(2)
DEFINISI
• Trauma pada tulang belakang yang
menyebabkan lesi di medula spinalis shg
menimbulkan gg neurologis, dpt
menyebabkan kecacatan/kematian
• Trauma langsung/ tidak langsung pd medula
spinalis yg menyebabkan kerusakan medula
spinalis
EPIDEMIOLOGI
• Keadaan darurat neurologi
• Mortalitas sekitar 48% dlm 24 jam pertama
• 80% menginggal di TKP (trauma servikal)
ETIOPATOGENESIS
1. Fraktur/dislokasi vetebra menekan medula
spinalis
2. Luka penetrasi/tembus
3. Perdarahan epidural/subdural penekanan
pada radiks saraf nyeri progresif & paresis
4. Trauma tdk langsung (kompresi vetebra)
5. Trauma intramedular / kontusio
GEJALA KLINIS
• Apabila medula spinalis trauma gg sebagai
berikut
1. Hilangnya gerakan volunteer pada bagian tubuh
dibawah lesi
2. Hilangnya sensasi pada bagian tubuh setinggi lesi
3. Terganggunya refleks dari semua segmen medula
spinalis yg mengalami cedera
4. Gg sistem saraf otonom miksi, defekasi, fx
seksual, berkeringat
KLASIFIKASI
• ASIA ( American Spinal Injury Association)
• Klasifikasi tingkat keparahan trauma medula spinalis dpt ditegakkan 72
jam -7 hari setelah trauma
– Grade A tipe komplit
• Gg medula spinalis, tidak ada fungsi motorik dan sensorik sampai S4-S5
– Grade B tipe inkomplit
• Gg medula spinalis, fx sensorik masih baik tapi motorik terganggu sampai segmen sakral
S4-S5
– Grade C tipe inkomplit
• Gg medula spinalis, fx motorik terganggu dibawah level, tapi otot-otot motorik masih
punya kekuatan <3
– Grade D tipe inkomplit
• Gg medula spinalis, fx motorik terganggu dibawah level, tapi otot-otot motorik masih
punya kekuatan > 3
– Grade E normal
• Fx. Sensorik dan motorik normal
DIAGNOSIS
• Anamnesa
– Ada/tidaknya nyeri
– Gg fx sensorik & motorik yang dialami
– Gg miksi, defekasi & fx seksual
• Px fisik GCS & ABC
• Px neurologis (sensorik, motorik)
• Refleks fisiologis & patologis
• Px penunjang
– Lab darah lengkap
– Radiologi : foto vetebra AP/ Lateral sesuai letak lesi
– CT SCAN/MRI
PENATALAKSANAAN
• Pre hospital (di tempat kejadian)
– Stabilisasi manual
– Imobilisasi dengan membatasi fleksi & gerakan
lain
– Penanganan imobilitas vetebrae dgn neck collar &
vetebral brace
PENATALAKSANAAN
• UGD
– Stabilisasi ABCD
• Airway bebaskan jalan napas
• Breathing pola respirasi, saturasi o2
• Circulation atasi/hindari syok (hipovolemik,
neurogenik)
• Disability
PENATALAKSANAAN
• Disability
– Pemasangan kateter voley b/f u/ memonitor hasil urin,
mencegah retensi urin
– Pemasangan NGT b/f u/ memberi nutrisi
– Jika terdapat fraktur/ dislokasi kolumna vetebra
» Servikal pasang fiksasi leher (collar neck)
» Toracal fiksasi dengan toracal lumbal neck
» Lumbal fiksasi dengan korset lumbal
– Pemberian kortikosteroid
PENATALAKSANAAN
• Pemberian kortikosteroid
– Diagnosis ditegakkan <3 jam
» Metilprednisolon 30mg/kgBB bolum 10 slm 15 mnt ditunggu
sampe 45 mnt selanjutnya diberikan infus metil
prednisolon terus menerus slm 23 jam dgn dosis 5,4
mg/kgBB/jam
– Diagnosis ditegakkan 3-8 jam
» Pemberian metilprednisolon sama dengan diagnosis <3jam,
pemberian infus dilanjutkan 47 jam
– Diagnosis ditegakkan >8 jam
» Tidak dianjurkan pemberian kortikosteroid
PENATALAKSANAAN
• Ruang Inap
– Pemeriksaan tanda vital
– Farmakologi (pemberian metilprednisolon
analgesik, antibiotik(infeksi)
– Perubahan posisi secara berkala untuk
pencegahan ulkus dekubitus
– Pemberian antioksidan spt vit C& E
PENATALAKSANAAN
• Indikasi operasi
– Ada fraktur/ patahan tulang menekan medula
spinalis
– Adanya herniasi diskus intervetebra yg menekan
medula spinalis
– Gambaran neurologis progresif memburuk
PROGNOSIS
• DUBIA
PATOFISIOLOGI
Pasien tergelincir
robek
M. Intercostalis disfungsi
Kerusakan jalur
simpatis yg desenden Plexus bracialis Plexus lumbalis Plexus sacralis
(C5 – T1) (L1 – L4) (L4 – S2)
Depresi pernapasan
Vasodilatasi Kehilangan
Ekst superior Ekst inferior RR 12x/mnt
pemb. Darah persarafan
viseral & ekst. simpatis pada
bwh jantung
Tdk dpt merasakan dan
menggerakkan 4 anggota gerak Pernapasan
Hipotensi Bradikardi abdomen
N. Phrenicus (C3,
Neurogenik M. diafragma
L5) masih berfungsi
syok