Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK ( OWA )

SEBELUM DAN SESUDAH PERUBAHAN

MATA PELAJARAN SWAMEDIKASI

DISUSUN OLEH : DWI WAHYUNI PUTRI ELSA

SMK KESEHATAN TERPADU KHATULISTIWA PARIGI

TAHUN PELAJARAN 2024


BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Selain memproduksi obat generik, untuk memenuhi


keterjangkauan pelayanan kesehatan khususnya akses obat,
pemerintah mengeluarkan kebijakan Obat Wajib Apoteker
(OWA). OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh
Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien.

Dalam peraturan ini disebutkan bahwa untuk


meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya
sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dirasa perlu
ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan pengobatan
sendiri secara tepat, aman dan rasional.

Peningkatan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan


rasional dapat dicapai melalui peningkatan penyediaan obat
yang dibutuhkan disertai dengan informasi yang tepat sehingga
menjamin penggunaan yang tepat dari obat tersebut.

Oleh karena itu, peran apoteker di apotek dalam pelayanan


KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) serta pelayanan obat
kepada masyarakat perlu ditingkatkan dalam rangka
peningkatan pengobatan sendiri. Walaupun APA boleh
memberikan obat keras, namun ada persayaratan yang harus
dilakukan dalam penyerahan OWA.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. TEORI UMUM

A. DEFINISI

Obat wajib Apotek (OWA) Adalah obat keras yang dapat


diserahkan oleh Apoteker oleh Apotek tanpa resep dokter.
Peraturan tentang Obat Wajib Apotek berdasarkan keputusan
menteri kesehatan RI No. 347/Menkes/SK/VII/1990 yang telah
di perbaharui dengan keputusan menteri kesehatan No.
924/Menkes/Per/X/1993, di keluarkan dengan pertimbangan
sebagai berikut :

a. Pertimbangan yang utama untuk obat wajib apotek ini


sama dengan pertimbangan obat yang diserahkan
tampa resep dokter, yaitu meningkatkan kemampuan
masyrakat dalam menolong diri nya sendiri guna
mengatasi masalah kesehatan, dengan meningkatkan
pengobatan sendiri secara tepat,aman dan rasional.

b. Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkan peran


apoteker di apotek dalam pelayanan komunikasi,
informasi dan eduksi atau pembelajaran serta pelayanan
obat kepada masyrakat sehingga masyrakat lebih
mengerti tentang penggunaan obat yang baik dan benar
sesuai dengan dosis
c. Pertimbangan yang ketiga untuk meningkatkan
penyediaan obat yang dibutuhkan untuk pengobatan
sendiri.

B. TUJUAN DAN JENIS-JENIS OWA

Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat


untuk masyrakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA
adalah obat yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang
diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam
mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit
dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat
KB hormonal.

Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria


obat yang dapat diserahkan:

a) Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada


wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang
tua di atas 65 tahun.
b) Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak
memberikan risiko pada kelanjutan penyakit.
c) Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat
khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
d) Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang
prevalensinya tinggi di Indonesia.
e) Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang
dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan
sendiri.
DAFTAR OBAT SEBELUM PERUBAHAN

DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK (OWA) NO.1


No. Nama Obat Jumlah tiap jenis obat per pasien
1 Aminofilin Supp. maks 3 supp.
2 Asam Mefenamat maks 20 tab
3 Asetilsistein maks 20 dus
4 Betametason maks 1 tube
5 Bisakodil Supp. maks 3 supp.
6 Bromhexin maks 20 tab
7 Desoksimetason maks 1 tube
8 Difluocortolon maks 1 tube
9 Ekonazol maks 1 tube
10 Eritromisin maks 1 botol
11 Framisetna SO4 maks 2 lembar
12 Fluokortolon maks 1 tube
13 Fopredniliden maks 1 tube
14 Gentamisin SO4 maks 1 tube
15 Glafeni maks 20 tab
16 Heksakklorofene maks 1 botol
17 Hexetidine maks 1 botol
18 Hidrokortison maks 1 tube
19 Hidroquinon maks 1 tube
20 Hidroquinon dgn PABA maks 1 tube
21 Karbosistein maks 20 tab
22 Ketotifen maks 10 tab
23 Kloramfenikol maks 1 tube
24 Lidokain HCl maks 1 tube
25 Linestrenol 1 siklus
26 Mebendazol maks 6 tab
27 Mebhidrolin maks 20 tab
28 Metampiron maks 20 tab

DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK (OWA) NO.2


No. Nama Obat Jumlah tiap jenis obat per pasien
1 Albendazol tab 200mg, 6 tab
tab 400mg, 3 tab

2 Bacitracin 1 tube

3 Benorilate 10 tablet

4 Bismuth subcitrate 10 tablet


5 Carbinoxamin 10 tablet

6 Clindamicin 1 tube

7 Dexametason 1 tube

8 Diclofenac 1 tube

9 Diponium 10 tablet

10 Fenoterol 1 tabung

11 Flumetason 1 tube

12 Hydrocortison butyrat 1 tube

13 Ibuprofen tab 400 mg, 10 tab


tab 600 mg, 10 tab

14 Isoconazol 1 tube

15 Ketokonazole kadar <2%


krim 1 tube

scalp sol. 1 btl

16 Levamizole
tab 50 mg, 3 tab

17 Methylprednisolon
1 tube

18 Niclosamide tab 500mg, 4 tab

19 1 siklus
Noretisteron

20 Omeprazole 7 tab

21 Oxiconazole kadar<2%,>

22 Pipazetate sirup 1 botol

23 Piratiasin Kloroteofilin 10 tablet

24 Pirenzepine 20 tablet

25 Piroxicam 1 tube

26 Polymixin B Sulfate 1 tube


27 Prednisolon 1 tube

28 Scopolamin 10 tablet

29 Silver Sulfadiazin 1 tube


Sucralfate 20 tablet

30 Sulfasalazine 20 tablet

31 Tioconazole 1 tube

32 Urea 1 tube

33 Dexpanthenol 1 tube

DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK (OWA) NO.3


No. Nama Obat Jumlah tiap jenis obat per pasien
Alopurinol maks 10 tab 100mg

Aminofilin supositoria maks 3 supositoria

Asam Azeleat
maks 1 tube 5g

maks 1 tube 5g
Asam Fusidat

Bromheksin maks 20 tab


sirup 1 botol

Diazepam maks 20 tab

Diklofenak natrium maks 10 tab 25mg

Famotidin maks 10 tab 20mg/40mg

Gentamisin
maks 1 tube 5 gr atau
botol 5 ml

Glafenin maks 20 tab

Heksetidin maks 1 botol

Klemastin Maks 10 tab


Kloramfenikol (Obat maks 1 tube 5 gr atau
Mata) botol 5ml

maks 1 botol 5ml


Kloramfenikol (Obat
Telinga)

Mebendazol maks 6 tab


sirup 1 botol

Metampiron + maks 20 tab


Klordiazepoksid

Mequitazin maks 10 tab atau botol


60ml

maks 1 tube 5g
Motretinida
Orsiprenalin
maks 1 tube inhaler

Piroksikam maks 10 tab 10mg

Prometazin teoklat maks 10 tab atau botol


60ml

Ranitidin maks 10 tab 150mg

Satirizin maks 10 tab

Siproheptadin maks 10 tab

Toisiklat maks 1 tube 5g

Tolnaftat maks 1 tube

Tretinoin maks 1 tube 5g


DAFTAR OBAT SESUDAH PERUBAHAN

DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK ( OWA ) NO 1


No Kelas Terapi Nama Obat Mekanisme Kerja Aturan Pakai
I. Oral Tunggal 1. Menekan ovulasi Linestrenol:
Kontrasepsi Linestrenol 2. Mempengaruhi siklus oligomenore:
haid sehari 1 tablet
Kombinasi 3. Meningkatkan pada hari ke-16
Etirodol diasetat-mestranol viskositas mucus sampai 25 dari
Norgestro-etinil astradiol serviks siklus haid;
Linestrenol- etinil astradiol Memiliki kemampuan polimenore:
Etinodiol diasetat-etinil menghambat LH (lutein sehari 1 tablet
istradiol hormone) dan FSH ( pada hari ke 5-
Levonor gestro- etinil astradiol folikel stimulating 25, pengobatan
Norethinron-mestranol hormone untuk mencegah harus di ulang
Desogestro- etinil astradiol ovulasi untuk 2-3 kali
siklus.

Kombinasi:
sehari 1 tablet
mulai hari
pertama haid ,
tablet diambil
dari bungkus
sesuai dengan
harinya
II. Obat Saluran A. Antasida-sedatif/spasmodic Allumunium oksida, Papaverin HCl
Cerna Mg trisilikat Dws : 40-80
Allumunium oksida, Mg mengikat asam mg 3x sehari
trisilikat + papaverin HCl, lambung dan Anak 6-12
chlordiazepoksida
meningkatkan thn:10 mg, 4x
ketahanan mukosa sehari
Mg trisilkat, allumunium
oksida + papaverin HCl + terhadap asam. Anak 2-6 thn:
chlordiazepoksida + diazepam 5mg, 4x sehari
+ sodium bikarbonat Papaverin HCl Belladona :
merupakan relaksaan Dws: 3x sehari
Mg trisilikat, allumunium non spesifik yang 1-2 tab
hidroksida + papaverin HCl, bekerja secara langsung Anak-anak: 3 x
diazepam pada otot polos sehari ½ tab
Mg-allumunium silikat + Chlordaizepoksida  Metokloprami
belladonna + menghambat neuron d:
chlordiazepoksida + diazepam
dengan GABA sebagai Dws: 10-15
Allumunium oksida, Mg mediatornya mg, 4x sehari
oksida + hiosiamin Hbr,
atropine sulfat, hiosin HbrDiazepam  bekerja Laksan: 5-15
pada sistem GABA , mg sehari
Mg trisilikat, allumunium yaitu dengan
hidroksida + papaverin HCl memperkuat fungsi
Mg trisilikat + allumunium hambatan neuron
hidroksida + papaverin Hcl, GABA
chlordiazepoksida +
belladonna Belladonna antagonis
kompetitif untuk
Mg karbonat, Mg oksida,
reseptor asetilkolin
allumunium hidroksida,
papaverin HCl, belladonna

Mg oksida, Bi. Subnitrat + Antispasmodic


belladonna, papaverin, merupakan relaksaan
chlordiazepoksida non spesifik yang
bekerja secara langsung
Mg oksida, Bi. Subnitrat + pada otot polos
belladonna, chlordiazepoksida
Analgesik
Mg trisilikat, allukol + Menghambat enzim
papaverin HCl, belladonna, COX-siklooksiginase
chlordiazepoksida sehingga mediator nyeri
tidak terbentuk
B. Antispasmodik
Metoklopramide :
Papaverin/hiosinbutilbro- memblok reseptor
butilbromida /atropine sulfat / dopamine dan bila
ekstrak belladonna diberikan dala dosis tinggi
juga dapat memblok
C. Antispasmodik-Analgesic reseptor serotonin di CTZ
pada sistem saraf pusat
Metamizol, penpiverinium
bromide Laksan menginduksi
defekasi dengan
Hiosin N- butilbromide, merangsang aktifitas
dipyron paristaltik usus atau kerja
yang lebih selektif pada
Metampiron, belladonna, plexsus saraf intramural
papaverin HCl dari otot halus usus
sehingga meningkatkan
Metampiron, hiosin motilitas
butilbromida, diazepam

Pramiverin, matamizol

Tiemoniummetilsulfat, sodium
noramidopirin-metan sulfat

Priviniumbromida, sulpirin

D. Antimual

Metklopramid HCl

E. Laksan

Bissakodil supp
III. Obat Mulut A. Heksetidin Heksetidin Heksetidin:
dan B. Triamsinolonasetonid menghambat dikumur 30
tenggorokan mikroorganisme rongga detik pada pagi
mulut dan malam
Triamsinolonasetonid hari
mengikat reseptor Triamsinolonase
sitoplasmik intraseluler tonid:
pada jaringan target.
Ikatan kompleks antara
kortikosteroid dengan
reseptor protein masuk ke
dalam inti sel dan diikat
oleh kromatin
IV. Obat Saluran A. Obat Asma A. obat asma Terbutalin
Nafas Aminophilin supp sulfat:
1. Aminophilin supp memblok reseptor Dws Awal: 2,5
2. Ketotifen kolinergik mg 3x sehari
3. Terbutalin sulfat Ketotifen mencegah selama 1-2
4. Salbutamol
pelepasan mediator minggu, bila
B. Sekretolitik-mukolitik yang menyebabkan perlu
1. Bromheksin reaksi hipersensitifitas ditingkatkan
2. Karbosistein dan mencegah sampai 5g 3x
3. Asetilsistein cemotaksis dan aktifasi sehari
4. Oksolanin sitrat eusinofil Anak: 75
Terbutalin mcg/Kg BB,
sulfatmenstimulasi 3x sehari
reseptor β adrenergik di
sistem saraf simpatis Salbutamol:
Salbutamol Dws: 4 mg 3-4
meningkatkan jumlah x sehari
siklik AMP yang Anak di bawah
berdampak pada 2 thn: 100
relaksasi otot polos mcg/Kg BB,
bronchial serta 4x sehari
menghambat pelepasan 2-6 thn: 1-2
mediator pnyebab mg, 3-4x
reaksi hipersensitifitas sehari
dari mast cell 6-12 thn: 2 mg,
B. Sekretolitik-mukolitik 3-4mg x sehari
Bromheksin
merupakan secretolytic Bromheksin:
agent, yang bekerja DEWASA:
dengan cara memecah 750mg
mukoprotein dan ANAK: 2 – 5
mukopolisakarida pada thn : 62,5 – 125
sputum sehingga mukus mg (4x)
yang kental pada saluran - 6 – 12 thn :
bronkial menjadi lebih 250 mg
encer, kemudian Pemakaian : 3 –
memfasilitasi 4 x / hari
ekspektorasi Asetilsistein:
DEWASA: 200
Asetilsistein mg
meningkatkan jumlah ANAK: 100 mg
sekret bronkus secara Pemakaian : 3 x
nyata / hari

V. Obat Yang A. Analgetik, Antipiretik Analgetik Menghambat A. Analgetik: 3


Mempengaru enzim COX- x sehari
hi sistem 1. Metampiron siklooksiginase sehingga sesudah
Neuromuskul 2. Asam mefenamat mediator nyeri tidak makan,
ar 3. Glafenin terbentuk digunakan
4. Metampiron+
bila perlu
klordiazepoksi/ Antihistamin
diazepam menghambat kerja B. Antihistamin
B. Antihistamin histamine pada reseptor : 3 x sehari 1
H1 tablet
1. Mebhidrolin sesudah
2. Pheniramin maleat makan, bila
Hydrogen perlu
3. Dimenthinden maleat
4. Astenizol
5. Oksomenazin
6. Homochlorcyclizin
HCl
7. Dexchlorpheniramin
maleat
VI. Antiparasit Obat cacing Menghambat Sehari 1 tablet
pengambilan glukosa oleh atau 1 sdt
Mebendazol cacing sehingga produksi setipa hari,
ATP sebagai sumber selama 3
energi berkurang dan
minggu
menyebabkan kematian
berturut-turut
cacing karena kurangnya
energi untuk
mempertahankan hidup
VII Obat Kulit A. Antibiotik Tetrasiklinmengham Tetrasiklin: di
. Topikal 1. Tetrasiklin/ bat sintesis protein pada oleskan 2-3x
oksitetrasiklin bakteri dengan cara sehari
2. Kloramfenikol mengganggu fungsi sub Kloramfenikol:
3. Framisetine sulfat unit 30 s pada ribosom di oleskan 3-4
4. Neomisin sulfat
Kloramfenikolmengi x sehari
5. Gentamisin sulfat
6. Eritromisin kat sub unit 50 s
ribosom bakteri dan
B. Kortikosteroid menghambat sintesis
1. Hidrokortison protein kuman
2. Flupredniliden Framisetine sulfat
3. Triamsinolon Neomisin sulfat
4. Betametason membunuh bakteri
5. Fluokortolon / melalui pengikatan sub
diflukortolon unit ribosomal 30 s dan
6. Desoksimetason mengganggu sintesis
protein
C. Antiseptik local
Gentamisin sulfat
membunuh bakteri
1. Heksaklorefen melalui pengikatan sub
unit ribosomal 30 s dan
D. Antifungi mengganggu sintesis
1. Mikonazole nitrat protein
2. Nistatin
Eritromisinberikatan
3. Tolnaftat
4. Ekonazol dengan ribosom 50 s
bakteri dan
E. Anastetik local menghalangi
translokasi molekul
Lidokain HCl peptidil tRNA dari
F. Enzim antiradang topical akseptor ke pihak donor
kombinasi serta menghambat
sintesis protein
1. Heparinoid/heparin Na
dengan hialuronidase
Kortikostreroid
ester nikotinat
kortisol berdifusi ke
G. Pemucat kulit dalam sel target dan
1. Hidroquinon terikat pada reseptor
2. Hidroquinon dengan glukokortikoid,
PABA menginduksi sintesin
mRNA spesifik dengan
menghambat factor
transkripsi

Antiseptic local
denaturasi protein dan
koagulasi protein sel
bakteri

Antifungi
menghambat sintesis
ergosteron

Anastetic local
melakukan penetrasi ke
dalam akson dalam
bentuk basa larut lemak
yang menghambat canal
NA+ setelah terikat pda
reseptor

Pemucat kulit
menurunkan
pembentukan melanin
pada kulit
DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK ( OWA ) NO 2
No Nama Obat Mekanisme Kerja Aturan Pakai
.
1. Albendazol Menghambat pengambilan glukosa oleh cacing Dws dan anak-
sehingga produksi ATP sebagai sumber energi anak: 400 mg 1x
berkurang dan menyebabkan kematian cacing karena sehari
kurangnya energi untuk mempertahankan hidup
2. Bacitracin Mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan 400-500
mengikat membran lipid pirofosfat pada kokus gram unit/gram
positif Dioleskan 2x
sehari
3. Benorliate Menghambat enzim COX 3-4 kali sehari

4. Bismuth Menghambat pembentukan enzim bakteri, menghambat 4 tablet sehari


subscitrate sintesis ATP serta menghambat sintesis dinding sel terbagi dalam 2-4
bakteri dosis selama 4-8
mingu
5. Carbinoxamine Menghambat neuron polisinaptik pada N vestibularis
lateralis
6. Clindamicin Menghambat sintesa protein organisme dengan Dws: 150-300
mengikat subunit ribosom 50S yang mengakibatkan mg tiap 6 jam
terhambatnya pembentukan ikatan peptida Anak: 8-16
mg/kg BB dalam
3-4 dosis terbagi
7. Dexamethason kortisol berdifusi ke dalam sel target dan terikat Sehari 1 kapsul,
pada reseptor glukokortikoid, menginduksi sintesin 2-4 kali
mRNA spesifik dengan menghambat factor
transkripsi
8. Dexpanthenol Prekursor vitamin B5 yang setelah dioleskan dan Oleskan 1-2 kali
menembus kulit akan berubah menjadi vitamin B5 yang pada bagian yang
berperan dalam metabolisme energi sel kulit (Krebs mengalami
cycle) sehingga dapat beregenerasi mengganti sel yang iritasi/luka
rusak
9. Diclofenac Menghambat enzim COX-siklooksiginase sehingga Dws: sehari 100-
mediator nyeri tidak terbentuk 150mg, terbagi
dalam 2-3 dosis.
Anak > 14 thn
dan kasus riingan
75-100mg
terbagi dalam 2-3
dosis.

10. Diponium relaksaan non spesifik yang bekerja secara Sehari 3x 1-2
langsung pada otot polos kapsul, samapai
rasa sakit hilang
11. Fenoterol Stimulasi reseptor B2 di trachea (batang tenggorok) dan Oral : 3 kali
bronchi yang menyebabkan aktifasi dari adenilsiklase sehari 2,5-5 mg
12. Flumetason Menekan reaksi radang (bukan karena infeksi) Oleskan tipis 2-3
kali sehari
13. Hydrocortisone
butyrat
14. Ibuprofen Menghambat enzim COX-siklooksiginase sehingga Dws: sehari 3-4x
mediator nyeri tidak terbentuk 200 mg.
Untuk demam
pada anak sehari
20 mg/kg BB
dalam dosis
terbagi. Tidak
direkomendasika
n untuk anak < 1
thn
15. Isoconazol melakukan penetrasi ke dinding sel fungi, mengubah Oleskan 2 x
membran sel dan sehari
memengaruhi enzim intraseluler dan biosentesa ergoste
rol
16. Ketokonazol Bekerja dengan menghambat sitokrom P-450 jamur dioleskan 2-3
dengan mengganggu sintesa ergosterol yang merupakan kali sehari
komponen penting dari membran sel jamur selama 3-4
minggu

17. Levamizole bekerja dengan cara mempengaruhi sistem syaraf otot Anak-anak umur
cacing di atas 15 tahun
dan dewasa: 4-6
tablet sekali
minum

18. Methylprednisilo Metilprednisolon adalah glukokortikoid turunan 4-48 mg per hari


n prednisolon yang mempunyai efek kerja dan tergantung jenis
penggunaan yang sama seperti senyawa induknya. penyakitnya
Metilprednisolon tidak mempunyai aktivitas retensi
natrium seperti glukokortikosteroid yang lain
19. Niclosamide menghambat fosforilasi anaerob mitokondria parasite Dws:Dosis
terhadap ADP yang menghasilkan energy untuk tunggal 2 mg
pembentukan ATP Anak/: 1,5 mg
20. Noretisteron Noretisteron adalah suatu progestional oral seperti 2 x 5 mg / hari
progesteron, noretisteron akan menghasilkan perubahan
sekretori pada endometrium
21. Omeprazole Mengikat K+/H+ ATPase secara ireversibel sehingga Sehari 1x 20 atau
menghambat pompa proton (H+), dan selanjutnya 40 mg. Diminum
menghambat sekresi HCl dalam keadaan
perut kosong
22. Oxiconazole Oksikonazol merupakan obat jamur yang memiliki Dioleskan sehari
spetrum luas. Titik tangkapnya yaitu menghambat 4 x selama 2-4
sintesis ergosterol yang akan menyebabkan kematian minggu
sel jamur

23. Pipezetate suatu antitusif dengan kerja sentral yang juga


mempunyai aktivitas bronkodilatasi

24. Piratiasin
cloroteofilin
25. Pirenzepine Menghambat aktifitas asetilkolin yaitu menghambat Sehari 2x 250
peningkatan sekresi asam lambung mg pagi dan
malam ½ jam
sebelum makan
26. Piroxicam menghambat COX yang berfungsi dalam mengkinversi Rheumatoid
asam arakidonat menjadi PG, tromboksan, dan athritis: 20 mg
prostaksiklin. Mekanisme lain mempengaruhi mediator dlm dosis
inflamasi seperti bradikinin, histamine, serotonin, serta tunggal
memodulasi sel T, stabilisasi membran lisosom, dan Gangguan
menghambat kemotaksis muskuloskeletal
akut 40 mg
dalam sehari
dalam dosis
tunggal selama 2
hari selanjutnya
20 mg sehari
dalam dosis
tunggal selama
7-14 hari
27. Polymixin B Bekerja sebagai deteren kationik yan berinteraksi Oleskan 1-3 kali
sulfate secara kuat dengan fosfolipid membrane sel bakteri sehari pada
sehinggamenghambat integritas sel membran bagian yang
teriritasi
28. Prednisolon kortisol berdifusi ke dalam sel target dan terikat 1-4 kpsul sehari
pada reseptor glukokortikoid, menginduksi sintesin dosis diturunkan
mRNA spesifik dengan menghambat factor secara bertahap
transkripsi
29. Scopolamine Mengurangi ekstabilitas neuron dengan menghambat
jaras eksitatorik-kolinergik ke N vestibularis yang
bersifat kolinergik
30. Silver Silver memberikan efek pada membran dan dinding sel
sulfadiazine bakteri serta mencegah sintesis asam folat dalam
bakteri yang dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk
DNA dan RNA bakteri
31. Sucralfate Berkaitan dengan jaringan yang mengalami tukak Sehari 3-4 x 2
membentuk lapisan yang dapat melindungi tukak kapsul, diminum
lambung, sehingga terjadi regenerasi sel 1 jam sebelum
makan dan
sebelum tidur.
32. Sulfasalzin Memiliki efek antiinflamasi dan menghambat kerja Oral 500 mg 3
enzim 5-lipooxienase kali sehari
2. PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

Peraturan tentang OWA di Indonesia terdiri dari:

KepMenKes No.347 Tahun 1990 tentang Obat Wajib Apotek


(OWA) No.1, berisi daftar obat yang dapat diserahkan tanpa
resep oleh apoteker di apotek, mencakup oral kontrasepsi, obat
saluran cerna (antasida, anti-spasmodik, anti-spasmodik
analgetik, anti mual, laksan), obat mulut dan tenggorokan, obat
saluran napas (obat asma, sekretolitik/mukolitik), obat sistem
neuromuscular (analgetik antipiretik, antihistamin), antiparasit
(obat cacing), obat kulit topikal (antibiotik topikal, kortikosteroid
topikal, antiseptik lokal, antifungi lokal, anestesi lokal, enzim
antiradang topikal, pemucat kulit.

PerMenKes No.919 Tahun 1993 tentang kriteria obat yang


dapat diserahkan tanpa resep, yaitu tidak dikontraindikasikan
untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2
tahun dan orang tua di atas 65 tahun, pengobatan sendiri
dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko pada kelanjutan
penyakit, penggunaan tidak memerlukan cara dan atau alat
khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan,
penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya
tinggi di Indonesia, dan obat memiliki rasio kemanfaatan yang
dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

PerMenKes No.924 Tahun 1993 tentang OWA No.2,


peraturan ini memuat tambahan daftar OWA yang dapat
diserahkan apoteker.
PerMenKes No.925 Tahun 1993 tentang perubahan
golongan OWA No.1, memuat perubahan golongan obat terhadap
daftar OWA No. 1, beberapa obat yang semula OWA berubah
menjadi obat bebas terbatas atau obat bebas, selain itu juga ada
keterangan pembatasannya.

KepMenKes No. 1176 Tahun 1999 tentang OWA No.3


BAB 3
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Obat wajib Apotek (OWA) Adalah obat keras yang dapat


diserahkan oleh Apoteker oleh Apotek tanpa resep dokter.
Peraturan tentang Obat Wajib Apotek berdasarkan keputusan
menteri kesehatan RI No. 347/Menkes/SK/VII/1990 yang telah
di perbaharui dengan keputusan menteri kesehatan No.
924/Menkes/Per/X/1993.

Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat


untuk masyrakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA
adalah obat yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang
diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam
mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit
dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat
KB hormonal.

Anda mungkin juga menyukai