan indvidual bergerak bebas dan bernapas. Otot rangka melekat pada
tulang oleh jaringan ikat yang sulit disebut tendon, salah satu ujung otot melekat pada
tulang yang tidak bergerak, sementara ujung yang berlawanan adalah tetap ke tulang
yang bergerak selama kontraksi otot. Berbagai gerakan berbeda dimungkinkan,
tergantung pada jenis sendi dan otot yang terlibat.
Tulang adalah jaringan ikat yang terdiri dari sel, serat, dan matriksekstraselular.
Matriks tulang adalah bagian terkeras yang terletak dilapisan luartulang, yang
diakibatkan oleh pengendapan mineral dalam matriks, sehingga tulang pun mengalami
kalsifikasi. Didalam tubuh manusia juga terdapat yang namanyatulang rawan (cartilago),
yaitu jaringan ikat yang mempunyai kemampuanmeregang, membentuk penyokong yang
kuat bagi jaringan lunak, memberikankelenturan, dan sangat tahan terhadap tekanan.
Tulang berfungsi sebagai kerangka tubuh yang kaku, dan memberikan tempat perlekatan
pada otot dan organ yang terdapat pada tubuh seseorang. Tulang juga melindungi otak,
yang terletak didalam tengkorak, Tulang juga melindungi jantung dan paru di dalam
rongga dada, organ seksual dan urinaria terlindungi oleh tulang yang disebut tulang
pelvis. Selain itu tulang juga berfungsi dalam hemopoiesis (pembentukan sel darah), dan
sebagai reservoir (tempat penyimpanan) kalsium, fosfat, dan banyak mineral lainnya.
Hampir seluruh kalsium (99%) pada tubuh tersimpan di dalam tulang dan ketika tubuh
butuh terhadap kalsium, maka kalsium tersebut akan berasal dari tulang. Sedangkan
tulang rawan berfungsi sebagai shock absorber (peredam tekanan). Tulang terdiri dari
sel hidup yang tersebar diantara material tidak hidup (matriks). Matriks tersusun atas
osteoblas (sel pembentuk tulang). Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen

12
dan garam mineral. Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan
dibentuk. Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel tulang
dewasa). Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan
tulang).Jaringan tulang terdiri atas: a. Kompak (sistem harvesian matrik dan lacuna,
lamella intersisialis); b. Spongiosa (trabecula yang mengandung sumsum tulang dan
pembuluh darah).

2.3 Fungsi Sistem Neuromuskuloskeletal

Otak memiliki banyak fungsi, diantaranya: 1). Otak berfungsi untuk mengatur
berbagai sistem di dalam tubuh. Contohnya pada sistem respirasi, kardiovaskular, dll.
Ketika terdapat masalah pada tubuh maka sistem tersebut nantinya akan mengirimkan
pesan ke otak lalu otak akan mengirimkan perintah sehingga terjadinya rasa sakit; 2).
Otak berperan penting Ketika seseorang berpikir, mengingat sesuatu, merencanakan
sesuatu, dll; 3). Otak membantu merespon terhadap rangsangan dan mengarahkan tubuh
untuk menjalankan atau mengambil keputusan.
Fungsi sistem muscular (otot): 1). Pergerakan.Otot menghasilkan gerakan pada
tulang tempat otottersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh; 2).
Penopang tubuh dan mempertahankan postur.Otot menopang rangkadan
mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap
gaya gravitasi; 3). Produksi panas.Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan
panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal.
Fungsi Sistem Skeletal: 1). Memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis;
2). Membentuk kerangka yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-otot
yang; 3). Melekat pada tulang; 4). Berisi dan melindungi sum-sum tulang merah yang
merupakan salah satu jaringan pembentuk darah; 5). Merupakan tempat penyimpanan
bagimineral seperti calcium daridalam darah misalnya; 6). Hemopoesis.

