Anda di halaman 1dari 21

KEJANG DEMAM

4A
DEFINISI
• KEJANG :
– merupakan gangguan fungsi serebral yg bersifat sementara disebabkan oleh
pelepasan yang abnormal neuronal
– Kejadian paroksismal yg disebabkan o/ pelepasan abnormal yang berlebihan
o/ agresi neuron di SSP

• KEJANG DEMAM adalah:


– Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal >38 C)
tanpa adanya:
• Infeksi sistem saraf pusat (SSP)
• Gangguan elektrolit
• Gangguan metabolik
– Kejang disertai demam. pada bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk
kejang demam karna pada usia <1 bulan mudah terjadi gangguan elektrolit, gg.
Metabolik, infeksi, dan proses mielinisasi belum sempurna
EPIDEMIOLOGI
• Biasanya pada bayi >1 bulan
• Mayoritas usia 1,5 tahun (12-18 bulan)
• Pada bayi <1 bulan  bukan kejang demam  karna
pada bayi usia <1 bulan mudah terjadi gangguan
metabolik, gangguan elektrolit, infeksi, proses
mielinisasi belum sempurna
• Bayi usia <6 bulan atau >5tahun  bukan kejang
demam  biasanya penyebab lain kejang + demam
KEJANG DEMAM VS EPILEPSI
Kejang demam Epilepsi
• Demam (+) • Tidak disertai demam
• Habis kejang langsung • Bangkitan biasanya 2x
bangun (nangis) dalam setahun
• Adanya trauma /
gg.elektrolit /gg.
Metabolik
• Ada penurunan kesadaran
FAKTOR RISIKO
a. Demam
o Akibat :
 Infeksi saluran pernapasan
 Infeksi saluran pencernaan
 Infeksi saluran kemih
 Roseola infantum  kondisi akibat infeksi virus, akibat virus herpes dgn gejala ruam kulit
 Pasca imunisasi  MMR (morbilinya bikin demam), kalo BCG demam berarti nyuntiknya IM
harusnya intrakutan
o Derajat demam:
 75% dari anak dengan demam ≥39 C (suhu rectal)  38,5 C (suhu axilla)
 25% dari anak dengan demam > 40 C
b. Usia
1. Umumnya tjd pada usia 6 bln -6thn
2. Puncak tertinggi pada usia 17-23 bulan
3. Kejang demam sebelum 5-6 bln mungkin disebabkan oleh infeksi SSP
4. Kejang demam diatas umur 6 tahun, perlu dipertimbangkan febrile seizure plus (FST)
c. Gen
1. Resiko meningkat 2-3x bila saudara kejang demam
2. Risiko meningkat 5% bila orangtua menderita kejang demam
KLASIFIKASI
KEJANG DEMAM

SEDERHANA KOMPLEKS

1. Kejang generalisata
2. Durasi <15 menit 1. Kejang fokal
3. Kejang tidak disebabkan oleh adanya 2. Durasi >15 menit
meningitis, encephalitis tau penyakit 3. Kejang berulang dalam 24 jam 
yang berhubungan dengan gangguan kejang 2x atau lebih dalam 1 hari,
di otak diantaranya anak sadar
4. Kejang tidak berulang dalam 24 jam
Keluhan utama
ANAMNESIS adalah KEJANG

Anamnesis dimulai dari riwayat perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang


• Cari faktor pencetus (demam, diare, otitis) atau penyebab kejang (demam, usia, gen)
• Durasi ?
• Frekuensi?
• Jenis?
• Suhu sebelum dan saat kejang?
• Umumnya kejang demam pada anak dan berlangsung pada permulaan demam akut, berupa
serangan kejang klonik umum atau tonik klonik, singkat dan tidak ada tanda-tanda neurologis
post iktal
• Biasanya demam baru 1 hari dan suhu langsung meningkat 39 C (suhu rectal) 38,5 C (suhu
axilla)
• Riwayat kejang sebelumnya, kondisi medis yang berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala
infeksi, keluhan neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang
PEMERIKSAAN FISIK
• Kesadarannya gimana? bila terjadi penurunan kesadaran
diperlukan px. Lanjutan u/ cari fx. Penyebab
• Tanda-tanda vital : suhu tubuh demam
• Mencari tanda-tanda trauma akut kepala dan adanya kelainan
sistemik
• Terpapar zat toksik
• Infeksi atau adanya kelainan neurologis fokal
– Ada apa enggak tanda ransang meningeal (kaku kuduk, laseque,
kernig)
– Peningkatan tekanan intrakranial
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• u/ menentukan faktor penyebab dan komplikasi kejang pada anak
a. Laboratorium darah  dianjurkan pada pasien dengan kejang pertama
(gula darah, hitung jenis, elektrolit)
b. Px. Urin  ditakutkan ISK, pada pasien yng tidak memiliki kecurigaan fokus
infeksi
c. Px. Lumbal pungsi  gold standar u/ mengetahui infeksi intrakranial
• Indikasi :
– Terdapat tanda dan gangguan ransang meningeal (meningeal sign (+))
– Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP berdasarkan anamnesis dan px fisik
– Dipertimbangkan pd bayi usia 6-12 bulan yang belum mendapat imunisasi HIB atau
pneumokokus atau yang riwayat imunisasinya tidak jelas
– dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai demam yang sebelumnya telah
mendapat antibiotik  mengaburkan tanda dan gejala meningitis
• Bayi <12 bulan : sangat dianjurkan
• Bayi 12-18 bulan : dianjurkan
• Bayi >18 bulan : tidak rutin
d. Elektroensefalografi  kejang demam kompleks pada usia >6 tahun
e. pencitraan
PENATALAKSANAAN
• Antipiretik
– Parasetamol (asetaminofen)
• 10-15 mg/kgBB/kali, diberikan 4x sehari (max 5x)
• Mempunyai efek antipiretik, analgesik, anti inflamasi
• Cara kerja : menghilangkan/ mengurangi nyeri ringan-sedang, menurunkan suhu tubuh, menghambat
biosintesis PG yang lemah
• ESO :nefropati analgesik, reaksi alergi (eritema, urtikaria)
• Sediaan : 500 mg
– atau ibuprofen 5-10mg/kgBB/x diberikan 3-4x sehari
• NSAID  menghambat enzim COX yang membantu pembentukan PG
• Anti kejang (prehospital) u/ menurunkan risiko kejang berulang
– Diazepam per rectal / supositoria (gol. Benzodiazepin):
• 5 mg sup bila BB < 10 kg  kalo sekarang ada literature yg bilang BB<12 kg
• 10 mg sup bila BB> 10 Kg
Max 2x, jarak 5 menit
ESO : depresi SSP
PATOFISIOLOGI
Fx usia R. Keluarga Fx demam

Akibat ISPA/ mikroorganisme


Usia 1 thn pernah R. Genetik dari ayah
mengalami kejang   GABA↓ 
otak belum matang Inhibisi↓ Rx. Inflamasi aktivasi fosfolipid  met. AA
(perkembangan/devel
prostaglandin  ↑set point hipotalamus  demam
opment window)
 met. Basal me↑  butuh ATP  kebutuhan o2 &
Tidak terjadi repolarisasi nutrisi↑  hipoksia jar otak otak kurang energi 
Kadar CRH gg. Fungsi normal pompa Na & K ↑permeabilitas
(corticotropin releasing membran terhadap ion Na & K
hormone) meningkat di Depolarisasi berlebih
hipokampus)  potensi Na+ banyak didalam intra sel  depolarisasi terus
 prokonvulsan menerus

Bangkitan kejang

KEJANG TONUS OTOT↑↑


PATOFISIOLOGI
KEJANG TONUS OTOT ↑↑

Aktivasi kanal Berlangsung Ekstremitas Otot mata


k+ & Cl - lama

Metabolisme di Tangan & kaki Mata mendelik


Repolarisasi ke atas
otak↑↑ kaku

Kejang Iskemia neuron


berhenti

hipoksia

Kerusakan sel
neuron
ANTI KONVULSIF
• Untuk menurunkan resiko kejang
– Diazepam
• Gol. Benzodiazepin
• Mekanisme kerja : menduduki neuron GABA sebagai mediator SSP
(repolarisasi)  mempengaruhi pembukaan kanal Cl-  sel sulit
tereksitasi
• ESO : sedasi, halusinasi, mual, muntah
• Indikasi : anti anxietas, insomnia
• Dosis :
– Rectal :
» BB<12 kg  5 mg
» BB>12kg  10 mg
– Oral : 0,3 mg/kgBB
– IV : 0,3 – 0,5 mg/kgBB  kecepatan :1-2 mg/menit
• Sediaan : tab (5mg, 10 mg), ampul (5mg), supositoria (5mg)
ANTI KONVULSIF
– Fenitoin (gol.hidantoid)
• Mek.kerja : menggiatkan pompa Na & K mengubah neurotransmittera asetil
kolin & GABA  menghambat perjalanan ransang dari fokus ke bagian lain di
otak
• Indikasi : epilepsi, kejang tonik klonik
• ESO : mual, muntah, nistagmus
• Dosis : IV : 10-20 mg/kgBB/x dengan kecepatan 1 mg/kali/menit
– Fenobarbital (golongan barbiturat)
• Mek.kerja : menghambat sinaps melalui kerja pada reseptor GABA
• Indikasi : kejang, kejang demam pada anak, epilepsi
• ESO : sedasi, alergi
• Dosis : 3-4 mg/kgBB /hari
– 20mg/kgBB  untuk kejang demam
INDIKASI RAWAT
• Kejang demam kompleks
• Hiperpireksia
• Usia dibawah 6 bulan
• Kejang demam pertamakali
• Terdapat kelainan neurologis
KONSELING DAN EDUKASI
• Faktor risiko berkulangnya kejang demam adalah :
– Riwayat kejang demam dalam keluarga
– Usia kurang dari 12 bulan
– Temperatur yang rendah saat kejang
– Interval waktu yang pendek antara kejang dan demam
• Faktor resiko kemungkinan menjadi epilepsi adalah:
– Gangguan neurodevelopmental yang jelas sebelum kejang
pertama
– Kejang demam kompleks
– Riwayat epilepsi dalam keluarga
• Kriteria rujukan
– Apabila kejang tidak membaik setelah diberikan obat
anti konvulsi
– Apabila kejang demam sering berulang disarankan
EEG
• Sarana prasarana
– Tabung O2
– Diazepam perektal
NON FARMAKOLOGI
• Edukasi
– Meyakinkan bahwa kejang demam punya
prognosis baik
– Memberitahu cara penanganan kejang
– Memberikan informasi mengenai kejang kembali
– Pemberian obat untuk cegah rekurensi
KOMPLIKASI
• epilepsi
PROGNOSIS
• Umumnya dubia ad bonam, namun sangat
bergantung dari kondisi pasien saat tiba, ada/
tidaknya komplikasi dan pengobatannya

Anda mungkin juga menyukai