Anda di halaman 1dari 16

KONSELING

PASIEN HIV/AIDS
Kelompok 10
1. Nur wulan septiyani
(17330009)
2. Febi miraj prihat taqwa
( 17330013
Pengertian konseling

■ Secara etimologis, istilah konseling berasal dari Bahasa latin yaitu “ consilium “ yang
berarti “ dengan “ atau “ bersama “ yang dirangkai dengan “ menerima “ atau “
memahami “ . Sedangkan dalam Bahasa Anglo-saxon istilah konseling berasal dari kata
“ sellan “ yang berarti “ menyerahkan “ atau “ menyampaikan “
■ Konseling merupakan bagian dari bimbangan baik sebagai pelayanan maupun sebagai
teknik. Konseling merupakan inti kegiatan bimbingan secara keseluruhan dan lebih
berkenaan dengan masalah individu secara pribadi.
Pengertian HIV dan AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu virus yang menyerang sel-sel
limposit T(CD4) yang berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Sedangkan AIDS
adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome . “Acquired” artinya tidak
diturunkan,tapi ditularkan dari satu orang ke orang lainnya;“Immune” adalah sistem daya
tangkal tubuh terhadap penyakit; “Deficiency” artinya tidak cukup atau kurang; dan
“syndrome” adalah kumpulan gejala penyakit yang ditandai dengan berkurangnya daya
tahan tubuh atau defisiensi imun yang berat .
Penularan HIV/AIDS
HIV terdapat dalam darah dan cairan tubuh seseorang yang telah tertular. HIV hanya bisa ditularkan bila terjadi
kontak langsung dengan cairan tubuh atau darah . Dosis virus memegang peranan penting,makin besar jumlah virus
nya makin besar kemungkinan infeksi nya . Jumlah virus yang banyak ada dalam darah,sperma,cairan
vagina,serviks dan cairan otak .
Berdasarkan sifat dari virus HIV tersebut,HIV dapat ditularkan melalui :
a) Hubungan seksual,baik secara vaginal,oral maupun anal dengan seorang pengidap HIV
b) Kontak langsung dengan darah,produk darah,transplantasi organ dan jaringan atau jarum suntik
c) Secara vertikal dari Ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya,saat melahirkan ataupun setelah melahirkan .
HIV tidak ditularkan melalui kontak sosial,seperti bersentuhan dengan pengidap HIV, berjabat tangan,berciuman
biasa,bersin dan batuk,melalui makanan dan minuman,berenang dalam kolam yang sama,menggunakan WC
bersama pengidap HIV . Selain itu HIV juga tidak ditularkan melalui gigitan nyamuk dan serangga lainnya .
Perilaku berisiko tinggi yang rentan terinfeksi HIV antara lain :
 Wanita dan laki-laki yang berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual,beserta pasangannya .
 Orang-orang yang melakukan hubungan seksual yang tidak wajar,seperti hubungan seksual melalui
dubur(anal) dan mulut(oral) misalnya pada homoseksual dan biseksual
 Menggunakan narkotika atau alkohol pada situasi yang memungkinkan terjadinya hubungan seksual .
 Penyalahgunaan narkotika dengan suntikan,yang menggunakan jarum suntik secara bersama (bergantian)
Pencegahan penularan HIV/AIDS
Pencegahan untuk melindungi diri dari infeksi HIV/AIDS meliputi :
• Pencegahan penularan melalui hubungan seksual
• Pencegahan penularan melalui darah
• Pencegahan penularan dari ibu ke anak
Konseling HIV/AIDS `
■ Konseling HIV/AIDS merupakan komunikasi yang bersifat konfidensial antara klien konselor
yang bertujuan meningkatkan kemampuan untuk menghadapi stress dan mengambil
keputusan berkaitan dengan HIV/AIDS . Proses konseling termasuk evaluasi risiko personal
penularan HIV , fasilitasi pencegahan perilaku dan evaluasi penyelesaian diri ketika klien
menghadapi hasil tes positif .
■ Di lapangan,konseling HIV/AIDS disebut juga dengan Voluntary Counseling and
Testing(VCT) atau tes dan Konseling Sukarela. Kata “sukarela” disini menekankan bahwa
konseling harus berjalan tanpa paksaan serta berdasarkan atas keingininan dan kesadaran diri
dari klien itu sendiri .
■ Selain itu testing dan konseling HIV merupakan komponen utama dalam program
HIV/AIDS . Hubungan antara konseling dan tes HIV dapat digambarkan sebagai berikut :

konselor `
Testing HIV `
klien `
VCT digunakan untuk melakukan setiap intervensi,konseling ini terdiri atas :
 Konseling pre test dan pasca Test
 Menyediakan konseling jangka panjang
 Konseling dukungan
 Konseling keluarga,pasangan hingga konseling kematian
A. Konseling Pra Test HIV
Sebelum tes HIV dilakukan,hal yang pertama kali dilakukan adalah konseling pra test . Konseling pra test
individual dilakukan untuk membantu seseorang dalam membuat keputusan yang baik tentang apakah akan
menjalani tes HIV atau tidak . Konseling pra test HIV membantu pasien menyiapkan diri untuk pemeriksaan darah
HIV , memberikan pengetahuan akan implikasi terinfeksi atau tidak terinfeksi HIV dan memfasilitasi diskusi
tentang cara menyesuaikan diri dengan status HIV .

B. Konseling Pasca Test HIV


Konseling pasca test HIV membantu klien memahami dan menyesuaikan diri den gan hasil tes,baik itu hasilnya
positif atau negatif . Konselor mempersiapkan klien untuk menerima hasil tes,memberitahukan hasil tes nya,dan
menyediakan informasi selanjutnya,atau bila perlu merujuk klien ke fasilitas layanan lainnya, selanjutnya konselor
mengajak klien mendiskusikan strategi untuk menurunkan transmisi HIV dan pengurangan resiko .
Bentuk dari konseling pasca tes

Konselor menyampaikan hasil tes dengan cara yang dapat diterima klien, secara halus dan
manusiawi, Ketika hasil tes positif,konselor harus:
■ Memberitahu klien sejelas dan sehati-hati mungkin, dan dapat mengatasi reaksi awal
yang timbul.
■ Memberi mereka cukup waktu untuk memahami dan mendiskusikan hasil tes tersebut.
■ Memberikan informasi dengan cara yang mudah dimengerti, memberikan dukungan
emosional, dan membantu mereka untuk mendiskusikan bagaimana mereka akan
menghadapi hal itu, termasuk mengidentifikasi dukungan apa yang tersedia di rumah.
■ Merujuk klien ke layanan yang diperlukan, misalnya kelompok dukungan masyarakat
atau fasillitas kesehatan.
lanjutan
■ Menjelaskan bahwa hasil tes akan tetap dirahasiakan, sehingga tidak akan ada orang
lainyang tahu kecuali atas persetujuan klien.
■ Mendiskusikan siapa orang yang mungkin ingin diberitahu tentang hasil tes itu dan
bagaimana cara untuk melakukannya.
■ Menjelaskan bagaimana klien dapat menjaga kesehatannya termasuk informasi tentang
pola hidup, makanan, olah raga, istirahat, dan menghindari infeksi.
■ Memberi tahu klien tentang layanan kesehatan dan terapi jika dibutuhkan.
■ Bila klien adalah wanita hamil, mendiskusikan cara menghindari penularan terhadap
bayinya, membantu mereka untuk membuat keputusan yang mereka rasa paling baik
dan merujuk untuk knseling lebih lanjut.
■ Mendiskusikan pencegahan cara penularan HIV kepada pasangan-pasangan yang
mungkin tidak terinfeksi dan memberikan informasi tentang hubungan seks yang lebih
aman.
Konseling tetap diperlukan walaupun hasil tes negatif.

