Anda di halaman 1dari 7

Definisi Club footed dan rotasi tulang phalanx 3

Pada kuku kuda normal, posisi os phalanx III membentuk sudut yang sejajar dengan
paries ungulae. Namun pada kondisi tertentu, os phalanx III dapat mengalami rotasi, yaitu
tertariknya os phalanx III ke caudal, sehingga tidak terbentuk sudut yang sejajar antara facies
dorsalis dengan paries ungulae. Penanganan rotasi os phalanx III tergantung keparahan rotasi
dan dislokasinya.
Club foot pada kuda merupakan suatu abnormalitas pada kuku yang terjadi saat coffin
joint pada hoof terflexio dan tidak bisa di extensio dengan baik. Kuku kuda normal berkisar
sudut hoof 50o sedangkan kuda yang mengalami club foot memiliki sudutu lebih besar dari 60 o
bahkan dapat mencapai lebih dari 90o.

Kausa Club footed dan Rotasi tulang phalanx 3


Kausa Rotasi os phalanx III
Rotasi os phalanx III pada kuda dapat disebabkan oleh abnormalitas bentuk kuku.
Menurut Dyce et al (1996) facies dorsalis os phaalanx III yang normal lurus dari atas ke bawah
mengikuti bentuk paries ungulae, crista semilunaris sedikit menonjol, dan ujung distalnya
mempunyai tepi yang tajam berbentuk setengah lingkaran. Rotasi os phalanx III dapat ditentukan
dengan mengukur sudut antara facies dorsalis dari os phalanx III dengan paries ungulae. Dalam
keadaan normal, facies dorsalis os phalanx III sejajar dengan paries ungulae. Rotasi os phalanx
III dapat disebabkan karena ketidakseimbangan bidang tumpu pada kuku, sehingga os phalanx
III mendapatkan tekanan berlebihan terutama bagian ujung distal. Dalam waktu yang lama,
bagian ini melengkung ke arah cranial dan menyebabkan facies dorsalis menjadi konkaf.
Rotasi os phalanx III juga disebabkan oleh laminitis kronis yang dicirikan dengan adanya
perubahan bentuk kuku. Solea ungulae menjadi konveks dan paries ungulae bagian toe menjadi
lebih konkaf, cenderung horizontal dengan heel lebih tegak. Menurut Kelly (1984) kondisi
seperti ini menyebabkan lemahnya pertautan os phalanx III dengan paries ungulae sehingga
terjadi rotasi os phalanx III. Laminitis kronis juga menyebabkan m. flexor digitalis profundus
menarik os phalanx III secara berlebihan sehingga terjadi rotasi. Jika kondisi seperti ini terus
berlanjut dapat menyebabkan fraktura os phalanx III, perubahan bidang tumpu yang tidak rata
sehingga terjadi fever rings pada paries ungulae dan perubahan bentuk kuku menjadi kuku umbi
( Brown dan Bertone 2005).

Kausa Club Foot


Club foot merupakan kelainan yang disebabkan karena adanya pemendekan tendon dan
otot unit fleksor digital yang dalam atau Deep Digital Flexor Tendon (DDFT) (Susan dan
Christina 2018). Penyebab dari penyakit ini beragam, bila hanya salah satu kaki saja yang
bermasalah maka kemungkinan penyebabnya adalah adanya perlukaan. Bila kedua kaki yang
bermasalah maka kemungkinan penyebabnya ada dua dapat karena defisiensi nutrisi dan bawaan
lahir.
Nyeri akibat kepincangan sekunder hingga primer dapat menyebabkan
ketidakseimbangan beban pada kaki, peninggian heels, dan berkembangnya club foot. Trauma
parah pada DDFT atau oto-otot terkait juga diketahui menyebabkan kontraksi tendon akibat
deposisi jaringan fibrosa. Deformitas flexural dari distal interphalangeal joint (DIP) pada kuda
muda dianggap sebagai kelainan perkembangan yang dapat menyebabkan club foot, disebut juga
sebagai unkown cause. Kegagalan tendon dan ligament untuk berkembang pada tingkat yang
sama dengan tulang serta perbedaan antara pertumbuhan tulang dan kapasitas untuk
memperpanjang check ligament merupakan teori yang memungkinkan terjadinya hal tersebut
(Baxter GM 2011).

Symptoms Club Footed dan Rotasi tulang phalanx 3


A. Club foot
1. Penampilan tubular yang lurus, terdapat sedikit ekspansi kapsul kuku memberikan
penampilan seperti klub.
2. Sudut tekukan 90◦ pada distal interphalangeal joint. Pada kasus lanjut, disertai osteosis
dan kerusakan bagian dinding kuku.
3. Secara klasik besar sudut bidang tumpuan kuku dengan tanah clubfoot adalah > 60◦ yang
dikelompokan menjadi ≤ 90◦ dan >90◦.
4. Penampilan kaki yang tegak dikombinasikan dengan ketidakmampuan heel untuk
menyentuh tanah.
5. Deformitas unilateral dan bilateral sendi interphalangeal distal.
6. Terjadi perubahan konformasi kuku.
7. Anak kuda mengalami masalah saat mencoba berdiri, ambulasi dan dalam perawatan
tanpa bantuan.
Sistem klasifikasi menunjuk empat tingkat clubfoot, yaitu :
1. Club foot kelas 1 memiliki hoof axis 3 ° hingga 5 °, lebih besar dari kaki kontralateral.
2. Club foot kelas 2 memiliki hoof axis 5 ° hingga 8 ° lebih besar dari kaki kontralateral. Hoof
pastern axis curam dan sedikit rusak, cincin pertumbuhan kuku lebih lebar di bagian heel
daripada di ujung kaki, dinding kuku berlebih dari heel, heel mungkin tidak menyentuh tanah
3. Club foot kelas 3 kelainan bentuknya lebih parah, hoof pastern axis rusak dan dinding dorsal
kuku sedikit cekung. Cincin pertumbuhan dua kali lipat selebar heel seperti pada ujung jari
kaki. Secara radiografi, ada demineralisasi dan pembungkaman di sepanjang bagian apeks
phalanx distal.
4. Club foot kelas 4 memiliki kuku dorsal yang cekung dinding, dan tinggi pita koroner di heel
adalah sama dengan yang ada di ujung kaki. Perubahan radiografi meliputi pembulatan
phalanx distal karena demineralisasi yang luas, dan rotasi dapat terjadi.

B. Rotasi Os phalanx 3
1. Terjadi perubahan konformasi kuku
2. Terjadi kepincangan pada kuda
3. terbatasnya aktifitas karena sakit
4. kuda menunjukkan gelisah dan strees
Prognosis Rotasi Os Phalanx 3
Menurut James et al. (2010) mengemukakan bahwa prognosis terhadap kasus laminitis dapat
dihubungkan dengan tingkat keparahan dan perubahan sudut dari distal phalanx (os phalanx III),
jika tidak disertai dengan kontrol menggunakan obat-obatan dan pelindung pada kaki prognosis
buruk (infausta). Apabila kejadian laminitis disertai dengan rotasi os phalanx III sebesar 5° atau
kurang prognosis baik (fausta) selama terapi yang tepat. Akan tetapi, kejadian laminitis yang
disertai dengan menembusnya os phalanx III ke telapak kaki (sole) prognosis buruk (infausta).
Terdapat beberapa kriteria prognosis :
1. Perpindahan letak os phalanx III prognosis dapat menjadi baik sampai buruk (fausta -
infausta).
2. Kuda dengan peningkatan jarak antara os phalanx III dan dinding kuku bagian dorsal
dengan atau tidak disertai rotasi os phalanx III, sering memberikan kesembuhan yang
nyata.
3. Kuda dengan lebih dari 15° rotasi dan disertai dengan perpindahan os phalanx III dan
hampir menembus sole selama 4-6 minggu prognosis buruk (infausta).

