Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM GOLONGAN DARAH

DISUSUN OLEH :

HANSEN WIBOWO (XI IPA 3/11)

SMA SANTA MARIA SURABAYA

TAHUN AJARAN 2016-2017

SMA SANTA MARIA SURABAYA Page 1


BAB I

LANDASAN TEORI

1.1 Golongan Darah

Golongan darah adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu kelompok berdasarkan
ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhensus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46
jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari
golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang
berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam


bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan
darah ABO. Jan Janskýdi pada tahun 1907 mengklasifikasikan darah manusia ke dalam empat
grup, yang hingga kini masih digunakan.

1.2 Frekuensi

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun
di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A
lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan
dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

1.3 Rhesus

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor
Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki
faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di
permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh

SMA SANTA MARIA SURABAYA Page 2


pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan
ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling
umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula
beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.

Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor
dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh- dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen
Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau
di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan.

1.4 Kecocokan Sel Darah Merah


Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga,
orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan
dolongan darah B-negatif atau O-negatif

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B
serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan
golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO
apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak
dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor
universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari
sesama O-negatif.

SMA SANTA MARIA SURABAYA Page 3


1.5 Kecocokan Plasma

Kecocokan plasma darah terbalik dengan kecocokan sel darah merah. Hal ini disebabkan
karena antibodi yang mampu untuk bereaksi dibawa di dalam plasma: plasma tipe AB membawa
antibodi anti-A maupun anti-B dan bisa ditranfusikan pada individu dari grup manapun; tetapi
pasien tipe AB hanya bisa menerima plasma tipe AB. Sebaliknya, plasma tipe O membawa
antibodi keduanya, sehingga individu dengan golongan darah O bisa menerima plasma darah
dari grup manapun, tetapi plasma tipe O hanya bisa digunakan untuk pasien dengan golongan
darah O.

SMA SANTA MARIA SURABAYA Page 4


BAB II

TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk :

1. Memenuhi tugas biologi


2. Untuk mengetahui teknik uji golongan darah
3. Untuk mengetahui teknik mengukur tekanan darah
4. Mengukur tekanan darah manusia
5. Untuk menentukan golongan darah, dan
6. Dapat membedakan golongan darah A, B, AB, dan O

SMA SANTA MARIA SURABAYA Page 5


BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat :

 Objek glass
 Jarum penusuk
 Kapas
 Holder jarum
 Kertas Hb.

3.2 Bahan :

 Anti serum A,B,dan AB


 Alkohol 70%

SMA SANTA MARIA SURABAYA Page 6


BAB IV

CARA KERJA

Langkah – langkah yang diperlukan untuk melaksanakan praktikum :

1. Pasang jarum steril pada holder, atur kedalaman saat menusukkan jarum di skala 3.
2. Olesi jari tangan dengan kapas / tisu, yang sudah diberi alcohol 70%.
3. Tusukkan jarum pada jari tangan yang sudah steril.
4. Teteskan darah pada gelas objek di tiga lokasi, yaitu samping kiri, tengah, dan samping
kanan .Dan teteskan pada kertas skala Hb.
5. Tetesi darah pada gelas obyek, menggunakan serum anti A, anti B, anti AB.
6. Cocokkan kertas Hb dengan skala Hb.
7. Catat data hasil pengamatan.

SMA SANTA MARIA SURABAYA Page 7


BAB V

DATA HASIL PENGAMATAN

Gambar di atas adalah contoh golongan darah O yang diambil dari salah satu teman saya.

Pada percobaan dilakukan untuk mengetahui golongan darah. Yang dilakukan pertama
kali adalah menyiapkan objek glass yang sudah ditetesi alcohol agar tidak terkontaminasi sebagai
tempat untuk meletakkan objek yang akan diamati. Darah yang akan diamati didapat melalui
melukai ujung jari tangan menggunakan jarum. Kemudian, teteskan darah di dua tempat pada
objek glass. Dengan meneteskan anti serum A pada satu tempat dan anti serum B pada tempat
yang lain, kita dapat mengetahui golongan darah melalui ada tidaknya aglutinasi
(penggumpalan). Proses penentuan golongan darah manusia degan sistem ABO :
 Jika setelah ditetesi antiserum A jika darah menggumpal tetapi tidak menggumpal ketika ditetesi
antiserum B, maka mempunyai golongan darah A.
 Jika setelah ditetesi antiserum B jika darah menggumpal tetapi tidak menggumpal ketika ditetesi
antiserum A, maka mempunyai golongan darah B.
 Jika setelah ditetesi antiserum A dan B jika darah menggumpal, maka mempunyai golongan
darah AB.
 Jika setelah ditetesi antiserum A dan B jika darah tidak menggumpal, maka mempunyai
golongan darah O.

SMA SANTA MARIA SURABAYA Page 8


BAB VI

ANALISA

Dari praktikum golongan darah di atas, kita dapat meng-analisis bahwa :

5.1 Proses Penentuan Golongan Darah Manusia :

-Jika setelah ditetesi antiserum A jika darah menggumpal, maka mempunyai golongan darah A.

-Jika setelah ditetesi antiserum B jika darah menggumpal, maka mempunyai golongan darah B.

-Jika setelah ditetesi antiserum A dan B jika darah menggumpal, maka mempunyai golongan
darah AB.

-Jika setelah ditetesi antiserum A dan B jika darah tidak menggumpal, maka mempunyai
golongan darah O.

5.2 Fungsi Serum Anti A dan Anti B

Fungsi serum anti A dan anti B untuk membuat sel-sel darah peka terhadap aglutinasi untuk
menentukan golongan darah dalam penentuan golongan darah.

SMA SANTA MARIA SURABAYA Page 9


BAB VII

KESIMPULAN

Pentingnya Mengetahui Golongan Darah :

- Agar mempermudah dalam proses tranfusi darah jika kita membutuhkan darah secara
cepat

- Agar mempermudah dalam proses transfusi darah jika kita akan mendonorkan darah kita
kepada orang lain baik diperlukan secara cepat maupun tidak.

- Untuk mengetahui status kita dalam keluarga terutama sebagai anak.

- Membantu penyelidikan tindak kriminal

SMA SANTA MARIA SURABAYA Page 10


BAB VIII

DAFTAR PUSTAKA

http://harumisujatmiko.wordpress.com/2012/08/27/untuk-rizkylia/

http://www.livestrong.com/article/88832-difference-between-pulse-heart.

http://ep.physoc.org/content/23/1/1.abstract.

http://www.drmir kin. com/heart/8076.html

http://health fieldmedicare.suite101.com/article.cfm/vital_signs_how_to_take_a_pulse.

Karmana,Oman.2015.Biologi untuk Kelas XI.Grafindo Media Pratama:Bandung.

SMA SANTA MARIA SURABAYA Page 11

Anda mungkin juga menyukai