Topik 2-Patologi Kebuntingan PDF

PATOLOGI
KEBUNTINGAN
Prof Dr Med Vet Drh Mohamad Agus Setiadi
Divisi Reproduksi & Kebidanan

Departemen Klinik, Reproduksi, & Patologi
Fakultas Kedokteran Hewan
http://krp.fkh.ipb.ac.id
PATOLOGI KEBUNTINGAN
• MENCERITAKAN KELAINAN-KELAINAN YANG TERJADI SELAMA PROSES

KEBUNTINGAN
• KELAINAN TERSEBUT DAPAT BERDAMPAK PADA KEBERLANJUTAN
PROSES KEBUNTINGAN
• UNTUK MELAKUKAN DIAGNOSA KELAINAN KEBUNTINGAN MAKA
SUDAH SEWARJARNYA MENGETAHUI PROSES KEBUNTINGAN YANG
NORMAL TERLEBIH DAHULU
Divisi Reproduksi & Kebidanan Departemen Klinik, Reproduksi, & Patologi - Fakultas Kedokteran Hewan | http://krp.fkh.ipb.ac.id
PERUBAHAN UTERUS
SELAMA KEBUNTINGAN
Kornua uteri yang bunting meningkat ukurannya karena terjadi peningkatan
oleh adanya the amniotic vesicle, placental fluids, the membrane and the
fetus, sehingga terasa seperti balon yang diisi oleh air
Kejadian Kembar 3 dengan kedua kornua
berukuran sama besar
Struktur fetus dan plasenta
PATOLOGI KEBUNTINGAN
Pokok bahasan:
1. Mola
2. Mummifikasi fetus
3. Maserasi fetus
4. Superfecundasi
5. Superfetasi
6. Wondering
7. Graviditas extra uterina (ektopik)
8. Abortus
1. MOLA
Suatu keadaan cacat/abnormalitas dari embrio
1.Embrio mati dan hancur pd umur kebuntingan sangat muda (dini)
2.Plasenta tetap tumbuh dan berkembang dengan baik walaupun
bentuknya tidak teratur
A. JENIS MOLA
1. MOLA SISTIKA
Pada plasenta yang tetap tumbuh dan berkembang terbentuk SISTIK
2. Mola Hydatidosa/Hydatidiform/Racemosa
- bentuk seperti anggur (Gambar di bawah)
- terjadi karena kerusakan bagian chorion
- bisa mengganggu jaringan sekitarnya karena pertumbuhan yang
progresif
Tumor Ganas  CHORIO EPITHELIOMA
- Kadar chorio gonadotropin (PROLAN)
dalam uterus tinggi
- PROGNOSA: INFAUSTA
3. MOLA VILLOSA
Perkembangan berlebihan dari
VILLI CHORION
4. Mola Sanguinolenta/Mola Darah

Embrio mati disertai dengan perdarahan,
warna darah agak pucat
Menyerupai daging (MOLA CARNOSA)
DIAGNOSA:
SULIT DILAKUKAN
Hanya dapat didiagnosa dengan melakukan LAPAROTOMI atau ENDOSKOPI sehingga
dapat dipastikan bentuk dari pada MOLA tsb.
2. MUMMIFIKASI FETUS
Kematian fetus pada (3 – 8 bln) usia kebuntingan atau lebih
sering pd pertengahan atau sepertiga akhir kebuntingan
ditandai dengan fetus yang mengeras
Pada Umumnya:
- Kejadian mummifikasi fetus berlangsung STERIL (ASEPTIS)
- Endometrium involusi secara normal
2. CAUSA
Sulit untuk dideteksi karena tidak diketahui saat yang tepat kematian
fetus terjadi
- Genetis, sering terjadi pada sapi Jersey dan Guernsey
- Torsio atau tertekannya Funikulus Umbilikalis
- Kemungkinan infeksi (???)
Vibrio fetus, jamur, leptospira sp
Mummifikasi pada SAPI
1. DIAGNOSA
Secara kebetulan pada saat pemeriksaan kebuntingan atau
waktu partus sudah jauh terlewati
MUMMIFIKASI TYPE HEMATIK Fetus Mati  Involusi

Plasenta Maternal  Plasenta Fetalis lepas  PERDARAHAN
3. PERUBAHAN YANG TERJADI
- Fetus : kering dan keras
- A. uterina media, fremitus tidak ada
- Anestrus
- Corpus luteum persisten (CLP)
4. TERAPI
ABORTUSKAN
- Hormon estrogen (stillbesterol 20-40 mg, oxytocin 15 mg/24 jam
kemudian).
- Prostaglandin (15 – 25 mg)
- Enukleasi CL
Mummifikasi pada MULTIPARA
1. Satu fetus mati  fetus yg lain dapat tetap hidup dan
berkembang normal
2. Fetus yg mati  warna kecoklatan (Papyraceous mummification)
3. Tidak ada perdarahan dan bau
3. MASERASI FETUS
Kematian fetus di dalam uterus pada umur

kebuntingan + 5-7 bln mikroorganisme
Membusuk
Hancur dengan cepat, yang tersisa hanya

bagian tubuh yang keras (tulang)
BENTUK MASERASI
A. PENYEBAB
Infeksi mikroorganisme
B. PATHOGENESIS
Infeksi Mikroba Pembusukan
Jaringan/tissue hancur
Bau
-Keterlibatan mikroorganisme (SEPTIS)
-Pemeriksaan cairan uterus
-Coryne bacterium pyogenes
C. PEMERIKSAAN
Per vaginal
- Sedikit pembukaan Canalis Cervicalis (2 jari)
- Teraba adanya tulang dalam uterus
Per rectal
- Pembesaran salah satu cornua uteri
- Krepitasi
D. GEJALA KLINIS : Anestrus

E. PROGNOSA : Infausta (???)
F. THERAPY : Slaughter (potong)
4. SUPERFECUNDASI
Ovulasi ovum : 2 atau lebih ova dlm
satu masa estrus
Kopulasi : dengan 2 atau lebih ♂
Masing-masing ovum difertilisasi spermatozoa

dari ♂ yang berlainan
 Hwn Polytocus: Anjing, Kucing, Babi

Kejadian Normal
5. SUPERFETASI
♀ bunting Kembali Estrus
Kawin Kembali
Terjadi Konsepsi kembali

7. WONDERING
(Ovum/embrio yang berkelana)
Corpus luteum graviditatum (CLG) terdapat di

salah satu ovarium, tetapi Embrio/Fetus terdapat
pada cornua uteri yang
berseberangan/contralateral dgn CLG
Kejadian pd SAPI : 1,5 – 2% (Perkins)
Penyebab:
- Migrasi ovum trans-peritonial
- Migrasi embrio trans-uterine
- CLG yang pertama mengalami regresi, kemudian
disusul dengan perkembangan follicle de Graaf yang
baru CL baru (Ipsilateral)
8. GRAVIDITAS EKSTRA-UTERINA (EKTOPIK)
Perkembangan ovum yang telah dibuahi terjadi
di luar uterus
Macam Kejadian Ektopik:

1. Graviditas Ovaria, sel telur yang di-
buahi berkembang pd Ovarium
(jarang terjadi)
ILUSTRASI KEBUNTINGAN ECTOPIK
Lanjutan Graviditas Ekstra…………
2. Graviditas Tubaria, sel telur yang dibuahi

berkembang pd saluran reproduksi bagian
paling anterior (tuba falopii)
3. Graviditas Vaginae, fetus mati dan

dikeluarkan dr uterus tetapi tetap tinggal di
Vagina tidak sampai berhubungan dgn alam
bebas
Lanjutan Graviditas Ekstra…………
4. Graviditas Abdominalis, sel telur yang dibuahi

berkembang di ruang abdomen
Graviditas Abdominalis Primer (sejati)

 Sel telur yang dibuahi  berkembang sejak awal di rongga
abdomen
Graviditas Abdominalis Sekunder (semu)
Sel telur yg dibuahi  berkembang awalnya di dalam uterus
 Perkembangan selanjutnya  rongga abdomen
Penyebab: Ruptura Uteri
10. ABORTUS (KELURON)
PENGELUARAN FETUS SEBELUM AKHIR MASA KEBUNTINGAN
DENGAN FETUS YG. BELUM SANGGUP HIDUP.
(KEJADIAN >2-5% DLM POPULASI  KASUS SERIUS)
ABORTUS DISEBABKAN OLEH FAKTOR YG. MEMPENGARUHI

FETUS ATAU PLACENTA FOETALIS ATAU KEDUA-DUANYA.
Divisi Reproduksi & Kebidanan Departemen Klinik, Reproduksi, & Patologi - Fakultas Kedokteran Hewan | http://krp.fkh.ipb.ac.id 31
SEGI EKONOMI  ABORTUS MERUPAKAN
MASALAH BESAR BAGI PETERNAK, SEBAB:
• KEHILANGAN FETUS
• GANGGUAN/KEADAAN PATOLOGIS PD. UTERUS
• KEMAJIRAN UNTUK WAKTU YG. LAMA
Abortus kebuntingan 4 bulan Courtesy: Yudi R
PD. KASUS ABORTUS  FETUS MATI DALAM UTERUS DAN
DIKELUARKAN DALAM WAKTU 24-72 JAM (SUDAH
TERJADI DEKOMPOSISI PASCA MATI ATAU AUTOLISIS)
• ABORTUS < 5 BLN KEBUNTINGAN

• TDK. DISERTAI RETENSIO SECUNDINAE
• ABORTUS > 5 BLN KEBUNTINGAN
• DISERTAI RETENSIO SECUNDINAE
Non infectious Penyebab abortus
Kelainan Genetik:
Chromosomal abnormalities; Phyoto-teratogens; lupin
Nutrisi:
Toxic plants; Nitrate poisoning; Phyto-oestrogens
Iodine deficiency; Vit. A. deficiency; Lead poisoning; Cadmium poisoning
Stress:
Handling; High ambient temperature; Trauma
Surgery; Drying off; Anxiety; Vaccination
Penyebab lainnya:
Multiple pregnancy; Insemination; Corticosteroid therapy
Prostaglandin therapy; Allergy; Dehidration
Infeksi Penyebab Terjadinya Abortus
Virus:
Bovine Herpes Virus 1 (BHV 1); Bovine Herpes Virus 4 (BHV 4)
Bovine Virus Diarrhoea Virus (BVDV); ParaInfluenza 3 Virus (PI-3)
Parvo virus
Bacteri:
Brucella abortus; Campylobacter foetus; Chlamydia psittaci
Leptospira hardjo/pomona; Literia monocytogenes
Staphylococci; Streptococci; Samonella dublin/thyhimurium
Pasteurella spp.; E. coli etc
Protozoa:
Toxoplasma gondii; Sarcocystis; Neospora caninum; Trichomonas foetus
Fungi:
Aspergillus spp.;
Mycoplasma spp.

Topik 2-Patologi Kebuntingan PDF

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Topik 2-Patologi Kebuntingan PDF

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PATOLOGI

Prof Dr Med Vet Drh Mohamad Agus Setiadi

Divisi Reproduksi & Kebidanan

• MENCERITAKAN KELAINAN-KELAINAN YANG TERJADI SELAMA PROSES

4. Mola Sanguinolenta/Mola Darah

MUMMIFIKASI TYPE HEMATIK Fetus Mati  Involusi

Kematian fetus di dalam uterus pada umur

Hancur dengan cepat, yang tersisa hanya

D. GEJALA KLINIS : Anestrus

Masing-masing ovum difertilisasi spermatozoa

 Hwn Polytocus: Anjing, Kucing, Babi

Terjadi Konsepsi kembali

Corpus luteum graviditatum (CLG) terdapat di

Kejadian pd SAPI : 1,5 – 2% (Perkins)

Macam Kejadian Ektopik:

2. Graviditas Tubaria, sel telur yang dibuahi

3. Graviditas Vaginae, fetus mati dan

4. Graviditas Abdominalis, sel telur yang dibuahi

Graviditas Abdominalis Primer (sejati)

ABORTUS DISEBABKAN OLEH FAKTOR YG. MEMPENGARUHI

• ABORTUS < 5 BLN KEBUNTINGAN

Anda mungkin juga menyukai