Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM VIII

GENETIKA
(ABKC 2305)

UJI GOLONGAN DARAH

Disusun Oleh :
Siti Aisyah
(1910119220038)
Kelompok III B

Asisten Dosen :
Dody Alfayed
Syifa Fauzia

Dosen Pengasuh :
Prof. Dr. H. Muhammad Zaini, M.Pd.
Dr. Bunda Halang, M.T
Riya Irianti, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER 2020
PRAKTIKUM VIII

Topik : Uji Golongan Darah


Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah seseorang dan Rhesus yang
dimilikinya.
Hari/tanggal : Selasa/ 2 Desember 2020
Tempat : Daring (dalam jaringan)

I. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Baki/ nampan 5. Tusuk gigi
2. Jarum blood lanset 6. Alat tulis
3. Kaca benda 7. kamera
4. Kapas
Bahan :
1. Alkohol 4. Serum anti B
2. Darah 5. Serum anti D
3. Serum anti A
II. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Memberi label pada kaca benda dan tusuk gigi.
3. Mensterilkan jari manis menggunakan kapas yang telah ditetesi alkohol
lalu menusukan jari manis dengan jarum untuk mengeluarkan darah.
4. Meneteskan darah pada kaca benda dengan satu kaca benda 2 tetesan
darah, sehingga 2 kaca benda 4 tetesan darah.
5. Mendokumentasikan setiap langkah kerja.
6. Meneteskan anti A, anti B, anti AB dan anti D pada setiap darah yang
telah diteteskan pada kaca benda.
7. Mengaduk darah yang telah ditetesi dengan setiap antigen
menggunakan tusuk gigi.
III. TEORI DASAR
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu
berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan
membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah
tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya
dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih
jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat
menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia
hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan
jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai
berikut:
1. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah
dengan antigen A di permukaan membran selnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serumdarahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau
O-negatif.
2. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada
permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi
terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan
golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang
dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif.
3. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah
dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi
terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan
darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.
Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat
mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
4. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa
antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.
Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO
apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan
golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama
O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai
di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia,
golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai
dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan
dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang
dijumpai di dunia.
Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan
pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana
bila darah seseorang diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau
penggumpalan berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A.
Dimana kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau AB. Bila
tidak mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A,
kemungkinan darahnya adalah bergolongan darah B atau O.
Bila darah seseorang diberi serum aglutinin b mengalami aglutinasi,
maka darah orang tersebut mengandung antigen B, berarti kemungkinan
orang tersebut bergolongan darah B atau AB. Bila tidak mengalami
aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah A atau O. Bila diberi serum
aglutinin a maupun b tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya
adalah O .
A. Penggolongan
Antigen Antibodi Golongan darah
A Anti B A
B Anti A B
A-B - AB
- Anti AB O

Golongan darah O adalah golongan darah yang paling banyak di


dunia. Sedangkan golongan darah AB adalah golongan darah yang paling
langka . Golongan darah O disebut Donor Universal karena darahnya dapat
didonorkan pada semua golongan darah , tetapi hanya dapat menerima dari
golongan darah O. Golongan darah AB disebut Resipien Universal karena
dapat menerima transfusi dari semua golongan darah.
Interprestasi hasil
Anti A Anti B Anti AB Golongan darah
- - - O
+ - + A
- + + B
+ + + AB

( + ) : terjadi aglutinasi
( - ) : tidak terjadi aglutinasi
Rhesus adalah suatu faktor yang terdapat pada sel darah merah yang
ditemukan pertama kali oleh Lainsteiner dan Liner pada tahun 1940 melalui
injeksi sel darah merah kera ke tubuh kelinci. Sebagian besar Rhesus
manusia di dunia adalah ( + ) . Sedangkan Rhesus ( - ) biasanya dimiliki
oleh orang-orang di Eropa. Perbedaan Rhesus seorang laki-laki dan wanita
yang telah menikah akan mempengaruhi kelahiran keturunannya. Mungkin
keturunan mereka hanya akan ada 1 yang normal. Anak selanjutnya
kemungkinan terlahir cacat.

B. Transfusi Darah
Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain.
Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut dengan DONOR dan
yang menerima darah disebut resipien.Donor perlu memperhatikan jenis
aglutinogen di dalam eritrosit, sedangkan resipien perlu memperhaitkan
jenis aglutinin dalam plasma darah.
Sebelum melakukan transfusi perlu menentukan golongan darah
resipien dan golongan darah donor. Proses penentuan golongan darah
dilakukan dengan cara Tes Darah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Golongan darah O adalah Donor Universal karena dapat di
transfusikan ke seluruh golongan darah.Golongan darah AB adalahResipien
Universal karena dapat menerima semua jenis golongan darah.
Tabel aglutinasi dari berbagai golongan darah

Golongan Darah Aglutinin A Aglutinin B

O Tidak Menggumpal Tidak Menggumpal


A Menggumpal Tidak Menggumpal
B Tidak Menggumpal Menggumpal
AB Menggumpal Menggumpal

Dari bagan dan tabel diatas dapat kita ketahui dari dan ke golongan
darah apa saja proses transfusi darah dapat terjadi.
Pada tabel melukiskan reaksi yang terjadi pada empat golongan darah
yang berbeda. Golongan darah O, eritrositnya tidak mempunyai aglutinogen
sehingga tidak dapat bereaksi dengan salah satu serum anti-A atau anti-B.
Golongan darah A mempunyai aglutinogen-A sehingga beraglutinasi
dengan aglutinin anti-A. Golongan darah AB mempunyai aglutinogen B
sehingga beraglutinasi dengan kedua jenis aglutinin.
Golongan darah AB adalah resipien universal karena dapat menerima
semua jenis golongan darah. Sebaliknya golongan darah O adalah donor
universal karena dapat ditransfusikan kepada seluruh golongan darah. Tetapi
transfusi darah yang terbaik adalah transfusi darah dari golongan darah yang
sejenis. Jika transfuse dilakukan dengan jenis golongan darah yang berbeda,
meskipun itu memungkinkan, misalnya golongna darah O ditransfusikan ke
golongan darah AB, masih mungkin terjadi penggumpalan walaupun
sedikit.
Alasan terbanyak melakukan transfuse adalah karena penurunan
volume darah. Transfusi juga sering digunakan untuk pengobatan anemia
atau member resipien beberapa unsur lain dari darah
Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang yang disebut
dengan donor. Kepada orang yang memerlukan yang disebut dengan
resipien. Dalam proses transfusi darah diusahakan agar aglutinogen pada
darah donor tidak berjumpa dengan zat antinya yang terdapat di dalam
plasma darah resipien. Pada umumnya transfusi darah dapat dilakukan
dalam keadaan sebagai berikut : kecelakaan dan tubuh luka parah, tubuh
yang terbakar, penyakit kronis, kekurangan darah yang akut, pada saat tubuh
kehilangan banyak darah, misalnya pada waktu operasi. (Halang, 2020)
IV. HASIL PENGAMATAN
a. Tabel Hasil Pengamatan
No Partisipan Golongan Darah Serum Anti Kesimpulan
Orang Tua

Ibu Ayah A B D

1. Cici Ayu WD A A + - + A+

2. Atikah AB O + - + A+

3. Desy Alfianita A B + + + AB+

4. A. Fazri Haekal B O - + + B+

5. Meidita A.R O O - - + O+

6. Nida Lessy A O + - + A+

7. Ina Apriliana A O - - + O+

8. Fitriani O O - - + O+

9. Finda Vericha N O AB + - + A+

Keterangan :
(+) : Menggumpal
(-) : Tidak menggumpal
b. Foto Pengamatan

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020)


c. Foto Literatur

(Sumber : Arienta, 2013)


(Sumber : Arienta, 2013)

V. ANALISIS DATA
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Darah pada manusia berfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan
oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan
nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai
bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari
berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan
melalui darah. (Priadi, 2009).
Pada Praktikum kali ini yang dilakukan untuk mengetahui golongan darah,
pertama yang dilakukan adalah menyiapkan objek glass. Objek glass
berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan objek yang akan diamati.
Kemudian mensterilkan salah satu ujung jari yaitu jari manis dengan
alkohol. Alkohol 70% berfungsi untuk mensterilkan jari manis dari kuman.
Kemudian menusukkan jarum blood lanset ke jari manis yang telah
disterilkan tadi, ditusukkan pada pembuluh darah arteri. Setelah itu,
menekan ujung jari yang telah ditusuk tadi sehingga mengeluarkan darah
dan meneteskan darah tersebut pada objek glass, di sebelah kiri dan sebelah
kanan, kemudian meneteskan serum anti A di salah satu darah, meneteskan
serum anti B disalah satu darah lainnya, dan meneteskan serum anti D ke
semua sampel darah lalu mengaduknya dengan gerakan memutar dengan
menggunakan tusuk gigi. Serum anti A dan serum anti B berfungsi untuk
menentukan jenis golongan darah A dan B yang ditandai dengan adanya
aglutinasi dan tidak adanya aglutinasi, sedangkan serum anti D untuk
menentukan Rh(+) dan Rh(-) pada darah tersebut.
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, pada
uji golongan darah yang bernama Cici Ayu WD yang orang tuanya
bergolongan darah A dan A, Atikah yang orang tuanya bergolongan darah
AB dan O, Nida Lessy yang orang tuanya memiliki golongan darah A dan
O, dan Finda Vericha N yang orang tuanya memiliki golongan darah O dan
AB . Object glass di letakan di meja dan masing-masing di atasnya di beri
label yaitu object glass pertama Cici Ayu, kedua Atikah dan seterusnya
secara berurutan. Kemudian jari manis mereka di bersihkan terlebih dahulu
dengan menggunakan alkohol. Setelah di bersihkan dengan alkohol jari
ditusuk menggunakan lancet sehingga mengeluarkan darah. Kemudian
darah tersbut di letakan di sisi kanan dan kiri object glass. Perlakuan pada
object glass, setelah darah ditetesi serum anti A maka darah mengalami
penggumpalan dan setelah darah di tetesi serum anti B darah tidak
mengalami penggumpalan. Sedangkan ditetesi serum anti D keempat darah
orang tersebut menggumpal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
darah yang terdapat pada keempat orang tersebut adalah golongan A(+).
Pada uji golongan darah yang bernama Desy Alfianita yang orang tuanya
bergolongan darah A dan B setelah darah ditetesi anti A dan anti B darah
tersebut mengalami penggumpalan, hal ini menandakan bahwa Desy
memiliki golongan darah AB . Sedangkan ditetesi serum anti D sampel
darah tersebut menggumpal yang menandakan Dessy memiliki golongan
darah AB (+).
Pada uji sampel darah dari A. Fazri Haekal diaman orangtua nya
bergolongan darah B dan O di dapatkan darah bergolongan B. Hal ini terjadi
karena setelah darah ditetesi anti A darah tersebut tidak menggumpal dan
setelah ditetesi anti B darah tersebut menggumpal. Sedangkan ditetesi serum
anti D keempat darah orang tersebut menggumpal yang meandakan Fazri
memiliki golongan darah B (+).
Pada uji sampel darah Meidita A.R dan Fitriani yang orang tuanya
memiliki golongan darah O dan O, dan Ina Apriliana yang orang tuanya
memiliki golongan darah A dan O setelah ditetesi kedua serum anti A dan B
tidak menggumpal maka meandakan golongan darah mereka bertiga adalah
O. Sedangkan ditetesi serum anti D ketiga darah orang tersebut
menggumpal yang meandakan mereka memiliki golongan darah O (+),
Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama
dalam produksi antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida,
tetapi dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil
dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi menjadi anti gen
A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada
seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat
pada seseorang bergolongan darah B dan O.
Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur
dengan serum alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi
terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen A,
dan serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-B.
Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur
dengan serum beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi
terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen B,
dan serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A.
Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi
setelah dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal
ini dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen,
dan serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.
Pada percobaan ini juga telah di buktikan bahwa golongan darah O
merupakan golongan darah yang paling banyak dimiliki manusia. Dari
penelitian yang dilakukan pada 16 orang tadi 62% bergolongan darah O,
25% bergolongan darah A, 12,5% bergolongan darah B, dan 0% brgolongan
darah AB. (Prawirohartono, 1995)

VI. KESIMPULAN
1. Golongan darah berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung
dalam darahnya dibagi menjadi 4 bagian yaitu golongan darah A, B, AB,
dan O.
2. Apabila darah + anti A mengalami penggumpalan dan darah + anti B tidak
menggumpal maka golongan darah orang tersebut adalah A.
3. Apabila darah + anti B tidak menggumpal dan darah + anti B mengalami
penggumpalan maka golongan darah orang tersebut adalah B.
4. Apabila darah + anti A tidak menggumpal dan darah + anti B tidak
menggumpal maka golongan darah orang tersebut adalah O.
5. Apabila darah yang diberikan serum anti D menggumpal maka tergolong
memiliki darah Rh (+) dan jika tidak menggumpal maka tergolong
memiliki darah Rh (-).
6. Golongan darah terbanyak yaitu golongan darah A sebanyak 4 orang
kemudian golongan darah O sebanyak 3 orang , golongan darah B hanya 1
orang, dan golongan darah AB juga hanya 1 orang.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Halang, Bunda. 2020. Penuntun Praktikum Genetika. Banjarmasin:
PMIPA FKIP ULM.

Arienta, Zanne. 2013. Laporan Praktikum Golongan Darah. Tanggerang

Prawirohartono, Slamet. 1995. Sains Biologi. Bumi Aksara. Jakarta

Priadi, Arif. 2009. Biologi SMA XI. Yudhistira. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai