“ASAM AMINO”
Dosen :
Dr. Tiah Rachmatiah, M.Si., Apt
Disusun oleh :
Salwa Alvionita Diaz Pratiwi 17330008
Nur Wulan Septiyani 17330009
Febi Miraj Prihat Taqwa 17330013
Dinar Rahmawati 17330016
Elsya Dwi Rostiani 17330017
Anggun Nur Hidayah 17330022
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena dengan rahmat dan nikmat-Nya
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Fitokimia II. Di dalam makalah ini berisi tentang “Asam Amino”.
Penyusunan makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan tim dan
dari berbagai pihak. Penyusun mengucapkan terima kasih bagi mereka yang telah
memberikan bantuan dan pengarahan dalam penyelesaian makalah ini. Penyusun
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Protein ini disusun oleh asam-asam amino yang juga mempunyai peranan
penting dalam metabolisme zat hidup. Seperti yang telah kita ketahui
sebelumnya bahwa secara umum ada tiga gugus yang reaktif pada asam amino
yaitu gugus karboksil, gugus amino, dan gugus rantai samping.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan senyawa asam amino?
1.2.2 Bagaimana struktur pada senyawa asam amino?
1.2.3 Bagaimana sintesis asam amino?
1.2.4 Bagaimana reaksi asam amino?
1.2.5 Apa saja sifat fisika dari asam amino?
1.2.6 Apa saja jenis/ macam asam amino?
1.2.7 Apa yang dimaksud dengan peptida?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari asam amino.
1.3.2 Untuk mengetahui struktur asam amino.
1.3.3 Untuk mengetahui sintesis asam amino.
1.3.4 Untuk mengetahui reaksi pada asam amino.
1.3.5 Untuk mengetahui sifat fisika dari asam amino.
1.3.6 Untuk mengetahui jenis/ macam asam amino.
1.3.7 Untuk mengetahui pengertian dari peptida.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Asam amino akan berikatan sehingga membentuk poliamida, ikatan yang
terbentuk disebut dengan ikatan peptida.
Asam amino mengandung suatu gugus amino yang berada dalam bentuk
kation amonium dan gugus karboksil yang berada dalam bentuk anion
karboksilat. Sehingga asam amino mengandung gugus yang bersifat basa dan
gugus bersifat asam dalam molekul yang sama. Suatu asam amino mengalami
reaksi asam-basa internal yang menghasilkan suatu ion dipolar, yang juga
disebut zwitterion. Karena strukturnya ini maka asam amino tidak selalu
bersifat seperti senyawa-senyawa organik. Asam amino mempunyai titik leleh
yang tinggi (di atas 200 0C), tidak larut dalam pelarut organik tetapi larut
dalam pelarut polar.
4
b. Aminasi Asam α-halo
Dipertimbangkan dalam berbagai modifikasi, metode ini mungkin
yang paling umum yang bermanfaat, meskipun salah satu metode tidak
dapat diterapkan pada sintesis semua asam amino. Terkadang asam α-
kloro atau bromo dikenakan ammonolysis langsung dengan kelebihan
besar amonia berair pekat. Sebagai contoh:
5
c. Sintesis Ftalimida Gabriel
Sintesis ini merupakan jalur yang lebih baik untuk menghasilkan
asam amino. Keuntungan sintesis ini terhadap aminasi langsung ialah
bahwa tidak terjadi alkilasi berlebih. Esterα-halo yang digunakan sebagai
penggantian asamα-halo modifikasi lebih lanjut, metode
esterphthalimidomalonic, adalah gabungan malonat ester-Gabriel sintesis.
d. Sintesis Strecker
Sintesis ini dari asam amino yang dikembangkan pada tahun 1850,
merupakan rentetan dua tahap. Tahap pertama adalah reaksi antara suatu
6
aldehida dan suatu campuran ammonia dan HCN untuk menghasilkan
suatu amino nitril. Hidrolisis amino nitril itu menghasilkan asam amino.
e. Aminasi Reduktif
Suatu asam α-keto merupakan suatu prosedur lain untuk memperoleh
asam amino rasetamat.
7
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil
(berupaasam karboksilat) sekaligus zat ini dapat dianggap sebagai asam
danbasa (walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh gugus –R
yangdimiliki). Pada pH tertentu yang disebut titik isolistrik, gugus amina
padaasam amino menjadi bermuatan positif (terprotonasi, -NH3 +),
sedangkangugus karboksilnya menjadi bermuatan negative
(terdeprotonasi, -COO).Titik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis
asam aminonya.Dalamkeadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan
berbentukzwitter ion.
8
kearah elektroda positif dan kation ke arah elektroda negatif. Jika
asamamino netral dilarutkan dalam air biasa akan terjadi migrasi netto ion
asamamino ke arah elektroda positif.
9
2. Asilasi Asam Amino
Asilasi gugus amino dengan suatu halida asam atau anhidrida asam akan
menghasilkan amida.
Tetapi sifat dari amida ini akan berbeda dibandingkan dengan senyawa
asam amino karena Nitrogen pada amida tidak bersifat basa, sehingga
senyawa amino yang terasilasi membentuk amida ini berbeda sifatnya
dibandingkan asam amino.
10
2.5 Sifat Fisika Asam Amino
a. Titik leleh asam amino diatas 200oC, sedangkan kebanyakan senyawa
organik dengan bobot molekul sekitar itu berupa cairan pada temperatur
kamar.
b. Larut dalam air dan pelarut polar lain tetapi tidak larut dalam pelarut non-
polar seperti dietil eter atau benzena.
c. Momen dipol yang besar
d. Kurang bersifat asam dibandingkan sebagian besar asam karboksilat
e. Kurang basa dibandingkan sebagian besar amina.
11
Terdapat 20 asam amino yang lazim terdapat dalam protein :
12
*Asam amino essensial
Asam amino berdasarkan fungsi biologisnya diklasifikasikan menjadi :
1. Asam amino esensial, yaitu asam amino yang hanya diperoleh dari
makanan yang dikonsumsi karena asam amino jenis ini tidak dapat
disintesis dalam tubuh. Jenis-jenis asam amino esensial adalah:
arginina, histidina, isoleusina,luesin, lisina, metionina, fenilalanina,
treonina, triptofan, valin.
2. Asam amino non esensial, yaitu asam amino yang dapat disintesisdi
dalam tubuh melalui perombakan senyawa lain. Jenis asam aminonon
esensial yaitu: alanina, asparagina, asam aspartat, sisteina,
asamglutamat, glisina, prolina, serina, tirosina.
2.7 Peptida
Suatu peptida adalah suatu amida yang dibentuk dari dua asam amino atau
lebih. Ikatan amida diantara suatu gugus α-amino dari suatu asam amino
dangugus karboksil dari asam amino lain disebutikatan peptida.Contoh
peptidaberikut yang dibentuk dari alanina dan glisina disebut alanil
glisina.Menggambarkan pembentukan suatu ikatan peptida.
Tiap asam amino dalam suatu molekul peptida disebut suatu satuan (unit)
atau suatu residu. Alanil glisina mempunyai dua residu: residu alanina dan
residu glisina. Bergantung pada banyaknya satuan asam amino dalam
13
molekul, maka suatu peptide dirujuk sebagai dipeptida (dua satuan), suatu
tripeptida (tiga satuan), dan seterusnya. Suatu polipeptida ialah suatu peptida
dengan banyak sekali residu asam amino.
Menurut perjanjian suatu poliamida dengan residu asam amino kurang dari
50 dikelompokkan sebagai suatu peptida, sedangkan poliamida yang lebih
besar dianggap sebagai protein. Alanina dan glisina dapat digabungkan
dengan cara lain untuk membentuk glisilalanina, dalam mana glisina
mempunyai gugus amino bebas dan alanina mempunyai gugus karboksil
bebas.
Makin banyak residu asam amino dalam suatu peptida, maka makin
banyakkemungkinan strukturnya. Glisina dan alanina dapat digabung dalam
dua cara.Dalam suatu tripeptida, tiga asam amino dapat digabung menurut
enam carayang berbeda. Sepuluh asam amino berlainan dapat menghasilkan
lebih dariempat trilyun (1012) dekaptida.
Asam amino dengan gugus amino bebas biasanya ditaruh pada ujungkiri
struktur itu. Asam amino ini disebutasam amino N-ujung. Asam
aminodengan gugus karboksil bebas ditaruh di ujung kanan disebutasam
amino C-ujung. Nama peptida terdiri dari nama asam amino seperti
pemunculannya darikiri kekanan, dimulai dari asam-amino N-ujung.
14
1. Ikatan dalam Peptida
15
2. Penetapan Struktur Peptida
16
b. Rentetan dalam Asam amino
3. Sintesis Peptida
Peptida pertama kali disintesis oleh Emil Fisher pada tahun 1902. Juga
mengemukakan gagasan bahwa protein adalan poliamida. Sintesis amida dari
dari klorida asam dan amina.
RCOCl + R’NH2RCONHR’
Namun sintesis peptida atau protein dengan jalur ini tidak langsung.Untuk
menghindari reaksi yang tidak diinginkan, setiap gugus reaktif
laintermasuk gugus reaktif pada rantai samping harus diblokade.
Denganmembiarkan hanya gugus amino dan gugus karboksil yang
diiinginkan sajayang bebas. Kriteria unutuk gugus blockade yang baik
adalah reaksiberjalan lambat (inert) terhadap kondisi reaksi yang
diperlukan untukmembentuk ikatan amida dan hanya mudah dibuang
setelah sintesislengkap. Contoh gugus blockade adalah asam karbamat.
BAB III
17
(Berdasarkan Jurnal )
3.1 Penetapan Kadar Asam Amino Esensial
Dekstruksi:
3.2 Hasil kadar asam amino esensial (metionin, leusin, isoleusin dan lisin)
Dari data yang didapatkan menunjukkan bahwa asam amino pada telur penyu
lebih tinggi dibanding dengan telur bebek. Hal ini terlihat dari respon detektor
telur bebek sangat kecil yakni di bawah 500 mV sehingga menghasilkan tinggi
18
pik yang lebih rendah dibanding telur penyu. Ada beberapa faktor yang
kemungkinan dapat terjadi atas respon deteksi asam amino yang rendah.
Kandungan asam amino yang mendominasi telur bebek kemungkinan
merupakan asam amino yang rentan terhadap panas dan asam. Sehingga setelah
hidrolisis hanya menyisakan asam asam amino yang tidak mengalami kerusakan
.
Pada telur penyu dan telur bebek asam amino metionin tidak
terdeteksi hal ini karena asam amino metionin mengandung gugus sulfur
yang sensitif akan oksidasi oleh udara atau oksidan lainnya dan terurai
pada hidrolisis asam. asam amino yang mengandung gugus sulfur seperti
metionin dan sistein akan terurai pada hidrolisis asam .
19
b. Distribusi asam amino Treonin
Asam amino Treonin memiliki nilai kadar total 0,206%. Persamaan
regresi y = 0,0368x – 0,0015. Model regresi tersebut menghasilkan nilai
R2 = 0,9736, mengindikasikan kadar distribusi asam amino Treonin
97,36% dipengaruhi oleh lama perendaman umpan ikan kembung. Nilai
R sebesar 0,9867 menunjukkan distribusi asam amino Treonin
dipengaruhi oleh lamanya perendaman umpan dan hubungan keduanya
sangat kuat.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino.
Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –
NH2 pada atom karbon α dari posisi gugus –COOH. Terdapat 20 asam amino
penyusun suatu protein.
20
Asam amino esensial adalah asam amino yang diperoleh hanya dari
makanan sehari- hari karena tidak dapat disintesis di dalam tubuh. Jenis-jenis
asamamino esensial adalah: arginina, histidina, isoleusina, luesin, lisina,
metionina, fenilalanina, treonina, triptofan, valin. Sedangkan Asam amino
non esensial adalah asam amino yang dapat disintesis di dalam tubuh melalui
perombakan senyawa lain. Jenis asam amino non esensial yaitu: alanina,
asparagina, asam aspartat, sisteina,asam glutamat, glisina, prolina, serina,
tirosina.
Suatu peptida adalah suatu amida yang dibentuk dari dua asam amino
atau lebih. Ikatan amida diantara suatu gugus α-amino dari suatu asam amino
dan gugus karboksil dari asam amino lain disebut ikatan peptida. Sedangkan
protein adalah makro molekul polipeptida yang tersusun dari sejumlah L-
asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida dan bobot molekul tinggi.
Kadar asam amino esensial metionin, leusin, isoleusin dan lisin yang
terdapat di telur penyu dan telur bebek adalah tidak terdeteksi .
21
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R.J., Fessenden, J.S, Alih Bahasa Pudjaatmaka, A.H,. 1982. Kimia
Organik Jilid 1 Edisi ke-3, hal. 363-378. Jakarta : Erlangga.
22
kadar Asam Amino Essensial (Metionin,Leusin,Isoleusin, dan Lisin ) pada
telur bebek dan telur puyuh
23