PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
D. MANFAAT
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
1. Golongan darah A yang berfaktor rhesus positif (Rh+)
Golongan darah yang lain juga dibedakan menjadi Rh+ dan Rh-. Gologan
darah Rh+ yaitu golongan darah yang mempunyai antigen Rhesus. Golongan
darah Rh- yaitu golongan darah yang tidak mempunyai antigen Rhesus. Rh+
bersifat dominan, oleh karena itu Rh+ tidak boleh mendonorkan darahnya ke tipe
Rh- karena akan terjadi aglutinasi. Akan tetapi orang bergolongan darah Rh-
boleh menyumbangkan darah ke orang bergolongan darah Rh+. Faktor Rh tidak
begitu pengaruh dalam transfuse darah, tetapi pada kasus tertentu dapat
menyebabkan kematian bayi dalam kandungan (Eritroblastosis fetalis). Kondisi
ini berkembang pada bayi yang belum lahir ketika ibu dan bayi memiliki jenis
darah yang berbeda, biasanya terjadi jika seorang ibu Rh- kawin dengan lelaki
Rh+ maka anak dalam kandungannya akan memiliki Rh+. Saat dalam kandungan,
sel darah merah Rh+ anaknya dapat keluar menembus plasenta ke sistem sirkulasi
ibunya, yaitu saat plasenta rusak sebelum atau sesudah bayi dilahirkan. Hal ini
menyebabkan si ibu memproduksi antibodi anti-Rh. Jika ibu hamil lagi dan anak
memiliki faktor Rh+, maka antibodi anti-Rh ibu akan masuk lewat plasenta dan
merusak sel darah merah anak. Akibatnya, terjadi kerusakan sel darah merah pada
anak kedua yang dapat menyebabkan kematian.
C. Transfusi Darah
Pada transfusi darah, orang yang mendapat darah disebut resipien dan
pemberi darah disebut donor. Sel darah yan diberikn kepada resipien adalah
senyawa protein. Jika tidak sesuai, berarti sel darah tersebut bersifat sebagai
antigen sehingga sel darah akan digumpalkan atau mengalami aglutinasi.
Golongan darah 0 dapat memberikan darahnya kke semuagolongan darah
sehingga disebut donor universal. Hal ini terjadi karena sel-sel golongan darah 0
tidak mengandung kedua aglutinogen sehingga sejumlah kecil dari darah ini dapat
4
ditransfusikan ke hamper setiap resipien tanpa terjadi reaksi aglutinasi dengan
cepat. Golongan darah AB disebut resipien universal karena dapat menerima
darah dari semua golongan darah. Akan tetapi, transfuse darah sebaiknya
dilakukan antar golongan darah yang sama. Pada setiap transfuse, darah yang
dipakai rata-rata antara 300-1000 cc. darah yang diambil tersebt dimasukkan ke
dalam botol steril terlebih dahulu. Kemudian darah diberi larutan natrium sitrat
2,5 % untuk mencegah penggumpalan. Lalu darah disimpan di tempat bersuhu di
bawah 0ºC.
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Percobaan
1. Jarum steril
2. Kapas
3. Alkohol 70%
4. Object glass
(rhesus)
6. Tusuk gigi
b. Langkah percobaan :
6
3. Tusukkan jarum dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang
telah steril, lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar
4. Teteskan darah pada object glass pada tempat yang telah dibagi
5. Balut jari menggunakan kapas yang mengandung alkohol
6. Teteskan serum anti A sebanyak 1 tetes pada sampel darah
pertama, lalu aduklah dengan gerakan memutar menggunakan
tusuk gigi.
7. Lakukan langkah nomor 5 untuk serum anti B, serum anti AB, dan
serum anti Rhesus
8. Amati perubahanpada object glass.
C. Data
Setelah kami melakukan percobaan, kami akan memperoleh data-
data seperti yang terdapat pada tabel berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Data
7
No
Nama Gambar anti-A anti-B anti-AB anti-D
.
1. Adhyanasari Tidak menggumpal menggumpal Meng-
F. menggumpal gumpal
8
3. Hainun Nisa menggumpal Tidak menggumpal Meng-
H. menggumpal gumpal
9
6. Risky Tidak Tidak Tidak Meng-
Aditya W. menggumpal menggumpal menggumpal gumpal
B. Pembahasan
10
Berdasarkan data di atas, sampel darah Hainun Nisa Halida menggumpal
ketika ditetesi serum alfa dan serum alfa-beta, sedangkan tidak terjadi
penggumpalan apabila ditetesi serum beta. Hal ini menunjukkan bahwa eritrosit
Hainun mengandung antigen A dan agglutinin β atau anti-B pada bagian plasma
darahnya, sehingga terjadi penggumpalan ketika ditetesi serum alfa dan alfa-beta.
Sehingga, golongan darah Hainun yaitu A. Adapun pada serum rhesus terjadi
penggumpalan, sehingga darah Hainun termasuk golongan rhesus positif.
Golongan darah Hainun dapat dituliskan A+.
11
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, saran kami :
1. Tenangkan diri sebelum menusuk kulit dengan jarum agar darah
mudah dikeluarkan .
2. Tusuk kulit dengan jarum secara pasti, agar darah mampu dikeluarkan.
3. Apabila darah yang keluar sedikit, tusuk kulit di bagian jari lain
menggunakan jarum steril baru.
12
2. Kepada guru dimohon untuk memberikan tugas para siswa untuk
membuat makalah, sebagai bekal pembelajaran ketika menempuh
pendidikan di perguruan tinggi.
13
DAFTAR PUSTAKA
14