Di sini konselor dan klien


mendiskusikan perasaan yang timbul dari hasil tersebut dan mendiskusikan pencegahan dari
infeksi HIV. Meskipun orang akan merasa lega mendapatkan hasil negatif, konselor harus
menjelaskan bahwa karena adanya masa jendela (window period), hasil negatif ini tidaklah
sepenuhnya menjamin bahwa orang ini tidak terinfeksi HIV. Konselor harus menganjurkan
untuk mempertimbangkan datang kembali dan tes ulang setelah 3-6 bulan. Selain itu, konselor
dapat membantu klien dalam memformulasikan strategi lain agar tetap dalam hasil tes yang
negatif.
Alasan dan Tujuan Konseling HIV/AIDS

Masalah HIV/AIDS merupakan masalah sosial yang berdampak besar pada masyarakat.
Untuk itu diselenggarakan suatu layanan VCT yang dimaksudkan sebagai usaha
pencegahan dan perawatan HIV. Adapun alasan diadakannya VCT adalah:
■ a. Pencegahan HIV
Konseling dan tes sukarela HIV berkualitas tinggi merupakan komponen efektif (juga
efektif dari sudut biaya) pendekatan prevensi, yang mempromosikan perubahan perilaku
seksual dan perilaku berisiko lainnya dalam menurunkan penularan HIV. Dalam laporan
mengenai efektivitas VCT di Kenya, Tanzania, dan Trinidad pada tahun 2000, mereka yang
menggunakan jasa layanan VCT, di dalam dirinya ada perasaan yang kuat tentang tata nilai,
akivitas seksual, dan diagnosis (apakah positif atau negatif) dan seringkali mereka betul-
betul menurunkan perilaku berisikonya.
lanjutan

■ b. Pintu masuk menuju terapi dan perawatan

VCT telah terbukti sangatlah berperan sebagai pintu gerbang menuju pelayanan medik dan
dukungan sesuai yang dibutuhkan. VCT sudah mendesak untuk dipandang sebagai
penghormatan atas hak asasi mereka dari sisi kesehatan masyarakat, karena infeksi HIV
merupakan hal serius yang mempunyai dampak begitu besar bagi kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat, termasuk kesehatan reproduktif, kehidupan seksual dan keluarga,
kehidupan social dan produktivitas masyarakat dalam jangka panjang.
Konseling HIV/AIDS merupakan suatu proses dengan tiga tujuan umum.
Konseling HIV/AIDS bertujuan untuk :

■ 1) Menyediakan dukungan psikologis, sosial dan spiritual seseorang yang mengidap


virus HIV.

■ 2) Pencegahan penularan HIV/AIDS dengan menyediakan informasi tentang perilaku


berisiko dan membantu orang dalam mengembangkan keterampilan pribadi yang
diperlukan untuk perubahan perilaku dan negosiasi praktek yang lebih aman.

■ 3) Memastikan efektivitas rujukan kesehatan, terapi, dan perawatan melalui pemecahan


masalah kepatuhan berobat.
Lanjutan
■ Konselor HIV/AIDS mencapai tujuan di atas melalui :

■ 1) Memungkinkan orang untuk mengenali dan mengekspresikan perasaannya.

■ 2) Menggali opsi dan membantu klien membangun rencana tindakan tentang isu atau
permasalahan yang dihadapi.

■ 3) Membangkitkan perubahan perilaku yang sesuai

■ 4) Menyediakan informasi terkini tentang prevensi, terapi dan perawatan HIV/AIDS

■ 5) Memberikan informasi tentang sumber dan institusi (baik pemerintah maupun non
pemerintah) yang dapat membantu kesulitan sosial, ekonomi, dan budaya yang timbul
berkaitan dengan HIV.

Anda mungkin juga menyukai