Anda di halaman 1dari 20

LANJUTAN ARTHROPODA

Ordo Mallophaga, Siphunculata,


dan Siphonoptera
ORDO MALLOPHAGA
• Tubuhnya pipih dorsoventral, tanpa sayap kepala
relatif besar, berbentuk tumpul
• Berparasit pada mamalia dan unggas
• Ada 2 subordo penting ;
1. subordo Amblycera : Antena pada celah di
sisi kepala sehingga tak kelihatan, mempunyai
palpus maxilaris. Misal ; Heterodoxus spiniger
2. subordo Ischnocera : Antena pada sisi
kepala, tidak punya palpus maxilaris. Misal ;
Trichodectus canis, Columbicola columbae, dan
Lipeurus caponis.
Heterodoxus spiniger

Kutu sayap pada unggas ; terutama pada ayam di peternakan,


menggigit dan menghisap darah.
Lipeurus caponis

Kutu sayap pada unggas ; terutama pada ayam di peternakan,


menggigit dan menghisap darah.
ORDO SIPHUNCULATA/ANOPLURA
• Kepala relatif kecil, dengan bagian anterior
berbentuk moncong, disebut “prestomum”.
• Antena di sisi kepala, biasanya terdiri dari 5
segmen
• Tak bersayap
• Mata mereduksi, kecuali Pediculus sp. dan
Pthirus pubis.
Pediculus humanus capitis
• Tubuh pipih dorsoventral, tanpa sayap, kepala berbentuk segitiga
• Segmen toraks menyatu dan abdomen bersegmen
• Peduculosis adalah gangguan pada rambut kepala yang disebabkan oleh
infeksi kutu rambut, yang disebut Pediculus humanus capitis atau
Pediculus humanus var capitis (Ph.capitis).
• Pediculosis telah dikenal sejak jaman dahulu dan ditemukan kosmopolit
(di seluruh dunia).
• Kutu rambut ini merupakan ektroparasit bagi manusia. Tempat-tempat
yang disukainya adalah rambut bagian belakang kepala, yang paling sering
menggigit pada bagian belakang kepala dan kuduk. Gigitannya akan
menyebabkan iritasi pada kulit yang disebabkan oleh air liur yang
dikeluarkan pada waktu menghisap darah penderita.
• Tiap manusia memiliki kepekaan yang berlainan. Lesi kutan yang
ditimbulkan oleh gigitan Pediculus humanus capitis memberikan reaksi
yang sangat gatal. Menggaruk besar menambah peradangan dan karena
infeksi sekunder oleh bakteri terbentuklah pustel crusta dan proses
penanahan. Rasa gatal merupakan gejala pertama dan yang paling
penting, tanda bekas garukan merupakan tanda yang khas.
• Kutu rambut kepala hidup berkembang biak pada rambut kepala
lebih suka pada rambut yang kotor, lembab, jarang disisir dan
dikeramas. Menginfeksi manusia yang tidak menjaga kebersihan
rambut kepala.
• Kutu rambut kepala dapat bergerak dengan cepat dan mudah
berpindah dari satu hospes ke hospes lain. Mudah ditularkan
melalui kontak langsung atau dengan perantara barang-barang yang
dipakai bersama-sama. Misalnya sisir, sikat rambut, topi dan lain-
lainnya. Sangat banyak ditemukan diantara anak sekolah terutama
gadis-gadis yang kurang menjaga kebersihan rambut kepala.
• Disamping itu kesadaran masyarakat dan orang tua akan kesehatan
dan kebersihan diri anak-anaknya masih tergolong kurang baik.
Sebagian besar dari mereka mengeluh dengan rasa gatal yang hebat
pada rambut kepala dan adanya borok. Akibat garukan pada kulit
kepala mereka. Rasa gatal adalah gejala pertama dan bekas garukan
adalah gejala yang khas dari infeksi Pediculus humanus capitis.
Pediculus humanus capitis
Macam-Macam Pengobatan
• Pemberantasan kutu rambut kepala dapat dilakukan
dengan menggunakan tangan, sisir serit atau dengan
pemakaian insektisida golongan klorin (Benzen heksa
klorida).
• Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan rambut
kepala.
• Pada pemeriksaan teknik yang digunakan yaitu
pemeriksaan langsung.
• Teknik ini merupakan paling mudah dikerjakan dan waktu
yang dibutuhkan sedikit.
• Keuntungan lain yang tidak menggunakan reagen yang
merusak parasit dan reagen yang digunakan sedikit.
• Formalin berfungsi untuk mematikan parasit.
Macam-macam obat untuk Pediculus humanus capitis
(Kutu rambut):
• Shampo Lidane 1%. Gamma benzene heksa klorid atau piretrin. Dosis; shampo
rambut biarkan 4-10 menit, kemudian dibilas piretrin. Pakai sampai rambut
menjadi basah, biarkan 10 menit kemudian dibilas. (Tindak lanjut periksa
rambut 1 minggu setelah pengobatan untuk telur dan kutu rambut).
• Selep Lindang (BHC 10%) ; atau bedak DDT 10% atau BHC 1% dalam pyrophylite;
atau Benzaos benzylicus emulsion. Dosis; kepala dapat digosok dengan salep
Lindane (BHC 1%) atau dibedaki dengan DDT 10% atau BHC 1% dalam pyrophlite
atau baik dengan penggunaan 3 – 5 gram dari campuran tersebut untuk sekali
pemakaian. Bedak itu dibiarkan selama seminggu pada rambut, lalu rambut
dicuci dan disisir untuk melepaskan telur. Emulsi dari benzyl benzoate ternyata
juga berhasil (Brown.H.W, 1983).
• Cair / Peditox / Hexachlorocyclohexane 0,5%. Dosis; gosokkan pada rambut dan
kepala sampai merata biarkan semalam kemudian dicuci lalu dikeringkan.
• Kesadaran tentang pentingnya perawatan badan dan rambut perlu ditanamkan
baik kepada orang tua maupun para siswa sendiri. Pengobatan juga harus
dilakukan jika siswa sudah terjangkit yang ditandai dengan rasa gatal-gatal di
kepala.
ORDO SIPHONOPTERA (PINJAL)
• Tubuh pipih bilateral, tanpa sayap, memiliki kaki yang kuat untuk
melompat
• Beberapa spesies memiliki kaki duri-duri yang relatif besar tersusun
sebagai sisir disebut knidia yang sering ditemukan pada pipi (gena)
atau pada pronotum
• Antena berbentuk sebagai gelembung (mangkuk) terdapat pada
suatu lekukan di sisi kepala bagian belakang mata
• Pada tergum segmen abdomen ke 9 terdapat lempeng dorsal
“sensilium atau pigidium” yang dilengkapi rambut-rambut sensoris.
• Tergum ke 10 pada jantan mengalami modifikasi membentuk
bagian organ kelamin jantan “klasper” sedang penis “aedeagus”
merupakan bangunan berbentuk spiral dengan struktru kompleks
• Bagian organ kelamin betina yang berbentuk spesifik pada berbagai
spesies adalah “reseptakulum seminis” terdapat pada segmen ke 9
abdomen.
Contoh spesies dari ordo Siphonoptera :
• Ctenocephalis canis (kutu pada anjing)
Ciri ; sisir pronotal genal, bentuk kepala bundar, gigi
satu dan dua tak sama panjang.
• Ctenocephalis felix (kutu pada kucing)
Ciri ; sisir pronotal genal, bentuk kepala melancip, gigi
satu dan dua sama besar.
Ctenocephalis canis
Ctenocephalis felix
• Secara morfologi perbedaan yang jelas anatara kutu dan pinjal yang
sama-sama tidak bersayap adalah bahwa tubuh pinjal dewasa yang
pipih bilateral, sedangkan kutu tubuhnya pipih dorsoventral.
• Dengan demikian bentuk pinjal secara utuh dapat dilihat dari
pandangan samping. Bentuk tubuhnya yang unik ini ternyata amat
sesuai dengan habitatnya diantara bulu atau rambut inangnya.
• Pengenalan pinjal secara mudah adalah apabila kita mengelus
kucing, dan tiba-tiba secara sekelebat kita menemukan makhluk
kecil yang melintas diantara bulu-bulu kucing dan kemudian
menghilang (Soviana dkk, 2003).
• Gigitan pinjal ini dapat menimbulkan rasa gatal yang hebat
kemudian berlanjut hingga menjadi radang kulit yang disebut flea
bites dermatitis.
• Selain akibat gigitannya, kotoran dan saliva pinjal pun dapat
berbahaya karena dapat menyebabkan radang kulit (Zentko, 1997).
• Tidak hanya kucing, anjing, dan hewan lain, namun manusia juga
bisa diserang oleh kutu kucing dan kutu anjing.
• Diantara kedua parasit, kutu kucing lebih sering menyerang
manusia.
• Kedua spesies kutu diketahui mampu melompat hingga 100 kali
tinggi badan mereka sendiri!
• Mereka bisa melompat setinggi 15 cm untuk kemudian
menempel pada kulit atau pakaian.
• Hewan mungkin alergi terhadap air liur kutu sehingga memicu
dermatitis pada hewan peliharaan.
• Gejala-gejala dermatitis meliputi pembengkakan, gatal parah,
benjolan merah kecil pada kulit, kulit menebal, kemerahan pada
kulit, bulu rontok, dan kebotakan pada kulit.
• Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai