Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM GOLONGAN DARAH

MODUL DASAR BIOMEDIK DAN HEMOPOETIK-LIMFORETIKULER


T.A. 2022/2023

Oleh:
Nama : Fadilla Siti Syafira
Nim : 223010801007
Kelompok : 5 (Lima)
Dosen : Abi Bakring Balyas, S.Pd., M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Darah adalah suatu jaringan ikat khusus dengan materi ekstra sel cair
yang disebut plasma yang berfungsi sebagai media pengangkutan yang
mengangkut O2, CO2, metabolit, hormon dan zat-zat lain ke sel di seluruh
tubuh (Mescher, 1987).Darah sangat penting bagi kehidupan manusia. Begitu
pentingnya darah bagi kehidupan manusia sehingga darah yang berkurang dari
dalam tubuh bisa menyebabkan organ-organ dalam tubuh kekurangan nutrisi dan
oksigen. Akibatnya, dalam waktu singkat terjadi kerusakan jaringan dan kegagalan
fungsi organ yang berujung pada timbulnya berbagai penyakit bahkan kematian.
Darah setiap manusia dibagi menjadi beberapa golongan yang umum
disebut sebagai golongan darah. Secara lebih rinci golongan darah merupakan
ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan
protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan darah ditentukan
oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel
darah merah (Fitri, 2007). Dasar penggolongan darah adalah adanya
aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi) di
dalam plasma (serum).
Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan dan aglutinin adalah zat yang
menggumpalkan. Terdapat dua jenis penggolongan darah yang paling penting
adalah penggolongan A-B-O dan Rhesus (faktor Rh). Golongan darah menurut
sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Golongan darah
ABO pada manusia merupakan satu contoh dari alel berganda dari sebuah gen
tunggal(Rasyid, 2010). Golongan darah seseorang dapat A, B, AB atau O.
Huruf-huruf ini menunjukkan dua karbohidrat, substansi A dan substansi B,
yang mungkin ditemukan pada permukaan sel darah merah. Sel darah seseorang
mungkin mempunyai sebuah substan si (tipe A atau B), kedua-duanya (tipe AB), atau
tidak sama sekali (tipe O). Berdasarkan uraian diatas yang melatar belakangi
praktikum ini adalah untuk mengetahui golongan darah dan dapat
membedakannya.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses dan tata
cara pemeriksaan golongan darah, menentukan golongan darah dan Rhesus
seseorang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pemeriksaan golongan darah mempunyai berbagai manfaat dan


mempersingkat waktu dalam identifikasi. Golongan darah penting untuk diketahui dalam hal
kepentingan transfusi, donor yang tepat serta identifikasi pada kasus kedokteran forensik
seperti identifikasi pada beberapa kasus kriminal. Golongan darah yang berbeda yaitu A,
B, AB dan O. ditentukan oleh sepasang gen, yang diwarisi dari kedua orang tua.
Setiap golongan darah dapat dikenal dari zat kimia yang disebut antigen, yang terletak di
permukaan sel darah merah. Ketika seseorang membutuhkan transfusi darah, maka
darah yang disumbangkan haruslah sesuai dengan golongan darah tertentu. Kesalahan
dalam melakukan transfusi akan dapat menimbulkan komplikasi yang serius. (Australia
Red Cross, 2008). Kesesuaian golongan darah sangatlah penting dalam transfusi darah.
Jika darah donor mempunyai faktor (A atau B) yang dianggap asing oleh resipien,
protein spesifik yang disebut antibodi yang diproduksi oleh resipien akan
mengikatkan diri pada molekul asing tersebut sehingga menyebabkan sel-sel darah yang
disumbangkan menggumpal. Penggumpalan ini dapat membunuh resipien (Azmielvita,
2009).

Golongan Darah Antigen Antibodi


A A α (Anti B)

B B β (Anti A)

AB A dan B Tidak Ada


O - α dan β (Anti A dan B)

Rh-positif (Rh+), berarti darahnya memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan


reaksi positif atau terjadi penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes dengan anti-Rh
(antibodi Rh). Rh-negatif (Rh-), berarti darahnya tidak memiliki antigen-Rh yang
ditunjukkan dengan reaksi negatif atau tidak terjadi penggumpalan saat
dilakukan tes dengan antiRh (antibodi Rh). Individu dengan golongan darah A memiliki
sel darah merah dengan antigen A dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B. Maka,
golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan
darah A-negatif atau O-negatif. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen A. Maka, orang dengan golongan darah B-
negatif hanya dapat menerima darah golongan B-negatif atau O-negatif. Individu
dengan golongan darah AB memiliki antigen A dan B serta tidak menghasilkan
antibodi terhadap antigen A maupun B. Maka, golongan darah AB-positif dapat menerima
darah A-B-O apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah
AB positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif. Individu
dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Maka, golongan darah O-negatif dapat mendonorkan
darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal.
Tapi, golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif
(Azhar, 2014).
Sekitar 400 antigen golongan darah yang mana antigen-antigen golongan darah
yang berbeda tersebut memiliki makna klinis yang sangat bervariasi, dan yang
terpenting adalah golongan darah ABO dan rhesus (Rh). Antigen golongan darah dikontrol
oleh tiga alel (A, B, dan O); A dan B dominan terhadap O dan kodominan dengan
masing-masingnya. Alel ini menghasilkan enzim transferase yang menambah terminal
residu gula di permukaan eritrosit pada struktur parental-nya. Sedangkan gen O
tidak aktif dalam mengode alloantigen apapun pada eritrosit. Tetapi golongan darah O
memiliki glikoprotein pada permukannya (Rasyid, 2010).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum mengenai golongan darah dilakukan di Laboratorium Biomedik


Basah Universitas Palangka Raya, Fakultas Kedokteran Prodi Pendidikan Dokter,
pada hari Kamis 6 Oktober 2022, pukul 13.00-14.00 WIB.

B. Alat dan Bahan

1. Slide Golongan Darah ;


2. Kapas Alkohol 70% ;
3. Lanset ;
4. Jarum Lanset ;
5. Tusuk Gigi ;
6. Handscoon ;
7. Head Cap ;
8. Pulpen ;
9. Penggaris ;
10. Kertas ;
11. Serum Anti A ;
12. Serum Anti B ;
13. Serum Anti AB ;
14. Serum Anti D.

C. Prosedur Kerja

1. Cuci tangan dengan bersih dan pastikan telah steril ;


2. Gunakan sarung tangan ;
3. Siapkan slide golongan darah, lalu isi identitas orang yang di cek ;
4. Masukkan jarum lanset dengan cara membuka lanset ;
5. Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas alkohol 70% ;
6. Tusukkan lanset dengan hati-hati ke ujung jari yang telah disterilkan lalu
tekanlah ujung jari hingga darah keluar ;
7. Teteskan darah pada slide golongan darah sebanyak 4 kali pada tempat
sesuai dengan bagiannya masing-masing pada slide ;
8. Teteskan serum Anti A sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama,
lalu ratakan dengan gerakan memutar dengan tusuk gigi. Kemudian
lalukan langkan tersebut untuk ke 3 serum yang lainnya ;
9. Setelah selesai amatilah perubahan yang terjadi ;
10. Yang terakhir buatlah tabel dengan 4 bagian, bagian 1 untuk serum anti A,
bagian 2 untuk serum anti B, bagian 3 untuk serum anti AB, dan bagian 4
untuk serum anti D (Rhesus). Lalu amati apakah ada terjadi penggumpalan
atau tidak. Dan catat setiap hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1.

2.

3.
4.

5.

No. Nama Perlakuan Pengamatan Golongan


darah

+ Anti A X Aglutinasi
Maureen Lovynka + Anti B X Aglutinasi O
1.
Trustiantica Zalukhu + Anti AB X Aglutinasi Rhesus (+)
+ Anti D ✓ Aglutinasi

+ Anti A X Aglutinasi
+ Anti B ✓ Aglutinasi B
2. Fadilla Siti Syafira
+ Anti AB ✓ Aglutinasi Rhesus (+)
+ Anti D ✓ Aglutinasi

+ Anti A X Aglutinasi
Raymond David + Anti B ✓ Aglutinasi B
3.
Hermawan Mandolang + Anti AB ✓ Aglutinasi Rhesus (+)
+ Anti D ✓ Aglutinasi

4. Sanchia Cleosha + Anti A ✓ Aglutinasi A


X Aglutinasi
+ Anti B ✓ Aglutinasi
Viorina
+ Anti AB ✓ Aglutinasi Rhesus (+)
+ Anti D

+ Anti A ✓ Aglutinasi
+ Anti B X Aglutinasi A
5. Akwila Kanaya
+ Anti AB ✓ Aglutinasi Rhesus (+)
+ Anti D ✓ Aglutinasi

B. Pembahasan

Dasar penggolongan darah adalah adanya aglutinogen (antigen) di dalam


sel darah merah dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum). Aglutinogen
adalah zat yang digumpalkan dan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan.
Terdapat dua jenis penggolongan darah yang paling umum digunakan yaitu
penggolongan A-B-O dan Rhesus (faktor Rh). Golongan darah menurut sistem
A-B-O dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Golongan darah ABO pada
manusia merupakan satu contoh dari alel berganda dari sebuah gen tunggal .
Golongan darah seseorang dapat A, B, AB atau O.
Pada praktikum kali ini tahapan yang dilakukan untuk mengetahui golongan
darah adalah pertama menyiapkan alat dan bahan berupa kertas, pensil, dan
penggaris. Buatlah tabel dengan 4 bagian, bagian 1 untuk serum Anti A, bagian 2
untuk serum Anti B, bagian 3 untuk serum Anti AB, dan bagian 4 untuk
serum Anti D yang mana dijadikan tempat peletakan slide golongan darah.
Kemudian, siapkan slide golongan darah yang telah diberi identitas. Masukkan
jarum lanset dengan cara membuka lanset. Sterilkan salah satu ujung jari dengan
kapas alkohol 70%. Tusukkan lanset dengan hati-hati keujung jari yang telah
disterilkan lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar. Teteskan darah pada
slide golongan darah sebanyak 4 kali pada tempat sesuai dengan bagian
tabel. Teteskan serum Anti A sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu
ratakan dengan gerakan memutar dengan tusuk gigi. Kemudian lalukan langkan
tersebut untuk ke 3 serum yang lainnya. Setelah selesai amatilah apa yang akan
terjadi. Serum Anti A, serum Anti B, dan serum Anti AB berfungsi untuk
menentukan jenis golongan darah yang ditandai dengan adanya aglutinasi dan
tidak adanya aglutinasi. Serum Anti D untuk mengetahui Rhesus yang ditandai
dengan adanya aglutinasi dan tidak adanya aglutinasi.
Golongan darah A dicampur dengan serum alfa (anti A), darah tersebut
mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut
mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-B.
Golongan darah B dicampur dengan serum beta (anti B), darah tersebut mengalami
aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut
mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat membuat aglutinin anti-
A.Golongan darah O tidak mengalami agglutinasi setelah dicampurkan serum
alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini dikarenakan di dalam sel
darah tersebut tidak mengandung agglutinogen, dan serum darahnya dapat
membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.Pada praktikum ini, dapat dilihat
bahwa darah resipien tidak mengalami aglutinasi saat diberikan serum Anti A,
serum Anti B, begitu pula dengan serum Anti AB. Hal ini menunjukan bahwa
golongan darah resipien adalah O. Pada saat diberikan serum Anti D untuk
menunjukkan Rhesus terlihat bahwa terjadi aglutinasi sehingga Rhesusnya
adalahpositif.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Darah adalah suatu jaringan ikat khusus dengan materi ekstra sel cair
yang disebut plasma yang berfungsi sebagai media pengangkutan. Darah setiap
manusia dibagi menjadi beberapa golongan yang umum disebut sebagai golongan
darah.Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang
terkandung di dalam sel darah merah. Terdapat dua jenis penggolongan darah yang
paling penting adalah penggolongan A-B-O dan Rhesus (faktor Rh). Dalam
praktikum ini yang bertujuan untuk mengetahui tata cara penentuan golonga
darah, darah resipien tidak mengalami aglutinasi saat diberikan serum Anti A,
serum Anti B, begitu pula dengan serum Anti AB. Hal ini menunjukan bahwa
golongan darah resipien adalah O. Jadi, ada dua macam antigen A dan B di sel
darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang
disebut golongan O.

B. Saran
Semoga sarana dan prasarana untuk praktek lebih memadai dan lebih
mendukung. Lalu untuk praktikumnya semoga bisa diadakan lebih dari 1 kali.

Anda mungkin juga menyukai