Prognosis Clubfoot
Menurut Fadila et al. (2017) pada kasus clubfoot ligamen-ligamen pada sisi lateral dan medial
ankle serta sendi tarsal sangat tebal dan kaku, yang dengan kuat menahan kaki pada posisi
equines dan membuat navicular dan calcaneus dalam posisi adduksi dan inversi. Kuda dengan
clubfoot ringan sampai sedang apabila diberi perawatan yang baok memiliki hasil yang baik.
Perawatan yang dini mengarah pada prognosis yang lebih baik. Kuda yang dirawat sebelum
berusia enam bulan, memiliki tingkat keberhasilan yang jauh lebih tinggi. Pada kasus yang
parah, kuda yang terlambat ditangani cenderung mengalami lebih banyak nyeri pada sendi dan
cacat kuku karena konformasi dari kuku.

Terapi
Rotasi os phalanx III

1. Destomy ligament accessorius tendon flexor digitalis profundus berfungsi memperpanjang


unit musculo-tendinous flexor digitalis profundus dan penataan kembali bagian axial tulang-
tulang phalanx. Prosedur ini dindikasikan untuk rotasi os phalanx III akibat laminitis kronis
yang sudah tidak responsif terhadap treatment non-invasive seperti trimming dan corrective
shoeing. Prosedur bedah ini dapat dilakukan dengan menggunakan anestesia umum dengan
dorsal/lateral rekumbensi atau anestesi lokal high 4-point nerve block dengan keadaan kuda
berdiri. Lokasi bedah berada di proximal metacarpal ketiga.

Teknik prosedur:
Insisi sebesar 1-1.5 cm dilakukan di proximal os metacarpal III, lateral dari ligamen
accessorium. Forceps Kelly atau Crille dimasukkan di antara insisi dan bagian dorsal dari
ligamen accessorium dan bagian parmal dari ligamen suspesorium, untuk memisahkan fascia di
antara ketiganya. Forceps curved Kelly atau Crile dimasukkan diantara bagian palmar dari
ligamen accessorium dan dorsal dari tendon flexor digitalis profundus. Forceps yang terletak
palmar dari ligamen accessorium dibalik untuk menarik ligamen accessorum keluar dari insisi
dengan menggunakan kedua forceps. Ligamen accessorium dipotong. Jaringan subkutan dan
insisi pada kulit dijahit kembali dan dipakaikan wound dressing dan bandage.

Post operasi:
Dapat dilakukan hand-walking dan compression bandaging selama 1 bulan. Kuda baru boleh
dimasukkan ke dalam paddock kecil selama 6 minggu, paddock besar selama 3 bulan. Kuda
baru boleh bekerja atau berlatih 6 bulan post operasi, setelah ligamen sembuh dari hasil operasi.
(Tnibar et al. 2010)
2. Terapi bedah (Tenotomy tendo m. flexor digitorum profundus) dan post bedah pada kasus
Rotasi os phalanx III
Surgery Procedure
Sebelum operasi kuda dianestesi dengan detomidine HCl (0,02 mg / kg, IV), dan blok
syaraf sesamoid abaxial dilakukan dengan menyuntikkan 3 ml mepivacaine HCl ke setiap
syaraf digital palmar. Kulit dijepit dan disiapkan secara aseptik dengan 2% chlorhexidine
diasetate..
Sayatan dibuat 1 cm di antara cabang lateral superficial digital flexor tendon dan tendon
deep digital flexor. Setelah kulit tersayat, dilanjutkan dengan penyayatan fascia otot.
Menggunakan Kelly hemostatic forcep dilakukan diseksi tumpul untuk memasuki sarung flexor
tendon. Akan terlihat tendo m. flexor digitalis profundus. Biasanya tendo tersebut berada di
profundal tendo m. flexor digitalis superficialis. Setelah kulit dan fascia berhasil
dipreparir, tendo m. flexor digitalis profundus dikeluarkan dan dikuakkan dengan bantuan tang
arteri ujung bengkok. Pemotongan dilakukan pada dua bagian tendon, kemudian potongan
tendon tersebut diangkat. Sayatan ditutup dengan 2-0 polipropilen dan dijahit pada kulit dengan
menggunakan pola jahitan yang terputus. Lalu ditutup dengan kasaa dan perban.

Medical Management
Antibiotik peri operatif diberikan dalam bentuk prokain penisilin G (22.000 IU / Kg, q
12 jam, IM selama 24 jam) dan gentamisin sulfat (6,6 mg / kg, IV sebelum operasi). Terapi anti
inflamasi / analgesik peri operatif terdiri dari fenilbutazon (2,2 mg / kg, q 12 jam, IV 72 jam
dan kemudian 24 jam, IV selama 72 jam) perban diganti 48 jam setelah operasi dan pada
interval 48 jam sampai jahitan dilepaskan setelah 14 hari.

Post Operatif
Dilakukan pemeriksaan radiografi.
(Waguespack dan Caldwell 2009)

3. Desmotomy club footed


Intervensi bedah diindikasikan pada anak kuda yang tidak responsif terhadap metode
pengobatan konservatif. Desmotomi ligamentum aksesori dari club foot adalah prosedur yang
biasa dilakukan untuk kuda yang membutuhkan koreksi kelainan bentuk sendi interphalangeal
distal. Banyak faktor yang harus diperhitungkan dan setiap kasus. Biasanya tindakan
desmotomy dilakukan pada club foot stage I, saat sudut kaki dengan lantai diatas normal tetapi
<90o dan juga dapat di aplikasikan pada stage II, yaitu sudut antara kuku dan lantai 90o – 115o.
Pendekatan bedah untuk teknik desmotomi ligamen aksesori club foot secara langsung
di atas ligamen aksesori club foot pada sisi medial atau lateral dari metacarpal dengan kuda
yang diposisikan dalam posisi telentang lateral untuk prosedur unilateral, atau posisi telentang
punggung untuk kasus bilateral. Sayatan 5 cm dibuat di atas club foot, berpusat di
persimpangan sepertiga proksimal dan tengah metacarpus. Jaringan subkutan dipisahkan secara
blak-blakan untuk mengidentifikasi pemisahan antara club foot dan ligamen asesorisnya.
Sayatan melalui serat yang menutupi pertemuan ligamen dan tendon mungkin diperlukan untuk
mengidentifikasi pemisahan. Hemostat kurva digunakan untuk fiksasi ligamen dengan
melewatkannya di antara ligamen dan tendon, dan dengan demikian memasuki bagian distal
selubung fleksor karpal, dan kemudian secara dorsal antara ligamentum aksesori dan
ligamentum suspensori. Ligament aksesori kemudian diidentifikasi secara positif dan diekstrusi
dari sayatan. Ligamentum kemudian dipotong dengan tajam dengan tidak merusak bundel
neurovaskular yang berdekatan. Buang sebagian ligament. Sayatan ditutup secara rutin dalam 2
lapisan (pola kontinyu yang dapat diserap pada lapisan paratenon / subkutan, dan kulit
intradermal)
Prinsip-prinsip bedah yang baik dan diseksi instrumen halus diperlukan untuk
mengurangi bekas luka. Lakukan pembalutan pada luka selama 4 hingga 6 minggu untuk
membantu meminimalkan noda di area bedah. Anak kuda diberikan latihan terkontrol selama 2
minggu, setelah itu boleh digembalakan, dengan asumsi penyembuhan bedah pasca operasi
normal dan tidak ada tendonitis fleksor digital yang dalam.Komplikasi dari prosedur ini adalah
pembengkakan yang berlebihan, dan infeksi yang dapat mengakibatkan perkembangan bekas
luka yang buruk.

