Anda di halaman 1dari 18

I.

JUDUL : GOLONGAN DARAH pada MANUSIA


II. TUJUAN :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan penggolongan darah pada manusia
III. DASAR TEORI
Membran sel darah manusia mengandung bermacam antigen golongan
darah, yang juga disebut aglutinogen. Aglutinin yang terpenting dan paling
dikenal diantaranya adalah antigen A dan B, tetapi ada lebeih banyak lagi
(Ganong,2005.555-556).
Dalam teknik slide biasa untuk penggolongan darah ABO, dua tetes darah
yang terpisah dari orang yang akan diperiksa golongan darahnya diletakkan pada
sebuah slide mikroskop. Setetes serum yang mengandung aglutinin anti A (dari
darah golongan B) diteteskan pada salah satu tetes darah sedangkan tetes serum
yang mengandung aglutinin anti B (dari darah golongan A) diteteskan pada tetes
darah lainnya.
a.    Jika serum anti A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka
individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A (golongan darah A)
b.    Jika serum anti B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki
aglutinogen tipe B (golongan darah B)
c.    Jika kedua serum anti A dan anti B menyebabkan aglutinasi, individu
tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B (golongan darah AB)
d.   Jika kedua serum anti A dan anti B tidak mengakibatkan aglutinasi,
maka individu tersebut tidak memiliki aglutinigen(golongan darah O) (Sudjaji,
2005:38).
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi
yang terkandung dalam darahnya, golongan darah tersebut dibagi menjadi 4 yaitu
sebagai berikut:
1)        Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap
antigen B dalam serum darahnya. Sehingga orang dengan golongan darah A-
negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif
atau O-negatif.
2)        Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan
sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya. Sehingga orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif.
3)        Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan
antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun
B. Sehingga orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.
Namun orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah
kecuali pada sesama AB-positif.
4)        Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen,
tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun orang dengan
golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif
(Winotasara,1993:53).
Antigen A dan B diwariskan sebagai alelomorf Mendel, yaitu A dan B
bersifat dominan. Misalnya, seseorang yang bergolongan darah B mungkin
diwarisi satu antigen B dari ayah dan dari ibu atau satu antigen dari salah satu
orangtua dan satu O dari orangtua lainnya, jadi seorang individu dengan fenotipe
Bdapat mempunyai genotype BB (homozigot) atau BO (heterozigot). Bila
golongan darah orangtua diketahui, dapat dibuat kemungkinan genotype pada
anak-anaknya. Jika kedua orangtuanya bergolongan darah B, mereka dapat
memiliki anak bergenotip BB (antigen B dari salah satu orangtua), BO (antigrn B
dari salah satu orangtua, O dari orangtua lainnya yang heterozigot), atau OO
(antigen O dari kedua orang tuanya, yang keduanya heterozigot). Bila golongan
darah seorang ibu dan anaknya diketahui, penentuan golongan darah dapat
membuktikan bahwa seseorang bukan ayahnya, meskipun tidak dapat
membuktikan bahwa orang tersebut adalah ayahnya. Manfaat prediksi ini
semakin besar bila penggolongan darah kelompok orang yang bersangkutan ini
juga mencangkup identifikasi antigen lain selain aglutinogen ABO. Dengan
penggunaan sidik jari DNA (DNA fingerprinting), angka ekslusi untuk paternitas
hingga meningkat mendekati 100% (Ganong,2005.557).
Bersama dengan system golongan darah O-A-B, system Rh juga penting
dalam tranfusi darah. Perbedaan utama antara system O-A-B dan system Rh
adalah sebagai berikut: pada system O-A-B, aglutinin bertanggungjawab atas
timbulnya reaksi tranfusi yang terjadi secara spontan, sedangkan pada system Rh,
reaksi aglutinin spontan hamper tak pernah terjadi. Malahan,, orang mula-mula
harus terpajan secara massif dengan antigen Rh, biasanya melalui tranfusi darah
atau melalui ibu yang memiliki bayi dengan antigen, sebelum terdapat cukup
aglutinin untuk menyebabkan reaksi tranfusi yang bermakna.
ANTIGEN RH-ORANG DENGAN “RH POSITIF” DAN “RH
NEGATIF”. Terdapat enam antigen Rh yang biasa, salah satunya disebut factor
Rh. Tipe-tipe ini ditandai dengan C,D,E,c,d, dan e. orang yang memiliki antigen
C tidak mempunyai antigen c, tetapi orang yang kehilangan antigen C selalu
mempunyai antigen c. keadaan ini sama halnya untuk D-d dan E-e. Juga, cara
penurunan faktor-faktor ini, maka setiap orang hanya mempunyai satu dari ke-
tiga pasang antigen tersebut.
tipe antigen D dijumpai secara luas dimasyarakat dan bersifat antigenic
daripada antigen Rh lain. Oleh karena itu, seseorang yang mempunyai tipe
antigen ini dikatakan Rh positif,sedangkan mereka yang tidak mempunyai tipe
antigen D dikatakan Rh negative. Meskipun demikian perlu diperhatikan bahwa
bahkan pada orang-orang dengan Rh-negatif, beberapa antigen Rh lainnya masih
dapat menimbulkan reaksi transfusi, walaupun biasanya jauh lebih ringan.
Kira-kira 85% dari seluruh orang kulit putih adlah Rh positif dan 15%
persennya Rh negatif. Pada orang kulit hitam Amerika prosentase Rh positifnya
kira-kira 95%, sedangkan pada orang kulit hitam Afrika, betul-betul 100%
(Hall,1996.573-574).

Penting Untuk Transfusi


Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis
darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah
berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar
disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel
darah merah.
Singkatnya berdasarkan panduan dari apa yang telah dilakukan oleh Landsteiner,
pada 1907 sejarah mencatat kesuksesan transfusi darah pertama yang dilakukan
oleh Dr. Reuben Ottenberg di Mt. Sinai Hospital, New York.
Berkat keahlian Landsteiner pula banyak nyawa dapat diselamatkan dari
kematian saat terjadi Perang Dunia I, dimana transfusi darah dalam skala lebih
besar mulai dilakukan. Kemudian, Karl Landsteiner memperoleh penghargaan
Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya
menemukan cara penggolongan darah ABO.
Dalam transfusi darah, kecocokan antara darah donor (penyumbang) dan
resipien (penerima) adalah sangat penting. Darah donor dan resipien harus sesuai
golongannya berdasarkan sistem ABO dan Rhesus faktor.
Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi
transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan
kematian. Hemolisis adalah penguraian sel darah merah dimana hemoglobin akan
terpisah dari eritrosit.
Pemilik rhesus negatif tidak boleh ditransfusi dengan darah rhesus positif.
Jika dua jenis golongan darah ini saling bertemu, dipastikan akan terjadi perang.
Sistem pertahanan tubuh resipien (penerima donor) akan menganggap rhesus dari
donor itu sebagai benda asing yang perlu dilawan. Di dunia, pemilik darah rhesus
negatif termasuk minoritas (anonim,2013[akses]).
IV. METODE
IV.1 Alat
a. Lanset?jarum steril
b. Jarum pentul
c. Spidol
d. Gelas obyek
e. Kertas putih
IV.2 Bahan
a. Serum A dan B
b. Alcohol 70%
c. Kapas
d. Darah segar manusia
IV.3 Cara kerja

Dengan menggunakan spidol, menarik garis tengah lus pada sisi panjang
yang membagi sisi gelas obyek menjadi dua bagian yang sama. Di pojok kiri
atas gelas obyek menulis huruf A dan di pojok kanan menulis huruf B.
Meletakkan gelas obyek pada selembar kertas putih.

Mencuci tangan sampai bersih, mengambil segumpal kapas dengan pinset,


menyelupkan ke dalam alkohol dan menggosok ke ujung jari manis.
Membiarkan alkohol mongering dan menusuk bagian tersebut dengan
menggunakan lanset yang telah disterilkan.
Menepatkan setetes darah pada bagian A dan B gelas obyek.

Menutup bekas tusukan dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam


alkohol.

Meneteskan segera serum anti A pada bagian A gelas obyek, mengaduk


sampai merata dengan tusuk gigi.

Meletakkan setetes anti B pada darah di bagian B gelas obyek.


Melakukan seperti no.4

V. HASIL PENELITIAN

GOLONGAN KETERANGAN
No. NAMA TEST
DARAH ASLI A B
1. Wulan A A
+ -

2. Siska Rahmawati B B
- +

3. Anggun Ika Pratiwi AB AB


+ +

4. Qurrota Aiyunin O O
- -

5. Realita X B
- +

6. Risky Cahya X O
- -

7. Via Okta Yudha U. X AB


+ +

Keterangan :
+ : Menggumpal
- : Tidak menggumpal
VI. PEMBAHASAN
Pada praaktikum kali ini adalah tentang penggolongan darah pada manusia,
yang dilakukan oleh tujuh probandus. Terdiri dari empat probandus yang
diketahui golongan darahnya yaitu, A,B,AB,O dan tiga probandus lainnya tidak
diketahui golongan darah aslinya. Percobaan yang kami lakukan yaitu dengan
meletakkan darah dari masing-masing probandus pada gelas obyek yang telah
dibagi dua yaitu A dan B. kemudian menetesi serum A pada gelas obyek bagian A
dan serum B pada gelas obyek serum B. Kemudian mengaduk masing-masing
bagian menggunakan jarum pentul, setelah itu mengamati apa yang terjadi pada
darah tersebut. Berikut paparan hasil pengamatan kami.
 Pengamatan yang pertama oleh probandus yang pertama yaitu Wulan yang
sudah diketahui golongan darah aslinya yaitu golongan darah A. Pada
pengamatan gelas obyek Wulan terjadi penggumpalan pada bagian A,
sedangkan pada bagian B tidak terjadi penggumpalan. Karena bagian A yang
mengalami penggumpalan maka golongan darah dari Wulan adalah golongan
darah A. Percobaan yang dilakukan berhasil karena golongan darah hasil
percobaan dengan golongan darah asli nya cocok.
 Pengamatan yang kedua oleh probandus yang bernama Siska Rahmawati
dengan golongan darah aslinya adalah B. Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah dilakukan terjadi penggumpalan pada bagian B sedangkan pada bagian
A tidak terjadi penggumpalan. Maka golongan darah Siska adalah B. hasil
test tersebut cocok dengan golongan darah aslinya.
 Pengamatan yang ketiga yaitu mengamati hasil test dari probandus Anggun
Ika Pratiwi yang diketahui golongan darah aslinya adalah AB. Berdasarkan
hasil pengamatan terjadi penggumpalan pada semua bagian yaitu A dan B.
Maka probandus ini memiliki golongan darah AB.
 Pengamatan yang keempat adalah mengamati hasil test dari probandus yang
bernama Qurrota Aiyunin. Dengan golongan darah aslinya adalah O. pada
hasil pengamatan didapat data bahwa tidak terjadi penggumpalan pada kedua
bagian A dan B. Karena tidak terjadi penggumpalan pada kedua sisinya maka
golongan darah probandus ini adalah O. Hasil teset cocok dengan golongan
darah aslinya.
 Pengamatan yang kelima yaitu mengamati hasil test dari probandus yang
bernama Realita. Pada pengamatan ini tidak diketahui golongan darah asli
dari probandus tersebut. Setelah melakukan pengamatan didapat hasil bahwa
terjadi penggumpalan pada bagian B sedangkan pada bagian A tidak terjadi
penggumpalan. Maka golongan darah dari probandus ini adalah B.
 Pengamatan yang keenam yaitu hasil pengamatan dari probandus yang
bernama Risky Cahya yang tidak diketahui golongan darah aslinya. Setelah
melakukan pengamatan tidak terjadi penggumpalan pada bagian keduanya.
Hal ini menunjukkan bahwa golongan darah dari probandus ini adah O.
 Pengamatan yang terkhir yaitu oleh probandus yang bernama Via Okta yang
juga tidak diketahui golongan darah aslinya. Berdasarkan hasil pengamatan
terjadi penggumpalan pada kedua bagian A dan B. hal ini menunjukkan
bahwa golongan darah dari probandus ini adalah AB.
 Penggolongan darah
Dari percobaan yang dilakukan di atas, kita mengetahui bahwa golongan
darah pada manusia ada yang digolongkan berdasarkan ada tidaknya aglutinogen
yang terkandung dalam darah tersebut. Selain itu ada penggolongan lain yang
disebut SISTEM RHESUS. Penggolongan darah berdasarkan sistem Rh
ditemukan oleh K. Landsteiner dan A. S. einer pada 1940. Rh merupakan
singkatan dari rhesus, diambil dari nama kera acaca rhesus. Pada kera ini didapati
antigen yang memicu penggumpalan darah kera oleh antibodi darah kelinci dan
marmot yang disuntikkan. Kelinci dan marmot membentuk antiserum yang
kemudian digunakan untuk menguji darah manusia.

Berdasarkan pengujian, darah manusia dibedakan atas Rh+ dan Rh.


individu Rh+ memiliki antigen rhesus. Adapun individu Rh– tidak memiliki
antigen rhesus. Pembentukan antigen Rh ini dikendalikan oleh gen IRh yang
dominan terhadap Irh. Perhatikan tabel berikut.
No. Fenotipe Genotipe Macam Gamet
I I RH ; I RH I rh
RH
1. Rhesus Positif I RH dan I rh
2. Rhesus Negatif I rh I rh I rh

Perkawinan antara pria dengan Rh+ dan wanita dengan Rh– dapat
menyebabkan keturunannya menderita penyakit eritroblastosis fetalis. Jika bayi
yang dilahirkan memiliki Rh–, kemungkinan bayi tersebut terlahir normal.
Kelainan terjadi jika janin yang dikandung Rh+ yang diwariskan dari orangtua
laki-laki.
Jika janin yang dikandung Rh+, sedangkan ibu Rh–, pada kehamilan
pertama bayi tersebut terlahir selamat. Hal ini disebabkan antibodi ibu terhadap
antigen Rh– belum banyak diproduksi. Akan tetapi, pada kehamilan kedua, jika
janin Rh+, janin tersebut akan diserang oleh antibodi ibu (anti–Rh+). Akibatnya,
jika janin Rh+, akan menderita eritroblastosis fetalis. Keadaan ini tidak terjadi jika
pria Rh– dan wanita Rh+ atau keduanya memiliki golongan Rh yang sama.
 Proses donor darah
Ketika manusia kekurangan darah yang diakibatkan suatu penyakit
tertentu. Dan penolongan yang tepat adalah transfusi darah, maka darah yang
ditransfusi haruslah darah yang sama golongannya. Hal ini dikarenakan akan
terjadi penggumpalan darah pada pasien jika darah yang diterima tidak sama
golongannya. Dalam transfer darah dikenal dengan resipien universal dan donor
universal.
Resipien universal adalah seseorang yang bergolongan darah tertentu
sehingga dapat menerima transfusi darah dari golongan darah manapun. Resipien
universal adalah orang yang bergolongan darah AB. Secara teori orang yang
bergolongan darah AB bisa menerima transfusi darah dari golongan darah apapun.
Tetapi dalam prakteknya hal ini tidak diperbolehkan. Dikhawatirkan nantinya
akan terjadi penggumpalan dan kematian. Kenapa ? karena ditakutkan terjadi
ketidakcocokan antara aglutinin resipien dan aglutinogen pendonor.
Donor universal adalah orang yang memiliki golongan darah tertentu
sehingga dapat didonorkan ke siapa saja yang membutuhkan. Golongan darah
tersebut adalah golongan darah O. Jadi orang yang bergolongan darah O dapat
mendonorkan darahnya untuk ssemua golongan ( sistem ABO ). Secara teori hal
ini memang bisa, dikarenakan golongan darah O merupakan golongan darah
dimana tidak ditemukan adanya aglutinogen pada sel darah merahnya. Akan tetapi
dalam prakteknya, darah dengan golongan O hanya ditransfusikan ke mereka yang
bergolongan darah O saja.
Tabel Transfusi Darah
Resipien
A B AB O
Donor
A + - - +
B - + - +
AB - - - -
O + + + +
Keterangan : + = tidak menggumpal - = menggumpal
a. Proses donor darah golongan A
Golongan A hanya dapat menerima tranfusi darah dari golongan A dan
golongan O. mengapa? Karena tranfusi antara A dan A memiliki inti yang
sama sehngga tidak akan terjadi penggumpalan, sama halnya dengan
golongan darah O. Golongan darah O tidak memiliki inti sehingga
golongan ini cocok untuk tranfusi ke semua golongan darah.
b. Proses donor darah golongan B
Golongan B hanya dapat menerima tranfusi dari golongan B dan golongan
O. hal ini terjadi karena golongan B memiliki inti yang sama dengan
golongan B dan golongan O cocok untuk mentranfusikan darah kesemua
golongan.
c. Proses donor darah golongan O
Golongan darah O hanya dapat menerima tranfusi darah darah dari sesama
golongan O, karena golongan darah yang lain tidak sama dengan golongan
arah O sehingga bila terjadi tranfusi dari golongan selain O maka akan
mengalami penggumpalan.
d. Proses donor darah golongan AB
Pada golongan ini dapat menerima tranfusi dari semua golongan darah,
karena golongan darah ini memiliki semua anti A dan anti B sehingga
tranfusi dari semua golongan dapat terjadi.
 Proses penggumpalan
a. Orang bergolongan darah A
Pada bagian A ditetesi oleh serum A terjadi penggumpalan
sedangkan pada bagian B dan ditetesi oleh serum B tidak terjadi
penggumplan. Penggumpalan di A terjadi karena darah tersebut memiliki
aglutinin B (anti B) pada plasma darahnya. Sedangkan pada eritrositnya
mengandung aglutinogen A (zat yang menggumpalkan). Penggumpalan ini
disebabkan karena pada eritrosit mengandung aglutinogen A. Sehingga
jika diberi antinya (anti A), maka akan terjadi proses aglutinasi
(penggumpalan).
b. Orang bergolongan darah B
Pada golongan darah ini, bagian A yang ditetesi oleh serum A
tidak terjadi penggumpalan, sedangkan pada bagian B yang ditetesi oleh
serum B terjadi penggumpalan. Hal ini terjadi karena plasma darahnya
mengandung aglutinin A (anti A). Sedangkan pada eritrositnya
mengandung aglutinogen B. jadi ketika darah ditetesi dengan anti B, maka
akan terjadi reaksi aglutinasi antara eritrosit dan serum tersebut.
c. Orang bergolongan darah O
Pada orang bergolongan O tidak terjadi penggumpalan pada kedua
bagian A maupun bagian B. . Hal ini disebabkan karena plasma darah
mereka mengandung aglutinin A (anti A) dan aglutinin B (anti B).
Sedangkan pada eritrositnya tidak memiliki aglutinogen sama sekali.
Sehingga ketika darah mereka ditetesi dengan serum anti A maupun anti
B, eritrosit tidak bereaksi. Hal inilah yang menjadikan darah tidak
menggumpal
d. Orang bergolongan darah AB
Pada golongan ini, ketika serum A dan B ditetesi pada bagiannya
terjadi penggumpalan pada kedua bagian. Hal ini terjadi karena karena
pada plasma darah seseorang yang bergolongan darah AB tidak didapati
adanya aglutinin A maupun B. Sedangkan pada eritrositnya mengandung
aglutinogen A dan aglutinogen B. Sehingga apabila darah seseorang
tersebut ditetesi dengan serum anti A maupun anti B, akan terjadi reaksi
antara eritrosit dan kedua serum tersebut. Reaksi terjadi mengakibatkan
darah seseorang tersebut mengalami aglutinasi.
 Faktor yang mempengaruhi penggumpalan
a. Aglutinin (zat yang digumpalkan)
b. Aglutinogen (zat yang menggumpalkan)
VII. PENUTUP
VII.1 Kesimpulan
Golongan darah pada manusia ada empat, yaitu A, B, AB dan O.
Seseorang dikatakan bergolongan darah A, jika pada eritrositnya
mengandung aglutinogen A dan pada plasma darahnya mengandung
aglutinin B. Seseorang dikatakan bergolongan darah B, jika pada eritrositnya
mengandung aglutinogen B dan pada plasma darahnya mengandung
aglutinin A. Seseorang dikatakan bergolongan darah AB, jika pada
eritrositnya mengandung aglutinogenA dan B, sedang pada plasma darahnya
tidak mengandung aglutinin A maupu B. Seseorang dikatakan bergolongan
darah O, jika pada eritrositnya tidak mengandung aglutinogen A maupun B,
sedang pada plasma darahnya mengandung aglutinin A dan B
VII.2 Saran
Dalam praktikum uji golongan darah pada manusia ini, jangan sekali-
sekali menggunakan jarum yang telah digunakan oleh probandus lain.
Karena ditakutkan adanya penularan sebuah penyakit dari probandus
sebelumnya dan sebaiknya alat yang akan digunakan dicek lagi
kebersihannya sehingga praktikum berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013. http://basic-knowledge-and-information.blogspot.com/2013/03/manfaat-
mengetahui-golongan-darah.html(akses:01 maret 2014.09.18 WIB)
Ganong,W.F.2005.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22.Penerbit:Buku
Kedokteran ECG
Hall,&Guyton.1996.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi .Penerbit:Buku
Kedoteran ECG
Sudjaji. 2005. Biologi Sains Dalam Kehidupan 2A. Surabaya : yudhistira
Winotasara dkk. Biologi Umum. Jakarta : Depdikbud
LAMPIRAN