13
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum 1:
Hari / Tanggal : Sabtu, 17 April 2021
Pukul : 13.30-15.10
Tempat : Laboraturium Terpadu I

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum 2:


Hari / Tanggal : Kamis, 22 April 2021
Pukul : 13.30-15.10
Tempat : Laboraturium Terpadu I

3.2 Alat dan Bahan


1. Mikroskop
2. Pensil warna
3. Alat tulis
4. Penghapus
5. Jangka
6. Preparat

3.3 Cara Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan yang telah disediakan di Laboratorium Terpadu 1

14
2. Periksa keadaan mikroskop yang akan digunakan, cek pencahayaan, lensa okuler
dan binokulernya
3. Mengamati bagian–bagian morfologi dari preparat jaringan dengan menggunakan
mikroskop.
4. Mengamati dan mengidentifikasi bagian–bagian morfologi dari preparat jaringan
yang digunakan.
5. Menggambar morfologi dari preparat yang telah diamati
6. Rapikan seluruh alat dan bahan setelah selesai digunakan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
1. Praktikum Sistem Saraf
Gambar Keterangan
H5/20: Motor and Plate
Perbesaran 10x

Struktur:
1. Serat otot rangka
2. Akson
3. Fibrosit
4. Saraf bermielin

15
H5/30: Nerve Bundle, HE
Perbesaran 10x

Struktur:
1. Nucleus
2. Adiposa
3. Perineurium dengan fibrosa

H5/40: Nerve Bundle, OA


Perbesaran 10x

Struktur:
1. Akson
2. Pembuluh darah
H5/60: Spinal Ganglion
Perbesaran 10x

Struktur:
1. Inti neuroglia
2. Atrosit fibrosa privaskular

16
H5/70: Symphathetic Ganglion
Perbesaran 10x

Struktur:
1. Jaringan ikat
2. Selubung arachnoid
3. Neuron univolar

H5/80: Spinal Cord


Perbesaran 10x

Struktur:
1. Kolumna posterior alba
2. Kanalis sentralis

17
H5/100:Cerebral Cortex/ Motor
Cortex
Perbesaran 40x

Struktur:
1. Pia mater
2. Sel neuroglia
3. Dendrit
4. Berkas akson
5. Sel pyramid besar
6. Substansia alba
7. Lapisan molecular
8. Sel pyramid sedang
9. Sel pyramid kecil
10. Sel granula

H5/150: Cerebellar Cortex


Perbesaran 10x

Struktur:
1. Dendrit sel purkinje
2. Sel purkinje dengan nucleus
dan nucleolus
3. Lapisan sel granular
4. Substansia alba
5. Glomerulus
6. Akson
7. Sel golgi tipe II
8. Sel basket

H5/230: Motor Neuron


Perbesaran 10x

Struktur:
1. Arteriol
2. Nucleus
3. Kapiler
4. Badan nissl
5. Akson
6. Neuron motoric
7. Dendrit
2. Praktikum Sistem Muskuloskeletal
Gambar Keterangan

18
H3/60: Hyalin Cartilage
Perbesaran 40x

Struktur:
1. Mesenkim superfisial
dengan sel
2. Perikondrium
3. Lapisan kondrogenik
4. Pembukuh darah
5. Matriks antarsel kartilago
6. Jaringan ikat

H3/70: Elastic Cartilage


Perbesaran 10x

Struktur:
1. Perikondrium
2. Lapisan kondrogenik
3. Lacuna
4. Serat elastic
5. Fibrosit perikondrium
6. Venula
7. Matriks kartilago
8. Nucleus kondrosit

H3/90: Fibrous Cartilage


Perbesaran 40x

Struktur:
1. Nucleus kondrosit
2. Serat kolagen
3. Lacuna
4. Barisan kondrosit
5. Matriks kartilago

H3/101: Compact Bone, Ground sec


Perbesaran 10x

19
Struktur:
1. Lacuna
2. Kanalikulus
3. Kanalis sentralis
4. Lamella
5. Garis semn
H3/120: Develoving Cartilage Bone
Perbesaran 10x

Struktur:

H3/140: Yellow Elastic Ligamen


Perbesaran 10x

20
H4/20: Skeletal Muscle
Perbesaran 10x

Struktur:
1. Nucleus
2. Kapiler
3. Endomysium
4. Perimysium
5. Myofibril
6. Jaringan ikat
7. Serat otot

H4/30: Smooth Muscle


Perbesaran 10x

Struktur:
1. Nucleus
2. Sitoplasma
3. Neuron pleksus saraf
mienterikus
4. Pembuluh darah
5. Lapisan sirkular dalam
6. Lapisan longitudinal luar

21
H4/40: Cardiac Muscle
Perbesaran 10x

Struktur:
1. Serat otot jantung
2. Diskus interkalaris
3. Myofibril
4. Fibrosit endomysium
5. Nucleus
6. Serat otot jantung
bercabang

H4/50: Muscle-Tendon Junction


Perbesaran 10x

Struktur:
1. Lamella
2. Serat lintang

4.2 Pembahasan Hasil Praktikum

4.2.1 Sistem Saraf


1. H5/20 Motor and Plate
Motor and Plate adalah bagian akhir ujung serabut saraf yang menempel
atau berhubungan erat dengan sarcolemma dari serabut otot. Neuromuscular
Junction (NMJ) atau endplate adalah sinaps yang spesial dimana saraf motorik

22
presinaptik bertemu dengan membran postsinaptik dari otot rangka (motor
endplate) Susunan, diferensiasi dan fungsi NMJ memerlukan interaksi tepat
antara saraf dan sel otot.
2. H5/30 Nerve Bundle, HE
Nerve Bundle terlihat adanya jaringan ikat. Selain mempunyai selubung
mielin dan selubung Schwann, saraf tepi dibungkus oleh jaringan ikat yang
kuat. Jaringan ikat yang membungkus saraf tepi adalah:
a. Epineurium
Epineurium merupakan jaringan ikat fibrosa yang membungkus satu bundle
kumpulan berkas serat saraf yang dikenal sebagai bundle berkas serat saraf
(bundles of nerve fibers) . Satu berkas serat saraf disebut sebagai fasikulus
yang terdiri atas beberapa serat saraf . Epineurium tersusun dari fibroblas dan
serat kolagen yang tersusun secara longitudinal.
b. Perineurium
Perineurium merupakan jaringan ikat padat kolagen yang membungkus satu
fasikulus. Selubung ini dibentuk juga oleh sel-sel fibroblas dan lapisan serat-
serat kolagen yang tersusun secara konsentris. Perineurium merupakan sawar
terhadap keluar masuknya materi atau zat-zat pada fasikulus saraf.
c. Endoneurium
Endoneurium merupakan jaringan ikat halus yang menyelubungi satu serat
saraf (akson). Lapisan ini dibentuk oleh sel fibroblas yang gepeng , serat
kolagen dan serat retikulin halus.
3. H5/40 Nerve Bundle, OA
Pada pengamatan tentang Preparat histologist Nerve Bundle terlihat
adanya jaringan ikat. Selain mempunyai selubung mielin dan selubung
Schwann, saraf tepi dibungkus oleh jaringan ikat yang kuat. Jaringan ikat
yang membungkus saraf tepi.
4. H5/60 Spinal Ganglion
Ganglion radiks dorsalis adalah kumpulan badan sel saraf yang terletak
diluar SSP. Ganglion Rafika dorsal terletak di radiks saraf dorsal yang
berhubungan dengan medula spinalis. Sebagian besar ganglion terdiri dari
neuron unipolar bundar atau neuron sensorik. Di antara neuron-neuron
unipolar berjalan banyak fasikulus atau serat saraf yang dapat ditemukan di
radiks saraf dorsal atau saraf spinal. Serat saraf merupakan prosesus yang

23
terbentuk dari percabangan satu akson yang muncul dari setiap neuron
unipolar. Setiap ganglion radiks dorsalis dibungkus dengan lapisan jaring ikat
ireguler yang mengandung sel adiposa, saraf dan pembuluh darah. Jaringan
ikat di sekitar ganglion menyatu dengan jaringan ikat epineurium saraf spinal
perifer. Serat-serat saraf di radiks ventral anterior menyatu dengan serat saraf
yang muncul dari ganglion untuk membentuk saraf spinal. Saraf spinal
terbentuk ketika radiks saraf dorsal dan radiks ventral menyatu. Setelah keluar
dari medula spinalis, radiks dorsal dan ventral diselubungi oleh piamater dan
selubung arachnoid. Lapisan-lapisan ini kemudian menyatu dengan
epineurium saraf spinal. Jaringan ikat perineurium membungkus fasikulus
saraf dan endoneurium yang menyelubungi masing-masing serat saraf spinal
atau di ganglion tidak dapat dibedakan.
5. H5/70 Sympathetic Ganglion
Ganglia simpatis , atau ganglia otonom , adalah ganglia dari sistem saraf
simpatik. Ganglia adalah 20.000 hingga 30.000 badan sel saraf aferen dan
eferen yang berjalan di kedua sisi sumsum tulang belakang . Badan sel saraf
aferen membawa informasi dari tubuh ke otak dan sumsum tulang belakang,
sedangkan badan sel saraf eferen membawa informasi dari otak dan sumsum
tulang belakang ke seluruh tubuh. Badan sel membuat rantai simpatis panjang
yang berada di kedua sisi sumsum tulang belakang. Mereka juga membentuk
gangalia para- atau pra-vertebralis dari anatomi kasar.
6. H5/80 Spinal cord
Medulla spinalis berada di dalam rongga yang dibentuk oleh tulang
vertebra. Saraf spinalis diberi nama sesuai dengan bagian kolumna vertebralis
tempat mereka keluar. Saraf spinalis terdiri dari 31 pasang. Terdapat 8 pasang
saraf servikalis di leher yaitu C1 sampai C8, 12 saraf torakalis di dada, 5 saraf
lumbalis di abdomen, 5 saraf sakralis di panggul dan 1 saraf koksigeus atau
tulang ekor. Tulang vertebra ditengahnya terdapat lubang yang bernama
foramen vertebralis, nantinya lubang inilah yang akan diisi oleh medula
spinalis. Jika disusun panjang, tulang vertebra akan membentuk suatu
terowongan atau kanal yang disebut vertebra kanal. Jadi, medulla spinalis
berada di vertebra kanal. Jika medulla spinalis dipotong, medulla spinalis
tersusun sebagai whitematter yang mengelilingi greymatter seperti kupu-kupu.
White matter terdiri dari mielin yang menyelubunginya sehingga berwarna

24
putih, berjalan sejajar dengan sumbu panjang dan tidak mempunyai badan sel.
Sedangkan, grey matter berwarna gelap karena tidak diselubungi oleh mielin
dan yang paling dominan terdapat badan sel. Neuron memiliki badan sel,
dendrit dan akson. Dendrit akan mengirim informasi masuk ke dalam badan
sel sedangkan akson akan mengirim informasi keluar. Untuk membedakan
bagian belakang dan depan medulla spinalis dilihat dari letak anterior media
fissura. Jika terdapat celah yang dalam, maka medulla spinalis di bagian
depan. Sebaliknya, yang di belakang adalah posterior, jika di belakang hanya
seperti garis saja yang dinamakan dorsal media septum. Pada grey matter
terdapat horn atau sepeti tanduk, gray matter yang merupakan badan sel,
dorsal (bagian belakang) yang berfungsi menerima informasi sensorik dan
ventral (bagian depan) yang berfungsi menerima informasi motoric.
7. H5/100 Cerebral Cortex
Berbagai jenis sel yang membentuk substansia grisea korteks serebrum
terdistribusi dalam enam lapisan, dengan satu atau lebih jenis sel lebih
mencolok di setiap lapisan. Meskipum terdapat variasi susunan sel di berbagai
bagian otak, di Sebagian besar bagian otak lapisan-lapisan tersebut dapat
dikenali. Akson horizontal dan radial yang berkaitan dengan sel neuron di
berbagai lapisan menyebabkan korteks tampak berlapis-lapis. Lapisan paling
superfisial adalah lapisan molekuler. Di atas dan menutupi lapisan sel
molekuler adalah jaringan ikat halus otak yaitu pia Maret. Bagian Perifer
lapisan molekuler terutama terdiri dari sel neuroglia dan sel-sel horizontal
Cajal. Akson-akson kedua tipe sel tersebut membentuk serat-serat horizontal
yang terlihat di lapisan molekuler. Lapisan granular eksternal terutama
mengandung berbagai jenis sel neuroglia dan sel piramid kecil. Dendrit apikal
pada sel piramid mengarah ke bagian Perifer korteks, sementara akson-akson
nya menjulur dari bagian Basal sel. Di lapisan piramidal eksternal, sel
piramidal berukuran sedang yang mendominasi. Lapisa granular internal
adalah suatu lapisan tipis dan mengandung sel granula kecil, beberapa sel
piramid dan neuroglia yang membentuk banyak hubungan kompleks dengan
sel piramid. Lapisan piramidal internal mengandung banyak sel neuroglia dan
sel piramid terbesar, khususnya di daerah motorik korteks serebrum. Lapisan
terdalam adalah lapisan multiform. Lapisan ini berada di samping substansia

25
Alba korteks serebrum. Lapisan multiform mengandung campuran sel dengan
berbagai bentuk dan ukuran.
8. H5/150 Cerebellar Cortex
Korteks serebelum mempunyai banyak lipatan dalam dan berkelok yang
disebut fokus serebelum dan dipisahkan oleh sulkus. Folia serebelum dilapisi
dengan jaringan ikat tipis yaitu pia mater. Yang mengikuti permukaan masing-
masing folium ke dalam sulkus-sulkus di sekitar. Terlepasnya pia mater dari
korteks serebelum merupakan artefak akibat fiksasi dan pembuatan sediaan.
Serebelum terdiri dari korteks atau substansia grisea di sebelah luar dan
substansia Alba di sebelah dalam. Di korteks serebelum dapat dikenali tiga
lapisan sel: 1). Lapisan molekuler yaitu disebelah luar dengan badan sel
neuron yang relatif lebih sedikit dan lebih kecil serta banyak serat yang
terbentang sejajar sepanjang folia; 2). Lapisan sel purkinje yaitu lapisan yang
berada di tengah; 3). Lapisan granular yaitu lapisan yang berada di dalam
dengan banyak neuron kecil yang memperlihatkan nukleus dengan pewarnaan
yang gelap. Sel purkinje berbentuk pirifirm atau piramid dengan percabangan
dendrit yang meluas ke lapisan molekuler.
9. H5/230 Motor Neurons
Neuron motoric multipolar besar pada SSP memiliki nucleus besar di
tengah, nucleolus yang mencolok, dan beberapa prosesus sel memancar. Dari
bagian neuron yang berbentuk kerucut jernih membentuk akson tipis. Bagian
ini adalah axon billock. Sitoplasma neuron ditandai oleh banyaknya gumpalan
granula kasa. Ini adalah adalah badan nissl yang mencerminkan RE granular
neuron. Jika bidang potongan tidak mengenai nucleus, maka hanya terlihan
badan nissl yang berwarna gelap di perikaryon neuron. Badan nissl akan
meluas ke dalam dendrit tetapi tidak ke axon billock atau ke dalam akson.
gambaran ini membedakan akson dari dendrit. Nucleus neuron terlihat
memiliki batas jelas dan terwarnai muda karena penyebaran kromatin yang
merata. Nucleolus tampak merata, mencolok, padat dan berwarna gelap.
Nucleus dan neuroglia di sekitarnya terwarnai dengan jelas, sementara
sitoplasmanya yang sedikit tetap tak terwarnai. Neuroglia adalah sel non
neuron SSP yang memberikan bantuan structural dan metabolic untuk neuron.
Neuron dan neuroglia dikelilingi banyak pembuluh darah dengan berbagai
ukuran.

26
4.2.2 Sistem Muskuloskeletal
1. H3/60 Hyalin Cartilage
Perikondrium dengan fibroblast mengelilingi kartilago. Lapisan
kondrogenik di bagian dalam menghasilkan kondroblas yang berdiferensiasi
menjadi kondrosit. Kondrosit dalam lakuna tampak sendiri-sendiri atau dalam
kelompok yang isogen. Lakuna dan kondrosit di bagian tengah lempeng
kartilago tampak besar dan sferis, tetapi secara progresif menjadi lebih pipih
ke arah perifer menjadi kondroblas yang berdiferensiasi. Matriks interteritorial
berwarna terang sementara matriks teritorial di sekitar lakuna terwarnai lebih
gelap. Jaringan ikat vascular dan kelenjar trakea dengan unit sekretorik mirip
anggur yang disebut asinus terlihat di dekat kartilago. Asinus Serosa
menghasilkan sekresi encer, sementara asinus mukosa mengeluarkan mukus
pelumas. Duktus ekskretorius menyalurkan sekret ini ke lumen trakea. Lakuna
merupakan ruang-ruang berbentuk oval yang tersebar di seluruh substansi
dasar homogen, yaitu matriks dan mengandung sel kartilago matur disebut
kondrosit. Pada kartilago utuh, kondrosit mengisi lakuna. Setiap kondrosit
mengandung sitoplasma granular dan sebuah nukleus. Selama pembuatan
sediaan, kondrosit menciut dan lakuna tampah sebagai ruang-ruang jernih.
Sel-sel kartilago di matriks terlihat sendiri-sendiri atau dalam kelompok
isogenik. Matriks kartilago hialin tampak homogen dan biasanya basofilik.
Matriks yang berwarna lebih mudah di antara kond4osit disebut matriks
interteritorial. Matriks yang lebih basofilik atau gelap di dekat kondrosit
adalah matriks teritorial.
2. H3/70 Elastic Cartilage
Kartilago elastik berbeda dari kartilago hialin terutama karena adanya
banyak serat elastik di dalam matriksnya. Pewarnaan kartilago epiglotis
dengan perak memperlihatkan serat elastik tipis. Serat elastik masuk ke
matriks kartilago dari jaringan ikat sekitar yaitu perikondrium dan terdistribusi
sebagai serat bercabang dan beranastomosis dengan berbagai ukuran.
Kepadatan serat kartilago elastik bervariasi bahkan di antara bagian yang
berbeda pada kartilago yang sama. Seperti kartilago hialin, kondrosit besar di
lakuna lebih prevalen di bagian dalam lempeng. Kondrosit yang lebih kecil
dan pipih terletak di bagian Perifer di lapisan kondrosit dalam pada

27
perikondrium. Dari sini kondroblas terbentuk untuk menghasilkan matriks
kartilago. Di perikondrium juga terlihat fibrosit jaringan ikat dan Venula.
3. H3/90 Fibrous Cartilage
Pada kartilago fibrosa matriks terisi oleh serat kolagen padat yang sering
memperlihatkan susunan paralel seperti yang terlihat di tendo. Kondrosit kecil
dalam lakuna biasanya terdistribusi dalam barisan di dalam matriks kartilago
fibrosa dan tidak secara acak atau dalam kelompok isogen seperti yang
dijumpai pada kartilago hialin atau elastik. Semua kondrosit dan lakuna
memiliki ukuran yang sama tidak terdapat gradasi dari kondrosit sentral besar
ke sel Perifer yang lebih kecil dan pipih. Perikondrium yang normalnya
membungkus kartilago hialin dan elastik tidak dijumpai karena kartilago
fibrosa biasanya membentuk daerah transisional antara kartilago hialin dan
tendo atau ligamen. Proporsi serat kolagen terhadap matriks kartilago, jumlah
kondrosit dan susunannya dalam matriks mungkin bervariasi. Serat kolagen
mungkin sedemikian padat sehingga matriks tidak terlihat. Dalam kasus
seperti ini kondrosit dan lakuna dapat tampak memipih. Serat kolagen di
dalam satu berkas biasanya sejajar, tetapi berkas kolagen dapat berjalan ke
arah yang berbeda-beda.
4. H3/101 Compact Bone, Ground sec
Unit struktural semua matriks tulang kompak adalah osteon. Setiap
osteon terdiri atas lapisan-lapisan lamela konsentris yang tersusun
mengelilingi sebuah kanalis sentralis. Kanalis sentralis diperlihatkan dalam
potongan melintang dan dalam potongan oblik. Lamela merupakan lempeng
tipis tulang yang mengandung osteosit dalam ruang berbentuk buah almond
yang disebut lakuna. Dari masing-masing lakuna menyebar saluran-saluran
halus yaitu canaliculus. Canaliculus menembus Lamela beranastomosis
dengan canaliculus dari lakuna lain dan membentuk jaringan komunikasi
dengan osteosit lain. Sebagian dari canaliculus terbuka langsung ke dalam
kanalis sentralis dari osteon dan rongga sumsum tulang belakang. Daerah-
daerah tulang yang kecil ireguler di antara osteon adalah Lamela interstisial
yang merupakan sisa osteon yang telah mengalami erosi atau remodeling.
Lamela sirkumferensial eksternal membentuk dinding luar tulang kompak dan
berjalan sejajar satu sama lain dan dengan sumbu panjang tulang. Dinding
internal tulang dilapisi oleh Lamela sirkumferensial internal yang terletak

28
diantara Lamela sirkumferensial interna dan eksternal. Pada tulang hidup
lakuna masing-masing osteon mengandung osteosit. Kanalis sentralis
mengandung jaringan ikat retikuler, pembuluh darah dan saraf. Batas antara
masing-masing osteon dipertegas oleh garis refraktil matriks tulang yang
mengalami modifikasi yang dinamai garis semen. Anastomosis antara kanalis
sentralis disebut kanalis perforans.
5. H3/120 Develoving Cartilage Bone
Tulang rawan (kartilago) ditandai dengan suatu matriks ekstrasel (ECM)
yang banyak mengandung glikosaminoglikan dan proteoglikan, yaitu
makromolekul yang berinteraksi dengan serat kolagen dan elastin. Variasi
komposisi komponen matriks ini menghasilkan tiga jenis tulang rawan, yang
beradaptasi dengan kebutuhan biomekanis setempat. Tulang rawan terdiri atas
sel-sel, yang disebut kondrosit (Yun. chondros, tulang rawan, + kytos, sel) dan
matriks ekstrasel luas, yang terdiri atas serat dan substansi dasar.

6. H3/140 Yellow Elastic Ligamen


Ligamen adalah jaringan berserat yang kuat dan tebal, tetapi elastis.
Jaringan ini mengandung kolagen dan bisa ditemukan pada bagian persendian,
karenanya Anda dapat menemukan jaringan ligamen di sekitar bahu,
pergelangan kaki, dan bagian persendian lainnya. Jaringan ligamen dibentuk
oleh sel berbentuk gelondongan yang dikenal sebagai fibrosit. Jaringan ini
juga memiliki komponen lain yang bertekstur seperti gel.
7. H4/20 Skeletal Muscle
Masing-masing serat otot memiliki banyak inti. Nukleus terletak di
perifer dan tepat di bawah sarkolema masing-masing serat otot. Setiap serat
otot rangka juga memperlihatkan pola seran lintang atau pola lurik yang
terlihat sebagai pita A dan pita I bergantian. Dengan pembesaran lebih kuat
dan pemeriksaan mikroskop elektron transmisi dapat dilihat lebih mendetail
pola seran lintang tersebut. Serat otot rangka tersusun dalam berkas-berkas
atau fasikulus yang dibungkus oleh serat jaringan ikat. Selubung jaringan ikat
di setiap fasikulus otot disebut perimisium. Dari masing-masing perimisium
terbentuk penyekat tipis Jaringan ikat yang masuk ke setiap fasikulus otot dan
membungkus setiap serat otot dengan suatu lapisan Jaringan ikat yang dinamai
endomisium. Pembuluh darah kecil dan kapiler terdapat di jaringan ikat di

29
sekitar masing-masing serat otot. Serat otot rangka yang terpotong secara
longitudinal memperlihatkan seran lintang terang dan gelap. Serat otot yang
terpotong transversal memperlihatkan potong lintang miofibril dan nukleus di
perifer.
8. H4/30 Smooth Muscle
Otot polos tersebar luas di tubuh dan terutama ditemukan lapisan organ
visceral berongga dan pembuluh darah. Di organ-organ saluran cerna, uterus,
ureter dan organ berongga lainnya. Otot polos berbentuk lapisan atau
lembaran lebar. Di dermis kulit, otot polos terlihat sebagai garis-garis kecil
yang terhubung dengan folikel rambut. Zonula adherens mengikat sel,
sementara taut celah menghasilkan pemasangan fungsional antara masing-
masing sel otot polos. Di bawah mikroskop cahaya, otot polos tampak sebagai
serat-serat memanjang dengan berkas-berkas langsing berbentuk fusiform
yang dinamai fasikulus. Serat otot juga kecil dan memiliki nukleus tunggal di
tengah. Jaringan ikat membungkus setiap serat otot dan lapisan otot. Di
pembuluh darah, serat otot polos tersusun dalam pola melingkar, sehingga
dapat mengontrol tekanan darah dengan mengubah diameter lumen. Di usus,
oto polos tersusun dalam lapisan-lapisan konsentrik mengelilingi organ.
Masing-masing serat otot polos mengandung filamen kontraksi aktin dan
miosin. Namun keduanya tidak tersusun dalam pola reguler dan seran lintang
seperti yang terlihat pada otot rangka dan jantung. Aktin dan miosin berjalan
secara oblik di seluruh sel dalam bentuk jajaring kisi-kisi yang saling
berpotongan dalam sarkoplasma. Karena distribusi elemen-elemen kontraktil
ini tak teratur serat otot otot terlihat polos atau tanpa seran lintang. Filamen
aktin melekat ke badan padat. Badan padat tersebar di seluruh sitoplasma atau
melekat pada sisi sitoplasma membran sel. Filamen intermediet dan aktin
melekat ke badan padat di sitoplasma dan badan padat di membran sel. Badan
padat juga mengandung aktinin dan protein aksesori diskus Z lainnya, dan
serupa dengan diskus Z otot seran lintang.
9. H4/40 Cardiac Muscle
Serat otot jantung berbentuk silindris. Serat-serat ini terutama terletak di
dinding dan Sekat jantung serta di dinding pembuluh darah besar yang
melekat pada jantung yaitu di aorta dan truncus pulmonalis. Serupa dengan
otot rangka, otot jantung memperlihatkan seran lintang karena susunan reguler

