Pada kuku kuda normal, posisi os phalanx III membentuk sudut yang sejajar dengan
paries ungulae. Namun pada kondisi tertentu, os phalanx III dapat mengalami rotasi, yaitu
tertariknya os phalanx III ke caudal, sehingga tidak terbentuk sudut yang sejajar antara facies
dorsalis dengan paries ungulae. Penanganan rotasi os phalanx III tergantung keparahan rotasi
dan dislokasinya.
Club foot pada kuda merupakan suatu abnormalitas pada kuku yang terjadi saat coffin
joint pada hoof terflexio dan tidak bisa di extensio dengan baik. Kuku kuda normal berkisar
sudut hoof 50o sedangkan kuda yang mengalami club foot memiliki sudutu lebih besar dari 60 o
bahkan dapat mencapai lebih dari 90o.
B. Rotasi Os phalanx 3
1. Terjadi perubahan konformasi kuku
2. Terjadi kepincangan pada kuda
3. terbatasnya aktifitas karena sakit
4. kuda menunjukkan gelisah dan strees
Prognosis Rotasi Os Phalanx 3
Menurut James et al. (2010) mengemukakan bahwa prognosis terhadap kasus laminitis dapat
dihubungkan dengan tingkat keparahan dan perubahan sudut dari distal phalanx (os phalanx III),
jika tidak disertai dengan kontrol menggunakan obat-obatan dan pelindung pada kaki prognosis
buruk (infausta). Apabila kejadian laminitis disertai dengan rotasi os phalanx III sebesar 5° atau
kurang prognosis baik (fausta) selama terapi yang tepat. Akan tetapi, kejadian laminitis yang
disertai dengan menembusnya os phalanx III ke telapak kaki (sole) prognosis buruk (infausta).
Terdapat beberapa kriteria prognosis :
1. Perpindahan letak os phalanx III prognosis dapat menjadi baik sampai buruk (fausta -
infausta).
2. Kuda dengan peningkatan jarak antara os phalanx III dan dinding kuku bagian dorsal
dengan atau tidak disertai rotasi os phalanx III, sering memberikan kesembuhan yang
nyata.
3. Kuda dengan lebih dari 15° rotasi dan disertai dengan perpindahan os phalanx III dan
hampir menembus sole selama 4-6 minggu prognosis buruk (infausta).
Prognosis Clubfoot
Menurut Fadila et al. (2017) pada kasus clubfoot ligamen-ligamen pada sisi lateral dan medial
ankle serta sendi tarsal sangat tebal dan kaku, yang dengan kuat menahan kaki pada posisi
equines dan membuat navicular dan calcaneus dalam posisi adduksi dan inversi. Kuda dengan
clubfoot ringan sampai sedang apabila diberi perawatan yang baok memiliki hasil yang baik.
Perawatan yang dini mengarah pada prognosis yang lebih baik. Kuda yang dirawat sebelum
berusia enam bulan, memiliki tingkat keberhasilan yang jauh lebih tinggi. Pada kasus yang
parah, kuda yang terlambat ditangani cenderung mengalami lebih banyak nyeri pada sendi dan
cacat kuku karena konformasi dari kuku.
Terapi
Rotasi os phalanx III
Teknik prosedur:
Insisi sebesar 1-1.5 cm dilakukan di proximal os metacarpal III, lateral dari ligamen
accessorium. Forceps Kelly atau Crille dimasukkan di antara insisi dan bagian dorsal dari
ligamen accessorium dan bagian parmal dari ligamen suspesorium, untuk memisahkan fascia di
antara ketiganya. Forceps curved Kelly atau Crile dimasukkan diantara bagian palmar dari
ligamen accessorium dan dorsal dari tendon flexor digitalis profundus. Forceps yang terletak
palmar dari ligamen accessorium dibalik untuk menarik ligamen accessorum keluar dari insisi
dengan menggunakan kedua forceps. Ligamen accessorium dipotong. Jaringan subkutan dan
insisi pada kulit dijahit kembali dan dipakaikan wound dressing dan bandage.
Post operasi:
Dapat dilakukan hand-walking dan compression bandaging selama 1 bulan. Kuda baru boleh
dimasukkan ke dalam paddock kecil selama 6 minggu, paddock besar selama 3 bulan. Kuda
baru boleh bekerja atau berlatih 6 bulan post operasi, setelah ligamen sembuh dari hasil operasi.
(Tnibar et al. 2010)
2. Terapi bedah (Tenotomy tendo m. flexor digitorum profundus) dan post bedah pada kasus
Rotasi os phalanx III
Surgery Procedure
Sebelum operasi kuda dianestesi dengan detomidine HCl (0,02 mg / kg, IV), dan blok
syaraf sesamoid abaxial dilakukan dengan menyuntikkan 3 ml mepivacaine HCl ke setiap
syaraf digital palmar. Kulit dijepit dan disiapkan secara aseptik dengan 2% chlorhexidine
diasetate..
Sayatan dibuat 1 cm di antara cabang lateral superficial digital flexor tendon dan tendon
deep digital flexor. Setelah kulit tersayat, dilanjutkan dengan penyayatan fascia otot.
