Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIS

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS

A. Tempat dan Waktu Praktikum


Tempat : Laboratorium biomedis kampus 1 Respati Yogyakarta
Waktu : Selasa, 25 April 2017
Pukul : 07.00-08.40 WIB

B. Prinsip Kerja
Golongan darah diindentifikasikan dengan melihat aglutinasi yaitu penggumpalan sel
darah merah akibat reaksi antara antibodi dalam serum/plasma dengan antigen pada
sel darah merah (Gandasoebrata, 2006).

C. Alat
1. Kartu tes golongan darah
2. Kapas
3. Alkohol 70 %
4. Lancet
5. Tusuk gigi

D. Bahan

1. Serum alfa/ Anti A


2. Serum beta/ Anti B
3. Serum alfa beta/ Anti AB
4. Serum anti Rhesus/ Anti D

E. Sampel (Nama, Umur dan Jenis Kelamin)


Nama : XX
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan

F. Cara Kerja
1. Siapkan kartu uji yang telah di beri keterangan dan isi biodata peserta uji
golongan darah terlebih dahulu
2. Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol
70%
3. Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah steril, lalu
tekanlah ujung jari hingga darah keluar
4. Teteskan darah pada kartu uji sebanyak 4 kali pada tempat yang berbeda sesuai
keterangan
5. Tutup luka jari peserta uji golongan darah dengan kapas alkohol
6. Teteskan serum alfa/Anti A sebanyak 1 tetes pada sampel darah sesuai keterangan,
lalu aduklah dengan gerakan memutar menggunakan tusuk gigi. Amatilah apa
yang terjadi
7. Lakukan langkah nomor 7 untuk serum beta /Anti B, serum alfa beta/ Anti AB,
dan serum anti Rhesus/Anti D.

G. Interpretasi Hasil
1. Golongan Darah Manusia
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan
ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah
merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein
pada permukaan membran sel darah merah tersebut.
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alela ganda.
Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan.
Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun
1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat
di dalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat
di dalam plasma darah. Atas dasar macam antigen yang ditemukan tersebut
Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO
dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen
selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.
Sebelum lahir, molekul protein yang ditentukan secara genetik disebut antigen,
antigen ini muncul dipermukaan membran sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan
tipe B bereaksi dengan antibodi pasangannya, yang mulai terlihat sekitar 2 sampai
8 bulan setelah lahir.
a) Karena reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasi ( penggumpalan) sel
darah merah, maka antigen disebut aglutinogen dan antibodi pasangannya
disebut agglutinin.
b) Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A dan tipe B atau hanya mewarisi
salah satunya, atau bahkan keduanya sekaligus.
Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya aglutinogen
(antigen tipe A dan tipe B ) yang ditemukan pada permukaan eritrosit dan
aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B, yang ditemukan dalam plasma. (Campbell,
N.A,dkk 2008)
a Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A
di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif
hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau
O-negatif.
b Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel
darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
c Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen
A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.
Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan
darah kecuali pada sesama AB-positif.
d Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang
dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-
negatif.

Membran permukaan eritrosit manusia mengandung antigen yang diturunkan yang


bervariasi tergantung pada golongan darah. Didalam sistem penggolongan darah
utama, sistem ABO, eritrosit orang dengan golongan darah A mengandung antigen
A, golongan darah B mengandung antigen B, golongan darah AB mengandung
antigen Adan B, dan orang dengan golongan darah O tidak memiliki antigen
permukaan eritrosit A atau B (Sherwood, 2016).

Golongan
Antigen pada eritrosit Antibodi dalam plasma
darah
A A Anti-B
B B Anti-A
AB A dan B Tidak ada antibodi
O Tidak ada antigen Anti-A dan anti-B

Sistem golongan Rh

Orang yang memiliki faktor Rh disebut memiliki darah Rh positif, sementara yang tidak
memiliki faktor Rh disebut Rh negatif. Berikut adalah persentase golongan darah ABO dan
Rh Caucasian African- American Latino-American Asian
O+ 37% 47% 53% 39%
menurut O- 8% 4% 4% 1%
A+ 33% 24% 29% 27%
A- 7% 2% 2% 0.5%
B+ 9% 18% 9% 25%
B- 2% 1% 1% 0.4%
AB + 3% 4% 2% 7%
AB - 1% 0.3% 0.2% 0.1%
american red cross :
Berdasarkan tabel diatas diketahui populasi paling banyak dengan Rhesus negatif
berada pada populasi orang kaukasia dan paling sedikit pada populasi orang asia.
Antibodi anti Rh hanya dihasilkan oleh individu dengan Rh negatif ketika
individu tersebut terpajan pertama kali terhadap antigen Rh asing yang ada pada
Rh positif. Transfusi darah Rh positif dapat menghasilkan reaksi transfusi pada
individu dengan Rh negatif yang yang telah tersensitisasi. Sebaliknya, individu Rh
positif tidak pernah menghasilkan antibodi melawan faktor rhesus yang mereka
miliki. Oleh sebab itu rhesus negatif harus diberikan hanya darah Rh negatif,
sementara individu dengan Rh positif dapat dengan aman menerima baik darah Rh
negatif atau Rh positif. Faktor Rhesus menjadi penting secara medis ketika ibu
dengan Rh negatif membentuk antibodi yang melawan eritrosit janin dengan Rh
positif yang dikandungnya, suatu keadaan yang disebut eritroblastosis fetalis, atau
penyakit hemolitik pada neonatus.
2. Pewarisan Golongan Darah
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, golongan darah diturunkan oleh gen ayah
dan ibu. Kemungkinan golongan darah anak dapat dipredeksi melalui cara
persilangan.
Struktur genotip golongan darah (Istamar dkk, 2004)
A = IA IA ( Dominan ) B = IB IB ( Dominan )
IA IO ( Pembawa ) IB IO ( Pembawa) AB =
IA IB ( Pembawa ) O = IO IO ( Pembawa )

Berikut contoh hasil persilangan yang dapat terjadi :


H. Hasil dan Pembahasan

abel hasil pengamatan

No Golongan darah jumlah Persentase


1 A 3 27,27 %
2 B 2 18,18 %
3 AB - -
4 O 6 54,55 %
Jumlah 11 100%

Pembahasan :
Berdasarkan hasil diatas , semua golongan darah A mengalami aglutinasi
ketika diberi anti A. Sesuai dengan teori bahwa golongan darah A memiliki antigen
permukaan eritrosit A.
Golongan darah B mengalami aglutinasi ketika diberi anti B . menurut
(Sherwood,2016) hal tersebut karena golongan darah B memiliki antigen permukaan
eritrosit B yang menyebabkan terjadinya aglutinasi .
Golongan darah AB mengalami aglutinasi ketika diberi anti AB , tetapi anti
AB juga menyebabkan aglutinasi pada golongan darah A dan B . hal ini karna
golongan darah AB memiliki antigen pada eritrosit A dan B. Sehingga ketika diberi
anti AB ketiga golongan drah mengalami aglutinasi.
Berbeda dengan golongan darah O tidak terjadi aglutinasi pada darah yang
telah diteteskan anti A dan anti B. Hal ini sesuai teori bahwa golongan darah O tidak
memiliki antigen permukaan eritrosit A atau B (Sherwood,2016) yang menyebabkan
tidak terjadinya aglutinasi.
Pada pemeriksaan Rhesus terjadi aglutinasi pada pemberian anti D sehingga
menginterpretasikan hasil pemeriksaan rhesus adalah positif ( Rh +). Hal ini berkaitan
dengan persentase golongan darah ABO dan Rh yang dilakukan oleh red american
across yang mengatakan bahwa populasi terbanyak memiliki Rh + adalah populasi
orang asia, sehingga tidak mengherankan bahwa ke 11 sampel memiliki Rh +.

Penentuan golongan darah kedua orang tua


1. Nama : Stefany Putri Sahureka
Gol darah : O+
Gol darah Saudara laki-laki kandung : O+
Kemungkinan Golongan darah orang tua
a. IOIO X IOIO

IO IO
IO IOIO IOIO
IO IOIO IOIO
Persentase Golongan Darah Anak
Golongan darah O = 100 %
b. IOIO X IAIO

IA IO
IO IAIO IOIO
IO IAIO IOIO
Persentase Golongan Darah Anak
Golongan darah A heterozigot = 50%
Golongan darah O = 50 %

c. IOIO X IAIA

IA IA
IO IAIO IAIO
IO IAIO IAIO
Persentase Golongan Darah Anak
Golongan darah A heterozigot = 100%

Dari persilangan golongan darah diatas data terbanyak yang mendukung


golongan kedua orang tua Stefany Putri Sahureka adalah golongan darah O
homozigot dan golongan darah O homozigot.

I. Kesimpulan
1. Golongan darah berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam
darahnya dibagi menjadi 4 bagian yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.
2. Ketika darah anti A mengalami penggumpalan/ aglutinasi sedangkan darah anti B
tidak mengalami penggumpalan maka golongan darah adalah A.
3. Apabila darah anti B mengalami aglutinasi sedangkan darah anti A tidak
mengalami aglutinasi maka golongan darah adalah B
4. Apabila darah anti A tidak menggumpal dan darah anti B tidak menggumpal maka
golongan darah adalah O.
5. Berbeda dengan penentuan golongan darah AB, apabila anti A, B, dan AB
mengalami aglutinasi maka golongan darah orang tersebut adalah AB.
6. Golongan darah terbanyak dari 11 sampel praktikum diatas adalah golongan darah
O 54,55 %, A 27,27%, B 18,18% dan golongan darah AB tidak ada.

J. Saran
Saat melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rh terdapat beberapa kendala
seperti ketika diberi anti A, B, dan AB darah tidak mengalami penggumpalan
sehingga memutuskan bahwa golongan darah tersebut adalah O, maka sebaiknya di
perhatikan kembali apakah tekhnik yang dilakukan sudah benar seperti cara
mengaduk/ mencampur rata darah dengan antigen masing masing, sehingga
meminimalkan terjadi kesalahan yang berakibat fatal dikemudian hari.
K. Daftar Pustaka

American red cross.http://www.redcrossblood.org/learn-about-blood/blood-types


Sherwood, L. 2016. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Ed.8. Jakarta: EGC
Gandasoebrata. 2006. Penuntunan Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat
Campbell, N.A, dkk. 2008. Biology. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings.

Yogyakarta, 30 April 2017

(penulis)

Anda mungkin juga menyukai