Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM TEKANAN DARAH

DISUSUN OLEH :

HANSEN WIBOWO (XI IPA 3/11)

SMA SANTA MARIA SURABAYA

TAHUN AJARAN 2016/2017


BAB I

LANDASAN TEORI

1.1 Tekanan Darah

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah
ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat
dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas
(120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutanjantung, dan disebut
tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara
pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah
adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak
secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah
juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, di mana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan
lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di
waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu
dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya
mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.

1.2 Tekanan Sistolik


Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung.[1] Istilah
ini secara khusus digunakan untuk merujuk pada tekanan arterial maksimum saat terjadi
kontraksi pada lobus ventrikular kiri dari jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi
disebut systole.

Pada format penulisan angka tekanan darah, umumnya, tekanan sistolik merupakan angka
pertama. Sebagai contoh, tekanan darah pada angka 120/80 menunjukkan tekanan sistolik pada
nilai 120 mmHg.
1.3 Tekanan Diastolik

Tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung sedang berelaksasi atau beristirahat.
Pada kurva denyut jantung, tekanan diastolik adalah tekanan darah yang digambarkan pada
rentang di antara grafik denyut jantung.

1.4 Klasifikasi
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg

1.5 Jenis Tekanan Darah

1.) Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-
kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor
risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan
penyebab utama gagal jantung kronis.

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah;
tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah
menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor risiko
dan sebaiknya diberikan perawatan.

Gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak
sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah
tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari
hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita
hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
• sakit kepala
• kelelahan
• mual
• muntah
• sesak napas
• gelisah
• pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan
ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena

terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan

penanganan segera.
2.) Tekanan darah rendah

Hipotensi atau yang biasa disebut tekanan darah rendah adah suatu keadaan dimana
tekanan darah lebih rendah atau turun di bawah angka normal hingga 90/60 mmHg.

Penyebab darah rendah


• Melemahnya otot jantung yang berakibat darah yang dipompa jantung lebih sedikit, sehingga
tekanan daran menurun.
• Terjadinya peradangan pada kantung yang mengelilingi jantung(pericardium) yang biasa
dikenal sebagai pericadritis yang menyebabkan cairan menumpuk pada pericardium dan
menekan jantung sehingga membatasi kemampuan jantung untuk memopa dan mengisi darah
keseluruh tubuh.
• Adanya beku darah dal pembuluh vena, dimana bekuan darah ini dapat menghalangi aliran
darah kedalam bilik kiri dari paru-paru, dan akibatnya akan mengurangi darah di jantung untuk
di pompa.
• Bradycardia atau denyut jantungyang lambat dapat mengurangi darah yang di pompa oleh
jantung. Angka detak jantung untuk seorang dewasa sehat adalah 100 dan 60 detak per menit.
Hal ini berkaitan dengan heart rate, yaitu berapa kali denyut jantung dalam setiap menitnya.
Semakin tinggi heart rate maka semakin tinggi tekanan darahnya.
• Tegangan perifer atau tegangan kekakuan pembuluh darah. Kekakuan pembuluh darah akan
berefek pada semakin tingginya tekanan darah.

Gejala tekanan darah rendah


• Sering pusing dan keringat dingin
• Mudah merasakan kantuk dan sering menguap
• Mata sering terasa berkunang-kunang dan penglihatan kurang jelas terutama setelan duduk
terlalu lama atau berjalan.
• Mudah kelelahan dan tidak bertenaga bahkan sering mengalami pingsan
BAB II

TUJUAN PRAKTIKUM

1. Agar siswa siswi dapat memahami konsep pelajaran tidak hanya melalui teori.
2. Agar para praktikan dapat memahani tentang apa itu tekanan darah pada manusia.
3. Agar para praktikan dapat memahami bagaimana tekanan darah pada manusia.
4. Agar para praktikan dapat memahami beberapa penggolongan tekanan darah pada
manusia.
5. Agar para praktikan dapat memahami alat apa yang digunakan untuk mengukur tekanan
darah pada manusia.
6. Agar para praktikan dapat memahami cara-cara mengukur tekanan darah pada manusia.
7. Dan juga agar para parktikan dapat menggunakan alat pengukur tekanan darah dan dapat
mempraktekannya.
BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

 Tensimeter (Alat pengukur tekanan darah yang meliputi tekanan sistol dan
diastole).

3.2 Bahan

 Tubuh manusia sukarelawan yang akan diukur tekanan darahnya.


BAB IV

CARA KERJA

1. Pilih 2 siswa, putra dan putri


2. Ukur tekanan darah masing-masing sebelum melakukan aktivitas,
menggunakan tensimeter digital.
3. Catat hasil pengukuran pada table data.
4. Siswa melakukan aktivitas (lari) selama 5 menit.
5. Ukur tekanan darah masing-masing (tanpa istirahat).
6. Catat hasil pengukuran pada table data.
BAB V

DATA HASIL PENGAMATAN

Hasil dan data pengamatan :

TEKANAN DARAH
NAMA SISWA
SEBELUM BERLARI SESUDAH BERLARI

90 / 57 142 / 69
Gert
Pulse/min = 82 Pulse/min = 119
104 / 69 129 / 75
Laurent
Pulse/min = 87 Pulse/min = 139

Pembahasan

1. Pengaruh Kerja Otot


Pada percobaan ini didapatkan tekanan darah sukarelawan sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas adalah sama. Akan tetapi, secara fisiologis tekanan darah setelah melakukan aktivitas
seharusnya meningkat. Hal ini mungkin disebabkan karena ketidakakuratan alat atau
sukarelawan sering berolahraga sehingga tekakan darahnya tidak segera mengalami perubahan
dibandingkan orang-orang yang tidak sering berolahraga. Ketika kita beraktivitas maka otot-otot
akan saling berkontraksi. Dalam proses kontraksi, otot memerlukan suplai oksigen yang banyak
untuk memenuhi kebutuhan akan energi. Darah sebagai media yang bertujuan untuk menyuplai
O2 harus segera memenuhinya. Oleh karena itu, curah jantung akan ditingkatkan untuk
memenuhi kebutuhan darah terseburt dan selanjutnya akan meningkatkan aliran darah.
BAB VI

ANALISA

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur besar tekanan darah pada tubuh
manusia

1. Cara Palpasi

Cara palpasi hanya dapat menentukan tekanan diastole dimana pada percobaan ini tekanan
diastole didapatkan berkisar antara 100 mmHg sampai 110 mmHg. Palpasi dilakukan sebelum
melakukan auskultasi karena dari pengukuran palpasi kita akan mendapatkan nilai standar
patokan untuk mengukur tekanan darah dengan cara auskultasi.

2. Cara Auskultasi

Cara auskultasi dilakukan untuk mendengar bunyi pada stetoskop dalm hal ini untuk menentukan
tekanan darah orang coba dan didapatkan tekanan sistolle yang sama dengan cara palpasi yaitu
110/80 mmHg. Timbulnya bunyi pada pada pemeriksaan terutama disebabkan oleh semburan
darah yang melewati pembuluh yang mengalami hambatan parsial. Semburan darah ini
menimbulkan aliran turbulen di dalam pembuluh yang terletak di luar area manset, dan keadaan
ini akan menimbulkan getaran yang terdengar melalui stetoskop yang dikenal dengan bunyi
Korotkoff.
BAB VII

KESIMPULAN

1. Cara-cara pengukuran tekanan darah arteri adalah dengan cara palpasi, auskultasi dan
osilasi.

2. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah secra fisiologis adalah karena
istirahat, perubahan sikap, kerja otot dan pengaruh berfikir, inspirasi dan ekspirasi yang kuat.

3. Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara diantaranya
yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, dan bertambahnya cairan
dalam sirkulasi.
BAB VIII

DAFTAR PUSTAKA

Pearce, E.,2004. Anatomi dan fisiologi manusia untuk paramedis. Gramedia pustaka
utama.jakarta

Drs. Kus Irianto . (2008). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis . Jakarta : Yrama
Widya

Guyton and Hall. 2007. Fisiologi kedokteran. EGC : Jakarta.

http://en.wikipedia.org, diakses pada tanggal 20 April 2014

Anda mungkin juga menyukai