Menggunakan Kelly hemostatic forcep dilakukan diseksi tumpul untuk memasuki sarung flexor
tendon. Akan terlihat tendo m. flexor digitalis profundus. Biasanya tendo tersebut berada di
profundal tendo m. flexor digitalis superficialis. Setelah kulit dan fascia berhasil
dipreparir, tendo m. flexor digitalis profundus dikeluarkan dan dikuakkan dengan bantuan tang
arteri ujung bengkok. Pemotongan dilakukan pada dua bagian tendon, kemudian potongan
tendon tersebut diangkat. Sayatan ditutup dengan 2-0 polipropilen dan dijahit pada kulit dengan
menggunakan pola jahitan yang terputus. Lalu ditutup dengan kasaa dan perban.
Medical Management
Antibiotik peri operatif diberikan dalam bentuk prokain penisilin G (22.000 IU / Kg, q
12 jam, IM selama 24 jam) dan gentamisin sulfat (6,6 mg / kg, IV sebelum operasi). Terapi anti
inflamasi / analgesik peri operatif terdiri dari fenilbutazon (2,2 mg / kg, q 12 jam, IV 72 jam
dan kemudian 24 jam, IV selama 72 jam) perban diganti 48 jam setelah operasi dan pada
interval 48 jam sampai jahitan dilepaskan setelah 14 hari.
Post Operatif
Dilakukan pemeriksaan radiografi.
(Waguespack dan Caldwell 2009)
Sumber :
Caldwell FJ. 2017. Flexural deformity of the distal interphalangeal joint. Veterinary Clinics of
North America: Equine Practice. 33(2): 315-330
Terapi bedah (Tenotomy tendo m. flexor digitorum profundus) dan post bedah pada
kasus club footed
Surgery Procedure
Sebelum operasi kuda dianestesi dengan detomidine HCl (0,02 mg / kg, IV), dan blok
syaraf sesamoid abaxial dilakukan dengan menyuntikkan 3 ml mepivacaine HCl ke setiap
syaraf digital palmar. Kulit dijepit dan disiapkan secara aseptik dengan 2% chlorhexidine
diasetate..
Sayatan dibuat 1 cm di antara cabang lateral superficial digital flexor tendon dan tendon
deep digital flexor. Setelah kulit tersayat, dilanjutkan dengan penyayatan fascia otot.
Menggunakan Kelly hemostatic forcep dilakukan diseksi tumpul untuk memasuki sarung flexor
tendon. Akan terlihat tendo m. flexor digitalis profundus. Biasanya tendo tersebut berada di
profundal tendo m. flexor digitalis superficialis. Setelah kulit dan fascia berhasil
dipreparir, tendo m. flexor digitalis profundus dikeluarkan dan dikuakkan dengan bantuan tang
arteri ujung bengkok. Pemotongan dilakukan pada dua bagian tendon, kemudian potongan
tendon tersebut diangkat. Sayatan ditutup dengan 2-0 polipropilen dan dijahit pada kulit dengan
menggunakan pola jahitan yang terputus. Lalu ditutup dengan kasaa dan perban.
Medical Management
Antibiotik peri operatif diberikan dalam bentuk prokain penisilin G (22.000 IU / Kg, q
12 jam, IM selama 24 jam) dan gentamisin sulfat (6,6 mg / kg, IV sebelum operasi). Terapi anti
inflamasi / analgesik peri operatif terdiri dari fenilbutazon (2,2 mg / kg, q 12 jam, IV 72 jam
dan kemudian 24 jam, IV selama 72 jam) perban diganti 48 jam setelah operasi dan pada
interval 48 jam sampai jahitan dilepaskan setelah 14 hari.
Post Operatif
Dilakukan pemeriksaan radiografi.
Source : Waguespack Wr and Caldwell. 2009. How to Perform a Modified Standing Deep
Digital Flexor Tenotomy at the Level of the Proximal Interphalangeal Joint [AAEP
Proceedings] (55) : 230-237.
Daftar Pustaka
Baxter GM. 2011. Manual of Equine Lameness. Oxford (UK): Wiley-Blackwell.
Brown CM dan Bertone JJ. 2005. The 5-Minute Veterinary Clinical Diagnosis Equine. Iowa
(US): Blackwell.
Dyce KM, Sack WO, Wensing CJG. 1996. Textbook of Veterinary Anatomy edisi ke-2.
Philadephia: WB Saunders Company.
Fadila A, Putri G T, Sitompul E M. 2017. Tatalaksana congenital talipes equino varus (ctev)
pada anak usia 6 bulan. Medula. 7(4):64-68
James AO, Corrina SP, Linda C, Gary S. 2010. Prognostic indicators of poor outcome in horses
with laminitis at a tertiary care hospital. Can Vet J. 51:623-628.
Kelly WR. 1984. Veterinary Clinical Diagnosis edisi ke-3. England: Bailliere Tindall.
Susan K, Christina C. 2018. The Essential of Hoof. Shrewsbury (UK): Quiller Publishing.
Waguespack Wr and Caldwell. 2009. How to Perform a Modified Standing Deep Digital Flexor
Tenotomy at the Level of the Proximal Interphalangeal Joint [AAEP Proceedings] (55) :
230-237.