Hasil pengamatan

1. Via Okta Yudha Utomo (kelompok 1) (AB)

2. Anggun Ika Pratiwi (kelompok 6) (AB)

3. Siska rahmawati (B)

4. Wulan (A)

5. Qurrota Aiyunin (O)


Artikel tentang sifat manusia berdasarkan golongan darah

Golongan darah A
 Biasanya orang yang bergolongan darah A ini berkepala dingin, serius,
sabar dan kalem atau cool, bahasa kerennya.
 Orang yang bergolongan darah A ini mempunyai karakter yang tegas, bisa
di andalkan dan dipercaya namun keras kepala.
 Sebelum melakukan sesuatu mereka memikirkannya terlebih dahulu. Dan
merencanakan segala sesuatunya secara matang. Mereka mengerjakan
segalanya dengan sungguh-sungguh dan secara konsisten.
 Mereka berusaha membuat diri mereka se wajar dan ideal mungkin.
 Mereka bisa kelihatan menyendiri dan jauh dari orang-orang.
 Mereka mencoba menekan perasaan mereka dan karena sering
melakukannya mereka terlihat tegar. Meskipun sebenarnya mereka
mempunya sisi yang lembek seperti gugup dan lain sebagainya.
 Mereka cenderung keras terhadap orang-orang yang tidak sependapat.
Makanya mereka cenderung berada di sekitar orang-orang yang
ber’temperamen’ sama.
Golongan darah B
 Orang yang bergolongan darah B ini cenderung penasaran dan tertarik
terhadap segalanya.
 Mereka juga cenderung mempunyai terlalu banyak kegemaran dan hobby.
Kalau sedang suka dengan sesuatu biasanya mereka menggebu-gebu
namun cepat juga bosan.
 Tapi biasanya mereka bisa memilih mana yang lebih penting dari sekian
banyak hal yang di kerjakannya.
 Mereka cenderung ingin menjadi nomor satu dalam berbagai hal
ketimbang hanya dianggap rata-rata. Dan biasanya mereka cenderung
melalaikan sesuatu jika terfokus dengan kesibukan yang lain. Dengan kata
lain, mereka tidak bisa mengerjakan sesuatu secara berbarengan.
 Mereka dari luar terlihat cemerlang, riang, bersemangat dan antusias.
Namun sebenarnya hal itu semua sama sekali berbeda dengan yang ada
didalam diri mereka.
 Mereka bisa dikatakan sebagai orang yang tidak ingin bergaul dengan
banyak orang.
Golongan darah O
 Orang yang bergolongan darah O, mereka ini biasanya berperan dalam
menciptakan gairah untuk suatu grup. Dan berperan dalam menciptakan
suatu keharmonisan diantara para anggota grup tersebut.
 Figur mereka terlihat sebagai orang yang menerima dan melaksakan
sesuatu dengan tenang. Mereka pandai menutupi sesuatu sehingga mereka
kelihatan selalu riang, damai dan tidak punya masalah sama sekali. Tapi
kalau tidak tahan, mereka pasti akan mencari tempat atau orang untuk
curhat (tempat mengadu).
 Mereka biasanya pemurah (baik hati), senang berbuat kebajikan. Mereka
dermawan dan tidak segan-segan mengeluarkan uang untuk orang lain.
 Mereka biasanya di cintai oleh semua orang, “loved by all”. Tapi mereka
sebenarnya keras kepala juga, dan secara rahasia mempunyai pendapatnya
sendiri tentang berbagai hal.
 Dilain pihak, mereka sangat fleksibel dan sangat mudah menerima hal-hal
yang baru.
 Mereka cenderung mudah di pengaruhi oleh orang lain dan oleh apa yang
mereka lihat dari TV.
 Mereka terlihat berkepala dingin dan terpercaya tapi mereka sering
tergelincir dan membuat kesalahan yang besar karena kurang berhati-hati.
Tapi hal itu yang menyebabkan orang yang bergolongan darah O ini di
cintai.
Golongan darah AB
1. Orang yang bergolongan darah AB ini mempunyai perasaan yang sensitif,
lembut.
2. Mereka penuh perhatian dengan perasaan orang lain dan selalu
menghadapi orang lain dengan kepedulian serta kehati-hatian.
3. Disamping itu mereka keras dengan diri mereka sendiri juga dengan
orang-orang yang dekat dengannya.
4. Mereka jadi cenderung kelihatan mempunyai dua kepribadian.
5. Mereka sering menjadi orang yang sentimen dan memikirkan sesuatu
terlalu dalam.
6. Mereka mempunyai banyak teman, tapi mereka membutuhkan waktu
untuk menyendiri untuk memikirkan persoalan-persoalan mereka.

http://www.beritaunik.net/tips-trik/karakter-seseorang-berdasarkan-
golongan-darah.html

Pendapat saya tentang artikel ini :


Menurut saya, tentang apa yang di kutip pada artikel di atas sebagian besar
sifat dan karakter berdasarkan golongan darah ini hamper benar. Menurut saya
pribadi, karena saya bergolongan darah AB karakter di atas hampir semuanya
benar walaupun ada yang tidak cocok dengan karakter saya tetapi itu meyakinkan
bahwa karakter dan sifat dapat dilihat berdasarkan golongan darah pada manusia.
Meskipun tidak semua sifat ditampilkan pada artikel ini pasti ada sisi
negatif dari semua sifat yang digolongkan berdasarkan golongan darah. Walaupun
demikian pasti kita sebagai manusia akan selalu memperbaiki sisi negatf tersebut
dengan mencoba mengubah kepribadian menjadi pribadi yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai