V. PEMBAHASAN
Pada pratikum ini dilakukan tes golongan darah terhadap 5 pratikan, sampel yang
telah diambil kemudian diuji dengan anti sera A, anti sera B, dan anti sera AB yang
telah disiapkan sebelumnya. Dalam pengujian ini digunakan sampel darah dan
diperoleh hasil sebagai berikut.
Sampel darah milik Amanda dan Anisa S diketahui bergolongan darah A diuji
kembali menggunakan anti sera A, anti sera B, dan anti sera AB dan didapati hasil
pada biotest kartu golongan darah yaitu pada anti sera A mengalami penggumpalan,
anti sera B tidak mengalami penggumpalan, dan pada anti sera AB mengalami
penggumpalan. Hal ini terjadi karena golongan darah A tidak memiliki zat anti sera A
dan AB sehingga jika ditetesi anti sera A dan AB terjadi penggumpalan.
Sampel darah milik Dielfi diketahui bergolongan darah B diuji kembali dengan
menggunakan anti sera A, B, dan AB. Hasil yang diperoleh darah yang ditetesi anti
sera tidak mengalami penggumpalan, namun darah yang ditetesi anti sera B dan AB
mengalami penggumpalan. Golongan darah B setelah ditetesi dengan serum A tidak
terjadi penggumpalan karena pada golongan darah B hanya memiliki zat anti sera A
namun setelah ditetesi serum B terjadi penggumpalan karena pada serum B terdapat
zat anti sera B. Penggumpalan tersebut terjadi karena zat anti sera A dari darah
bertemu dengan zat anti sera B dari serum B yang telah didteteskan.
Sampel darah milik Annisa dan Zahra telah diketahui bergolongan darah O diuji
kembali menggunakan anti sera A, B, dan AB. Hasil yang diperoleh baik darah yang
ditetesi anti sera A, B, dan AB tidak mengalami penggumpalan atau aglutinasi.
Golongan darah O setelah ditetesi dengan anti sera A, B, dan AB tidak terjadi
penggumpalan. Hal ini dikarenakan golongan darah O memiliki zat anti A dan zat
Anti B sehingga jika diberi anti sera A, B, dan AB tidak akan terjadi penggumpalan
karena golongan darah O memiliki zat anti semuanya maka akan menolak (tidak
menggumpal) jika bertemu zat anti sera A maupun B dari serum yang diteteskan.
Berdasarkan penjelasan mengenai penggumpalan darah di atas dapat diketahui
penggolongan darah sistem ABO yaitu terdapat 4 golongan darah yaitu golongan
darah A, B, AB dan O. Golongan darah A memiliki antigen atau aglutinogen A pada
sel darahnya dan memiliki aglutinin anti B atau zat anti B pada plasmanya. Golongan
darah B memiliki aglutinogen B pada sel darahnya dan memiliki aglutinin anti A
pada plasmanya. Golongan darah AB memiliki aglutinogen A dan B namun tidak
memiliki aglutinin pada plasmanya. Sedangkan golongan darah O tidak memiliki
aglutinogen pada sel darahnya namun memiliki aglutinin anti A maupun anti B pada
plasmanya.
Penggolongan darah ini sangat penting dalam proses transfusi darah. Transfusi
darah adalah pemberian darah dari seseorang yang disebut donor, kepada orang yang
memerlukan yang disebut resipien. Golongan darah AB tidak memiliki zat anti pada
plasmanya sehingga seseorang dengan golongan darah AB dapat menerima darah dari
orang golongan darah ABO apapun (A, B, AB dan O) dan disebut resipien universal.
Namun golongan darah AB tidak dapat mendonorkan darahnya kecuali pada sesama
AB. Sedangkan karena golongan darah O memiliki zat anti A maupun zat anti B,
maka golongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan
darah ABO apapun (A, B, AB dan O) dan disebut donor universal. Namun orang
dengan golongan darah O hanya dapat menerima darah dari sesama golongan darah
O.
Pada praktikum, apabila darah dikeluarkan dari tubuh maka segera terjadi bekuan
yang terdiri atas unsur terbentuk dan cairan kuning jernih yang disebut serum. Serum
sebenarnya merupakan plasma tanpa fibrinogen dan protrombin (protein). Apabila
pembekuan dicegah maka perbandingan antara unsur terbentuk yang sebagian besar
merupakan sel-sel darah merah, dan plasma adalah sekitar 40-50%. Pada laki-laki
dewasa perbandingan ini tergantung pada jenis kelamin dan umur individu.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Darah adalah unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk
membantu proses fisiologi. Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma
darah dan sel-sel darah. Plasma darah yang ada pada darah sekitar 55%
dari jumlah darah dalam tubuh manusia, sedangkan sel-sel darah ada pada
darah sekitar 45%.
2. Sel-sel darah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu eritrosit, leukosit,
dan trombosit yang berperan dalam pembekuan darah.
3. Dalam sistem ABO, ada tidaknya antigen tipe A dan B di dalam sel darah
merah menentukan golongan darah seseorang. Sistem tersebut
mengelompokkan darah manusia menjadi empat golongan yaitu A, B,
AB, dan O.
VI.2 Saran
1. Menaati peraturan laboratorium
2. Fokus dan tenang saat melakukan pratikum agar mendapati hasil yang
maksimal
3. Berhati hati saat melakukan pratikum terutama saat pengambilan darah
4. Menggunakan sepatu, hanscoon, dan jas lab
DAFTAR PUSTAKA
Baron, D. 1990. Patologi Klinik. Jakarta : EGC
Chernecky, C dan Berger. 2008. Laboratory Test and Diagnostic Prosedures 5th
Edition. USA : Elsevier Saunders
Gandasarbata, R. 2011. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta Timur : PT. Dian
Rakyat
Lestari, Endang. 2009. Biologi 2 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya untuk SMA
kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Tobat, Sanubari Rela dan Irwandi. 2021. Modul Pratikum Interprestasi Data Klinik.
Padang : Universitas Perintis Indonesia
LAMPIRAN
NO GAMBAR KETERANGAN
1 Sampel darah Amanda dengan hasil golongan
darah A