Anda di halaman 1dari 27

TRANSFUSI DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
yang dibimbing oleh Anita Oktari., M. Kes

Disusun oleh :

Dwi Yuniarti 1811E2126


Heny Purwati Subari 1811E2127
Irna Try Utami dewi 1811E2128
Maghfiroh Noviyani 1811E2129
M. Ade Sany 1811E2130

PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur terucap hanya pada Allah SWT yang Maha Esa atas Ridonya akhirnya
saya dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah transfusi darah yang membahas mengenai
praktikum yang berkaitan terkait transfusi darah sebelum darah pendonor didistribusikan pada
resipiren/pasien.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarga dan sahabatnya, serta seluruh umat yang senantiasa taat dalam
menjalankan syariatnya.
Bila dalam penyampaian Laporan ini ditemukan hal-hal yang tidak berkenan bagi
pembaca, dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf yang setulusnya.
Kritik dan saran dari pembaca sebagai koreksi sangat saya harapkan untuk perbaikan
laporan ini kedepan. Semoga taufik, hidayat dan rahmat senantiasa menyertai kita semua menuju
terciptanya keridhoan Allah SWT.

Amin ya Robbal Alamin......

Bandung, 10 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i

Pemeriksaan Golongan Darah dengan Anti – A, Anti – B, Anti – AB, dan Anti – D ............. 1

Pemeriksaan Golongan Darah dengan Serum Grouping dan Cell Gruping ............................. 4

Pemeriksaan Golongan Darah Metode Tube ......................................................................... 7

Uji Silang Serasi/Crossmatch Mayor Minor ........................................................................ 13

Pemeriksaan Direct Coombs Test dan Indirect Coombs Test ............................................... 18

Daftar Pustaka ................................................................................................................... 24

ii
Pemeriksaan Golongan Darah dengan Anti – A, Anti – B, Anti – AB,
dan Anti – D

 Hari/Tanggal : Selasa, 7 April 2015


 Metode Pemeriksaan :
Kertas Golongan Darah
 Tujuan Pemeriksaan :
Menentukan antigen, antibody yang dimiliki seseorang untuk mengetahui golongan darah
pasien.
 Prinsip :
Uji ini berdasarkan prinsip aglutinasi. Antigen yang terdapat di dalam sel darah merah akan
menggumpal ketika direaksikan dengan antibodi sesuai.
Pereaksi :
Komposisi Anti – A, Anti – B Anti – AB: Reagen monoclonal ABO diperoleh dari biakan
supernatant secara in vitro yang berasal dari hibridisasi immunoglobulin yaitu dengan
mensekresi kultur sel tikus. Masing-masing antibody kemudian diencerkan di dalam larutan
penyangga fosfat yang terdiri dari Sodium klorida, EDTA, dan albumin sapi sehingga
dihasilkan reagen yang sudah dioptimasi dalam uji metode slide, tabung, dan lempeng.
Anti – A diwarnai dengaan pewarna biru asam
Anti – B diwarnai dengan pewarna kuning asam
Anti – AB tidak diwarnai (sebagai kontrol)
Komposisi Anti – D : Anti – D IgG/IgM telah disiapkan dari pencampuran IgM monoclonal
dan IgG anti – D secara hati-hati. IgG anti – D akan langsung menggumpal sel darah merah D
positif termasuk mayoritas D varian, kecuali DVI, dan sebagian besar fenotip D (Dο) fenotip.
IgG anti –D akan mengaglutinasi DIV dan fenotip D (Dο) dengan metode uji antiglobulin tidak
langsung. Antibody diencerkan dalam buffer fosfat yang mengandung natrium klorida, bovine
albumin dan potensiator makromolekul untuk memberikan reagen yang dioptimalkan untuk
digunakan dalam tabung, slide atau uji lempeng. Berisi 0,1% natrium azida.
 Alat dan Bahan :
 Autoclick
 Kapas alkohol

1
 Tissue
 Kertas golongan darah
 Stick
 Sampel berupa darah kapiler
 Cara Kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diletakkan jarum pada autoclick, pastikan autoclick berada pada keadaan siap menusuk
3. Dilakukan antisepsis dengan kapas alkohol pada jari tengah/ jari manis pasien, lalu tusuk
dengan autoclick
4. Tetesan darah pertama dihapus dengan tissue, lalu tetesan berikutnya ditampung diatas
kertas golongan darah
5. Buat sebanyak 4 tetesan pada kertas
6. Diteteskan anti – A disamping tetesan darah yang pertama, diteteskan anti – B disamping
tetesan darah yang kedua, diteteskan anti – AB disamping tetesan darah yang ketiga,
diteteskan anti – D disamping tetesan darah yang keempat.
7. Dihomogenkan darah dan anti – A menggunakan stick dengan arah memutar membentuk
lingkaran, lalu dibersihkan stick dengan tissue, dan lakukan untuk ketiga tetesan darah
dengan pereaksinya dengan cara yang sama.
8. Digoyangkan secara perlahan selama kurang lebih 2 menit. Apakah hasilnya aglutinasi
atau non – aglutinasi
9. Hasil dicatat.

 Hasil :
Nama pasien : M. Ade Sany
Umur : 22 th
Golongan darah :O
Rhesus : Positif (+)

Anti - A Anti – B Anti - AB Anti - D

2
Sampel - (non - (non - (non +
aglutinasi) aglutinasi) aglutinasi) (aglutinasi)

Anti-A Anti-B Anti-AB Anti-D

Golongan darah A + - + +/-


Golongan darah B - + + +/-
Golongan darah + + + +/-
AB
Golongan darah O - - - +/-
Dengan tabel hasil dari seluruh tipe golongan darah yaitu :

Kesimpulan :
Pada tetesan darah (1) + anti – A terlihat non aglutinasi.
Pada tetesan darah (2) + anti – B terlihat non aglutinasi.
Pada tetesan darah (3) + anti – AB terlihat non aglutinasi
Pada tetesan darah (4) + anti – D terlihat aglutinasi
Sehingga dapat disimpulkan sebagai : golongan darah O. Artinya pada permukaansel
eritrosit tidak terdapat antigen – A,B,dan AB, dan pada serum terdapat antibodyA,B,dan AB. Serta
rhesus positif (+), artinya mempunyai antigen Rh (Rhesus) di permukaan sel eritrosit.

Daftar gambar :

Tetesan darah (2) + anti


Tetesan darah (1) + anti
–B
–A

(Non-Aglutinasi)
Tetesan darah (4) + anti
(Non-Aglutinasi)
Tetesan darah (3) + anti –
–D
AB
(Aglutinasi)
(Non-Aglutinasi)

3
Pemeriksaan Golongan Darah dengan Serum Grouping dan Cell
Gruping

 Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Maret 2020


 Metode Pemeriksaan :
Slide test
 Tujuan Pemeriksaan :
Menentukan antigen, antibody yang dimiliki seseorang pada serum/plasma
Adanya antigen A dengan antigen B pada sel darah merah (eritrosit)
 Prinsip :
Uji ini berdasarkan prinsip aglutinasi.Memeriksa antibody dalam serum/plasma dengan
cara mereaksikannya dengan suspense eritrosit atau sel golonga A golongan B golongan O.
Uji dengan cell grouping dengan memeriksa antigen cell darah merah dengan cara
menambahkan anti-A anati B anti AB
 Dasar Teori :
Sistem golongan darah ABO yang ditemukan oleh Karl Landsteiner pada tahun 1901, dan
saat itu baru ditemukan golongan darah A, B, dan O. penemuan ini dikakukan den`gan
memeriksakan darahnya sendiri dan beberapa orang temannya dengan memisahkan darah
tersebut atas serum dan sel darah, kemudian mencampur setiap sel darah merah dengan serum-
serum tersebut dan atas dasar reaksi aglutinasi, maka ditetapkan tiga golongan tersebut.
Kemudian golongan darah AB ditemukan pada tahun 1902 oleh Karl Landsteiner, Sturli dan
Decastello.Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan dengan memisahkan pemeriksaan
antara sel (forward grouping = sel grouping) dan plasmanya (reverse grouping = serum
grouping).Seringkali pada saat pemeriksaan golongan darah, terjadi ketidak cocokan golongan
darah sehingga pemeriksaan perlu diulang kembali dengan contoh darah yang dicuci terlebih
dahulu.

 Alat dan Bahan


1. Alat
(a) Bioplate
(b) Tabung reaksi
4
(c) Rak tabung reaksi
(d) Pipet Pasteur
(e) Centrifuge
2. Bahan
(a) Anti-A
(b) Anti-B
(c) Sel O 40%
(d) Sel A 40%
(e) Sel B 40%
(f) Anti-D
(g) Suspense sel darah merah pasien 10%
(h) Serum/plasma pasien
(i) Bovin Albumin 6%

 Cara Kerja
Cell Grouping
1. Disediakan objek glass
2. Di teteskan suspense darah merah 10% di atas objek glass 3 tetes
3. Di teteskan di tiap masing –masing cell dengan Anti-A anti-B anti-D
Serum Grouping
1. Disediakan objek glass
2. Diteteskan serum plasma di atas objek glass
3. Diteteskan sel O, sel A, sel B di tiap masing-masing serum

 Hasil Pengamatan
Sell grouping
1. Suspensi 10%+Anti A= Aglutinasi
2. Suspensi 10%+Anti B=Homogen
3. Suspensi 10%+Anti D=Aglutinasi

Serum Grouping

5
1. Serum Plasma+Sel O=homogen
2. Serum Plasma+Sel A=homogen
3. Serum Plasma+Sel B=Aglutinasi
Hasil Golongan Darah : A

 Sel grouping

Anti-A Anti-B Anti-AB Golongan darah

+ – + A

– + – B

– – – O

+ + + AB

 Serum Grouping

Sel A Sel B Sel O Golongan darah

– + – A

+ – – B

+ + – O

– – – AB

*Keterangan : + = ada gumpalan atau aglutinasi,


– = tidak ada gumpalan

 Kesimpulan
Dari hasil praktikum sell grouping dan serum grouping diperoleh hasil golongan darah A,
karena pada cell grouping terjadi aglutinasi pada reaksi ke 1 dan ke 2, dan pada serum grouping
terjadi aglutinasi pada reaksi ke 3

6
Pemeriksaan Golongan Darah Metode Tube

 Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Maret 2020


 Metode Pemeriksaan :
Slide dengan Bioplate
Cell Groupng (Forward Typing) dan Serum Grouping (Back Typing)
 Tujuan Pemeriksaan :
Menentukan antigen, antibody yang dimiliki seseorang untuk mengetahui golongan darah
pasien.
 Prinsip :
Reaksi antigen bereaksi dengan antibody yang sejenis maka akan terjadi suatu reaksi
aglutinasi.
 Dasar Teori :
Sejak penemuan Landsteiner (1901) sampai sekarang, telah diketemukan lebih
dari 400 antigen golonqan darah dalam eritrosit. Tapi untuk kegunaan praktek, klinis
yang terpenting hanya sistem golongan darah ABO dan Rh. Pada sistem golongan darah
ABO hanya ada 4 golongan darah yaitu. A, B, AB dan 0. Golongan tersebut. berdasarkan
atas ada atau tidak adanya antigen A dan antigen B. Dalam serum golongan 0 normal
mengandung anti A dan anti B, serta golongan A hanya mengandung anti B, golongan B
mengandung anti A dan golongan AB tidak mengandung baik anti A maupun anti B.
Pada sistem Rh untuk kepentingan klinik cukup menentukan apakah seseorang
negatif. Biasanya dengan memeriksa.reaksi sel eritrosit seseorang penderita terhadap
antigen Rh yang dikenal dengan nama anti D. Oleh karena reaksi yang terjadi antara
antigen – anti bodi adalah aglutinasi maka antigen (Ag) disebut juga aglutinasi & antibodi
(Ab) disebut agglutinin.

Pada pemeriksaan golongan darah, terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan
untuk mengetahui golongan darah. Metode yang dapat digunakan antara lain adalah
metode slide, metode blood grouping, metode tabung, dan metode tile. Dalam melakukan
pemeriksaan golongan darah, harus memperhatikan tahapan yang dilakukan meliputi
tahapan pra analitik, analitik, dan post analitik. Pengaplikasian K3 juga sangat penting

7
dalam melakukan pemeriksaan untuk melindungi diri dari bahaya yang mungkin saja
terjadi saat melakukan pemeriksaan. Tahapan – tahapan pemeriksaan dilakukan secara
berurutan dengan tujuan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pemeriksaan.

 Alat dan Bahan


3. Alat
(f) Bioplate
(g) Tabung reaksi
(h) Rak tabung reaksi
(i) Pipet Pasteur
(j) Centrifuge
4. Bahan
(j) Anti-A
(k) Anti-B
(l) Sel O
(m) Sel A
(n) Sel B
(o) Anti-D
(p) Suspense sel darah merah pasien 10%
(q) Serum/plasma pasien
(r) Bovin Albumin 6%
(s) salin
(t) Aquades

 Prosedur Kerja
1. Sebelumnya melakukan pemisahan darah antara serum/plasma dengan sel darah merah.
Kemudian sel darah merah dicuci dengan salin sebanyak 3x, disetiap pencuciannya
dicentrifuge 3000rpm 2-3 menit.
2. Membuat sel 10%( 1 tetes sel yg sudah dicuci + 9 tetes salin)

8
3.

- - S S S A - BA 6 %
A B A B O K D
Serum 1 tetes Anti –D + 1 tetes sel OS 10%
typing
1 tetes sel OS 10% + 1 tetes serum
Sel typing
OS 1 tetes BA 6%+ 1 tetes sel OS 10%

4. Homogenkan dengan menggoyang goyangkan bioplate, amati apakah ada aglutinasi disetiap
sumuran bioplate.

 Hasil Pengamatan

9
Hasil Sel Grouping Hasil Serum Grouping
a. Sel Grouping (forward Typing)
1 tetes anti-A 1 tetes anti-B 1 tetes anti-AB
+ + +
Reagen 1 tetes suspense 1 tetes suspense 1 tetes suspense
sel 10% sel 10% sel 10%

aglutinasi Negatif Negatif


Hasil

10
Golongan darah A
Kesimpulan

b. Serum grouping ( Back Typing)


1 tetes sel A 1 tetes sel B 1 tetes sel O
10% 10% 10%
+ + +
Reagen
1 tetes serum 1 tetes serum OS 1 tetes serum
OS OS

Positif
Hasil Positif Aglutinasi

Golongan darah A
Kesimpulan

c. Rhesus
1 tetes sel 1 tetes sel
5% 5%
+ +
Reagen
1 tetes Anti- 1 tetes BA
D 6%

Negatif
Hasil Positif (3+)

Rhesus D +
Kesimpulan

 Pembahasan
Pemeriksaan golongan darah bertujuan untuk mengetahui antigen dan antibody yang
dimiliki oleh pasien untuk menentukan golongan darahnya. Antigen terletak pada permukaan
sel darah merah (eritrosit) sedangkan antibody terletak didalam serum, sehingga untuk
mengetahui golongan darah berdasarkan antigen yang dimiliki digunakan pemeriksaan
pemeriksaan golongan darah dengan metode cell grouping (forward typing) baik dengan
slide maupun tube, sedangkan apabila berdasarkan dengan antibody yang dimiliki digunakan
pemeriksaan golongan darah dengan metode serum grouping (back typing) baik dengan slide

11
maupun tube. Pada orang dengan golongan darah A maka orang tersebut memiliki antibody
B dalam serum dan antigen A dalam eritrosit, orang dengan golongan darah B maka orang
tersebut memiliki antibody A dalam serum dan antigen B dalam eritrosit, orang dengan
golongan darah AB maka orang tersebut memiliki tidak memiliki antibody dalam serumnya
tetapi memiliki antigen A dan B dalam eritrosit, sedangkan orang dengan golongan darah O
memiliki antibody A dan B tetapi tidak memiliki antigen A tau B.
Pada Pemeriksaan ini menggunakan sel dan serum probandus milik Halumma
Fadhilah, Pada pemeriksaan yang telah dilakukan, hasil pemeriksaan sel grouping pada
metode slide dengan bioplate diperoleh hasil negative atau tidak terjadi suatu reaksi
aglutinasi pada masing-masing anti-A, anti-B, anti-AB yang ditambahkan dengan suspense
sel 10%, sehingga dapat diketahui bahwa sel tersebut mengandung antigen A, AB sehingga
golongan darah dari pasien tersebut adalah A. tetapi untuk pemeriksaan anti-D diperoleh
hasil positif aglutinasi sehingga golongan darah system rhesus dari pasien adalah rhesus D +.
sedangkan pada pemerikssan dengan serum grouping diperoleh hasil positif pada penamban
sel B 5% pada serum pasien yang ditunjukan dengan adanya aglutinasi, dan negative pada
pada autocontrol. Hal tersebut menunjukan adanya antibody Beta pada serum pasien, yang
miliki oleh golongan darah A. sehingga golongan darah dari pasien adalah A. autocontrol
dilakukan untuk mengetahui adanya autoimun apabila hasil dari autocontrol positive. Dari
pemeriksaan yang dilakukan autocontrol yang diperiksa negative yang ditunjukan dengan
tidak adanya aglutinasi, sehingga dapat diketahui pula bahwa tidak terdapat suatu kondisi
autoimun. Dari pemeriksaan serum dan sel grouping dengan metode slide diperoleh hasil
golongan darah dari pasien adalah golongan darah A dengan rhesus D+.

 Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan golongan darah yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
golongan darah pasien adalah Golongan darah A dengan Rhesus D+.

12
Uji Silang Serasi/Crossmatch Mayor Minor

 Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Maret 2020


 Metode Pemeriksaan :
Gel test
 Tujuan Pemeriksaan :
 Mengetahui ada tidaknya reaksi antara darah donor dan pasien sehingga menjamin
kecocokan darah yang akan ditransfusikan bagi pasien
 Mendeteksi antibosi yang tidak diharapkan dalanm serum pasien yang dapat
mengurangi umur eritrosit donor/menghancurkan erit donor
 Untuk mengetahui apakah sel darah merah donor bisa hidup di dalam tubuh pasien ,dan
untuk mengetahui ada tidaknya antibodi komplit (tipe IgM) maupun antibodi incomplit
(IgG).
 Agar dapat melakukan pemeriksaan uji silang serasi atau crossmatching metode gel test
 Agar mengetahui hasil uji silang serasi atau cross matching pada satu atau lebih donor
yang diperiksa.
 Prinsip :
Antigen/aglutinogen+ Antibodi/Aglutinin (yang sesuai/ sejenis)menjadi
aglutinasi/penggumpalan
 Dasar Teori :
Pemeriksaan uji silang serasi bertujuan untuk menentukan cocok tidaknyadarah donor
dengan darah penerima untuk persiapan transfusi darah.Tujuan dari pemeriksaan ini adalah
untuk memastikan bahwa transfusi darah tidak menimbulkan reaksi apapun pada resipien
serta sel-sel darah merah bisa mencapaimasa hidup maksimum setelah diberikan. Uji silang
serasi dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi pada darah pasien yang akan
bereaksi dengan darah donor atau sebaliknya. Bahkan walaupun golongan darah ABO dan
Rh pasien dan donor telah diketahui, adalah hal mutlak untuk melakukan uji silang
serasi.Mayor crossmatch adalah serum penerima dicampur dengan sel donor dan
minor cross match adalah serum donor dicampur dengan sel penerima.

13
Jika golongan darah ABO penerima dan donor sama, baik mayor maupun minor
test tidak bereaksi. Jika berlainan umpamanya donor golongan darah O dan penerima
golongan darah A maka pada test minor akan terjadi aglutinasi.Mayor crossmatch
merupakan tindakan terakhir untuk melindung ikeselamatan penerima darah dan sebaiknya
dilakukan demikian sehingga Complete Antibodies maupun incomplete Antibodies dapat
ditemukan dengan cara tabung saja. Cara dengan objek glass kurang menjaminkan hasil
percobaan.Reaksi silang yang dilakukan hanya pada suhu kamar saja tidak dapat
mengesampingkan aglutinin Rh yang hanya bereaksi pada suhu 37°c.
Untuk menentukan anti Rh sebaiknya digunakan cara Crossmatch dengan high
protein methode. Ada beberapa cara untuk menentukan reaksi silang yaitu reaksi silang
dalam larutan garam faal dan reaksi silang pada objek glass.Pemeriksaan uji silang serasi
ini dilakukan untuk satu donor menggunakan metode aglutinasi dengan tabung. Dalam uji
silang ini, sel donor dicampur dengan serum penerima (Mayor Crossmatch) dan sel
penerima dicampur denganserum donor dalam bovine albumin 22% akan terjadi aglutinasi
atau gumpalandan hemolisis bila golongan darah tidak cocok.
Pemeriksaan crossmatch metode gel test adalah penambahan suspense sel dan
serum atau plasma dalam microtube yang berisi gel di dalam buffer berisai reagen (anti-A
anti-B anti-D enzim, anti Ig-G anti Komplement, microtube diinkubasi selama 15 menit
pada suhu 37 dan di centrifuge. Aglutinasi yang terbentuk akan terperangkat di atas
permukaan gel. Aglutinasi tidak terbentuk apabila eritrosit melewati pori-pori gel dan akan
mengendap di dasar microtube.
 Alat dan Bahan
 Gel tube
 Pipet tetes
 Waterbath
 Senstrifus
 Kaca objek
 Mikroskop
 Diluent
 Bovine Albumine 22%
 Serum coombs
 Sel Uji Coombs

14
 Darah Pasien
 Darah Donor

 Pemisahan Serum / Plasma Dari Sel Darah Merah


1. Dimasukkan darah (cair) kedalam sebuah tabung yang telah diberi tanda sesuai dengan
sampel.
2. Diputar / dicentrifuge 2000-3400 rpm selama 90-120 detik.
3. Dipisahkan serum / plasma yang jernih dari sel darah merah kedalam tabung lain yang
sudah diberi tanda sesuai dengan sampel.
 Pencucian Sel Darah Merah Pekat
1. Disiapkan satu tabung reaksi ukuran 12x75 mm
2. Diteteskan sel darah merah pekat sebanyak 8 tetes kedalam tabung.
3. Ditambahkan saline 0,9% sebanyak  4 ml - 4,5 ml kedalam tabung.
4. Dikocok-kocok dengan pipet pasteur hinggga tercampur rata.
5. Diputar / dicentrifuge 2000 rpm selama 90-120 detik.
6. Dibuang supernatan tesebut dengan menggunakan pipet pasteur, hingga sel darah
merah menjadi pekat (100%)
7. Sampai dengan point f pencucian sel darah merah sudah 1x pencucian.
8. Diulangi point c, point d, point e dan point f bila melakukan pencucian 2x (sesuai
kebutuhan).
 Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah 5%
1. Disiapkan satu buah tabung reaksi
2. Diteteskan saline 0,9% sebanyak 95 tetes
3. Diteteskan sel darah merah pekat yang sudah dicuci (100%) sebanyak 5 tetes
4. Dikocok dengan menggunakan pipet pasteur
 Prosedur:
1. Disediakan dua tabung beri nama 1. Tabung donor 2. Tabung pasien
2. Ditambahkan diluent untuk membuat suspense 1 %
3. Ditambah sel darah pasien/donor 5 µ
4. Dihomogenkan
5. Disediakan gel tube beri identitas mayor dan minor
6. Minor : sel darah pasien50µ+serum donor 25µ

15
Mayor : sel darah donor 50µ+serum pasien 25µ
7. Dihomogenkan
8. Inkubasi 15’ 37ºC
9. Diamati

 Hasil Pengamatan

16
 Pembahasan
Pemeriksaan uji silang serasi bertujuan untuk menentukan cocok tidaknyadarah
donor dengan darah penerima untuk persiapan transfusi darah.Tujuan dari pemeriksaan
ini adalah untuk memastikan bahwa transfusi darah tidak menimbulkan reaksi apapun
pada resipien serta sel-sel darah merah bisa mencapaimasa hidup maksimum setelah
diberikan. Uji silang serasi dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi pada
darah pasien yang akan bereaksi dengan darah donor atau sebaliknya. Bahkan walaupun
golongan darah ABO dan Rh pasien dan donor telah diketahui, adalah hal mutlak untuk
melakukan uji silang serasi.Mayor crossmatch adalah serum penerima dicampur dengan
sel donor dan minor cross match adalah serum donor dicampur dengan sel penerima.
Untuk menentukan anti Rh sebaiknya digunakan cara Crossmatch dengan high
protein methode. Ada beberapa cara untuk menentukan reaksi silang yaitu reaksi silang
dalam larutan garam faal dan reaksi silang pada objek glass.Pemeriksaan uji silang
serasi ini dilakukan untuk satu donor menggunakan metode aglutinasi dengan tabung.
Dalam uji silang ini, sel donor dicampur dengan serum penerima (Mayor Crossmatch)
dan sel penerima dicampur denganserum donor dalam bovine albumin 22% akan terjadi
aglutinasi atau gumpalandan hemolisis bila golongan darah tidak cocok/ pada metode
tube ini ditandai dengan endapat eritrosit dan bagian atas yang jernih dinyatakan dengan
hasil negative.

 Kesimpulan
Dari Praktikum kali ini materi Crossmatch dengan metode gell tube, terjadi
endapan pada gel tube dengan atasan jernih maka darah dapat di transfusikan

17
Pemeriksaan Direct Coombs Test dan Indirect Coombs Test

 Hari/Tanggal : Sabtu, 7 April 2020


 Metode Pemeriksaan :
Gel Test
 Tujuan Pemeriksaan :
1. Dapat melakukan pemeriksaan ICT dan DCT pada darah pendonor
2. Dapat mengetahui bagaimana cara menetapkan ada /tidak adanya antibodi yang coated pada
sel darah merah pasien
 Prinsip :
Anti Human Globulin (AHG) yang diperoleh dari immunized non human species
berikatan dengan IgG atau komplemen yang bebas pada serum atau yang melekat pada antigen
sel darah merah. Antigen yang sudah coated dengan antibody in vivo + anti human globulin
membentuk aglutinasi.
 Dasar Teori :
Pada tahun 1945 Mourant, Coombs dan Race menemukan pemeriksaan untuk mendeteksi
antibodi yang tidak beraglutinasi atau antibodi yang menyelimuti sel daah merah dalam
serum.
Pemeriksaan yang sama dilakukan juga untuk mendeteksi atau memperlihatkan
penyelubungan (coating) sel darah merah invivo dengan antibodi dan komplemen dengan
melakukan pemeriksaan antiglobulin test.
Antiglobulin test ada dua bentuk, yaitu :
a. Direct Antiglobulin Test
Direk Antiglobulin Test (DAT) untuk mendeteksi antibodi atau komplemen
yang menyelubungi sel darah merah Invivo dengan menggunakan AHG, terutama IgG dan
V3d. Setelah sel darah merah dicuci dengan saline (NaCl 0,9 %) kemudian ditambahkan
reagen AHG. Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi penyakit autoimun Hemolitik
Anemia (AIHA), reaksi imun oleh karena reaksi transfusi.
b. Indirect Antiglobulin Test
Untuk mendeteksi reaksi antara sel darah merah dengan antibodi atau
komplemen yang melekat/menyelubungi pada sel darah merah invitro. Serum pasien
18
diinkubasikan pada sel darah merah lalu sel darah merah dicuci dengan saline dan
ditambahkan AHG. Aglutinasi setelah penambahan AHG memiliki makna bahwa serum
mengandung antibodi yang reaktif dengan antigen pada sel darah merah. Pemeriksaan ICT
dapat digunakan pada pemeriksaan skrining identifikasi antibodi dan uji silang serasi.

Molekul antibodi dan komponen komplemen adalah globulin. Antibodi adalah


globulin γ, komplemen adalah globulin β. Bila globulin manusia diinjeksikan ke hewan akan
terbentuk antihuman globulin (AHG). AHG akan bereaksi dg globulin yg terikat pada eritrosit
sehingga menghasilkan aglutinasi eritrosit. Bila AHG bereaksi dg globulin bebas dalam serum
maka tidak terjadi aglutinasi eritrosit. Perlu proses pencucian eritrosit untuk menghilangkan
globulin bebas. Reagen AHG dapat polispesifik atau monospesifik. Polispesifik AHG
mengandung antibodi terhadap human IgG atau C3d, kadang-kadang juga mengandung anti
komplemen lain dan anti imunoglobulin lain. Monospesifik AHG mengandung hanya satu
antibodi apakah IgG saja atau anti C3b-C3d. Antiglobulin test mampu mendeteksi 150 sampai
500 molekul IgG tiap sel darah merah. Aglutinasi lengkap terjadi bila sel tersensitisasi oleh
1000 molekul IgG. Pada IAT, hasil reaksi positif bila terdapat 100 sampai 200 molekul IgG
atau C3 pada sel. Bila pengikatan globulin pada eritrosit (sensitisasi) terjadi in vivo disebut
uji antiglobulin direk (Direct Coomb’s test). Bila sensitisasi dilakukan in-vitro disebut uji
antiglobulin indirek (Indirect Coomb’s test).
DAT digunakan untuk mendeteksi antibodi atau komplemen yang menyelubungi sel
darah merah invivo dengan menggunakan AHG, terutama IgG dan C3d. Setelah sel darah
merah dicuci dengan saline kemudian ditambahkan reagen AHG. Pemeriksaan ini berguna
untuk mendeteksi , misalnya penyakit auto immune hemolytic anemia (AIHA), drug induced
hemolisis, allo imun reaksi oleh karena reaksi tranfusi.
Indirect Antiglobulin test (IAT) atau ICT digunakan untuk mendeteksi reaksi antara
sel darah merah dengan antibodi atau komplemen yang melekat / menyelubungi pada sel darah
merah invitro. Serum pasien diinkubasikan dengan sel darah merah, kemudian sel darah merah
dicuci dengan saline dan ditambah AHG. Adanya aglutinasi setelah penambahan AHG
menandakan, bahwa serum tersebut mengandung antibodi yang reaktif dengan antigen –
antigen yang terdapat pada sel darah merah. Pemeriksaan ICT dapat digunakan pada
pemeriksaan skrining, identifikasi antibody dan uji silang serasi.

19
Direct Antoglobulin Test (DAT) merupakan suatu test yang digunakan untuk mencari
adanya globulin manusia pada permukaan sel-sel yang telah disensitasi.Sel yang tersensitasi
merupakan sel yang diselubungi oleh antibodi tetapi bukan teraglutinasi.Antibodi IgG tidak
mengakibatkan aglutinasi sel-sel darah merah yang mempunyai antigen pasangannya bila
berada dalam larutan fisiologis NaCl . akan tetapi hanya mampu menyelubungi atau
mensensitasi . Masa hidup immunoglobulin IgG sekitar 60-70 hari. DAT(Direct Antiglobulin
Test) digunakan untuk mendeteksi antibodi atau komplemen yang menyelubungi pada sel
darah merah invivo dengan menggunakan AHG terutama IgG dan C3d . Setelah sel darah
merah dicuci dengan saline kemudian ditambahkan dengan reagen AHG . Anti Human
Globulin (Bovine Albumin22%) digunakan sebagai reagen untuk mereaksikan kelompok
darah yang secara spesifik bereaksi dengan globulin manusia.Bila AHG bereaksi dengan
globulin bebas dalam serum maka tidak menimbulkan aglutinasi eritrosit .Perlu proses
pencucian eritrosit untuk menghilangkan globulin bebas. Antiglobulin test mampu mendeteksi
150 sampai 500 molekul IgG tiap sel darah merah .Aglutinasi lengkap terjadi bila sel
tersensitisasi oleh 1000 molekul IgG. Pada DAT deteksi globulin sampai terikat, komponen
darah yang diuji adalah eritrosit, sensitisasi terjadi didalam in-vivo, inkubasi dengan suspensi
eritrosit menghasilkan nilai negatif, hasil positif ditunjukkan dengan aglutinasi .
Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi misalnya penyakit Auto Immune Hemolytic Anemia
(AIHA),drug induced hemolysis, allo imun reaksi oleh karena reaksi tranfusi.Jenis reagen yang
digunakan dalam pemeriksaan ini adalah polyspesifik AHG yang mengandung antibodi terhadap IgG
manusia dan anti komplemen C3d dari komplemen manusia .Selain mengandung anti-IgG dan anti-
C4d.Anti bodi yang mempunyai arti klinis yang terpenting adalah dari AHG yang mendeteksi adanya
IgG. Reagen ini disiapkan dan distandarisasi untuk mendeteksi berbagai macam IgG antibodi.
Aktivitas Anti-C3d sangat penting artinya untuk pemeriksaan DCT pada pemeriksaan AIHA karena
kemungkinan C3d merupakan globulin satu-satunya yang dapat dideteksi pada sel darah merah
penderita AIHA.(Anonim,2011)

 Alat dan bahan


1. Alat
- Sentrifus
- Mikroskop
- Rak tabung

20
- Tabung reaksi
- Slide test
- Tempat pembuangan limbah
- Pipet
- Inkubator
- Stopwacht
- Tissue
- Gelas kimia
2. Bahan
- Anti human globulin
- Saline /NaCl 0,9 %
- Coombs control cell
- Suspensi SDM 5%

 Cara kerja
 Direct Coombs Test metode Gel  Indirect coombs Test metode Gel
Tube Test
1. disiapkan sampel pasien/donor 1. disiapkan sel O 1%
2. diambil suspensi sel 1% 2. disiapkan serum Psien/Donor
3. disiapkan gell card 3. Disiapkan Gel card
4. diisi identitas 4. diisi identitas
5. diambil 50 sel 1% 5. dimasukan sel 50 presisi miring
6. dimasukan ke gell presisi miring 6. dimasukan serum 25 presisi tegak
putar/centrifuge selama 10' lurus
7. dibaca hasil 7. dihomogenkan
8. inkubasi 15' suhu 37
9. diputar 10'
10. dibaca hasil

21
 Hasil Pengamatan

22
Gel tube Interpertasi

Gel Tube I (DCT) Mengendap atas jernih


Negativ(-)

Gel Tube II (ICT) Mengendap atas jernih


Negativ (-)

 Pembahasan
Pada praktikum ini telah di lakukan pemeriksaan ICT dan DCT pada darah pasien .dimana
pemeriksaan ICT dan DCT adalah pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya
antibody yang melekat pada permukaan sel eritroasit dan anti body .
Bila terjadi aglutinasi/bagian atas gell tube keruh sel darah merah dinyakan sebagai hasil
positif, pada DCT (Direct Coombs Test) diindikasikan adanya sensitasi human IgG atau
komplemen pada sel darah merah. Nilai positif DCT yang mengarah kemungkinan adanya
antibodi yang mempunyai arti klinis, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dari hasil pemeriksaan indirect coombs test ini, tidak ditemukan adanya antibody
incomplete yang meekat (Coated) pada sel darah erah pasien .
Tes ICT ( Indirect Coombs Test) untuk mecegah terjadinya ketidakcocokan golongan darah
dalam transfusi, dimana eritrosit donor dicampur ke dalam darah resipien yang sudah
mengandung antibody terhadap antigenik determinan dari eritrosit. Hasil tes negatif berarti
bahwa darah pasien kompatibel dengan darah anda untuk menerima dengan transfusi.

 Kesimpulan
Dalam pemeriksaan DCT (Direct Coombs Test) dan ICT (Indirect Coombs Test)
pasien diatas tidak ditemukan adanya Antibodi spesifik yang melekat pada eritrosit atau
dikatakan terjadi sensitasi human IgG

23
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/12000142/Laporan_Pemeriksaan_Golongan_Darah Diakses tanggal 9 April


2020

https://www.academia.edu/23863126/CROSSMATCHING_DENGAN_METODE_GEL Diakses tanggal


9 April 2020

https://www.academia.edu/32964407/PEMERIKSAAN_DIREK_COOMBS_TEST Diakses tanggal 9


April 2020

http://mycermat.blogspot.com/2018/04/laporan-imuno-hematologi-p-pemeriksaan.html?m=1 Diakses
tanggal 9 April 2020

24

Anda mungkin juga menyukai