LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
yang dibimbing oleh Anita Oktari., M. Kes
Disusun oleh :
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur terucap hanya pada Allah SWT yang Maha Esa atas Ridonya akhirnya
saya dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah transfusi darah yang membahas mengenai
praktikum yang berkaitan terkait transfusi darah sebelum darah pendonor didistribusikan pada
resipiren/pasien.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarga dan sahabatnya, serta seluruh umat yang senantiasa taat dalam
menjalankan syariatnya.
Bila dalam penyampaian Laporan ini ditemukan hal-hal yang tidak berkenan bagi
pembaca, dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf yang setulusnya.
Kritik dan saran dari pembaca sebagai koreksi sangat saya harapkan untuk perbaikan
laporan ini kedepan. Semoga taufik, hidayat dan rahmat senantiasa menyertai kita semua menuju
terciptanya keridhoan Allah SWT.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Pemeriksaan Golongan Darah dengan Anti – A, Anti – B, Anti – AB, dan Anti – D ............. 1
Pemeriksaan Golongan Darah dengan Serum Grouping dan Cell Gruping ............................. 4
ii
Pemeriksaan Golongan Darah dengan Anti – A, Anti – B, Anti – AB,
dan Anti – D
1
Tissue
Kertas golongan darah
Stick
Sampel berupa darah kapiler
Cara Kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diletakkan jarum pada autoclick, pastikan autoclick berada pada keadaan siap menusuk
3. Dilakukan antisepsis dengan kapas alkohol pada jari tengah/ jari manis pasien, lalu tusuk
dengan autoclick
4. Tetesan darah pertama dihapus dengan tissue, lalu tetesan berikutnya ditampung diatas
kertas golongan darah
5. Buat sebanyak 4 tetesan pada kertas
6. Diteteskan anti – A disamping tetesan darah yang pertama, diteteskan anti – B disamping
tetesan darah yang kedua, diteteskan anti – AB disamping tetesan darah yang ketiga,
diteteskan anti – D disamping tetesan darah yang keempat.
7. Dihomogenkan darah dan anti – A menggunakan stick dengan arah memutar membentuk
lingkaran, lalu dibersihkan stick dengan tissue, dan lakukan untuk ketiga tetesan darah
dengan pereaksinya dengan cara yang sama.
8. Digoyangkan secara perlahan selama kurang lebih 2 menit. Apakah hasilnya aglutinasi
atau non – aglutinasi
9. Hasil dicatat.
Hasil :
Nama pasien : M. Ade Sany
Umur : 22 th
Golongan darah :O
Rhesus : Positif (+)
2
Sampel - (non - (non - (non +
aglutinasi) aglutinasi) aglutinasi) (aglutinasi)
Kesimpulan :
Pada tetesan darah (1) + anti – A terlihat non aglutinasi.
Pada tetesan darah (2) + anti – B terlihat non aglutinasi.
Pada tetesan darah (3) + anti – AB terlihat non aglutinasi
Pada tetesan darah (4) + anti – D terlihat aglutinasi
Sehingga dapat disimpulkan sebagai : golongan darah O. Artinya pada permukaansel
eritrosit tidak terdapat antigen – A,B,dan AB, dan pada serum terdapat antibodyA,B,dan AB. Serta
rhesus positif (+), artinya mempunyai antigen Rh (Rhesus) di permukaan sel eritrosit.
Daftar gambar :
(Non-Aglutinasi)
Tetesan darah (4) + anti
(Non-Aglutinasi)
Tetesan darah (3) + anti –
–D
AB
(Aglutinasi)
(Non-Aglutinasi)
3
Pemeriksaan Golongan Darah dengan Serum Grouping dan Cell
Gruping
Cara Kerja
Cell Grouping
1. Disediakan objek glass
2. Di teteskan suspense darah merah 10% di atas objek glass 3 tetes
3. Di teteskan di tiap masing –masing cell dengan Anti-A anti-B anti-D
Serum Grouping
1. Disediakan objek glass
2. Diteteskan serum plasma di atas objek glass
3. Diteteskan sel O, sel A, sel B di tiap masing-masing serum
Hasil Pengamatan
Sell grouping
1. Suspensi 10%+Anti A= Aglutinasi
2. Suspensi 10%+Anti B=Homogen
3. Suspensi 10%+Anti D=Aglutinasi
Serum Grouping
5
1. Serum Plasma+Sel O=homogen
2. Serum Plasma+Sel A=homogen
3. Serum Plasma+Sel B=Aglutinasi
Hasil Golongan Darah : A
Sel grouping
+ – + A
– + – B
– – – O
+ + + AB
Serum Grouping
– + – A
+ – – B
+ + – O
– – – AB
Kesimpulan
Dari hasil praktikum sell grouping dan serum grouping diperoleh hasil golongan darah A,
karena pada cell grouping terjadi aglutinasi pada reaksi ke 1 dan ke 2, dan pada serum grouping
terjadi aglutinasi pada reaksi ke 3
6
Pemeriksaan Golongan Darah Metode Tube
Pada pemeriksaan golongan darah, terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan
untuk mengetahui golongan darah. Metode yang dapat digunakan antara lain adalah
metode slide, metode blood grouping, metode tabung, dan metode tile. Dalam melakukan
pemeriksaan golongan darah, harus memperhatikan tahapan yang dilakukan meliputi
tahapan pra analitik, analitik, dan post analitik. Pengaplikasian K3 juga sangat penting
7
dalam melakukan pemeriksaan untuk melindungi diri dari bahaya yang mungkin saja
terjadi saat melakukan pemeriksaan. Tahapan – tahapan pemeriksaan dilakukan secara
berurutan dengan tujuan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pemeriksaan.
Prosedur Kerja
1. Sebelumnya melakukan pemisahan darah antara serum/plasma dengan sel darah merah.
Kemudian sel darah merah dicuci dengan salin sebanyak 3x, disetiap pencuciannya
dicentrifuge 3000rpm 2-3 menit.
2. Membuat sel 10%( 1 tetes sel yg sudah dicuci + 9 tetes salin)
8
3.
- - S S S A - BA 6 %
A B A B O K D
Serum 1 tetes Anti –D + 1 tetes sel OS 10%
typing
1 tetes sel OS 10% + 1 tetes serum
Sel typing
OS 1 tetes BA 6%+ 1 tetes sel OS 10%
4. Homogenkan dengan menggoyang goyangkan bioplate, amati apakah ada aglutinasi disetiap
sumuran bioplate.
Hasil Pengamatan
9
Hasil Sel Grouping Hasil Serum Grouping
a. Sel Grouping (forward Typing)
1 tetes anti-A 1 tetes anti-B 1 tetes anti-AB
+ + +
Reagen 1 tetes suspense 1 tetes suspense 1 tetes suspense
sel 10% sel 10% sel 10%
10
Golongan darah A
Kesimpulan
Positif
Hasil Positif Aglutinasi
Golongan darah A
Kesimpulan
c. Rhesus
1 tetes sel 1 tetes sel
5% 5%
+ +
Reagen
1 tetes Anti- 1 tetes BA
D 6%
Negatif
Hasil Positif (3+)
Rhesus D +
Kesimpulan
Pembahasan
Pemeriksaan golongan darah bertujuan untuk mengetahui antigen dan antibody yang
dimiliki oleh pasien untuk menentukan golongan darahnya. Antigen terletak pada permukaan
sel darah merah (eritrosit) sedangkan antibody terletak didalam serum, sehingga untuk
mengetahui golongan darah berdasarkan antigen yang dimiliki digunakan pemeriksaan
pemeriksaan golongan darah dengan metode cell grouping (forward typing) baik dengan
slide maupun tube, sedangkan apabila berdasarkan dengan antibody yang dimiliki digunakan
pemeriksaan golongan darah dengan metode serum grouping (back typing) baik dengan slide
11
maupun tube. Pada orang dengan golongan darah A maka orang tersebut memiliki antibody
B dalam serum dan antigen A dalam eritrosit, orang dengan golongan darah B maka orang
tersebut memiliki antibody A dalam serum dan antigen B dalam eritrosit, orang dengan
golongan darah AB maka orang tersebut memiliki tidak memiliki antibody dalam serumnya
tetapi memiliki antigen A dan B dalam eritrosit, sedangkan orang dengan golongan darah O
memiliki antibody A dan B tetapi tidak memiliki antigen A tau B.
Pada Pemeriksaan ini menggunakan sel dan serum probandus milik Halumma
Fadhilah, Pada pemeriksaan yang telah dilakukan, hasil pemeriksaan sel grouping pada
metode slide dengan bioplate diperoleh hasil negative atau tidak terjadi suatu reaksi
aglutinasi pada masing-masing anti-A, anti-B, anti-AB yang ditambahkan dengan suspense
sel 10%, sehingga dapat diketahui bahwa sel tersebut mengandung antigen A, AB sehingga
golongan darah dari pasien tersebut adalah A. tetapi untuk pemeriksaan anti-D diperoleh
hasil positif aglutinasi sehingga golongan darah system rhesus dari pasien adalah rhesus D +.
sedangkan pada pemerikssan dengan serum grouping diperoleh hasil positif pada penamban
sel B 5% pada serum pasien yang ditunjukan dengan adanya aglutinasi, dan negative pada
pada autocontrol. Hal tersebut menunjukan adanya antibody Beta pada serum pasien, yang
miliki oleh golongan darah A. sehingga golongan darah dari pasien adalah A. autocontrol
dilakukan untuk mengetahui adanya autoimun apabila hasil dari autocontrol positive. Dari
pemeriksaan yang dilakukan autocontrol yang diperiksa negative yang ditunjukan dengan
tidak adanya aglutinasi, sehingga dapat diketahui pula bahwa tidak terdapat suatu kondisi
autoimun. Dari pemeriksaan serum dan sel grouping dengan metode slide diperoleh hasil
golongan darah dari pasien adalah golongan darah A dengan rhesus D+.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan golongan darah yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
golongan darah pasien adalah Golongan darah A dengan Rhesus D+.
12
Uji Silang Serasi/Crossmatch Mayor Minor
13
Jika golongan darah ABO penerima dan donor sama, baik mayor maupun minor
test tidak bereaksi. Jika berlainan umpamanya donor golongan darah O dan penerima
golongan darah A maka pada test minor akan terjadi aglutinasi.Mayor crossmatch
merupakan tindakan terakhir untuk melindung ikeselamatan penerima darah dan sebaiknya
dilakukan demikian sehingga Complete Antibodies maupun incomplete Antibodies dapat
ditemukan dengan cara tabung saja. Cara dengan objek glass kurang menjaminkan hasil
percobaan.Reaksi silang yang dilakukan hanya pada suhu kamar saja tidak dapat
mengesampingkan aglutinin Rh yang hanya bereaksi pada suhu 37°c.
Untuk menentukan anti Rh sebaiknya digunakan cara Crossmatch dengan high
protein methode. Ada beberapa cara untuk menentukan reaksi silang yaitu reaksi silang
dalam larutan garam faal dan reaksi silang pada objek glass.Pemeriksaan uji silang serasi
ini dilakukan untuk satu donor menggunakan metode aglutinasi dengan tabung. Dalam uji
silang ini, sel donor dicampur dengan serum penerima (Mayor Crossmatch) dan sel
penerima dicampur denganserum donor dalam bovine albumin 22% akan terjadi aglutinasi
atau gumpalandan hemolisis bila golongan darah tidak cocok.
Pemeriksaan crossmatch metode gel test adalah penambahan suspense sel dan
serum atau plasma dalam microtube yang berisi gel di dalam buffer berisai reagen (anti-A
anti-B anti-D enzim, anti Ig-G anti Komplement, microtube diinkubasi selama 15 menit
pada suhu 37 dan di centrifuge. Aglutinasi yang terbentuk akan terperangkat di atas
permukaan gel. Aglutinasi tidak terbentuk apabila eritrosit melewati pori-pori gel dan akan
mengendap di dasar microtube.
Alat dan Bahan
Gel tube
Pipet tetes
Waterbath
Senstrifus
Kaca objek
Mikroskop
Diluent
Bovine Albumine 22%
Serum coombs
Sel Uji Coombs
14
Darah Pasien
Darah Donor
15
Mayor : sel darah donor 50µ+serum pasien 25µ
7. Dihomogenkan
8. Inkubasi 15’ 37ºC
9. Diamati
Hasil Pengamatan
16
Pembahasan
Pemeriksaan uji silang serasi bertujuan untuk menentukan cocok tidaknyadarah
donor dengan darah penerima untuk persiapan transfusi darah.Tujuan dari pemeriksaan
ini adalah untuk memastikan bahwa transfusi darah tidak menimbulkan reaksi apapun
pada resipien serta sel-sel darah merah bisa mencapaimasa hidup maksimum setelah
diberikan. Uji silang serasi dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi pada
darah pasien yang akan bereaksi dengan darah donor atau sebaliknya. Bahkan walaupun
golongan darah ABO dan Rh pasien dan donor telah diketahui, adalah hal mutlak untuk
melakukan uji silang serasi.Mayor crossmatch adalah serum penerima dicampur dengan
sel donor dan minor cross match adalah serum donor dicampur dengan sel penerima.
Untuk menentukan anti Rh sebaiknya digunakan cara Crossmatch dengan high
protein methode. Ada beberapa cara untuk menentukan reaksi silang yaitu reaksi silang
dalam larutan garam faal dan reaksi silang pada objek glass.Pemeriksaan uji silang
serasi ini dilakukan untuk satu donor menggunakan metode aglutinasi dengan tabung.
Dalam uji silang ini, sel donor dicampur dengan serum penerima (Mayor Crossmatch)
dan sel penerima dicampur denganserum donor dalam bovine albumin 22% akan terjadi
aglutinasi atau gumpalandan hemolisis bila golongan darah tidak cocok/ pada metode
tube ini ditandai dengan endapat eritrosit dan bagian atas yang jernih dinyatakan dengan
hasil negative.
Kesimpulan
Dari Praktikum kali ini materi Crossmatch dengan metode gell tube, terjadi
endapan pada gel tube dengan atasan jernih maka darah dapat di transfusikan
17
Pemeriksaan Direct Coombs Test dan Indirect Coombs Test
19
Direct Antoglobulin Test (DAT) merupakan suatu test yang digunakan untuk mencari
adanya globulin manusia pada permukaan sel-sel yang telah disensitasi.Sel yang tersensitasi
merupakan sel yang diselubungi oleh antibodi tetapi bukan teraglutinasi.Antibodi IgG tidak
mengakibatkan aglutinasi sel-sel darah merah yang mempunyai antigen pasangannya bila
berada dalam larutan fisiologis NaCl . akan tetapi hanya mampu menyelubungi atau
mensensitasi . Masa hidup immunoglobulin IgG sekitar 60-70 hari. DAT(Direct Antiglobulin
Test) digunakan untuk mendeteksi antibodi atau komplemen yang menyelubungi pada sel
darah merah invivo dengan menggunakan AHG terutama IgG dan C3d . Setelah sel darah
merah dicuci dengan saline kemudian ditambahkan dengan reagen AHG . Anti Human
Globulin (Bovine Albumin22%) digunakan sebagai reagen untuk mereaksikan kelompok
darah yang secara spesifik bereaksi dengan globulin manusia.Bila AHG bereaksi dengan
globulin bebas dalam serum maka tidak menimbulkan aglutinasi eritrosit .Perlu proses
pencucian eritrosit untuk menghilangkan globulin bebas. Antiglobulin test mampu mendeteksi
150 sampai 500 molekul IgG tiap sel darah merah .Aglutinasi lengkap terjadi bila sel
tersensitisasi oleh 1000 molekul IgG. Pada DAT deteksi globulin sampai terikat, komponen
darah yang diuji adalah eritrosit, sensitisasi terjadi didalam in-vivo, inkubasi dengan suspensi
eritrosit menghasilkan nilai negatif, hasil positif ditunjukkan dengan aglutinasi .
Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi misalnya penyakit Auto Immune Hemolytic Anemia
(AIHA),drug induced hemolysis, allo imun reaksi oleh karena reaksi tranfusi.Jenis reagen yang
digunakan dalam pemeriksaan ini adalah polyspesifik AHG yang mengandung antibodi terhadap IgG
manusia dan anti komplemen C3d dari komplemen manusia .Selain mengandung anti-IgG dan anti-
C4d.Anti bodi yang mempunyai arti klinis yang terpenting adalah dari AHG yang mendeteksi adanya
IgG. Reagen ini disiapkan dan distandarisasi untuk mendeteksi berbagai macam IgG antibodi.
Aktivitas Anti-C3d sangat penting artinya untuk pemeriksaan DCT pada pemeriksaan AIHA karena
kemungkinan C3d merupakan globulin satu-satunya yang dapat dideteksi pada sel darah merah
penderita AIHA.(Anonim,2011)
20
- Tabung reaksi
- Slide test
- Tempat pembuangan limbah
- Pipet
- Inkubator
- Stopwacht
- Tissue
- Gelas kimia
2. Bahan
- Anti human globulin
- Saline /NaCl 0,9 %
- Coombs control cell
- Suspensi SDM 5%
Cara kerja
Direct Coombs Test metode Gel Indirect coombs Test metode Gel
Tube Test
1. disiapkan sampel pasien/donor 1. disiapkan sel O 1%
2. diambil suspensi sel 1% 2. disiapkan serum Psien/Donor
3. disiapkan gell card 3. Disiapkan Gel card
4. diisi identitas 4. diisi identitas
5. diambil 50 sel 1% 5. dimasukan sel 50 presisi miring
6. dimasukan ke gell presisi miring 6. dimasukan serum 25 presisi tegak
putar/centrifuge selama 10' lurus
7. dibaca hasil 7. dihomogenkan
8. inkubasi 15' suhu 37
9. diputar 10'
10. dibaca hasil
21
Hasil Pengamatan
22
Gel tube Interpertasi
Pembahasan
Pada praktikum ini telah di lakukan pemeriksaan ICT dan DCT pada darah pasien .dimana
pemeriksaan ICT dan DCT adalah pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya
antibody yang melekat pada permukaan sel eritroasit dan anti body .
Bila terjadi aglutinasi/bagian atas gell tube keruh sel darah merah dinyakan sebagai hasil
positif, pada DCT (Direct Coombs Test) diindikasikan adanya sensitasi human IgG atau
komplemen pada sel darah merah. Nilai positif DCT yang mengarah kemungkinan adanya
antibodi yang mempunyai arti klinis, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dari hasil pemeriksaan indirect coombs test ini, tidak ditemukan adanya antibody
incomplete yang meekat (Coated) pada sel darah erah pasien .
Tes ICT ( Indirect Coombs Test) untuk mecegah terjadinya ketidakcocokan golongan darah
dalam transfusi, dimana eritrosit donor dicampur ke dalam darah resipien yang sudah
mengandung antibody terhadap antigenik determinan dari eritrosit. Hasil tes negatif berarti
bahwa darah pasien kompatibel dengan darah anda untuk menerima dengan transfusi.
Kesimpulan
Dalam pemeriksaan DCT (Direct Coombs Test) dan ICT (Indirect Coombs Test)
pasien diatas tidak ditemukan adanya Antibodi spesifik yang melekat pada eritrosit atau
dikatakan terjadi sensitasi human IgG
23
Daftar Pustaka
http://mycermat.blogspot.com/2018/04/laporan-imuno-hematologi-p-pemeriksaan.html?m=1 Diakses
tanggal 9 April 2020
24