Sumber :
Caldwell FJ. 2017. Flexural deformity of the distal interphalangeal joint. Veterinary Clinics of
North America: Equine Practice. 33(2): 315-330

Terapi bedah (Tenotomy tendo m. flexor digitorum profundus) dan post bedah pada
kasus club footed

Surgery Procedure
Sebelum operasi kuda dianestesi dengan detomidine HCl (0,02 mg / kg, IV), dan blok
syaraf sesamoid abaxial dilakukan dengan menyuntikkan 3 ml mepivacaine HCl ke setiap
syaraf digital palmar. Kulit dijepit dan disiapkan secara aseptik dengan 2% chlorhexidine
diasetate..
Sayatan dibuat 1 cm di antara cabang lateral superficial digital flexor tendon dan tendon
deep digital flexor. Setelah kulit tersayat, dilanjutkan dengan penyayatan fascia otot.
Menggunakan Kelly hemostatic forcep dilakukan diseksi tumpul untuk memasuki sarung flexor
tendon. Akan terlihat tendo m. flexor digitalis profundus. Biasanya tendo tersebut berada di
profundal tendo m. flexor digitalis superficialis. Setelah kulit dan fascia berhasil
dipreparir, tendo m. flexor digitalis profundus dikeluarkan dan dikuakkan dengan bantuan tang
arteri ujung bengkok. Pemotongan dilakukan pada dua bagian tendon, kemudian potongan
tendon tersebut diangkat. Sayatan ditutup dengan 2-0 polipropilen dan dijahit pada kulit dengan
menggunakan pola jahitan yang terputus. Lalu ditutup dengan kasaa dan perban.

Medical Management
Antibiotik peri operatif diberikan dalam bentuk prokain penisilin G (22.000 IU / Kg, q
12 jam, IM selama 24 jam) dan gentamisin sulfat (6,6 mg / kg, IV sebelum operasi). Terapi anti
inflamasi / analgesik peri operatif terdiri dari fenilbutazon (2,2 mg / kg, q 12 jam, IV 72 jam
dan kemudian 24 jam, IV selama 72 jam) perban diganti 48 jam setelah operasi dan pada
interval 48 jam sampai jahitan dilepaskan setelah 14 hari.
Post Operatif
Dilakukan pemeriksaan radiografi.

Source : Waguespack Wr and Caldwell. 2009. How to Perform a Modified Standing Deep
Digital Flexor Tenotomy at the Level of the Proximal Interphalangeal Joint [AAEP
Proceedings] (55) : 230-237.

Daftar Pustaka
Baxter GM. 2011. Manual of Equine Lameness. Oxford (UK): Wiley-Blackwell.

Brown CM dan Bertone JJ. 2005. The 5-Minute Veterinary Clinical Diagnosis Equine. Iowa
(US): Blackwell.

Dyce KM, Sack WO, Wensing CJG. 1996. Textbook of Veterinary Anatomy edisi ke-2.
Philadephia: WB Saunders Company.

Fadila A, Putri G T, Sitompul E M. 2017. Tatalaksana congenital talipes equino varus (ctev)
pada anak usia 6 bulan. Medula. 7(4):64-68

Hunt R J. 2012. Management of Clubfoot in Horses: Foals to Adults. AAEP PROCEEDINGS. 58


: 157-163

James AO, Corrina SP, Linda C, Gary S. 2010. Prognostic indicators of poor outcome in horses
with laminitis at a tertiary care hospital. Can Vet J. 51:623-628.

Kelly WR. 1984. Veterinary Clinical Diagnosis edisi ke-3. England: Bailliere Tindall.

Susan K, Christina C. 2018. The Essential of Hoof. Shrewsbury (UK): Quiller Publishing.

Tnibar A, Christophersen MT, Lindegaard C. 2010. Minimally invasive desmotomy of the


accessory ligament of the deep digital flexor tendon in horses. Equine Veterinary
Education. 22(3): 141–145.

Waguespack Wr and Caldwell. 2009. How to Perform a Modified Standing Deep Digital Flexor
Tenotomy at the Level of the Proximal Interphalangeal Joint [AAEP Proceedings] (55) :
230-237.

Anda mungkin juga menyukai