30
filamen aktin dan miosin di sarkomer. Pemeriksaan dengan mikroskop
elektron transisi memperlihatkan pita A, pita I, garis Z dan unit-unit sarkomer
berulang yang serupa. Namun, dibandingkan dengan otot rangka, serat otot
jantung memperlihatkan beberapa perbedaan penting. Otot jantung dibentuk
dengan penyatuan sel dari ujung ke ujung melalui taut yang dinamai diskus
interkalaris yang merupakan fitur pembeda pada otot jantung. Diskus yang
terwarnai pekat ini merupakan tempat perlekatan khusus yang melintasi sel-sel
jantung secara bertahap pada interval yang tak teratur. Sel otot jantung hanya
mempunyai satu atau dua nukleus letak sentral, ukuran lebih pendek daripada
otot rangka, dan percabangan.
10. H4/50 Muscle-Tendon Junction
Secara histologis, tendon terdiri dari jaringan ikat reguler yang padat.
Komponen seluler utama tendon adalah fibroblas khusus yang disebut tenosit.
Tenosit mensintesis matriks ekstraseluler tendon, berlimpah dalam serat
kolagen yang padat. Serat kolagen sejajar satu sama lain dan disusun menjadi
fasikula. Fasikula individu terikat oleh endotendineum, yang merupakan
jaringan ikat longgar yang halus yang mengandung fibril kolagen tipis dan
serat elastis. Kelompok fasikula dibatasi oleh epitenon, yang merupakan
selubungjaringan ikat padat tidak beraturan. Seluruh tendon tertutup oleh
fasia.

31
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf terdiri
dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang
berupa rangsang atau tanggapan. Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat
dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
Sistem saraf perifer terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar. Bagian
fungsional pada susunan saraf pusat adalah neuron akson sebagai penghubung dan
transmisi elektrik antar neuron, serta dikelilingi oleh sel glia yang menunjang secara
mekanik dan metabolik.

32
Sistem musculoskeletal merupakan salah satu system tubuh yang sangat berperan
terhadap fungsi pergerakan dan mobilitas seseorang. Komponen penununjang yang paling
dominan pada system ini adalah tulang. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan
yaitu untuk berkontraksi. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia.
Jaringan otot terdiri atas beberapa otot yaitu, otot lurik, otot jantung dan otot polos. Otot
lurik yang diletakkan ke tulang oleh tendon bertanggung jawab atas pergerakan tubuh
secara sadar. Otot jantung sel-selnya bercabang dan setiap ujung sel dihubungkan dengan
cakram berinterkalar, yang merelai sinyal dari satu sel ke sel yang lain dalam satu waktu
denyutan jantung. Otot polos berkontraksi lebih lambat dalam jangka waktu yang lama
dan dikontrol oleh saraf. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang
kerangka tubuh oleh tendon,dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan
kulit.

DAFTAR PUSTAKA

Mescher, Anthony. 2014. Histologi Dasar Junqueira Edisi 14. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Sherwood, L. 2020. Fisiologi Manusia: dari sel ke system Edisi 9. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Sobbota. 2013. Atlas Anatomi Manusia Edisi 23. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Tortora, Gerard J, dan Derrickson, Bryan. Dasar Anatomi & Fisiologi. Volume 2.
Edisi 13. Jakarta: EGC.

33
Victor, P,E. 2020. Atlas Histologi DiFiore dengan Korelasi Fungsional. Jakarta:
EGC

34

Anda mungkin juga menyukai